BAB I PENDAHULUAN. Penelitian-penelitian terdahulu (Balgobind, 2002; Fraser, 1992; Harris, Wheeler &

dokumen-dokumen yang mirip
BAB V PENUTUP. peneliti mendatang, dan saran bagi pihak perusahaan-perusahaan yang menjadi objek

BAB I PENDAHULUAN. Prinsip dasar manajemen menyatakan bahwa kinerja sumber daya insani merupakan

1. PENDAHULUAN. Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. paling penting dimiliki oleh suatuperusahaan, karena keberhasilan organisasi

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Ping & Yue (2010) mendefinisikan leader-member exchange atau

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

PENGARUH KEPEMIMPINAN TERHADAP PERILAKU CITIZENSHIP, KEPUASAN KERJA DAN KOMITMEN ORGANISASIONAL (Studi Empiris pada Pemerintah Kotamadya Surakarta)

BAB I PENDAHULUAN. hanya pada sektor usaha yang berorientasi pada laba, sektor pendidikan juga

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan atau organisasi berusaha meningkatkan serta

BAB 1 PENDAHULUAN. kerja agar terus menghasilkan output yang diharapkan. Motivasi kerja merupakan

BAB I PENDAHULUAN. tujuan organisasi dan terdapat orang-orang yang dapat berkomunikasi satu sama

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai peran utama dalam menentukan dinamika dari semua sumber yang

Abstrak. Kata Kunci: Kepemimpinan Transformasional, Kepuasan Kerja, Komitmen Organisasi dan Organizational Citizenship Behavior.

BAB I PENDAHULUAN. apabila ditunjang oleh sumber daya manusia yang berkualitas. serta biaya baru dalam merekrut karyawan baru.

SKRIPSI. Oleh: ANIK SETYANINGRUM B

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Sutarto dalam buku Usman (2009:146) dalam buku Manajemen : Teori,

BAB I PENDAHULUAN. Hunt et al. (2000) menyatakan bahwa ekonomi global sedang dipenuhi dengan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Komitmen organisasional menjadi hal penting pada sebuah organisasi

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan sebagai suatu organisasi mempunyai tujuan yang ingin dicapai,

BAB I PENDAHULUAN. untuk berbenah diri untuk bisa menangkap peluang dan menyesuaikan diri dari

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia sangat berperan dalam usaha organisasi dalam mencapai

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia (SDM) yang dimiliki oleh perusahaan sangat

BAB I PENDAHULUAN. kondisi yang ada dengan arah strategis organisasi. Arah strategis organisasi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Setiap organisasi beroperasi dengan mengkombinasikan sumber dayanya

BAB I PENDAHULUAN. Di sebagian besar organisasi atau perusahaan terutama yang bersifat padat

BAB 1 PENDAHULUAN. dimiliki, dengan demikian karyawan menjadi aset penting bagi perusahaan. Rasa suka rela

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP KEPEMIMPINAN VISIONER DENGAN KOMITMEN ORGANISASI S K R I P S I

BAB I PENDAHULUAN. Mahkamah Agung sebagai salah satu lembaga tinggi negara yang membawahi

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Di era globalisasi pengelolaan sumber daya manusia bukan merupakan hal

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. Organizational Citizenship Behavior (OCB) merupakan bagian dari ilmu perilaku

PENDAHULUAN. mampu untuk bekerja sama dan membantu rekan kerja serta melakukan. Orgnizational Citizenship Behavior (OCB) (Steve dan Thomas, 2014)

BAB I PENDAHULUAN. hasil pekerjaan yang telah mereka lakukan dan penentu attitude atas suatu perilaku

Bab I. Pendahuluan. menunjang keefektifan fungsi-fungsi organisasi, terutama dalam jangka panjang.

BAB I PENDAHULUAN. Bab pertama ini berisi pembahasan mengenai latar belakang, identifikasi masalah,

BAB I PENDAHULUAN. kerja selalu dipenuhi oleh para pelamar setiap harinya. Pekerjaan adalah suatu aspek

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berbagai pengaruh lingkungan seperti lingkungan psikologis, pengaruh sosial,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Kepuasan Kerja. sebuah evaluasi karakteristiknya. Rivai & Sagala (2009) menjelaskan

BAB I PENDAHULUAN. Kelangsungan hidup dan pertumbuhan dari suatu perusahaan bukan hanya

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA. kajian berbagai aspek, baik secara teoritis maupun empiris yang mendasari

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia merupakan aset penting dalam suatu organisasi, karena

PENGARUH PERSEPSI KARYAWAN MENGENAI PERILAKU KEPEMIMPINAN, KEPUASAN KERJA DAN MOTIVASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN (Studi Pada CV. Lazatex Pekalongan)

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Udayana (Unud) sebagai sebuah lembaga pemerintah yang

BAB I PENDAHULUAN. proses produksi barang maupun jasa. Cascio (1998) menegaskan bahwa manusia

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Organizational Citizenship Behavior. Menurut Organ, Podsakoff, & MacKinzie (2006), organizational

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Masalah. Dalam sebuah organisasi, khususnya organisasi perbankan, semestinya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Wexley dan Yukl mengartikan kepuasan kerja sebagai the way an

Penulisan Ilmiah Jurusan Psikologi 2016

BAB I PENDAHULUAN. Pada masa ini setiap perusahaan harus lebih mampu berkompetisi dan bersaing

BAB I PENDAHULUAN. oleh karena itu dibutuhkan manajemen sumber daya manusia agar

I. PENGANTAR Latar Belakang. Kualitas sumber daya manusia yang tinggi sangat dibutuhkan agar manusia

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi menyebabkan terjadinya perubahan hampir disemua sektor

BAB I PENDAHULUAN. Setiap organisasi memiliki berbagai tujuan. Untuk mencapai tujuannya,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. turnover intention serta karyawan terlibat perilaku kerja kontraproduktif.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sendiripun tidak mengenal batas-batas nasional atau batas bangsa-bangsa. Kemajuan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kemampuannya mewujudkan organisasi yang profesional, efektif, efisien,

BABI PENDAHULUAN. Abad 21 telah mengantarkan pada sebuah lingkungan kerja yang. memuat baik ancaman maupun kesempatan bagi organisasi publik dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. mental yang baik, profesional dan komitmen yang tinggi, sebab pada era

BAB II URAIAN TEORITIS. Pembahasan mengenai Organizational Citizenship Behavior (OCB)

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. bidang industri. Hal ini terbukti dari penelitian-penelitian para ahli yang dilakukan

BAB V PENUTUP. signifikan terhadap kinerja guru PAI SMA/SMK di Kabupaten Pati. Artinya

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Suatu perusahaan memiliki tujuan untuk mencapai keunggulan, baik

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Judul : Pengaruh Keadilan Organisasional, Komitmen Organisasional, Dan Kepuasan Kerja Terhadap Organizational Citizenship Behavior

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan akan selalu berusaha untuk meningkatkan kinerja karyawan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Pengertian Organizational Citizenship Behavior (OCB) adalah perilaku individu yang

BAB I PENDAHULUAN. yang sama. Setiap organisasi atau perusahaan beroperasi menggunakan sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. pada sumber daya manusia (human resources) guna menjalankan fungsinya

BAB 2. Tinjauan Pustaka. Setiap orang pada dasarnya orang yang bekerja mempunyai tujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. dan mengembangkan organisasi dalam berbagai tuntutan masyarakat dan zaman.

BAB I PENDAHULUAN. tempat tinggal, hingga kebutuhan sekunder yaitu kebutuhan akan rasa aman,

Penempatan Pegawai. School of Communication & Business Inspiring Creative Innovation. Perilaku Organisasi (Organizational Behavior)

BAB I PENDAHULUAN. yang bergerak di bidang manufaktur ataupun di bidang jasa, semakin ketat.

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang semakin meningkat (Kotter, 1995). Dalam iklim persaingan usaha

BAB I PENDAHULUAN. Kinerja kerja merupakan potret dari kinerja organisasi secara keseluruhan

Niken Kartikasari F

BAB V PENUTUP. peneliti mendatang, dan saran bagi pihak perusahaan-perusahaan yang menjadi objek

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Kepuasan kerja merupakan salah satu studi yang secara luas dipelajari

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan yang sudah ada. Disinilah dituntut adanya peranan. stratejik dan koheren untuk mengelola aset paling berharga milik

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. karyawan untuk mendapatkan kinerja terbaik. memikirkan bagaimana cara perusahaan beradaptasi dengan lingkungan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. mengelola dan memanfaatkan sumber daya manusia yang dimiliki sehingga dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. dan sasaran melalui sumber daya manusia atau manajemen bakat lainnya. Salah satu

BAB I PENDAHULUAN. harus mengembangkan lebih dahulu perencanaan strategis. Melalui perencanaan

BAB I PENDAHULUAN. profesional sesuai kebutuhan masyarakat (Wuryanto, 2010). swaktu diperlukan untuk berangkat dan pulang kerja.

BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Gaya Kepemimpinan Transaksional Definisi Gaya kepemimpinan Transaksional

BAB I PENDAHULUAN. semua tingkatan manajemen di perusahaan. Bagaimanapun majunya. berhasil atau tidaknya suatu organisasi.

BAB 2 KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. sangat menarik dalam literatur manajemen karena dapat mempengaruhi efektifitas

BAB I PENDAHULUAN. dan sistem-sistem organisasi yang menghasilkan output yang menurutkan tingkat

Judul : Pengaruh Komitmen Organisasional dan Kepuasan Kerja terhadap Organizational Citizenship Behavior

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian-penelitian terdahulu (Balgobind, 2002; Fraser, 1992; Harris, Wheeler & Kacmar, 2009; Kusmaningtyas, 2013; Long, Yusof, Kowang & Heng, 2014; Menezes, 2010; Nirmalasari, 2014; Omolayo, 2012; Stringer, 2006) membahas pentingnya kepuasan kerja dalam organisasi, salah satunya yaitu kepuasan kerja penting bagi kesejahteraan karyawan itu sendiri dan merupakan indikator yang diinginkan karyawan bagi keberhasilan organisasi (Culbertson, seperti yang dikutip dalam Menezes, 2011; Korunka, Carayon, Scharitzer & Sainfort, seperti yang dikutip dalam Menezes, 2011). Selain itu, Bangun (2012) menyimpulkan bahwa kepuasan kerja akan berpengaruh secara signifikan terhadap produktivitas kerja. Kepuasan kerja yang baik akan berdampak pada kinerja yang baik, organizational citizenship behaviour (OCB) yang tinggi, kepuasan pelanggan bagi perusahaan, serta berdampak juga terhadap ketidakhadiran rendah, dan perputaran karyawan yang rendah dalam suatu perusahaan (Robbins & Judge, 2008). Dikatakan Robbins dan Judge (2008) bahwa seseorang dengan tingkat kepuasan kerja yang tinggi memiliki perasaan-perasaan positif tentang pekerjaan tersebut, sementara seseorang yang tidak puas memiliki perasaan-perasaan yang negatif tentang pekerjaan tersebut. Kepuasan kerja dipengaruhi banyak faktor baik isi dari pekerjaan itu sendiri, lingkungan pekerjaan, maupun dari

kebutuhan individual sebagai pemegang jabatan atau pelaku pekerjaan itu sendiri (Fox, seperti yang dikutip dalam Fraser, 1992). Bagi karyawan sendiri kepuasan kerja muncul bila keuntungan yang dirasakan dari pekerjaannya melampaui kos marjinal yang dikeluarkan karyawan tersebut, namun kepuasan kerja juga dapat diubah dan dipengaruhi oleh kekuatan-kekuatan baik dari dalam maupun luar lingkungan kerja (Fraser, 1992 p. 43). Robbins dan Judge (2008) mengemukakan bahwa beberapa faktor yang menyebabkan kepuasan kerja seperti kerja itu sendiri, gaji dan upah, promosi, pengawasan, serta rekan kerja, selain itu pelatihan, variasi, kebebasan, dan kendali dalam pekerjaan juga memuaskan sebagian besar karyawan. Herzberg, seperti yang dikutip dalam Fraser (1992), faktor-faktor penting yang terlibat dalam kepuasan kerja adalah kemajuan, pengakuan, tanggung jawab, perkembangan karir, dan pekerjaan itu sendiri. Faktor-faktor itu disebut sebagai pemuas yang apabila dioptimumkan akan membantu perbaikan prestasi, menurunkan mutasi karyawan, menunjang sikap yang lebih toleran terhadap manajemen, dan membuahkan kesehatan mental (Herzberg, seperti yang dikutip dalam Fraser, 1992). Namun Fraser (1992) juga mengemukakan apabila faktor-faktor penunjang kepuasan kurang memadai maka akan menimbulkan ketidakpuasan di antara karyawan yang akan berdampak pada semangat kerja dan produktivitas. Robbins dan Judge (2008) mengemukakan ketidakpuasan kerja dapat menyebabkan banyak dampak negatif bagi perusahaan seperti tindakan keluar, aspirasi, loyalty, dan pengabaian yang dibagi menjadi dua dimensi yaitu konstruktif dan destruktif serta aktif dan pasif. 2

Namun tidak semua orang merasa puas terhadap pekerjaannya. Sebagian karyawan meninggalkan pekerjaan mereka untuk mencari kesempatan yang lebih baik. Sebagai contoh, pada tahun 2012 Right Management melakukan sebuah survey dimana 65% individu yang disurvey merasa entah sedikit atau benar-benar tidak puas dengan pekerjaan mereka (Johnson, n.d.; Wengrzyn, n.d.). Selain itu, dalam studi Mercer dari 30.000 karyawan di seluruh dunia, antara 28%-56% karyawan ingin meninggalkan pekerjaannya (Wengrzyn, n.d.). Karyawan dengan kepuasan kerja yang rendah akan berpengaruh negatif terhadap perusahaan karena mereka tidak memiliki motivasi, berkinerja buruk dan berperilaku negatif (Johnson, n.d.). Banyak faktor yang memengaruhi ketidakpuasan kerja dalam organisasi, sala satunya adalah manajemen dan kepemimpinan yang buruk (Johnson, n.d.; Wengrzyn, n.d.). Tidak memiliki pemimpin yang dibutuhkan adalah salah satu alasan untuk ketidakpuasan kerja. Individu ingin dipimpin, mereka ingin bekerja dengan sosok yang menginspirasi mereka dan memiliki visi (Wengrzyn, n.d.). Dalam hal ini, kepemimpinan transformasional dianggap sebagai gaya kepemimpinan yang tepat, pemimpin transformasional mampu memotivasi para pengikutnya dan menginspirasi para pengikutnya dengan begitu dapat menciptakan kepuasan kerja dalam organisasi (Avolio, Walumbwa, dan Weber, 2009; Burns, seperti yang dikutip dalam Yukl, 1998; Long et al., 2014). Selain itu hubungan antara atasan dan karyawan berkembang sebagai akibat dari pertukaran hubungan pekerjaan antara dua individual, dimana jika hubungan antara atasan dan bawahan baik maka akan menciptakan kepuasan kerja bagi individual (Harris et al., 2009; Stringer, 2006). 3

Seperti yang dikemukakan sebelumnya, salah satu faktor penentu kepuasan kerja adalah pemimpin dalam suatu organisasi, di dunia yang serba dinamis seperti sekarang ini, kita membutuhkan pemimpin-pemimpin yang berani menentang status quo, menciptakan visi masa depan, dan mengilhami anggota-anggota organisasi untuk secara sukarela mencapai visi tersebut (Robbins & Judge, 2008). Studi yang dilakukan oleh Tichy dan Devanna, seperti yang dikutip dalam Yukl (1998 p. 304) mengemukakan bahwa proses-proses yang dilakukan pemimpin transformasional untuk mengubah dan menghidupkan organisasi, proses-proses itu dimulai dari pengakuan kebutuhan akan perubahan, diikuti penciptaan visi yang baru, dan pelembagaan perubahan tersebut. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa dalam dunia yang serba dinamis sekarang ini, para pemimpin transformasional dibutuhkan dalam perusahaan-perusahaan. Long et al. (2014) menyatakan bahwa dalam perubahan sekarang ini kepemimpinan transformasional adalah penting dan dapat memengaruhi kepuasan kerja, kepemimpin transformasional akan mengatasi kesulitan dan ketidakpuasan kerja dan memberikan motivasi kepada pengikut untuk berkolaborasi dan memperoleh hasil yang lebih baik dengan menerapkan pendekatan visioner dan kolektif mereka. Selain itu menurut Walumba et al. seperti yang dikutip dalam Braun, Peus, Weisweiler, dan Frey (2012), pemimpin transformasional menunjukkan pertimbangan individual, dan dengan demikian pemimpin tersebut mampu mengenali dan merespon kemampuan, aspirasi, dan kebutuhan pengikutnya. Dengan mengenali dan memenuhi kebutuhan para pengikut, 4

pemimpin transformasional dapat menciptakan kepuasan kerja yang baik bagi para pengikutnya. Di samping itu, Yukl (1998) menjelaskan berbagai perilaku karyawan sebagai indikator-indikator tidak langsung dari ketidakpuasan dan sikap permusuhan para pengikut terhadap pemimpinnya seperti ketidakhadiran (absenteeism), turnover (tingkat keluar-masuk jumlah pegawai per tahunnya), sukarela keluhan, pengaduan kepada tingkat manajemen yang lebih tinggi, permintaan untuk dipindahkan, kelambatan (slowdown) dalam pekerjaan, serta sabotase yang disengaja terhadap peralatan dan fasilitas-fasilitas. Selain kepemimpinan transformasional, kualitas hubungan anggota dan pemimpin/leader-member exchange (LMX) dalam suatu perusahaan juga memengaruhi kepuasan kerja yang dirasakan karyawan suatu perusahaan. Stringer (2006) menyatakan bahwa hubungan atasan dan bawahan dengan kualitas yang tinggi berhubungan positif dengan kepuasan kerja yang dapat menyebabkan hasil positif kepada perusahaan dan memberikan solusi untuk dapat kompetitif dalam perekonomian sekarang ini. Yammarino dan Dubinsky, seperti yang dikutip dalam Emery dan Barker (2007) mengemukakan bahwa penentu utama sikap karyawan adalah persepsi tentang atasan langsungnya. Kualitas LMX yang tinggi menunjukkan bahwa para pengikut memiliki kepercayaan yang mendasar terhadap pemimpin mereka (Graen & Uhl-Bien, 1995) yang mana meningkatkan kepuasan kerja, produktivitas, dan kinerja organisasi secara keseluruhan (Stringer, 2006). Kualitas hubungan yang tinggi berhubungan dengan 5

penerimaan bawahan akan peningkatan akses, komunikasi, dan penghargaanpenghargaan (Dienesch & Lieden, 1986) dimana semuanya berkaitan dengan kepuasan kerja dan kinerja yang tinggi (Harris et al., 2009). Sebaliknya, dalam hubungan dengan kualitas yang rendah, para anggota menerima akses yang lebih rendah terhadap atasan, sumber daya yang lebih sedikit, dan informasi yang terbatas, berpotensi menuju kepada ketidakpuasan dalam pekerjaan, komitmen organisasional yang rendah, dan turnover karyawan (Gerstner & Day, seperti yang dikutip dalam Maslyn & Uhl-Bien, 2001). Dengan menyadari pentingnya kepemimpin transformasional, dan LMX dalam meningkatkan kepuasan kerja, maka penulis tertarik melakukan penelitian yang bertujuan mengetahui pengaruh kepemimpinan transformasional dan kualitas LMX terhadap kepuasan kerja. 1.2 Identifikasi Masalah Luthans (2002) mengemukakan kepuasan kerja sebagai reaksi atau sikap kognitif, afektif dan evaluatif dan menyatakan sebagai "sebuah kesenangan atau keadaan emosi yang positif sebagai hasil dari penilaian dari seseorang pekerjaan atau pengalaman kerja? Kepuasan kerja sangat penting dalam suatu organisasi dimana akan menghasilkan output yang baik bagi organisasi tersebut. Kepuasan kerja dalam suatu organisasi atau perusahaan akan menghasilkan kinerja yang baik, organizational citizenship behaviour (OCB) yang tinggi, kepuasan pelanggan bagi perusahaan, ketidakhadiran rendah, perputaran karyawan yang rendah (Robbins & Judge, 2008), dan 6

produktivitas kerja (Bangun, 2012). Kepuasan kerja dipengaruhi faktor-faktor seperti kemajuan, pengakuan, tanggung jawab, perkembangan karir dalam pekerjaan, dan pekerjaan itu sendiri (Herzberg, seperti yang dikutip dalam Fraser, 1992), kerja itu sendiri, bayaran, promosi, pengawasan, dan rekan kerja, pekerjaan yang memberi pelatihan, variasi, kebebasan, kendali (Robbins & Judge, 2008); keselamatan kerja (Fraser, 1992), kualitas hubungan anggota-pemimpin yang tinggi (Stringer, 2006), hubungan personal individual terhadap lingkungan kerja, dan pekerjaan itu sendiri (Kast & Resenzweig, seperti yang dikutip dalam Kusmaningtyas, 2013). Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan di atas, maka identifikasi masalah studi ini adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana tingkat kepemimpinan transformasional, kualitas LMX, dan kepuasan kerja? 2. Apakah terdapat pengaruh positif kepemimpinan transformasional terhadap kepuasan kerja? 3. Apakah terdapat pengaruh positif kualitas LMX terhadap kepuasan kerja? 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan berbagai masalah yang diidentifikasi sebelumnya, maka studi ini bertujuan untuk menjelaskan: 1. Tingkat kepemimpinan transformasional, kualitas LMX dan kepuasan kerja. 2. Apakah terdapat pengaruh positif kepemimpinan transformasional terhadap kepuasan kerja. 7

3. Apakah terdapat pengaruh positif kualitas LMX terhadap kepuasan kerja. 1.4 Kegunaan Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada beberapa pihak, antara lain: 1. Bagi penulis Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat berupa tambahan pengetahuan dan wawasan kepada penulis tentang pengaruh kepemimpinan transformasional dan kualitas LMX dalam organisasi terhadap kepuasan kerja. Selain itu, penulis juga memeroleh pengalaman dan ilmu cara melakukan riset penelitian. 2. Bagi perusahaan Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat dijadikan masukan untuk mengetahui bagaimana pengaruh kepemimpinan transformasional dan kualitas LMX dalam organisasi terhadap kepuasan kerja. Dengan begitu para manajer sumber daya insani (SDI) maupun pihak perusahaan dapat lebih memerhatikan dan menerapkan cara membangun kepemimpinan transformasional dan membangun kualitas LMX yang baik untuk menciptakan kepuasan kerja. Hasil riset ini juga diharapkan dapat berguna sebagai rujukan dalam pengambilan keputusan strategis bagi organisasi. 8

3. Bagi dunia pendidikan Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi ataupun sebagai temuan pembanding bagi penelitian dengan topik yang berkaitan dengan penelitian ini. Hasil dari penelitian ini juga diharapkan dapat menjadi inspirasi untuk pihak lain untuk dapat melakukan penelitian lebih lanjut berdasarkan hasil yang diperoleh. 1.5 Waktu dan Lokasi Penelitian Waktu penelitian adalah 6 (enam) bulan. Penelitian ini dilakukan di 4 (empat) perusahaan swasta di Kota Bandung yang bergerak baik di bidang jasa maupun manufaktur. 1.6 Sistematika Penulisan Sistematika yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: BAB I PENDAHULUAN Bab ini berisi latar belakang penelitian, identifikasi masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian bagi praktisi dan akademisi, waktu dan lokasi penelitian, serta sistematika penulisan. 9

BAB II RERANGKA TEORITIS DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS Bab ini berisi landasan teori hipotesis yang terdiri dari pembahasan mengenai kepemimpinan transformasional, pembahasan mengenai LMX, pembahasan mengenai kepuasan kerja, hubungan antarvariabel penelitian, pengembangan hipotesis, serta model penelitian yang dihipotesiskan. BAB III METODA PENELITIAN Bab ini berisi mengenai objek dan subjek penelitian, teknik pengumpulan data, pengukuran dan definisi operasional kepemimpinan transformasional, LMX, dan kepuasan kerja. Bab ini juga membahas tentang variabel kontrol yang berkaitan dengan tatanan riset ini, uji outliers, validitas, reliabilitas, statistik deskriptif dan korelasi, serta hipotesis. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Bab ini berisi mengenai profil singkat perusahaan, karakteristik subjek penelitian, hasil uji outliers, validitas, reliabilitas, statistik deskriptif dan korelasi, hipotesis, serta model hasil penelitian, termasuk di dalamnya pembahasan berbagai hasil penelitian ini. BAB V PENUTUP Bab ini berisi mengenai simpulan, keterbatasan penelitian, saran untuk penelitian mendatang, dan saran bagi pihak manajemen perusahaan. 10