KARYA TULIS ILMIAH. ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA Tn.H DENGAN GANGGUAN PERSEPSI SENSORI HALUSINASI DI RUANG SENA RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA

dokumen-dokumen yang mirip
ASUHAN KEPERAWATAN PADA Sdr. D DENGAN GANGGUAN PERSEPSI SENSORI : HALUSINASI DI RUANG MAESPATI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. H DENGAN PERUBAHAN PERSEPSI SENSORI HALUSINASI PENDENGARAN DI RUANG SENA RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. gangguan pada fungsi mental, yang meliputi: emosi, pikiran, perilaku,

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA TN. S DENGAN GANGGUAN MENARIK DIRI DI RUANG ABIMANYU RSJD SURAKARTA

NASKAH PUBLIKASI ILMIAH

NASKAH PUBLIKASI ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. S DENGAN GANGGUAN PERILAKU KEKERASAN DI RUANG SHINTA RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

NASKAH PUBLIKASI ILMIAH

ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. L DENGAN GANGGUAN PERSEPSI SENSORI : HALUSINASI PENDENGARAN DI RUANG SRIKANDI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA

BAB II KONSEP DASAR A. PENGERTIAN. Halusinasi adalah suatu persepsi yang salah tanpa dijumpai adanya

BAB II TINJAUAN TEORI. (DepKes, 2000 dalam Direja, 2011). Adapun kerusakan interaksi sosial

BAB II TINJAUAN TEORI. pengecapan maupun perabaan (Yosep, 2011). Menurut Stuart (2007)

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Guna Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat Untuk Menyelesaikan Program Pendidikan Diploma III Keperawatan

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA Ny. J DENGAN PERILAKU KEKERASAN DI RUANG SUMBADRA RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manusia sebagai makhluk holistik dipengaruhi oleh lingkungan dari dalam

Koping individu tidak efektif

NASKAH PUBLIKASI ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. S DENGAN HALUSINASI PENDENGARAN DI RUANG SEMBADRA RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA

Disusun Oleh : DIAN ISMIA WARDANI J KARYA TULIS ILMIAH

BAB IV PEMBAHASAN DAN KESIMPULAN

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny.S DENGAN GANGGUAN DEFISIT PERAWATAN DIRI DI BANGSAL SRIKANDI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kesehatan jiwa menurut Undang-Undang No. 3 Tahun 1966 merupakan

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny.L DENGAN GANGGUAN PERSEPSI SENSORI : HALUSINASI PENDENGARAN DI RUANG SRIKANDI RSJD SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA Tn.E DENGAN GANGGUAN ISOLASI SOSIAL : MENARIK DIRI DI RUANG ARJUNA RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA

KAJIAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN. I DENGAN GANGGUAN PERSEPSI SENSORI: HALUSINASI PENDENGARAN DI RUANG SADEWA RSJD KOTA SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA TN.S DENGAN GANGGUAN PERSEPSI SENSORI : HALUSINASI PENGLIHATAN DI RUANG ABIMANYU RSJ DAERAH SURAKARTA

BAB II TINJAUAN TEORI. dengan orang lain (Keliat, 2011).Adapun kerusakan interaksi sosial

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Walgito (2001, dalam Sunaryo, 2004).

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA Nn. S DENGAN PERUBAHAN PERSEPSI SENSORI HALUSINASI PENDENGARAN DI RUANG SUMBODRO RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA

KARYA TULIS ILMIAH. ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN Tn.K DENGAN HALUSINASI PENGLIHATAN DI RUANG GELATIK RUMAH SAKIT JIWA MENUR SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. keselarasan dan keseimbangan kejiwaan yang mencerminkan kedewasaan

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny. M DENGAN ISOLASI SOSIAL MENARIK DIRI DI RUANG SUMBODRO RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA KARYA TULIS ILMIAH

PENATALAKSANAAN PASIEN GANGGUAN JIWA DENGAN ISOLASI SOSIAL: MENARIK DIRI DI RUANG ARIMBI RSJD Dr. AMINO GONDOHUTOMO SEMARANG. Oleh

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan Jiwa menurut Rancangan Undang-Undang Kesehatan Jiwa tahun

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. M DENGAN DEFISIT PERAWATAN DIRI DI BANGSAL AMARTA RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI ILMIAH

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang

KAJIAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN. I DENGAN GANGGUAN PERSEPSI SENSORI: HALUSINASI PENDENGARAN DI RUANG SADEWA RSJD KOTA SURAKARTA

KARYA TULIS ILMIAH NASKAH PUBLIKASI. Disusun oleh : EBNU HANGGA NURSITO J KARYA TULIS ILMIYAH

PENGARUH PENERAPAN STANDAR ASUHAN KEPERAWATAN PERILAKU KEKERASAN. Abstrak

Kesehatan jiwa menurut Undang-Undang Republik Indonesia No. 18. secara fisik, mental, spiritual, dan sosial sehingga individu tersebut menyadari

BAB I PENDAHULUAN. teknologi yang pesat menjadi stresor pada kehidupan manusia. Jika individu

BAB II TINJAUAN TEORI. sebenarnya tidak ada stimulus dari manapun, baik stimulus suara, bayangan, bau-bauan,

PENGELOLAAN GANGGUAN PERSEPSI SENSORI : HALUSINASI PENDENGARAN DAN PENGLIHATAN PADA Tn. E DI RUANG P8 WISMA ANTAREJA RSJ Prof. dr.

BAB I PENDAHULUAN. siklus kehidupan dengan respon psikososial yang maladaptif yang disebabkan

PENGARUH PENERAPAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN HALUSINASI TERHADAP KEMAMPUAN KLIEN MENGONTROL HALUSINASI DI RSKD DADI MAKASSAR

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA NY.S DENGAN GANGGUAN PERSEPSI SENSORI : HALUSINASI PENDENGARAN DI RUANG SRIKANDIRUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA

BAB 1 PENDAHULUAN. keluarga, kelompok, organisasi, atau komunitas. (Stuart, 2007).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang sebenarnya tidak ada stimulus dari manapun baik stimulus suara,

KARYA TULIS ILMIAH. NASKAH PUBLIKASI Diajukan Guna Melengkapai Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat Untuk

BAB III TINJAUAN KASUS

Rakhma Nora Ika Susiana *) Abstrak

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny. S DENGAN GANGGUAN PERILAKU KEKERASAN DI RUANG SUMBADRA RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI

KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. S DENGAN GANGGUAN ISOLASI SOSIAL: MENARIK DIRI DI RUANG SENA RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. A DENGAN MASALAH UTAMA ISOLASI SOSIAL : MENARIK DIRI DIRUANG MAESPATI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI

MODUL KEPERAWATAN JIWA I NSA : 420 MODUL ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN WAHAM DISUSUN OLEH TIM KEPERAWATAN UNIVERSITAS ESA UNGGUL

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan jiwa Menurut World Health Organization adalah berbagai

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan jiwa saat ini telah menjadi masalah kesehatan global bagi

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA TN.S DENGAN GANGGUAN ISOLASI SOSIAL MENARIK DIRI DI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI

BAB III ASUHAN KEPERAWATAN JIWA. PADA Sdr.W DENGAN HARGA DIRI RENDAH. DI RUANG X ( KRESNO ) RSJD Dr. AMINO GONDOHUTOMO SEMARANG. 1. Inisial : Sdr.

KARYA TULIS ILMIAH. Disusun Oleh : ARIS SETYAWAN J

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA Tn. S DENGAN MASALAH UTAMA HARGA DIRI RENDAH DI RUANG AMARTA RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA TN.S DENGAN GANGGUAN ISOLASI SOSIAL: MENARIK DIRI DI RUANG ARJUNA RSJ DAERAH SURAKARTA KARYA TULIS ILMIAH

PENATALAKSANAAN PASIEN GANGGUAN JIWA DENGAN GANGGUAN KONSEP DIRI: HARGA DIRI RENDAH DI RUANG GATHOTKOCO RSJD Dr. AMINO GONDOHUTOMO SEMARANG.

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA TN.S DENGAN GANGGUAN ISOLASI SOSIAL: MENARIK DIRI DI RUANG ARJUNA RSJ DAERAH SURAKARTA

MODUL KEPERAWATAN JIWA I NSA : 420 MODUL ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN RESIKO BUNUH DIRI DISUSUN OLEH TIM KEPERAWATAN UNIVERSITAS ESA UNGGUL

LAPORAN KASUS PENGELOLAAN GANGGUAN PERSEPSI SENSORI : HALUSINASI PENDENGARAN PADA

BAB I PENDAHULUAN. serta ketidakpastian situasi sosial politik membuat gangguan jiwa menjadi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. akibat adanya kepribadian yang tidak fleksibel menimbulkan perilaku

LAPORAN PENDAHULUAN (LP) ISOLASI SOSIAL

BAB II KONSEP DASAR. rangsangan dari luar yang dapat meliputi semua sistem penginderaan di mana terjadi

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan adalah keadaan sehat fisik, mental dan sosial, bukan sematamata

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA TN

PENERAPAN TERAPI RELIGIUS DZIKIR PADA PASIEN GANGGUAN PERSEPSI SENSORI: HALUSINASI DI WISMA SETYOWATI RSJ PROF. DR.

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan jiwa adalah berbagai karakteristik positif yang. menggambarkan keselarasan dan keseimbangan kejiwaan yang

BAB I PENDAHULUAN. Pelayanan kesehatan yang menjadi pintu layanan terdepan dalam. hubungan dengan masyarakat adalah di rumah sakit.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan adalah keadaan sehat fisik, mental dan sosial, bukan

BAB II TINJAUAN TEORI. Adapun definisi lain yang terkait dengan halusinasi adalah hilangnya

BAB I PENDAHULUAN. yang mengarah pada kestabilan emosional (Nasir dan Muhith, 2011). mencerminkan kedewasaan kepribadiannya.

PENGARUH KOMUNIKASI TERAPEUTIK TERHADAP FREKUENSI HALUSINASI PADA PASIEN DI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi berkepanjangan juga merupakan salah satu pemicu yang. memunculkan stress, depresi, dan berbagai gangguan kesehatan pada

BAB II KONSEP TEORI. Perubahan sensori persepsi, halusinasi adalah suatu keadaan dimana individu

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Menurut World Health Organitation (WHO), prevalensi masalah

BAB I PENDAHULUAN. keluarga, kelompok, organisasi atau komunitas. ANA (American nurses

BAB I PENDAHULUAN. adanya tekanan fisik dan psikologis, baik secara internal maupun eksternal yang

NASKAH PUBLIKASI. ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA Sdr. W DENGAN GANGGUAN PERILAKU KEKERASAN DI RUANG ABIMANYU RSJD SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN GANGGUAN SENSORI PERSEPSI: HALUSINASI

A. Pengertian Defisit Perawatan Diri B. Klasifikasi Defisit Perawatan Diri C. Etiologi Defisit Perawatan Diri

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA Ny. J DENGAN PERILAKU KEKERASAN DI RUANG SUMBADRA RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Menurut data World Health Organization (WHO), masalah gangguan

BAB I PENDAHULUAN. Menuju era globalisasi manusia disambut untuk memenuhi kebutuhan

KARYA TULIS ILMIAH. ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. S DENGAN HARGA DIRI RENDAH DI RUANG MAESPATI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. mencerminkan kedewasaan kepribadiannya. halusinasi. Meskipun bentuk halusinasinya bervariasi tetapi sebagian besar

BAB IV PEMBAHASAN. Setelah penulis melakukan asuhan keperawatan pada Tn. S dengan

BAB II TUNJAUAN TEORI. orang lain, menghindari hubungan dengan orang lain (Rawlins, 1993)

JURNAL IPTEKS TERAPAN Research of Applied Science and Education V10.i3 (183-9)

BAB I PENDAHULUAN. karena adanya kekacauan pikiran, persepsi dan tingkah laku di mana. tidak mampu menyesuaikan diri dengan diri sendiri, orang lain,

UPAYA PENURUNAN FREKUENSI HALUSINASI PENGLIHATAN DENGAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK DI RSJD SURAKARTA

Transkripsi:

KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA Tn.H DENGAN GANGGUAN PERSEPSI SENSORI HALUSINASI DI RUANG SENA RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA Disusun Oleh : WAHYU HIMAWAN J 200 090 061 KARYA TULIS ILMIAH Diajukan Guna Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-syarat Untuk Menyelesaikan Program Diploma III Keperawatan PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2012

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA Tn.H DENGAN GANGGUAN PERSEPSI SENSORI HALUSINASI DI RUANG SENA RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA (Wahyu Himawan, 2012, 60 halaman) ABSTRAK Latar Belakang : Tingginya angka kejadian gangguan jiwa yang belum ditemukan secara pasti penyebabnya dan tingginya angka kasus halusinasi pada masyarakat. Tujuan : Memperoleh gambaran nyata tentang penerapan asuhan keperawatan pada pasien gangguan jiwa dengan masalah utama halusinasi. Hasil : Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 4x24 jam didapatkan hasil klien mampu mengenali halusinasinya dan klien mau diajarkan cara mengontrol halusinasinya serta klien dapat memanfaatkan obat dengan baik, tetapi dukungan keluarga pada klien kurang. Kesimpulan :Klien dengan masalah halusinasi membutuhkan komunikasi terapeutik yang baik dan dalam melaksanakan asuhan keperawatan peran perawat sangat dibutuhkan untuk pelaksanaan tindakan yang intensif pada klien serta dukungan dan peran keluarga sangat penting dalam pelaksanaan tindakan keperawatan pada klien dan proses penyembuhan klien. Kata Kunci : Halusinasi, gangguan jiwa, komunikasi terapeutik dan dukungan keluarga.

SOUL IN NURSING CARE WITH Mr. H DISORDERS OF PERCEPTION SENSORY HALLUCINATIONS SENA IN THEMENTAL HOSPITAL REGIONAL SURAKARTA (Wahyu Himawan, 2012, 60 pages) ABSTRACT Background: The high incidence of mental disorders that have not found a definite cause and higher rates of hallucinations in the community. Aim of Research : Obtain a vivid description of the application of nursing care in patients with psychotic major problem hallucinations. Results: After 4x24-hour nursing care for clients are able to recognize the results obtained hallucinations and clients will be taught how to control the hallucinations and the client can make use of the drug well, but the lack of family support on the client. Conclusion: The client with the problem of hallucinations requires good communication and therapeutic nursing care in performing the role of nurses is needed for the implementation of an intensive action on the client and family support and very important role in the implementation of nursing actions on the client and the client's healing process. Keywords: hallucinations, mental disorders, therapeutic communication and family support.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Skizofrenia merupakan bahasan yang menarik perhatian pada konferensi tahunan The American Psychiatric Association/APA di Miami, Florida, Amerika Serikat, Mei 1995 lalu. Sebab di AS angka pasien skizofrenia cukup tinggi (lifetime prevalance rates) mencapai 1/100 penduduk. Sebagai perbandingan, di Indonesia bila pada PJPT I angkanya adalah 1/1000 penduduk maka proyeksinya pada PJPT II, 3/1000 penduduk, bahkan bisa lebih besar lagi. (Yosep I, 2011) Menurut data yang didapatkan dari sumber data primer RSJD Surakarta bahwa di rumah sakit jiwa daerah Surakarta jumlah pasien rawat inap tiga bulan terakhir adalah 698 pasien, dengan jumlah kasus 324 pasien dengan halusinasi, 147 pasien dengan perilaku kekerasan, 112 pasien dengan menarik diri, 90 pasien dengan harga diri rendah, 25 pasien dengan defisit perawatan diri. Halusinasi merupakan kasus terbanyak pertama yang ada di rumah sakit jiwa daerah Surakarta. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah tersebut maka dapat di rumuskan masalah sebagai berikut : tingginya angka kejadian gangguan jiwa yang belum ditemukan secara pasti penyebabnya dan tingginya angka kasus halusinasi pada masyarakat. Dalam hal ini penulis akan menyajikan asuhan keperawatan

dengan masalah utama gangguan halusinasi dan bagaimana memberikan asuhan keperawatan jiwa halusinasi pada Tn.H di ruang Sena rumah sakit jiwa daerah Surakarta. C. Tujuan Laporan Kasus Adapun tujuannya adalah sebagai berikut : 1. Tujuan umum Memperoleh gambaran nyata tentang penerapan asuhan keperawatan pada pasien gangguan jiwa dengan masalah utama halusinasi. 2. Tujuan khusus a. Mahasiswa dapat melakukan pengkajian, analisa data, merumuskan masalah keperawatan, membuat pohon masalah pada klien gangguan jiwa dengan halusinasi. b. Mahasiswa dapat menetapkan diagnosa keperawatan pada klien gangguan jiwa dengan halusinasi. c. Mahasiswa dapat menyusun perencanaan tindakan keperawatan untuk memenuhi kebutuhan klien dan mengatasi masalah klien. d. Mahasiswa dapat mengimplementasikan rencana tindakan keperawatan yang nyata sesuai dengan diagnosa keperawatan yang ditegakkan. e. Mahasiswa dapat mengevaluasi, mendokumentasikan sebagai tolak ukur guna menerapkan asuhan keperawatan gangguan masalah utama halusinasi berikutnya. f. Mahasiswa dapat membedakan antara teori dan praktek.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Pengertian Halusinasi adalah hilangnya kemampuan manusia dalam membedakan rangsangan internal (pikiran) dan rangsangan eksternal (dunia luar). Klien memberi persepsi atau pendapat tentang lingkungan tanpa ada obyek atau rangsangan yang nyata. Sebagai contoh klien mengatakan mendengar suara padahal tidak ada orang yang berbicara (Kusumawati F dan Hartono Y, 2011). 2. Etiologi Menurut Yosep I (2011), salah satu dari faktor penyebab halusinasi adalah faktor predisposisi yaitu faktor perkembangan, sosiokultural, biokimia, psikologis, genetik dan pola asuh. Menurut Stuart (2006), faktor predisposisi penyebab terjadinya halusinasi adalah biologis, psikologis dan sosial budaya. Menurut Stuart (2006), faktor presipitasi terjadinya gangguan halusinasi adalah biologis, stress lingkungan dan sumber koping. 3. Manifestasi Klinis Tahap I (halusinasi bersifat tidak menyenangkan) tahap II (halusinasi bersifat menjijikkan) tahap III (halusinasi bersifat mengendalikan) tahap IV (halusinasi bersifat menaklukkan).

4. Jenis Jenis Halusinasi Menurut Maramis, (2004) : Halusinasi penglihatan (visual, optik), halusinasi pendengaran (auditif, akustik), halusinasi pencium (olfaktorik), halusinasi pengecap (gustatorik), halusinasi peraba (taktil), halusinasi kinestik, halusinasi viseral, halusinasi hipnagogik, halusinasi hipnopomik dan halusinasi histerik. 5. Patofisiologi Fase I comforting, fase II condemning, fase III Controling dan fase IV Conguering. 6. Penatalaksanaan Psikofarmakologis (pemberian obat-obatan) dan terapi kejang listrik / elektro compulsive therapy (ECT) serta terapi aktivitas kelompok (TAK). B. Tinjauan Keperawatan 1. Intervensi dan Rasional Diagnosa 1: Risiko mencederai diri, orang lain dan lingkungan berhubungan dengan perubahan sensori perseptual : halusinasi. a. Tujuan umum : klien tidak mencederai diri sendiri, orang lain dan lingkungan. b. Tujuan khusus : 1) Klien dapat membina hubungan saling percaya. 2) Klien dapat mengenal halusinasinya. 3) Klien dapat mengontrol halusinasinya.

4) Klien dapat dukungan dari keluarga. 5) Klien dapat menggunakan obat dengan benar.

BAB III TINJAUAN KASUS A. Pengkajian Pengkajian dilakukan pada tanggal 08 Mei 2012, pukul 11.00 WIB pengkajian diperoleh dari anamnesa pasien, pemeriksaan fisik, dan data rekam medis. 1. Identitas a. Identitas Klien Nama : Tn.H Umur : 35 Tahun Jenis kelamin : Laki-laki Status : Belum kawin Alamat : Madiun Nomor RM : 038556 Tanggal dirawat : 09 Maret 2012, 11.50 WIB B. Analisa Data No. Hari/Tanggal Data Fokus Diagnosa Keperawatan 1. Selasa 08 Mei 2012 13.15 DS : Klien mengatakan mendengar suara-suara yang memanggil nama dirinya. DO : Klien tampak bingung, klien tampak gelisah, klien tampak tremor bila diajak berbicara, ekspresi muka tegang. Gangguan persepsi sensori : Halusinasi pendengaran

2. Rabu 09 Mei 2012 10.00 DS : Klien mengatakan setiap bangun tidur melihat sosok teman imajinasinya berwujud seorang perempuan berpakaian putih berkerudung dan mengendarai sepeda onthel. DO : Klien tampak melihat ke arah luar ruangan beberapa kali, klien tampak bingung dan gelisah, klien tampak tremor jika diajak berbicara, Klien tampak menggumam atau berbicara sendiri sesekali. Gangguan persepsi sensori : Halusinasi penglihatan 3. Kamis 10 Mei 2012 10.00 DS : Klien mengatakan bahwa jika dia mendengar suara-suara yang memanggil namanya kadang-kadang dirinya ingin marah, berteriak, dan membanting barang. DO : Klien tampak kadang menyendiri, melamun, dan gelisah. Risiko mencederai diri sendiri, orang lain dan lingkungan. 4. Jumat 11 Mei 2012 10.00 DS : Klien mengatakan kadang dirinya merasa malu dengan keadaannya jika bergaul dengan temantemannya. DO : Klien tampak menyendiri, bingung, mondar-mandir dan melamun. Gangguan interaksi sosial : Menarik diri. C. Diagnosa Keperawatan 1. Risiko mencederai diri sendiri dan orang lain berhubungan dengan halusinasi.

2. Perubahan persepsi sensorik : halusinasi berhubungan dengan menarik diri 3. Isolasi sosial : menarik diri berhubungan dengan harga diri rendah. D. Evaluasi Hari/Tanggal TUK Evaluasi TTD Selasa 08 Mei 2012 13.15 Rabu 09 Mei 2012 10.00 Kamis 10 Mei 2012 10.00 TUK 1 TUK 2 TUK 3 S : Klien mengatakan senang jika ada perawat yang mengajak berbicara, klen mau menjawab salam dan menyebutkan nama. O : Klien tampak percaya dan senang dengan perawat, klien tampak kooperatif, ekspresi wajah klien bersahabat, ada kontak mata. A : TUK 1 teratasi. P : Lanjutkan TUK selanjutnya. S : Klien mengatakan sering mendengar suara-suara yang memanggil namanya dan setiap bangun tidur sering melihat teman imajinasinya. O : Klien tampak bingung dan takut, klien tampak kooperatif, klien mampu menyebutkan waktu, isi, frekuensi dan respon halusinasinya. A : TUK 2 teratasi. P : Lanjutkan TUK selanjutnya. S : Klien mengatakan mau menuruti apa yang diajarkan klien agar dapat mengontrol halusinasinya, klien mengatakan terima kasih karena telah diajarkan cara-cara mengontrol halusinasinya. O : Klien tampak mau bekerja sama dengan perawat, klien tampak mampu mengikuti apa yang diajarkan oleh perawat cara mengontrol halusinasi. A : TUK 3 teratasi. P : Lanjutkan TUK selanjutnya. Wahyu Wahyu Wahyu

Jumat 11 Mei 2012 Jumat 11 Mei 2012 10.00 TUK 4 TUK 5 Belum dilakukan karena keluarga klien belum ada saat dilakukan tindakan. S : Klien mampu mengatakan tentang dosis, frekuensi, dan manfaat serta macam-macam obat yang diberikan di rumah sakit, klien mampu menyebutkan beberapa dari 5 prinsip benar penggunaan obat. O : Klien tampak kooperatif, klien mampu dan mau mendemonstrasikan cara meminum obat dengan benar, klien tampak tidak bingung dengan obat yang diberikan, klien sudah mengenal jenis-jenis obat yang diberikan kepadanya. A : TUK 5 teratasi P : Pertahankan TUK 1, 2, 3 dan 5 Wahyu Wahyu

BAB IV PEMBAHASAN A. Diagnosa Keperawatan 1. Pengertian Diagnosa Keperawatan Penulis melakukan pengkajian pada tanggal 08 Mei 2012 sampai tanggal 11 Mei 2012 di ruang Sena rumah sakit jiwa daerah Surakarta. Dari hasil pengkajian ditegakkan diagnosa : a. Risiko mencederai diri sendiri dan orang lain berhubungan dengan halusinasi. b. Perubahan persepsi sensori : halusinasi berhubungan dengan menarik diri. c. Isolasi sosial : menarik diri berhubungan dengan harga diri rendah. B. Pelaksanaan Tindakan Pelaksanaan tindakan yang dilakukan dari TUK 1 sampai TUK 5 klien mampu bekerjasama dengan baik kecuali pada TUK 4 belum dilaksanakan karena keluarga klien tidak datang. C. Hasil Evaluasi TUK 1, 2, 3 dan 5 telah dilaksanakan dengan kriteria hasil hampir tercapai, tetapi pada TUK 4 belum dilaksanakan karena keluarga klien tidak datang saat dilakukan tindakan.

BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan Setelah penulis melakukan asuhan keperawatan pada Tn.H dengan halusinasi, maka dapat disimpulkan : 1. Klien dengan masalah halusinasi membutuhkan komunikasi terapeutik yang baik agar dapat membina hubungan saling percaya dengan klien supaya dapat mengetahui segala informasi tentang masalah yang dialami klien guna untuk mencapai evaluasi asuhan keperawatan yang diharapkan. 2. Dalam melaksanakan asuhan keperawatan peran perawat sangat dibutuhkan untuk pelaksanaan tindakan yang intensif pada klien. 3. Peran keluarga sangat penting dalam pelaksanaan tindakan keperawatan pada klien dan perawat juga dapat memperoleh banyak informasi tentang klien dari keluarganya, maka peran keluarga sangat penting untuk proses kesembuhan klien. B. Saran 1. Bagi Perawat Perawat dalam memberikan asuhan keperawatan hendaknya mengikuti langkah-langkah proses keperawatan dan dalam pelaksanaan tindakannya dilakukan secara sistematis dan tertulis agar tindakan berhasil dengan optimal dan sesuai dengan yang diharapkan. Perawat

dalam menangani kasus seperti halusinasi hendaknya melakukan pendekatan secara bertahap dan terus-menerus untuk membina hubungan saling percaya antar perawat dan klien sehingga tercipta suasana terapeutik yang kondusif dlam pelaksanaan asuhan keperawatan yang diberikan dan sesuai dengan apa yang diharapkan. 2. Bagi Klien dan Keluarga Diharapkan klien mampu melaksanakan intervensi-intervensi yang diajarkan oleh perawat dan klien mampu dengan cepat mengenali dan mengontrol halusinasinya agar tidak terjadi gangguan-gangguan jiwa lainnya. Keluarga diharapkan berperan aktif dalam kesembuhan klien, lebih sering datang ke rumah sakit guna menjenguk klien dan mngetahui kondisi klien secara rutin serta agar kondisi psikis klien lebih stabil dan membaik. Peran keluarga juga dapat membantu perawat bekerja sama dalam pemberian asuhan keperawatan bagi klien agar lebih cepat dalam proses penyembuhan. 3. Bagi Rumah Sakit Hendaknya pihak rumah sakit lebih melibatkan keluarga dalam proses perawatan klien agar proses penyembuhan klien lebih cepat. Rumah sakit juga harus lebih dalam meningkatkan mutu, layanan dan kualitas agar asuhan keperawatan tercapai secara optimal dan sesuai dengan yang diharapkan.

DAFTAR PUSTAKA Azizah, L.M. 2011. Keperawatan Jiwa : Aplikasi Praktik Klinik. Yogyakarta : Graha Ilmu. Dalami E, dkk. 2009. Asuhan Keperawatan Klien Dengan Gangguan Jiwa. Jakarta : CV. Trans Info Media. Direja, A.H.S. 2011. Buku Ajar Asuhan Keperawatan Jiwa. Yogyakarta : Nuha Medika. Erlinafsiah. 2010. Modal Perawat Dalam Praktik Keperawatan Jiwa. Jakarta : CV. Trans Info Media. Keliat, B.A dan Akemat. 2010. Model Praktik Keperawatan Profesional Jiwa. Jakarta : EGC. Kusumawati, F dan Hartoni Y. 2010. Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Jakarta : Salemba Medika. Maramis, W.F. 2004. Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa. Edisi 8. Airlangga University Press : Surabaya. Maslim, Rusdi. 2003. Buku Saku Diagnosis Gangguan Jiwa Rujukan Ringkas Dari PPDGJ-III. Jakarta : PT. Nuh Jaya. Nasir A dan Muhith A. 2011. Dasar-Dasar Keperawatan Jiwa. Jakarta : Salemba Medika. Stuart, G. W. 2007. Buku Saku Keperawatan Jiwa. Edisi 5.EGC: Jakarta. Yosep, I. 2011. Keperawatan Jiwa. Bandung : PT. Refika Aditama. Zainudin 2011. Keperawatan.2011. Bab-II-Tinjauan Teori & lj. Di akses tanggal 18 Mei 2012.http://www/library.upnvj.ac.id.