1 PENDAHULUAN Latar Belakang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. arah pasar konsumen artinya kondisi pasar di tangan konsumen. Konsumen. bebas menggunakan uang yang dimilikinya serta bebas untuk

BAB I PENDAHULUAN. mengikuti pertumbuhan jumlah penduduk. Kelangsungan usaha eceran sangat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pemasaran merupakan suatu sistem total dari kegiatan bisnis yang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia tercatat menempati peringkat ketiga pasar retail terbaik di Asia. Setiap

BAB I PENDAHULUAN. Di tengah persaingan bisnis saat ini, para pelaku bisnis harus selalu

maka developer harus memberikan kualitas rumah yang bermutu tinggi. Untuk

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan bisnis ritel di Indonesia pada saat ini semakin cepat salah

BAB I PENDAHULUAN. Industri ritel merupakan salah satu industri yang strategis di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian (Info Bisnis, Maret 2007:30 ( 8/10/2009).

BAB I PENDAHULUAN. eceran di Indonesia yang telah berkembang menjadi usaha yang berskala

BAB I PENDAHULUAN. Dengan semakin bertumbuhnya perekonomian suatu negara, tingkat

BAB 1 PENDAHULUAN. dibidang perdagangan eceran yang berbentuk toko, minimarket, departement

BAB I PENDAHULUAN. beredar memenuhi pasar, mengakibatkan perusahaan berlomba-lomba

kategori Department store, Service Quality Award Excellence 2009 dan Indonesia's Most Admired Companies 2009, semakin memperkokoh PT. X Dept.

BAB I PENDAHULUAN. mereka memanfaatkan peluang-peluang bisnis yang ada dan berusaha untuk

BAB I PENDAHULUAN. dilihat dari bertumbuhnya bisnis-bisnis ritel modern yang bergerak dipusat-pusat

EFEKTIVITAS PROMOSI TERHADAP PENGAMBILAN KEPUTUSAN PEMBELIAN TOKO RITEL PRODUK SUSU CAIR PT. FRISIAN FLAG INDONESIA ABSTRACT

BAB 1 PENDAHULUAN. Perubahan yang dimaksud adalah efisiensi dalam pemenuhan kebutuhan

BAB 1 PENDAHULUAN. semakin banyaknya bisnis ritel tradisional yang mulai membenahi diri menjadi bisnis ritel

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Objek Penelitian

I. PENDAHULUAN. Pusat perbelanjaan moderen merupakan tempat berkumpulnya. pedagang yang menawarkan produknya kepada konsumen.

BAB I PENDAHULUAN. sebagai distribusi dan saluran terakhir dari distribusi adalah pengecer (retailer).

BAB I PENDAHULUAN. Perdagangan bisnis retail (perdagangan eceran) di Indonesia pada akhirakhir

BAB 1 PENDAHULUAN. Perdagangan eceran atau sekarang kerap disebut perdagangan ritel, bahkan

BAB I PENDAHULUAN. henti-hentinya bagi perusahaan-perusahaan yang berperan di dalamnya. Banyaknya

BAB I PENDAHULUAN. mengalami perubahan dari profit orientied kepada satisfied oriented agar mampu

BAB I PENDAHULUAN. Pasar ritel di Indonesia merupakan pasar yang memiliki potensi besar

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi Indonesia. Menurut Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU),

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan pasar pada saat ini semakin meningkat sehingga membuat

BAB I PENDAHULUAN. menciptakan, menawarkan, dan secara bebas mempertukarkan produk dan jasa yang

I. PENDAHULUAN. apa yang dibutuhkan oleh konsumen dan tidak mengetahui bagaimana cara

I. PENDAHULUAN. Dewasa ini perkembangan dunia bisnis semakin pesat, ditandai dengan makin

Bab I Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN. dunia usaha ke persaingan yang sangat ketat untuk memperebutkan

mengenai strategi bauran pemasaran eceran yakni keragaman produk (product

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. peritel tetap agresif melakukan ekspansi yang memperbaiki distribusi dan juga

BAB I PENDAHULUAN. Banyaknya jenis barang dagang yang belakangan ini harganya meningkat pesat

BAB I PENDAHULUAN. konsumtif dalam memenuhi kebutuhannya. Kebutuhan (need) adalah suatu

BAB I PENDAHULUAN. ruko (rumah toko) sehingga diseluruh pelosok Surabaya tidak menutup

BAB I PENDAHULUAN. digunakan untuk mengetahui image dari suatu produk dipasar, termasuk preferensi

BAB I PENDAHULUAN. tiap tahun naik sekitar 14%-15%, dalam rentang waktu tahun 2004 sampai dengan

BAB I PENDAHULUAN. kepada perorangan untuk keperluan diri sendiri, keluarga, atau rumah tangga.

BAB I PENDAHULUAN. Bisnis retail Indonesia saat ini berada di peringkat 12 dunia dalam Indeks

BAB I PENDAHULUAN UKDW. banyak bermunculan perusahaan dagang yang bergerak dibidang

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. urbanisasi dan peningkatan pendapatan, serta tren kebugaran dan kesehatan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian (Kotler dan Amstrong, 2004;283)

BAB I PENDAHULUAN. persaingan pasar yang ketat ini sebuah bisnis atau perusahaan dituntut untuk

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi ini, seiring dengan perkembangan perekonomian di Indonesia, maka

BAB I PENDAHULUAN. lainnya. Globalisasi menuntut kebutuhan akan arus informasi dan pengetahuan yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. Usaha ritel dapat kita pahami sebagai kegiatan yang berkaitan dengan aktivitas

BAB 1 PENDAHULUAN. Dewasa ini permintaan dan kebutuhan konsumen mengalami perubahan dari waktu

BAB I PENDAHULUAN. industri. Satu hal yang sangat berarti dalam meningkatkan kinerja

BAB I PENDAHULUAN UKDW. menggunakan produk atau jasa dari perusahaan. harus mampu menciptakan, memelihara, melindungi dan membangun image

BAB I PENDAHUALAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kemajuan dibidang perekonomian selama ini telah banyak

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat seiring

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Sekarang ini di Indonesia, banyak bertumbuh dan berkembang industriindustri.

BAB I PENDAHULUAN. menjadikan komoditas pangan lebih bermanfaat untuk pemenuh kebutuhan gizi dan

BAB I PENDAHULUAN. Usaha bisnis ritel di kota Padang mengalami perkembangan yang cukup

BAB I PENDAHULUAN. Semakin maju perkembangan teknologi, semakin marak pula

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dari aktifitas keseharian, interst, kebutuhan hidup, dan lain sebagainya, yang

BAB I PENDAHULUAN. yang bergerak dibidang perdagangan eceran (retail) yang berbentuk toko,

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Fenomena persaingan yang ada telah membuat para pengusaha

BAB I PENDAHULUAN Sejarah PT Carrefour di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. minimarket Indomaret, Alfamart, dan toko-toko tidak berjejaring lainnya.

Hypermarket ataupun grosir yang berbentuk Perkulakan. (Perpres hukum.unsrat.ac.id/pres/perpres_112_2007.pdf. Diakses Tanggal 25 November 2015

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan dunia bisnis jasa saat ini sudah banyak dijumpai di setiap kota

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN UKDW. alat pemasaran yang disebut dengan bauran pemasaran(marketing mix). Marketing

BAB 1 PENDAHULUAN. sekarang ini sedang menghadapi persaingan yang semakin tajam dan keadaan

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan bisnis ritel di Indonesia saat ini mengalami perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. dengan semakin banyaknya perusahaan yang berdiri. Persaingan usaha yang

BAB I PENDAHULUAN. ditandai dengan adanya perusahaan-perusahaan yang mampu menawarkan produk

BAB I PENDAHULUAN. mudah, fasilitas, dan pelayanan yang memadai. menjadi ancaman bagi peritel lokal yang sebelumnya sudah menguasai pasar.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan dunia usaha di Indonesia mengalami

BAB I PENDAHULUAN. persaingan bisnisnya menunjukan perkembangan yang cukup pesat, namun tidak

BAB I PENDAHULUAN. diprediksi terutama pada sektor perusahaan jasa. Setiap perusahaan berlomba

BAB I PENDAHULUAN. promosi yaitu iklan. Periklanan merupakan salah satu alat promosi yang

BAB I PENDAHULUAN. tertentu. Keberadaan perusahaan ritel yang bermunculan di dalam negeri

BAB 1 PENDAHULUAN. Adanyaera globalisasi yang semakin pesat dan perkembangan gaya hidup

BAB I PENDAHULUAN. Speciality Reguler. Children

FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ANDALAS SKRIPSI

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sangat kita rasakan, sehingga tampak persaingan tajam dalam

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan lainnya. Persaingan terjadi pada beberapa sektor baik industri jasa dan

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang lain, melainkan antara satu supply chain dengan supply

BAB 1 PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kondisi pemasaran produk yang semakin dinamis menyebabkan persaingan ketat

Bab I. Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. para pelaku usaha ritel modern telah memberi warna tersendiri bagi

BAB I PENDAHULUAN UKDW. menjadi pasar yang sangat berpotensial bagi perusahaan-perusahaan untuk

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. banyak pilihan. Hal tersebut membuat masing-masing perusahaan berusaha

Transkripsi:

1 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Kondisi persaingan bisnis yang semakin dinamis dan ketat disertai dengan tidak adanya batasan-batasan hubungan perdagangan antar negara, membuat setiap perusahaan harus melakukan strategi dalam memenangkan persaingan tidak terkecuali di dalam negeri. Banyak strategi yang digunakan oleh perusahaan dalam menghadapi persaingan yang ketat, salah satunya adalah promosi. Strategi promosi sangat dibutuhkan oleh perusahaan dalam memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen yang semakin kritis dewasa ini. Promosi merupakan salah satu aspek dari bauran pemasaran yang mempunyai peran yang sangat penting untuk meraih keberhasilan dalam meningkatkan minat beli suatu produk atau jasa. Promosi merupakan salah satu strategi sebagai kunci kesuksesan dalam memasarkan sebuah produk atau jasa. Tujuan dari promosi adalah agar semua konsumen mengetahui, mendengar, melihat produk, mengkonsumsi, kemudian mau, dan mampu merekomendasikan kepada orang lain tentang produk atau jasa yang ditawarkan perusahaan. Banyak ragam promosi yang dilakukan oleh perusahaan dalam meningkatkan penjualan seperti dengan menggunakan potongan harga, memberikan voucher belanja, hadiah langsung, undian, pengumpulan poin, iklan di televisi atau radio, melalui billboard, papan nama, flyer, dan lain sebagainya. Pelaksanaan strategi promosi harus dilakukan dengan matang, di mulai dari perencanaan, kemudian pelaksanaan, dan akhirnya dilakukan evaluasi secara konsisten. Sebelum merumuskan strategi promosi, ada baiknya perusahaan juga harus mengetahui situasi dan kondisi konsumen dalam mengambil keputusan, karena kegiatan promosi yang efektif harus berfokus kepada konsumen. Berbicara mengenai efektivitas promosi, hal ini merupakan kegiatan yang dapat diukur sampai sejauh mana promosi dapat memenuhi tujuan, untuk apa promosi dilakukan, dan apakah dengan kegiatan promosi tertentu dapat mencapai tujuan promosi. Menurut Cummins (1991), ada beberapa tujuan utama mengenai efektivitas promosi seperti meningkatkan volume penjualan, meningkatkan pembelian ulang, meningkatkan pembelian coba-coba, meningkatkan loyalitas, memperluas kegunaan, menciptakan ketertarikan, menciptakan kesadaran, mengalihkan perhatian dari harga, serta mendapatkan dukungan dari perantara. Langkah yang penting agar promosi dilakukan secara efektif yaitu mengetahui kebutuhan dan keinginan konsumen sebelum membeli sebuah produk atau pun jasa. Kegiatan efektivitas promosi yang akan diteliti lebih lanjut ini, merujuk pada sebuah perusahaan yang menghasilkan produk yang dikonsumsi oleh konsumen yaitu susu. PT. Frisian Flag merupakan perusahaan multinasional yang menghasilkan produk-produk susu yang berkualitas dengan berbagai macam kategori mulai dari susu kental manis (sweet condensed milk), susu bubuk (powder), dan susu cair (liquid). PT. Frisian Flag dalam memasarkan produknya melalui distributordistributor yang tersebar di seluruh Indonesia, kemudian distributor tersebut mendistribusikan produknya melalui berbagai saluran (channel), mulai dari general trade atau pasar tradisional seperti second delear atau wholesaler,

2 retailer, out of home atau food service, kemudian channel modern trade seperti hyper, super, dan mini market, serta channel lainnya seperti medical (bidan, apotik). Berdasarkan data AC Nielsen 2014 pada Tabel 1, pencapaian market share produk susu cair dari PT. Frisian Flag per bulan Desember 2014 mengalami penurunan hingga 18,6%, jika dibandingkan dengan pencapaian yang penah diraih di bulan yang sama tahun 2013 sebesar 20,1%. Channel general trade atau pasar tradisional turun dari 17,4% menjadi 15,5%. Channel modern trade seperti hyper atau super turun dari 22,1% menjadi 20,2% dan channel mini market turun dari 22,9% menjadi 21,4%. Pencapaian ini berbanding terbalik dengan pesaing langsung seperti Ultra, di semua channel mengalami kenaikan dari 14,5% menjadi 17,6% untuk channel general trade, 42,7% menjadi 44,1% untuk hyper atau super, dan 37,4% menjadi 38,7% untuk channel mini market. Tabel 1 Market share produk susu cair di Indonesia Tahun 2013-2014 (%) General Indonesia Produsen Trade Hyper/Super Mini Market 2013 2014 2013 2014 2013 2014 2013 2014 Frisian Flag 20,1 18,6 17,4 15,5 22,1 20,2 22,9 21,4 Indomilk 16,2 14,3 20,4 19,7 12,2 10,2 12,0 10,0 Ultra 27,0 30,4 14,5 17,6 42,7 44,1 37,4 38,7 Danone 12,1 11,0 19,5 19,7 1,9 2,0 6,4 5,3 Nestle 8,1 8,7 4,9 5,7 11,3 11,5 11,2 10,9 Sumber: Nielsen 2014 (diolah) Jakarta merupakan regional yang memberikan kontribusi penjualan terbesar dari PT. Frisian Flag Indonesia, namun pencapaian market share total produk susu cair PT. Frisian Flag regional Jakarta pada Tabel 2 tidak berubah yakni 14% tahun 2014. Hal ini memiliki arti bahwa pencapaian market share 2014 jika dibandingkan dengan tahun 2013 di bulan yang sama tidak mengalami peningkatan. Berbanding terbalik dengan pencapaian market share dari PT. Ultra Jaya Milk Industries yang naik sebesar dua persen dari 35% menjadi 37%. Pencapaian ini berasal dari semua channel baik pasar tradisional maupun pasar modern. Produk susu cair PT. Frisian Flag Indonesia menduduki urutan ke tiga setelah PT. Ultra Jaya Milk Industries dan Nestle dengan produknya Bear Brand. Tabel 2 Market share produk susu cair di Jakarta Tahun 2013-2014 (%) General Modern Jakarta Produsen Trade Trade 2013 2014 2013 2014 2013 2014 Frisian Flag 14 14 9 6 17 18 Indomilk 10 12 11 12 8 8 Ultra 35 37 32 35 37 37 Danone 9 8 19 15 4 3 Nestle 25 24 17 19 30 27 Sumber: Nielsen 2014 (diolah)

3 Penurunan market share di Jakarta untuk produk susu cair terjadi di channel general trade atau pasar tradisional dari 9% menjadi 6%, sedangkan channel modern trade naik satu persen yakni 17% menjadi 18%, meskipun channel modern trade mengalami peningkatan satu persen, namun kenaikan di channel ini tidak dapat menaikkan market share secara total untuk produk susu cair PT. Frisian Flag Indonesia. PT Frisian Flag Indonesia mengenal dua istilah pencapaian sales yaitu primary sales dan secondary sales. Primary sales merupakan penjualan produk dari PT. Frisian Flag Indonesia ke distributor, sedangkan untuk secondary sales merupakan penjualan dari distributor ke toko. Pencapaian primary sales pada Tabel 3 dari bulan Januari hingga Desember 2014 dalam satuan rupiah (value) mengalami pertumbuhan sebesar 13%, sedangkan untuk secondary sales mengalami pertumbuhan sebesar 14%. Pencapaian ini masih dibawah target dari perusahaan baik secara primary maupun secondary yaitu sebesar 20%. Tabel 3 Pertumbuhan sales primary dan secondary produk susu cair PT Frisian Flag (%) Pertumbuhan Subyek Value (rupiah) Volume (ton) 2013 2014 Persen 2013 2014 Persen Primary 306.048.828 344.783.422 13 24,907 24,141-3 Secondary 310.686.567 353.971.650 14 24,698 24,383-1 Sumber: PT Frisian Flag Indonesia 2014 (diolah) Pencapaian channel yang di raih dari secondary sales pada Tabel 4 di regional Jakarta terjadi penurunan di channel general trade terutama di tingkat ritel sebesar 12%, sedangkan untuk channel modern trade hampir semua sub channel mengalami pertumbuhan kecuali di tingkat modern wholesaler yang turun sebesar 22%. Tabel 4 Pertumbuhan penjualan channel general dan modern trade produk susu cair PT. Frisian Flag 2014 (%) Channel Pertumbuhan Kontribusi Channel Pertumbuhan Kontribusi Second Dealer -1 40 Hyper 21 22 Retail -12 51 Mini Market 18 51 Food Service -22 4 Modern Whs -22 3 Medical 266 5 Supermarket 31 11 Modern Local 28 13 Medical 58 0 Sumber: PT Frisian Flag Indonesia 2014 (diolah) Pertumbuhan kategori produk susu cair (liquid) di Jakarta pada Gambar 1 mengalami pertumbuhan yang pesat sebesar 6%, jika dibandingkan dengan kategori produk lain seperti susu kental manis (sweet condensed milk), bubuk (mainstream), pertumbuhan (Growing up milk), susu bayi (infant), dan susu ibu hamil (prelact).

4 Total Liquid Sweet Condensed Milk Mainstream 3% 3% 6% 7% Growing Up Milk -1% Infant 3% Prelact -1% Sumber: Nielsen 2014 Gambar 1 Pertumbuhan produk susu cair Desember 2014 Kategori produk susu cair pada Gambar 2 memberikan kontribusi penjualan yang besar yaitu 25%, walaupun masih dibawah susu kental manis (sweet condensed milk). Hal ini perlu dianalisa lebih lanjut mengingat market share produk susu cair PT. Frisian Flag masih menduduki peringkat ke tiga, sementara margin dari produk susu cair yang dihasilkan PT. Frisian Flag Indonesia cukup besar selain kategori produk lainnya seperti susu kental manis dan bubuk. Prelact ; 2% Liquid; 25% Infant; 9% Sweet Condensed Milk; 19% Growing Up Milk; 33% Sumber: Nielsen 2014 Mainstream ; 12% Gambar 2 Kontribusi produk susu cair Desember 2014 Kontribusi penjualan dari masing-masing channel dapat dilihat pada Gambar 3. Channel mini market memberikan kontribusi penjualan yang terbesar dari kategori susu di regional Jakarta yaitu sebesar 59% dengan pertumbuhan di channel ini dapat dilihat pada Gambar 4 sebesar 8%, sedangkan general trade, hypermarket dan supermarket turun masingmasing sebesar 5% dan 1% dengan kontribusi penjualan pada masing-masing channel ini sebesar 20% dan 21%.

5 General Trade 20% Hyper /Super 21% Mini Market 59% Sumber: PT Frisian Flag Indonesia 2014 (diolah) Gambar 3 Kontribusi penjulan per channel PT. Frisian Flag regional Jakarta Region Jakarta 3% General trade -5% Mini market 8% Hyper/Super -1% Sumber: PT Frisian Flag Indonesia 2014 (diolah) Gambar 4 Pertumbuhan penjualan per channel PT. Frisian Flag regional Jakarta Selaras dengan sumber dan informasi yang telah disampaikan, peneliti tertarik untuk meneliti lebih lanjut bagaimana perusahaan dalam merumuskan strategi promosi yang memengaruhi perilaku responden mengambil keputusan pembelian produk susu cair. Dalam hal ini adalah toko ritel yang merupakan bagian dari general trade dan sudah menjadi customer base perusahaan dari PT. Frisian Flag Indonesia. Perumusan Masalah Proses penjualan produk yang dilakukan oleh PT. Frisian Flag hingga konsumen akhir dapat diilustrasikan pada Gambar 7. PT. Frisian Flag Indonesia dalam memasarkan produknya melalui distributor, kemudian distributor melalui

6 tim penjualan yang ada memasarkan produk ke seluruh channel hingga sampai ke tangan konsumen, tidak terkecuali melalui channel ritel itu sendiri. Distributor Wholesaler Ritel Konsumen Distributor Ritel Konsumen Gambar 5 Proses penjualan produk Channel ritel merupakan semua aktivitas atau saluran yang mengikut sertakan pemasaran barang dan jasa secara langsung hingga sampai kepada pelanggan. Dapat pula diartikan sebagai kegiatan bisnis yang terlibat dalam penjualan barang maupun jasa kepada konsumen untuk kebutuhan pribadi, kebutuhan keluarga, atau kebutuhan rumah tangga. Perkembangan bisnis ritel diiringi dengan meningkatnya kebutuhan manusia yang semakin banyak dan beragam. Dewasa ini, banyak konsumen yang mengadopsi gaya hidup yang modern, mengutamakan kenyamanan, dan kemudahan dalam memenuhi kebutuhan hariannya. Semakin dekatnya toko ritel dengan kawasan pemukiman penduduk serta dengan pilihan barang yang bervariasi, hal ini jelas memberikan solusi bagi konsumen yang kian sibuk. Salah satu tipe ritel yang akan dianalisa dalam penelitian ini adalah tipe single store retail, contohnya mulai dari kios, toko dalam perumahan, atau pun toko tradisional. Pertumbuhan ritel yang cepat akhir-akhir ini, maka dalam usaha merebut pasar yang sangat dinamis, banyak perusahaan yang berlomba-lomba melakukan strategi seperti mendistribusikan, melakukan display atau pemajangan produk, serta memberikan berbagai macam promosi. Promosi yang diberikan seperti potongan harga, bonus, sewa pajangan, pemberian gift, dan lain sebagainya, sehingga produk yang dijual di toko ritel diterima oleh konsumen akhir. Dengan terbatasnya ruang untuk penjualan dan modal yang dimiliki, jika produk yang dibeli oleh toko ritel memiliki perputaran dan keuntungan yang lebih cepat setelah dipengaruhi oleh promosi yang efektif, maka hal ini akan membuat toko ritel semakin percaya dan terus menerima produk yang ditawarkan oleh para produsen, bahkan toko ritel akan menambah besaran ordernya. Pengaruh dari toko ritel ini sangat besar, karena produk yang tersedia di toko akan diterima konsumen, salah satunya melalui penawaran atau referensi yang diberikan toko tersebut. Perusahaan harus memahami, mempelajari kebutuhan dan keinginan toko ritel, serta memuaskannya agar perusahaan menjadi pemenang di pasarnya. Saluran (Channel) ritel untuk PT. Frisian Flag mempunyai peran yang penting, selain sebagai perantara juga untuk memperoleh informasi, promosi, negosiasi, pemesanan, pembiayaan, pengambilan risiko, pemilikan fisik, pembayaran, serta hak milik. Distributor memiliki tugas yang penting dalam mendistribusikan seluas dan semerata mungkin dalam memasarkan produk, terutama melalui channel ritel termasuk dalam hal ini adalah single store retail. Dengan melakukan distribusi produk secara merata dan luas, tentunya perusahaan akan memiliki keunggulan bersaing artinya semakin tersedia produk di saluran

7 distribusinya, maka semakin memiliki peluang produk untuk dibeli oleh konsumen disamping produk tersebut dapat mensubstitusi produk pesaing. Dengan informasi yang telah diuraikan, peluang untuk produk susu cair sangat besar dikarenakan setiap tahun mengalami pertumbuhan khususnya di kota Jakarta. Selain itu, produk susu cair memberikan kontribusi penjualan terbesar pada PT. Frisian Flag Indonesia. Penelitian ini akan berfokus kepada perilaku keputusan pembelian dari toko ritel dengan adanya promosi yang dilakukan oleh perusahaan. Pencapaian ritel di regional Jakarta turun sebesar 12% sedangkan kontribusi penjualan di channel ini sebesar 51%, sehingga berpengaruh terhadap penurunan market share khususnya di channel general trade untuk produk susu cair. Hal ini menarik untuk di analisa lebih lanjut dalam mengidentifikasi faktor-faktor yang dipentingkan toko ritel dalam mengambil keputusan untuk membeli produk susu cair. Dalam hal ini adalah promosi yang dilakukan oleh perusahaan sehingga toko ritel bersedia menjual produk hingga ke konsumen akhir. Strategi promosi yang dijalankan oleh perusahaan dalam bauran promosi diantaranya seperti periklanan, promosi penjualan, penjualan tatap muka dan publisitas. Tidak dapat dipungkiri lagi bahwa promosi merupakan salah satu faktor yang diperlukan bagi keberhasilan bagi perusahaan, serta merupakan salah satu senjata ampuh bagi perusahaan dalam mengembangkan dan mempertahankan usaha. Perumusan lain dari penelitian ini yaitu faktor-faktor yang menentukan efektivitas promosi untuk memengaruhi toko ritel dalam menjual produk susu cair. Tujuan Penelitian Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah yang telah diuraikan, maka tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Mengidentifikasi faktor-faktor yang dipentingkan toko ritel dalam mengambil keputusan untuk membeli produk susu cair. 2. Menganalisa faktor-faktor yang menentukan efektivitas promosi produk susu cair terhadap toko ritel. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat diantaranya sebagai berikut: 1. Bagi penulis. Sebagai acuan perbandingan mengenai apa yang didapat oleh penulis dari pengajaran teori pemasaran selama kuliah dengan realita pemasaran yang ada serta memperkaya wawasan manajerial dan bisnis praktis. 2. Bagi perusahaan. Mendapatkan bahan masukan yang bermanfaat dalam mengevaluasi efektivitas promosi yang dilakukan dan memberikan saran-saran dalam upaya perbaikan promosi sehingga mendapatkan hasil yang optimal. 3. Bagi pihak lain. Memberikan sumbangan pemikiran bagi dunia ilmu pengetahuan khususnya bidang pemasaran tentang analisa efektivitas promosi yang dilaksanakan

8 terhadap proses pengambilan keputusan, sehingga dapat digunakan sebagai bahan informasi dan acuan bagi pihak yang ingin melakukan penelitian lebih lanjut. Ruang Lingkup Penelitian Pembahasan masalah dalam penelitian ini agar lebih fokus, maka penulis membatasi ruang lingkup pembahasannya pada penelitian mengenai faktor-faktor yang dipentingkan toko ritel dalam mengambil keputusan untuk membeli produk susu cair PT. Frisian Flag Indonesia, kemudian bersedia menjual produk tersebut ke konsumen akhir. Promosi yang telah dilakukan oleh PT. Frisian Flag Indonesia selaku produsen susu pada channel ini bertujuan untuk membayangi pergerakan pesaing yang mempunyai market share lebih besar seperti Ultra dan Bear Brand. Informasi ini diperoleh melalui analisa demografi dari para toko ritel, serta aktivitas promosi yang selama ini dilakukan sehingga dapat mengukur posisi produk susu cair yang berada di toko ritel, kemudian gambaran umum bisnis penjualan produk susu cair PT. Frisian Flag Indonesia. Selain promosi yang dipentingkan, tentunya faktor-faktor yang menentukan efektivitas promosi toko ritel dalam membeli produk susu cair dengan adanya promosi yang dilakukan juga perlu di teliti lebih lanjut. Keputusan pembelian ini sangat penting di teliti karena hal ini berpengaruh terhadap volume penjualan. Lokasi penelitian yang akan dilakukan berada di wilayah Jakarta dengan mengambil sampel toko ritel yang sudah menjadi customer base dari PT. Frisian Flag Indonesia, sedangkan waktu penelitian dilakukan pada bulan Juni hingga Agustus 2015. 2 TINJAUAN PUSTAKA Kerangka Teoritis Peran pemasaran (marketing) dalam perusahaan sangat penting untuk mencapai sasaran, berkembang, dan menjaga kelangsungan hidup perusahaan. Pentingnya pemasaran ini antara lain berhubungan dengan perubahan selera konsumen dan peningkatan market share. Perusahaan harus selalu mengadakan penyesuaian dan pembaharuan dalam strategi pemasarannya, dengan selalu berorientasi pada konsumennya. Para pemasar berkewajiban untuk memahami konsumen, mengetahui apa yang dibutuhkan, sehingga dapat mengambil keputusan. Orientasi tersebut penting karena yang menjadi sasaran penjualan adalah konsumen. Perusahaan harus mengetahui keinginan dan kebutuhan konsumen serta memprediksi tingkah laku mereka, hingga dapat menjalankan strategi pemasaran yang tepat agar memperoleh tanggapan dari pasar sasarannya sesuai dengan yang diharapkan. Kotler (2008), mengajukan suatu rumusan pengertian pemasaran yang berakar dari perilaku manusia sebagai berikut: Marketing is a process by which individual s and groups what they need and want by creating and exchanging product and value with other, dari definisi tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa pemasaran adalah kegiatan manusia yang diarahkan untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan manusia. Konteks dari kebutuhan dan keinginan adalah

Untuk Selengkapnya Tersedia di Perpustakaan SB-IPB