PERATURAN DAERAH KABUPATEN TAPIN NOMOR 04 TAHUN 2000 TENTANG PEMBANGUNAN DAN PENGELOLAAN JALAN PERUSAHAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TAPIN, Menimbang : a. bahwa dengan berlakunya Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah, maka kepada Pemerintah Kabupaten diberikan 11 kewenangan wajib antara lain di bidang perhubungan. Oleh karena itu Pemerintah Kabupaten Tapin memiliki kewenangan untuk mengatur hal-hal yang berkaitan dengan perhubungan dalam wilayah hukumnya; b. bahwa bahwa berdasarkan kewenangan yang dimiliki tersebut, Pemerintah Kabupaten Tapin berwenang untuk mengatur dan mengurus mengenai pembangunan dan pengelolaan jalan yang dilakukan oleh suatu perusahaan; c. bahwa Pemrintah Kabupaten Tapin dapat memberikan izin kepada suatu perusahaan untuk membangun dan mengelola jalan untuk keperluan sendiri dan atau pihak lain yang memerlukan dengan memungut bayaran; d. bahwa terhadap pemungutan bayaran penggunaan jalan oleh perusahaan terhadap pihak lain, maka Pemerintah Kabupaten Tapin berhak mendapatkan kontribusi dari hasil pemungutan tersebut; e. bahwa untuk itu perlu dibuat Peraturan Daerah tentang Pembangunan Jalan dan Pengelolaan Jalan Perusahaan. Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1965 tentang Pembentukan Daerah Tingkat II Tanah Laut, Daerah Tingkat II Tapin dan Daerah Tingkat II Tabalong (Lembaran Negara Tahun 165 Nomor 51, Tambahan Lembaran Negara Nomor 2756); 2. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1980 tentang Jalan (Lembaran Negara Tahun 1980 Nomor 83, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3186);
3. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 60, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3839); 4. Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 1985 tentang Jalan (Lembaran Negara Tahun 1985 Nomor 37, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3293); 5. Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Propinsi sebagai Daerah Otonom (Lembaran Negara Tahun 2000 Nomor 54, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3952); 6. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 1999 tentang Teknik Penyusunan Peraturan Perundang-Undangan dan Bentuk Rancangan Undang-Undang, Rancangan Peraturan Pemerintah dan Rancangan Keputusan presiden; Dengan Persetujuan DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN TAPIN M E M U T U S K A N : Menetapkan : PERATURAN DAERAH KABUPATEN TAPIN TENTANG PEMBANGUNAN DAN PENGELOLAAN JALAN PERUSAHAAN. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan : a. Daerah adalah Kabupaten Tapin; b. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Kabupaten Tapin; c. Kepala Daerah adalah Bupati Tapin; d. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah adalah Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Tapin;
e. Perusahaan adalah semua bentuk badan usaha yang melakukan kegiatan perekonomian atau perdagangan pada umumnya; f. Jalan Perusahaan adalah jalan yang dibuat oleh suatu perusahaan yang dipergunakan untuk keperluan sendiri dengan seizin Pemerintah Daerah; g. Kontribusi adalah pembayaran yang diberikan oleh perusahaan yang membangun dan mengelola jalan yang memungut bayaran dari pihak lain yang menggunakan jalan. h. Kas Daerah adalah Bank Pembangunan daerah Kalimantan Selatan cabang Rantau atau lembaga yang ditunjuk oleh Kepala Daerah. BAB II PEMBANGUNAN JALAN Pasal 2 (1) Setiap Perusahan dapat membangun dan mengelola jalan perusahaan dengan seizin Pemerintah Daerah. (2) Pembangunan jalan sebagaimana dimaksud ayat (1) dilakukan perusahaan yang bersangkutan untuk keperluan kegiatan perusahaannya sendiri. Pasal 3 Permohonan izin pembangunan jalan perusahaan diajukan kepada Kepala Daerah dengan harus memenuhi syarat-syarat : a. Pernyataan kesanggupan membayar kewajiban-kewajiban sesuai peraturan perundangundangan yang berlaku; b. Pernyataan kesanggupan melaksanakan study kelayakan lingkungan sesuai ketentuan yang berlaku; c. Sebelum melaksanakan pembangunan jalan harus terlebih dahulu membebaskan tanah yang akan digunakan dari hak-hak rakyat, dan dalam hal tanah dimaksud dikuasai Negara, maka perusahaan yang bersangkutan harus mendapatkan hak pakai; d. Kesanggupan untuk memenuhi standar keamanan, keselamatan, dan kelayakan suatu jalan perusahaan; e. Fotocopy akte pendirian perusahaan/badan usaha; f. Peta wilayah; g. Rencana kerja dan biaya.
Pasal 4 (1) Pemberian izin pembuatan jalan dikenakan tarif Pembangunan jalan yang besarnya menurut luas jalan yang akan dibangun. (2) Besarnya tarif yang dikenakan atas pemberian izin pembuatan jalan perusahaan adalah sebesar Rp 300,00 / m2. Pasal 5 Pembangunan jalan perusahaan harus menjaga kelestarian fungsi lingkungan dan diwajibkan melaksankan fasilitas lalu lintas. BAB III KOMERSIALISASI JALAN Pasal 6 Perusahaan pembangun dan pengelola jalan dapat mengijinkan pihak lain untuk menggunakan jalan yang dibangunnya dengan melakukan pungutan sebagai kontribusi. Pasal 7 Besarnya pungutan yang dikenakan kepada pihak lain yang menggunakan jalan ditetapkan perushaan yang bersangkutan dengan terlebih dahulu dikonsultasikan kepada Pemerintah Daerah. Pasal 8 Pemungutan yang dikenakan kepada pihak lain yang menggunakan jalan dilakukan oleh perusahaan yang bersangkutan. BAB IV KEWAJIBAN KONTRIBUSI Pasal 9 Perusahaan pembangun dan pengelola jalan yang melakukan pungutan terhadap pihak lain yang menggunakan jalan tersebut wajib memberikan kontribusi kepada pemerintah daerah sebesar 15 % dari pungutan yang diterimanya.
Pasal 10 Kontibusi perusahaan kepada pemerintah daerah disetorkan ke Kas Daerah setiap bulan selambat-lambatnya tanggal 10 bulan berikutnya. Pasal 11 Pihak lain yang menggunakan jalan perusahaan diwajibkan menyampaikan laporan kepada Pemerintah Daerah mengenai jenis dan volume barang yang diangkut. Pasal 12 (1) Laporan dimaksud dalam Pasal 11 dituangkan dalam suatu formulir yang disediakan oleh pemerintah daerah. (2) Bentuk formulir ditetapkan lebih lanjut dengan Keputusan Kepala Daerah. BAB V TANGGUNG JAWAB PENGELOLAAN JALAN Pasal 13 (1) Perusahaan bertanggung jawab terhadap keselamatan, kelayakan dan pemeliharaan jalan. (2) Apabila perusahaan pembangun dan pengelola jalan berhenti melakukan kegiatan penggunaan jalan, membubarkan diri dan atau dinyatakan pailit oleh pengadilan, maka tanggung jawab pengelolaan jalan beralih kepada pemerintah daerah. Pasal 14 (1) Serah terima tanggung jawab dapat dilakukan berdasarkan penyerahan resmi oleh perusahaan yang bersangkutan dan atau diambil alih langsung oleh pemerintah daerah. (2) Jalan perusahaan yang diserahkan langsung tanggungjawabnya kepada pemerintah daerah menjadi jalan umum atau menunjuk perusahaan lain untuk mengelolanya.
BAB VI SANKSI Pasal 15 (1) Pelanggaran ketentuan Pasal 2, Pasal 7, dan Pasal 9 Peraturan Daerah ini dikenakan sanksi berupa penutupan jalan perusahaan yang bersangkutan. (2) Pelanggaran ketentuan Pasal 10 Peraturan Daerah ini dikenakan denda Rp 1.000.000,00 untuk setiap hari keterlambatan pembayaran. (3) Pidana tersebut ayat (1) dan (2) adalah pelanggaran. BAB VII KETENTUAN PENYIDIKAN Pasal 16 (1) Selain Pejabat penyidik Umum yang bertigas menyidik tindak pidana, penyidikan atas tindak pidana sebagaimana dimaksud Pasal 4 ayat (1) dapat dilakukan oleh Penyidik Pegawai Negeri Sipil di Lingkungan Pemerintah Daerah yang pengangkatannya ditetapkan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. (2) Dalam melaksanakan tugasnya Penyidik Pegawai Negeri Sipil sebagaimana dimaksud ayat (1) berwenang : a. menerima laporan atau pengaduan dari seseorang tentang adanya tindak pidana; b. melakukan tindakan pertama pada saat itu di tempat kejadian dan melakukan pemeriksanaan; c. menyuruh berhenti seorang tersangka dari perbuatannya dan memeriksa tanda pengenal dari tersangka; d. melakukan penyitaan benda atau surat; e. mengambil sidik jari dan memotret seseorang tersangka; f. memanggil seseorang untuk didengar dan diperiksa sebagai tersangka atau saksi; g. mendatangkan seorang ahli yang diperlukan dalam hubungannya dengan pemeriksaan perkara; h. menghentikan penyidikan setelah mendapat petunjuk dari penyidik umum bahwa tidak terdapat cukup bukti atau peristiwa tersebut bukan merupakan tindak pidana dan selanjutnya melalui penyidik umum memberitahukan hal tersebut kepada penuntut umum, tersangka atau keluarganya; i. mengadakan tindakan lain menurut hukum yang dapat dipertanggungjawabkan.
(3) Pejabat Penyidik pegawai Negeri Sipil membuat Berita Acara setiap tindakan tentang: a. Pemeriksaan tersangka; b. Penggeledahan rumah; c. Penyitaan benda; d. Pemeriksaan surat; e. Pemeriksaan saksi; f. Pemeriksaan di tempat kejadian.. (4) Berita Acara pemeriksaan seperti dimaksud ayat (3) Pasal ini dikirimkan kepada Kejaksaan Negeri melalui Penyidik Polisi Negara republik Indonesia. BAB VIII KETENTUAN LAIN-LAIN Pasal 17 Perseorangan atau siapapun selain perusahaan yang membangun dan mengelola jalan dalam wilayah Kabupaten Tapin dikenakan pula ketentuan-ketentuan Peraturan Daerah ini. BAB IX KETENTUAN PERALIHAN Pasal 18 (1) Perusahaan yang telah memiliki izin dari pejabat yang berwenang untuk membangun dan mengelola jalan sendiri sebelum ditetapkannya Peraturan Daerah ini tetap diakui legalitasnya sepanjang tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. (2) Perusahaan yang belum memiliki izin dari pejabat yang berwenang untuk membuat jalan sendiri sebelum ditetapkannya peraturan daerah ini diwajibkan mengajukan izin sesuai ketentuan Pasal 2. (3) Perusahaan yang telah melakukan pungutan kepada pihak lain yang menggunakan jalan, dikenakan kewajiban kontribusi sejak ditetapkannya Peraturan Daerah ini.
BAB X KETENTUAN PENUTUP Pasal 19 Hal-hal yang belum diatur dalam Peraturan Daerah ini sepanjang mengenai pelaksanaannya ditetapkan lebih lanjut oleh Kepala Daerah. Pasal 20 Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang dapat mengetahuiny, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini dengan memuatnya dalam Lembaran Daerah. Diundangkan dalam Lembaran Daerah Kabupaten Tapin Di Rantau Pada tanggal : 6 September 2000 Ditetapkan di Rantau pada tanggal 4 September 2000 BUPATI TAPIN, Ttd KNACH NOOR AJIE SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN TAPIN, Ttd YUSRAN KADERI Pembina Utama Muda NIP. 010049747 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TAPIN NOMOR : 05 TAHUN 2000 SERI C NO. SERI 01