BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. penentu status kesejahteraan negara. Hal tersebut dikarenakan Angka Kematian

BAB I PENDAHULUAN. dibandingkan pada 2007 sebesar 228 per kelahiran hidup. Kenyataan

BAB 1 PENDAHULUAN. partus lama karena inertia uteri, perdarahan post partum karena atonia. uteri, syok, infeksi (baik intrapartum atau post partum).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kehamilan merupakan suatu proses yang dialami oleh seluruh wanita

BAB I PENDAHULUAN. akibat dari berbagai perubahan anatomik serta fisiologik yang terjadi dalam

BAB I PENDAHULUAN. Organization (WHO), salah satunya diukur dari besarnya angka kematian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sangat besar terhadap kualitas sumber daya manusia. Anemia pada ibu hamil

PENDAHULUAN. Sebagian besar kasus kematian ibu di dunia terjadi di negara- negara. bila dibandingkan dengan negara-negara lain. Berdasarkan Survei

BAB 1 PENDAHULUAN. awal dari usaha menjaga kesehatan wanita. Organ seksual/ reproduksi wanita

BAB I PENDAHULUAN. yang berhubungan dengan kehamilan yang dapat menyebabkan kematian (Dinana,

BAB I PENDAHULUAN. pertolongan di fokuskan pada periode intrapartum (Saleha, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. tahun Penurunan angka kematian ibu per kelahiran bayi. Millenium (Millenium Development Goals/MDGs).

BAB I PENDAHULUAN. adalah kematian ibu dan angka kematian perinatal. Di dunia, setiap menit

BAB I PENDAHULUAN. serius di negara berkembang. Menurut laporan World Health Organization

BAB I. sel darah normal pada kehamilan. (Varney,2007,p.623) sampai 89% dengan menetapkan kadar Hb 11gr% sebagai dasarnya.

BAB I PENDAHULUAN. berkembang organ demi organ lengkap dengan segala fungsi masing-masing, dan

BAB I PENDAHULUAN. melahirkan. Pada masa ini terjadi perubahan sistem -sistem dalam tubuh, atau

BAB 1 PENDAHULUAN. dibawah 11 gr% (Saifuddin, 2001), sedangkan menurut Royston (1993) anemia

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. disebut dengan puerperium (Patricia W. Ladewig, 2006).

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Angka kematian maternal di negara negara maju berkisar antara 5-10

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Periode post partum ialah masa enam minggu sejak bayi lahir

BAB 1 PENDAHULUAN. partum.dari data WHO menunjukan 25% kematian maternal disebabkan. oleh perdarahan post partum dan di perkirakan 100.

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN PERDARAHAN POSTPARTUM DI RSU PKU MUHAMMADIYAH BANTUL

BAB I PENDAHULUAN. yaitu meningkatnya status kesehatan dan gizi masyarakat antara lain dengan

BAB I PENDAHULUAN. melihat derajat kesehatan perempuan. Salah satu target yang ditentukan

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan tantangan yang lebih sulit dicapai dibandingkan dengan target Millenium

Jurnal Keperawatan, Volume IX, No. 2, Oktober 2013 ISSN HUBUNGAN USIA IBU DENGAN KOMPLIKASI KEHAMILAN PADA PRIMIGRAVIDA

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan kesehatan ibu merupakan salah satu tujuan Millenium Development

BAB 1 PENDAHULUAN. 2012, Angka kematian ibu adalah 395 per kelahiran hidup.

BAB I PENDAHULUAN. kematian ibu dan angka kematian perinatal. Menurut World Health. melahirkan dan nifas masih merupakan masalah besar yang terjadi di

I. PENDAHULUAN. seorang wanita yang melahirkan bayi yang dapat hidup pada setiap

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indikator derajat kesehatan masyarakat, tercermin dalam kondisi angka kematian,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Asuhan selama periode masa nifas perlu mendapat perhatian karena sekitar

BAB I PENDAHULUAN. konsepsi, fertilisasi, nidasi, dan implantasi. Selama masa kehamilan, gizi ibu dan

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan persalinan yang ditolong tenaga kesehatan di. kesehatan meluncurkan upaya terobosan berupa Jaminan Persalinan

BAB I PENDAHULUAN. lahir. Hal ini merupakan suatu pergeseran paradigma dari sikap menunggu

BAB I PENDAHULUAN. Penyebab tingginya angka kematian ibu terutama disebabkan karena faktor

BAB I PENDAHULUAN. wanita sebagai calon ibu, karena pada masa kehamilan akan terjadi

Nunung Nurjanah Akademi Kebidanan Muhammadiyah Cirebon, Jawa Barat, Indonesia, ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Asuhan masa nifas diperlukan dalam periode ini karena merupakan

BAB 1 PENDAHULUAN. masa kehamilan. Anemia fisiologis merupakan istilah yang sering. walaupun massa eritrosit sendiri meningkat sekitar 25%, ini tetap

BAB I PENDAHULUAN. menentukan derajat kesehatan masyarakat. Di Indonesia Angka Kematian Ibu

BAB I PENDAHULUAN. Kehamilan, persalinan, dan nifas merupakan proses reproduksi yang normal.

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG RESIKO TINGGI KEHAMILAN DENGAN KEPATUHAN KUNJUNGAN ANTENATAL CARE DI RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dibandingkan negara-negara ASEAN lainnya seperti Thailand, Malaysia

BAB I PENDAHULUAN. 2012, Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia adalah 359 per

BAB I PENDAHULUAN. Kehamilan merupakan salah satu masa penting di dalam kehidupan. seorang wanita, selama kehamilan akan terjadi proses alamiah berupa

BAB I PENDAHULUAN. dikonsumsi oleh organisme secara normal melaui berbagai tahapan yaitu

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki angka kematian

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan suatu negara. Angka Kematian Ibu (AKI) adalah indikator di bidang kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. rentan terjadi, hal ini sering banyaknya kejadian atau kasus-kasus yang

BAB 1 PENDAHULUAN. penurunan angka kematian ibu (AKI) dan bayi sampai pada batas angka

BAB I PENDAHULUAN. Sasaran Pembangunan Millenium Development Goals (MDGS) adalah 102 per

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 : PENDAHULUAN. Kesehatan reproduksi menurut World Health Organization (WHO) merupakan suatu

BAB I PENDAHULUAN. bangsa dalam pelayanan kesehatan. Persalinan merupakan suatu proses pengeluaran

BAB 1. terutama yaitu perdarahan 28%. Sebab lain yaitu eklamsi 24%, infeksi 11%, pelayanan obstetri belum menyeluruh masyarakat dengan layanan yang

BAB I PENDAHULUAN. masa nifas saat ini didunia masih sangat tinggi. Tahun 2007 setiap 1 menit

BAB I PENDAHULUAN. hari) dan ada yang mengalami kelambatan dalam penyembuhannya (Rejeki,

BAB I PENDAHULUAN. Tingginya angka kematian ibu di dunia pada tahun 2000 disebabkan kehamilan

BAB I PENDAHULUAN. Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Fatihah Rizqi, Kebidanan DIII UMP, 2015

BAB I PENDAHULUAN. hamil. Anemia pada ibu hamil yang disebut Potensial danger of mother and. intra partum maupun post partum (Manuaba, 2008).

BAB I PENDAHULUAN. Kehamilan merupakan permulaan suatu kehidupan baru. pertumbuhan janin pada seorang ibu. Ibu hamil merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan tekanan darah dan proteinuria yang muncul ditrimester kedua

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. status kesehatan ibu pada suatu wilayah, salah satunya yaitu angka

BAB I PENDAHULUAN. memberikan pelayanan kesehatan (Saifuddin, 2006). Menurut WHO (World Health Organization), pada tahun 2013 AKI

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 99 persen kasus kematian ibu terjadi di negara berkembang. Hal ini terungkap

PENDAHULUAN. keberhasilan pembangunan kesehatan. Indonesia merupakan angka tertinggi dibandingkan Negara Negara

BAB I PENDAHULUAN. penurunan angka kematian ibu (Maternity Mortality Rate) sampai pada

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar bealakang. Setiap wanita menginginkan persalinannya berjalan lancar dan dapat

BAB 1 : PENDAHULUAN. kesehatan masyarakat. Kementerian Kesehatan RI (Kemenkes RI) tahun 2010 menyebutkan

BAB I PENDAHULUAN. Organisasi kesehatan dunia yaitu Worid Health Organization (WHO) telah membuat program-program untuk meningkatkan derajat kesehatan

BAB 1 PENDAHULUAN. Lamanya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari)

BAB I PENDAHULUAN. dapat digunakan sebagai indikator dalam penilaian keberhasilan pelayanan

BAB 1 : PENDAHULUAN. SDKI tahun 2007 yaitu 228 kematian per kelahiran hidup. (1)

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Derajat kesehatan penduduk merupakan salah satu indikator kualitas

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Masalah kesehatan reproduksi wanita menjadi perhatian yang perlu

HUBUNGAN MOBILISASI DINI DENGAN RETENSIO URINE PADA IBU NIFAS DI RSUD DR. SOEKARDJO KOTA TASIKMALAYA

BAB I PENDAHULUAN. maternal disebabkan oleh perdarahan post partum dan diperkirakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kehamilan merupakan suatu keadaan fisiologis yang menjadi dambaan

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Angka kematian ibu (AKI) atau Maternal Mortality Rate (MMR) merupakan

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Upaya meningkatkan derajat kesehatan ibu dan balita sangatlah penting,

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. ( Mochtar, 1998 ). Persalinan seringkali mengakibatkan perlukaan jalan lahir.luka

BAB I PENDAHULUAN.

BAB I PENDAHULUAN. Hipertensi merupakan tekanan darah di atas batas normal, hipertensi

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kehamilan 20 minggu hingga 37 minggu dihitung dari hari pertama haid

PENGARUH MOBILISASI DINI TERHADAP PENURUNAN TINGGI FUNDUS UTERI PADA IBU POST PARTUM SPONTAN DI RSUD TUGUREJO SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. dengan jumlah kelahiran hidup. Faktor-faktor yang mempengaruhi AKB

BAB I PENDAHULUAN. mortalitas bagi ibu pasca bersalin. (Saifuddin, 2006). Infeksi. setelah persalinan (Rayburn dan Carey, 2001).

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kehamilan dan persalinan adalah suatu proses yang normal, alami

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Cirebon, Jawa Barat, Indonesia, ABSTRAK

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Leukositosis adalah peningkatan jumlah sel darah putih (leukosit) melebihi kadar normal di dalam darah yaitu 11.000/mm³. 1 Leukositosis akan meningkat selama persalinan sebanyak 15.000/mm 3. Jumlah leukosit akan tetap tinggi selama beberapa hari pertama masa post partum. 2 Leukositosis pada kehamilan terjadi akibat toleransi ibu terhadap antigen jaringan asing dari janin yang bersifat semialogenik. 3 Leukositosis yang terjadi selama persalinan dan post partum menyerupai leukositosis yang berhubungan dengan latihan fisik berat, dimana sel darah putih yang sebelumnya tidak tampak kembali masuk ke sirkulasi aktif. 2 Pada awal post partum jumlah hemoglobin, hematokrit, leukosit dan eritrosit sangat bervariasi. Hal ini disebabkan volume darah, volume plasma dan tingkat volume sel darah yang berubah-ubah. 2 Leukosit yang meningkat menunjukkan suatu respon fisiologis untuk melindungi tubuh dari mikroorganisme. 5 Dampak yang dapat disebabkan oleh leukositosis adalah sering menyebabkan oklusi pembuluh darah, mengakibatkan iskemia, perdarahan, dan edema dari organ-organ yang terlibat. 6 Peningkatan kadar leukosit sering terjadi akibat adanya infeksi, sebagai respon terhadap agen infeksius. 7 Proses inflamasi akibat agen infeksius ini akan mencetuskan mediator-mediator inflamasi seperti histamin, sitokin, leukotrien, dan prostaglandin. Hal ini menyebabkan terjadinya reaksi peradangan dengan perantara sel darah putih untuk melakukan proses fagositosis pada bakteri. 3 Menurut data World Health Organization (WHO) tahun 2012, sebanyak 99 % kematian ibu akibat masalah persalinan atau kelahiran terjadi di negara-negara berkembang. Rasio kematian ibu di negara-negara berkembang merupakan yang tertinggi dengan 450 kematian ibu per 100 ribu 1

kelahiran bayi hidup jika dibandingkan dengan rasio kematian ibu di sembilan negara maju dan 51 negara persemakmuran. Menurut WHO, 81% angka kematian ibu (AKI) akibat komplikasi selama hamil dan bersalin, dan 25% selama masa post partum. 8 Menurut Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2013 Angka Kematian Ibu (AKI) masih cukup tinggi, yaitu 228 per 100.000 kelahiran hidup penyebab kematian ibu paling banyak terjadi pada saat masa nifas, yaitu karena perdarahan setelah persalinan 28%, eklampsia 24%, infeksi atau leukositosis 11%, kurang energi setelah melahirkan 11%, abortus 5%, partus lama 5%, dan emboli 3%. Dari data diatas dapat kita lihat bahwa infeksi menduduki peringkat ketiga setelah perdarahan dan eklampsia. 9 AKI yang tinggi menunjukkan rawannya derajat kesehatan ibu. Jumlah kasus kematian ibu yang dilaporkan di provinsi Jawa Tengah sampai dengan bulan Desember tahun 2015 sebanyak 178 kasus. Terjadi peningkatan yang signifikan dibanding tahun 2014 yaitu sebanyak 152 kasus. Penyumbang kematian terbanyak adalah Kota dengan kasus perdarahan (23%), leukositosis / infeksi (2%). 10 Leukositosis/ infeksi masih menyumbangkan angka kematian pada ibu nifas jika tidak tertangani akan menimbulkan komplikasi seperti infeksi pada kandung kemih maupun infeksi dari jalan lahir, infeksi ini tidak bisa dibiarkan karena menyebabkan kematian pada ibu nifas sebanyak 50%. Diperkirakan bahwa 50% kematian masa nifas terjadi dalam 24 jam pertama. Secara nasional, angka kejadian leukositosis/ infeksi pada kala nifas mencapai 2,7% dan 0,7% diantaranya berkembang kearah infeksi akut. Dengan demikian asuhan pada masa nifas diperlukan dalam periode ini karena merupakan masa kritis baik ibu maupun bayinya. Masa post partum atau nifas adalah periode pemulihan dari perubahan anatomis dan fisiologis yang terjadi selama kehamilan dan proses kelahiran. Masalah yang timbul pada masa nifas akan lebih komplek jika terdapat masalah leukositosis / infeksi pada post partum. Hal ini ditandai dengan 2

nifas. 11 Kejadian leukositosis / infeksi akan semakin meningkat apabila meningkatnya suhu badan ibu post partum selama 24 jam pertama setelah melahirkan. 11 Penyebab tingginya leukosit pada ibu nifas dapat disebabkan karena faktor internal maupun eksternal. Faktor internal yang dapat menyebabkan leukositosis pada ibu nifas antara lain paritas, usia, status gizi seseorang, anemia dan kehamilan. 6 Faktor eksternal yang berperan dalam terjadinya leukositosis pada ibu nifas adalah tempat ketinggian, proses inflamasi, obatobatan dan jenis persalinan. 7 Beberapa faktor tersebut secara umum tergantung dari kondisi selama kehamilan. Saat masa kehamilan kondisi fisik seorang wanita akan melemah. Adanya paparan terhadap mikroorganisme terhadap tubuh wanita hamil akan semakin mempermudah reaksi tubuh untuk meningkatkan kadar leukosit sebagai mekanisme pertahanan tubuh. Selain itu, anemia pada kehamilan dan persalinan adalah janin akan lahir dengan tindakan, hal ini disebabkan karena ibu cepat lelah. Sedangkan pada post partum dapat menyebabkan atonia uteri, retensio placenta, perlukaan sukar sembuh, mudah terjadi febris puerpurolis, mudah terkena infeksi dan gangguan involusio uteri. 12 Jenis persalinan salah satu faktor yang dapat berpengaruh terjadinya leukositosis karena tindakan persalinan yang dapat menimbulkan trauma jalan lahir. 10 Trauma persalinan dapat terjadi seperti perlukaan pada serviks, perlukaan pada forniks-kolpoporeksis, terjadi ruptura uteri lengkap atau tidak lengkap, dan terjadi fistula atau inkontinensia. Selain itu proses sterilitas dalam proses persalinan juga akan sangat berpengaruh terhadap kontaminasi bakteri yang dapat meningkatkan kejadian leukositosis/ infeksi pada masa didahului oleh keadaan umum yang rendah (anemia saat hamil, sudah terdapat manipulasi intrauterin saat persalinan yang berhubungan dengan jenis persalinan yang dilakukan, dan sudah terdapat infeksi sejak awal), perlukaan atau trauma pada persalinan yang menjadi jalan masuk bakteri. 13 3

Keterlambatan pengambilan keputusan secara tepat dapat mengakibatkan komplikasi pada ibu nifas. Hal ini disebabkan karena kondisi ibu nifas yang mengalami penurunan daya tahan tubuh akibat kelelahan pada saat proses persalinan, perdarahan, serta adanya trauma atau luka perineum pada saat persalinan. 12 Berdasarkan data dari RSUD Tugurejo pada bulan November 2016 sebanyak 150 jumlah ibu bersalin dan yang mengalami leukositosis sebanyak 40 orang (26,67 %), bulan Desember 2016 jumlah ibu bersalin 162 dan yang mengalami leukositosis adalah 65 orang (40,12 %). Dengan melihat fenomena leukositosis yang terjadi maka peneliti tertarik untuk meneliti risiko kejadian leukositosis pada ibu nifas di RSUD Tugurejo B. Rumusan masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah Bagaimanakah gambaran kejadian leukositosis pada ibu nifas di RSUD Tugurejo? C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Mendiskripsikan kejadian leukositosis pada ibu nifas di RSUD Tugurejo 2. Tujuan Khusus a. Mendeskripsikan kejadian leukositosis pada ibu nifas di RSUD Tugurejo b. Mendeskripsikan karakteristik ibu nifas yaitu meliputi (usia, pendidikan, paritas) di RSUD Tugurejo. c. Mendeskripsikan status gizi pada ibu nifas di RSUD Tugurejo 4

d. Mendeskripsikan proses inflamasi pada ibu nifas di RSUD Tugurejo e. Mendeskripsikan status anemia pada ibu nifas di RSUD Tugurejo. f. Mendeskripsikan jenis persalinan pada ibu nifas di RSUD Tugurejo. D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk mengetahui faktor risiko kejadian leukositosis pada ibu nifas. 2. Manfaat Praktis a. Untuk pihak RSUD Tugurejo, dapat memberikan pelayanan optimal di dalam ruang lingkup pelayanan, maupun dalam mengoptimalkan tatalaksana pencegahan infeksi, yang menjadi salah satu faktor risiko terjadinya kematian maternal akibat infeksi. b. Untuk tenaga medis, dapat memberikan evidence based tentang faktor penyebab tingginya kadar leukosit berdasarkan risiko persalinan dan nifas. c. Bagi masyarakat, untuk mengenali dan memberikan informasi tentang tanda-tanda infeksi, pentingnya pencegahan infeksi pada proses persalinan. d. Untuk ilmu pengetahuan, dapat digunakan sebagai sumber masukan untuk penelitian selanjutnya dan menunjang ilmu pengetahuan secara terus menerus. 5

E. Keaslian Penelitian Tabel 1.1 Keaslian Penelitian No Peneliti (th) 1. Farida Maharani (2012) 14 Judul Hubungan Peningkatan Kadar Leukosit Dengan Kejadian Persalinan Prematur DI RSUD DR. MOEWARDI 2. Evi Astuti, (2013) 15 Tingkat pengetahuan ibu nifas tentang tanda bahaya nifas di BPS Siti Murwani Batuwarno Wonogiri 3. Ita Yuni Asih (2014) 16 Hubungan teknik perwatan luka perinium dengan kejadian infeksi pada ibu post partum di RSUP dr. Sardjito Yogyakarta Desain studi cross sectional Deskriptif kuantitatif Deskriptif korelasion al dengan pendekatan cross sectional Variabel Penelitian a. Peningkatan kadar leukosit b. Kejadian persalinan prematur Variabel tunggal yaitu tingkat pengetahuan ibu nifas tentang tanda bahaya nifas a. Teknik perawatan luka perinium b. Kejadian infeksi Hasil Terdapat hubungan antara peningkatan kadar leukosit dengan kejadian persalinan prematur Didapatkan nilai mean 19,63 dan SD 4,59 sehingga didapatkan pengetahuan baik 5 orang (13,9%), pengetahuan cukup 23 orang (63,9 %), dan pengetahuan Kurang 8 orang (22,2 % ). Dimungkinkan karena pengaruh tingkat umur informasi tentang tanda bahaya nifas yang didapatkan Ada hubungan yang signifikan antrara teknik perawatan luka perinium dengan kejadian infeksi pada ibu post partum dengan nilai p value 0,012 Perbedaan penelitian ini dengan penelitian Farida Maharani terletak pada variabel terikat, sasaran penelitian dan lokasi penelitian. Pada penelitian Farida Maharani menggunakan variabel terikat kejadian persalinan prematur, sasaran penelitian tersebut yaitu ibu bersalin prematur di RSUD DR. Moewardi. Perbedaan dengan penelitian Evi Astuti adalah pada variabel penelitian dimana penelitian Evi merupakan variabel tunggal yaitu tingkat 6

pengetahuan ibu nifas tentang tanda bahaya nifas dan objek penelitian berada di BPS Siti Murwani Batuwarno Wonogiri. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan oleh Ita Yuni Asih yaitu penelitian ini menggunakan desain penelitian deskriptif kuantitatif sedangkan penelitian Ita menggunakan desain deskriptif korelasional dengan pendekatan cross sectional. Variabel peneltian ini merupakan variabel tunggal sedangkan pada penelitian Ita terdapat dua variabel yaitu variabel bebas teknik perawatan luka perinium dan variabel terikat kejadian infeksi pada ibu post partum. 7