I.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Dalam era globalisasi ini, Teknologi Informasi (TI) merupakan bagian yang tidak dapat terpisahkan dalam sebuah perusahaan karena TI berperan penting dalam mendukung proses bisnis perusahaan. Namun, pada kenyataannya sering sekali kita temui bahwa pemnafaatan TI justru malah menghabiskan banyak sumber daya, sedangkan hasil dari tujuan yang diharapkan masih belum dapat tercapai sepenuhnya. Untuk itu, diperlukan manajemen pemanfaatan TI yang saat ini disebut dengan IT Governance. Menurut (Weill & Ross, 2004) IT Governance adalah sebuah landasan kerja yang dapat mengukur bagaimana penggunaan dan pemanfaatan teknologi informasi dengan melihat bagaimana tujuan dan sasaran bisnis perusahaan tersebut. IT Governanace dibutuhkan juga sebagai jembatan antara bisnis dan TI, yang disebabkan karena adanya gap antara teknologi yang diterapkan dengan hasil yang tidak sesuai dengan yang diharapkan dalam perusahaan. Dengan melaksanakan IT Governance yang baik dan efektif, maka diharapkan dapat tercapainya hasil pemanfaatan penggunaan teknologi informasi yang lebih nyata. Penerapan tata kelola perusahaan yang baik atau yang biasa disebut dengan Good Corporate Governance (GCG) pada Badan Usaha Milik Negara (BUMN) juga dituangkan dalam peraturan Menteri BUMN nomor: PER-01/MBU/2011. Dalam bab I pasal 2 dinyatakan bahwa BUMN diwajibkan untuk menerapkan GCG secara konsisten dan berkelanjutan. Sedangkan tujuan dari penerapan prinsip-prinsip GCG dituangkan pada bab 2 pasal 4 yaitu untuk mengoptimalkan nilai BUMN agar perusahaan memiliki nilai daya saing yang kuat, sehingga mampu untuk mempertahankan keberadaan perusahaan tersebut dan berkelanjutan untuk mencapai tujuan dan maksud BUMN. 1
PT Kereta Api Indonesia (Persero) adalah salah satu perusahaan BUMN sebagai penyedia jasa transportasi darat yang memiliki tingkat kepadatan tinggi di pulau jawa. Sebab banyak masyarakat yang bergantung pada transportasi kereta api ini, apalagi dengan harga transportasi kereta api sangat terjangkau oleh masyarakat. Perkeretaapian sebagai salah satu mode transportasi darat memiliki karakteristik pengangkutan secara massal yang merupakan keunggulan tersendiri dan perlu ditingkatkan juga dikembangkan lagi peranannya sebagai penghubung wilayah baik nasional dan internasional. Jasa yang dihasilkan PT Kereta Api Indonesia (Persero) mencakup enam bidang. Tiga bidang pada core bisnis yaitu angkutan penumpang, angkutan barang dan pengelolaan aset serta tiga bidang pada support bisnis yaitu pariwisata, restoran dan distribusi logistik. Pada tahun 2013, PT Kereta Api Indonesia (Persero) berhasil membukukan laba komprehensif Rp. 560 miliar atau naik sebesar 32% dari laba tahun 2012 sebesar Rp. 425 miliar (PT. Kereta Api Indonesia, 2013). Peningkatan laba ini merupakan dampak langsung dari keberhasilan penerapan inovasi dalam perbaikan pelayanan atau dalam hal ini dapat dikatakan bahwa PT Kereta Api Indonesia (Persero) telah menerapkan GCG. Namun dalam penerapan GCG, PT. Kereta Api Indonesia (Persero) tidak selalu berjalan baik, pada tahun 2013 indeks kepuasan pelanggan PT. Kereta Api Indonesia (Persero) cenderung menurun. Penurunan indeks kepuasan pelanggan dapat saja terjadi akibat pengelolaan ketersediaan dan pemeliharaan kualitas layanan masih belum dapat tersampaikan dengan sesuai dengan layanan yang dibutuhkan bisnis. Hal inilah yang melatarbelakangi PT Kereta Api Indonesia (Persero) untuk meningkatkan nilai berupa layanan kepada pelanggan. Dengan adanya kesadaran akan kepentingan tersebut, manajemen TI pada PT Kereta Api Indonesia (Pesero) perlu sebuah pengelolaan dan pemeliharaan kualitas layanan yang dapat memenuhi kebutuhan bisnis. Sudut pandang seperti ini yang biasa disebut dengan IT Service Management (ITSM) yang bertujuan untuk menghubungkan layanan TI dengan kebutuhan bisnis. Pada saat ini, PT Kereta Api Indonesia (Persero) telah mengimplementasikan tata kelola TI dengan menggunakan framework COBIT 4.1 yang mana COBIT 4.1 ini lebih cenderung 2
berfokus pada IT Control Framework dan pada saat melakukan assessment, nilai atau tingkat kematangan IT yang diperoleh PT Kereta Api Indonesia yaitu 3.26. Berdasarkan tingkat kematangan TI tersebut, sudah cukup baik PT Kereta Api Indonesia (Persero) menerapkan tata kelola TI mereka. Sedangkan untuk meningkatkan kepuasan pelanggan, PT Kereta Api Indonesia (Persero) dituntut untuk meningkatkan nilai berupa layanan kepada pelanggan yang mana dalam penelitian ini framework tata kelola TI yang akan digunakan yaitu framework ITIL versi 3. Dengan menggunakan framework ITIL versi 3 ini, tata kelola TI yang diterapkan akan lebih cenderung berfokus pada pengelolaan layanan TI PT Kereta Api Indonesia (Persero). ITIL atau Information Technology Infrastucture Library adalah sebuah kerangka kerja (framework) umum yang menggambarkan best practice dalam pengelolaan sebuah layanan atau biasa disebut dengan IT Service Management (Cartlidge, 2007). ITIL sendiri sudah digunakan sejak tahun 1989, yang menjadikan salah satu pendekatan yang telah diakui dalam mengelola layanan TI. Dengan mengacu pada IT Service Management yang ada pada framework ITIL versi 3 maka tata kelola TI yang akan diterapkan lebih menekankan pada pengelolaan siklus hidup layanan yang disediakan oleh teknologi informasi. Penggunaan framework ITIL versi 3 pada penelitian ini, akan menjadi penutup kekurangan dari penggunaan framework COBIT 4.1 pada PT Kereta Api Indonesia (Persero) yang hanya berfokus pada IT Control Framework. Penggunaan ITIL versi 3 ini akan menjembatani PT Kereta Api Indonesia (Persero) memperoleh good corporate governance yang telah dimilikinya dengan menggunakan framework COBIT 4.1. Framework ITIL versi 3 ini berisi lima domain penting yaitu service strategy, service design, service operation, service transition, dan continual service. Sedangkan dalam penelitian ini fokus yang akan diambil yaitu domain service design pada layanan angkutan barang. Service design sendiri nantinya akan memberikan panduan untuk dapat secara sistematis membangun layanan TI yang berisi metode-metode desain untuk mengkonversi tujuan strategis TI dan bisnis menjadi sebuah portofolio layanan 3
TI. Scope pada service design sendiri tidak harus untuk mendesain sebuah layanan TI baru, namun bisa juga layanan lama yang akan dirubah atau ditingkatkan kualitas dan kontinyuitas layanannya. Domain service design sendiri memiliki delapan buah proses didalamnya, yaitu Service Design Coordination, Service Catalogue Management, Service Level Management, Availability Management, Capacity Management, Service Continuity Management, Information Security Management, Supplier Management. Dalam penelitian ini yang akan dilakukan perancangan yaitu pada proses Service Catalogue Management dan Service Level Management. Karena dalam kesempatan wawancara dengan Manager TI bagian Planning & Compliance PT Kereta Api Indonesia (persero) menyatakan bahwa masih belum memiliki proses service catalogue management dan service level management, proses tersebut dianggap penting karena peran utama sebagai sarana penghubung antara penyedia layanan TI dengan pelanggan dan penggunanya dalam mencapai kesepakatan tingkat layanan baik berupa kontrak maupun pelaksanaannya. Berdasarkan latar belakang tersebut, dengan menerapkan service design pada PT. Kereta Api Indonesia (Persero) menggunakan framework ITIL versi 3 diupayakan dapat meningkatkan pelayanan bagi kebutuhan bisnis dan mencapai kapabilitas yang telah disesuaikan. I.2 Perumusan Masalah Dari penjabaran masalah yang telah disebutkan di atas, maka dapat dirumuskan perumusan masalah sebagai berikut: a. Bagaimana rancangan Service Catalogue Management pada layanan angkutan barang PT Kereta Api Indonesia (Persero) menggunakan framework ITIL versi 3? b. Bagaimana rancangan Service Level Management pada layanan angkutan barang PT Kereta Api Indonesia (Persero) menggunakan framework ITIL versi 3? 4
I.3 Batasan Masalah Dari permasalahan yang disebutkan di atas, maka batasan-batasan masalah dalam tugas akhir ini adalah: a. Rekomendasi yang diberikan oleh peneliti tidak sampai pada tahap implementasi. b. Data yang digunakan pada penelitian ini adalah data pada tahun 2009-2014. c. Penelitian ini hanya berfokus pada tahap Service Catalogue Management dan Service Level Management d. Dokumen desain yang dihasilkan adalah dokumen tata kelola bagi PT. Kereta Api Indonesia (Persero). I.4 Tujuan Penelitian Adapun tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk menerapkan pengetahuan mengenai perancangan IT Governance dengan menggunakan framework ITIL 2011 khususnya mengenai perancangan service design pada layanan Angkutan Barang pada PT. Kereta Api Indonesia (Persero). Adapun tujuan khusus dari penelitian ini sebagai berikut: a. Memberikan rancangan Service Catalogue Management pada layanan angkutan barang PT Kereta Api Indonesia (Persero). b. Memberikan rancangan Service Level Management pada layanan angkutan barang PT Kereta Api Indonesia (Persero). I.5 Manfaat Penelitian Manfaat umum dari penelitian ini adalah untuk memberikan sumbangan pemikiran secara teoritis didalam perancangan perancangan IT Governance dengan menggunakan framework ITIL 2011 khususnya mengenai service design pada PT. Kereta Api Indonesia (Persero). Sedangkan manfaat dari penelitian ini antara lain: a. Membantu PT Kereta Api Indonesia merancang Service Catalogue Management pada layanan angkutan barang. b. Membantu PT Kereta Api Indonesia merancang Service Level Management pada layanan angkutan barang. 5
I.6 Sistematika Penulisan Adapun sistematika penulisan penelitian ini diuraikan sebagai berikut: Tabel I. 1 Sistematika penulisan BAB I BAB II BAB III BAB IV BAB V BAB VI Pendahuluan Pada bab pendahuluan berisi mengenai uraian latar belakang, batasan masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian manfaat penelitian dan sistematika penulisan penelitian. Tinjauan Pustaka Pada bab tinjauan pustaka mengenai berisi teori-teori yang relevan dengan permasalahan yang diteliti Metodologi Penelitian Pada bab metodologi penelitian berisi mengenai kerangka berpikir yang memberikan gambaran secara logis suatu masalah dan mengenai langkah-langkah penelitian secara rinci Pengumpulan Dan Pengolahan Data Pada bab pengumpulan dan pengolahan data berisi mengenai pengumpulan data-data penelitian yang dibutuhkan dan pengolahan dan analisis data yang hasilnya dapat dijadikan bahan inputan tahap perancangan. Perancangan Dan Analisis Hasil Pada bab perancangan dan analisis hasil berisi mengenai perancangan rekomendasi solusi yang pada tahap sebelumnya telah dianalisis. Kesimpulan Dan Saran Pada bab ini berisi mengenai kesimpulan hasil peneltian dan saran bagi PT. Kereta Api Indonesia (Persero) dan bagi penelitian selanjutnya. 6