BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. bahan ajar di kalangan guru Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 2 Salatiga

dokumen-dokumen yang mirip
Lampiran 1. Slamet Widodo Mahasiswa ( ) Dr. Bambang Ismanto Kaprogdi Pendidikan Ekonomi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. populasi dan sampel, teknik pengumpulan data, definisi operasional, instrumentasi

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang dinamis dan syarat akan perkembangan, oleh karena itu

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Gambaran Umum SMAN 1 Rejotangan. SMPN 1 Rejotangan, dan SMK Rejotangan.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Kecamatan Bongomeme Kabupaten Gorontalo Provinsi Gorontalo.

BAB I PENDAHULUAN ANALISIS SITUASI

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian M², SMA Negeri 1 Suwawa adalah sekolah yang dikelilingi oleh

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Sekolah Menengah Atas Negeri 3 Gorontalo didirikan pada tahun

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 29 MEDAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Sejarah Singkat Berdirinya SMA Negeri 1 Gorontalo

TERWUJUDNYA INSAN PENDIDIKAN YANG BERPRESTASI DALAM ILMU PENGETAHUAN, TEKNOLOGI DAN SENI BERLANDASKAN IMAN DAN TAQWA

A. Analisis Situasi Sekolah 1. Sejarah SMK Kristen 1 Klaten berdiri pada tanggal 1 Agustus 1965 menempati gedung SD Krsiten III yang dahulu berada di

INSTRUMEN PENELITIAN QUESIONER (ANGKET) PARTISIPASI POLITIK PEMILIH PEMULA DALAM PILKADA BUPATI

BAB II LANDASAN TEORI

Optimalisasi Program Kemitraan RSBI dengan PT dalam Rangka Menuju SBI Mandiri

PROFIL SEKOLAH Sunday, 27 June :50. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan dalam sistem pendidikan nasional termuat dalam UU Sisdiknas, yaitu

BAB II DESKRIPSI SMA NEGERI RAYON 08 JAKARTA BARAT

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA. A. Standar Isi BSNP yang diterapkan di SD Kreatif The naff

BAB 3 ANALISA SISTEM BERJALAN. 3.1 Kerangka Berpikir. Gambar 3.1 Kerangka Berpikir

A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Analisis Situasi

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga DIY

PROFIL SEKOLAH. YAYASAN HANG TUAH CABANG JAKARTA SD HANG TUAH 3 Jl. Teluk Mandar No. 70 Komp. TNI AL Rawa Bambu Pasar Minggu Telp.

BAB 3 GAMBARAN UMUM RESPONDEN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. 1.1 Sejarah SMA Kemala Bhayangkari 1 Surabaya. 1.2 Logo SMA Kemala Bhayangkari 1 Surabaya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan suatu negara. Tanpa pendidikan suatu negara akan tertinggal jauh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan zaman yang semakin modern terutama pada era

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. SMP Negeri I Paguat terletak di Kecamatan Paguat dengan jarak tempuh

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN. kemudian di tahun 2008 dialih fungsikan menjadi Sekolah. Pada tahun 2008

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Hal ini bersentuhan dengan Undang undang Nomor 20 Tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN A. ANALISIS SITUASI

PENYUSUNAN KTSP. Sosialisasi KTSP 1

SPESIFIKASI JURUSAN JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS BRAWIJAYA SP.UJM-JM-FE-UB.01

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pojok Harjobinangun Pakem dengan batas wilayah sebagai berikut,

BAB II LOKASI PENELITIAN

kompetensi tersebut karena guru merupakan orang terdepan yang secara langsung

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Lokasi Penelitian. SMP Negeri 2 Klaten terletak di Jalan Menjangan no.

BAB I PENDAHULUAN. siswa untuk memahami nilai-nilai warga negara yang baik. Sehingga siswa

BAB I PENDAHULUAN. Pengetahuan Alam (MIPA) dan Teknologi Informasi dan Komunikasi

BAB I PENDAHULUAN. negara bertujuan mencerdaskan kehidupan bangsa. Upaya mewujudkan tujuan

BAB III KAJIAN OBJEK PENELITIAN

1) Identitas Sekolah

BAB IV HASIL PENELITIAN. keadaan dari obyek yang erat kaitannya dengan penelitian. 1. Sejarah Singkat Berdirinya SMP Negeri 26 Surabaya

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. Kecamatan Taman Kabupaten Sidoarjo, Provinsi Jawa Timur. SMA

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan perubahan dan perkembangan Ilmu Pengetahuan dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN A. Analisis Situasi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Implikasi kompetensi guru dapat dilihat antara lain meliputi : penguasaan bahan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Bab 5 Penutup 5.1 Kesimpulan

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Gambaran Umum SMA Negeri di Kota Bandarlampung

IV. GAMBARAN UMUM. A. Sejarah Umum Dinas Pendidikan Kebudayaan Pemuda dan Olahraga Kota Metro

STANDAR PROSES PEMBELAJARAN

2. Keadaan Fisik Sekolah

I. PENDAHULUAN. penelitian, kegunaan penelitian, dan diakhiri dengan ruang lingkup penelitian.

dipraktikkan di sekolah atau lembaga pendidikan dengan program studi mahasiswa. Pada program PPL tahun 2015 ini, penulis mendapatkan lokasi

2014 PEMBELAJARAN TARI YUYU KANGKANG DALAM PROGRAM LIFE SKILL DI SMK KESENIAN PUTERA NUSANTARA MAJALENGKA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. belajar PKn siswa kelas VIII SMP Negeri se- Kecamatan Playen tahun ajaran

BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN. A. Deskripsi Data Madrasah Aliyah Negeri 3 Barabai

BAB IV PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS

BAB I MOTIVASI BELAJAR DAN STRATEGI MOTIVASIONAL DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SISWA SMA NEGERI 1 GROBOGAN

STANDAR UNIVERSITAS DHYANA PURA

I. PENDAHULUAN. Program telekomunikasi dalam bentuk Teknologi Informasi dan Komunikasi atau

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V PENUTUP. Berdasarkan hasil penelitian yang dilaksanakan tentang bentuk-bentuk. kerjasama guru dan orang tua dapat disimpulkan, sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia dalam menghadapi persaingan yang semakin ketat diera

BAB I PENDAHULUAN. mewujudkan tujuan pembangunan nasional khususnya di bidang pendidikan,

BAB II DESKRIPSI SMA NEGERI DI WILAYAH KOTA JAKARTA BARAT

BAB II DESKRIPSI SMA NEGERI DI WILAYAH KOTA JAKARTA BARAT

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. melalui berbagai upaya yang berlangsung dalam lingkungan keluarga, sekolah dan

BAB IV GAMBARAN UMUM

BAB I PENDAHULUAN. ataupun Madrasah Aliyah (MA) bertujuan untuk menyiapkan siswa untuk

PENGARUH KONDISI SOSIAL EKONOMI ORANG TUA DAN PERHATIAN ORANG TUA TERHADAP PRESTASI BELAJAR EKONOMI PADA SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI 1

BAB I PENDAHULUAN. Dengan demikian siswa diharapkan dapat mencapai prestasi belajar yang. maksimal sehingga tercapainya tujuan pendidikan.

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Starata 1 Program Studi Pendidikan Akuntansi.

I. PENDAHULUAN. menyesuaikan diri sebaik mungkin terhadap lingkungannya dan dengan. demikian akan menimbulkan perubahan dalam dirinya yang

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN II DI SMA NEGERI 2 GRABAG TAHUN AJARAN 2012/2013

BAB I PENDAHULUAN A. ANALISIS SITUASI Kegiatan PPL dilaksanakan dalam rangka mengimplementasikan salah satu Tri Dharma Perguruan Tinggi yaitu

BAB I PENDAHULUAN. sangat ketat dalam segala aspek kehidupan. Menurut Zuhal (Triwiyanto,

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. adalah mengembangkan Sekolah Standar Nasional (SSN) menjadi Sekolah Rintisan. daya saing bangsa Indonesia di forum internasional.

PENDAHULUAN. seperti dirumuskan dalam Undang Undang Nomor 2 tahun 1989 tentang

1. Profil SMP Muhammadiyah 2 Depok. SMP Muhammadiyah 2 Depok terletak di Jalan Swadaya IV, Karangasem, Condong Catur, Depok, Sleman.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 pasal 20 (a) Tentang Guru dan Dosen adalah

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas VI SDN Ombuli Pada Materi Perkembangbiakan Tumbuhan Melalui Metode Inquiri

Lampiran: 1 PROFILE SEKOLAH. 1. Sejarah Singkat

STRATEGI MANAJEMEN MUTU PADA SMA NEGERI UNGGULAN DI KOTA BANDUNG (Studi Kasus Pada SMA Negeri 3, SMA Negeri 5 dan SMA Negeri 8 Kota Bandung)

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional. Seiring dengan laju pembangunan saat ini telah banyak

BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN. 1. Sejarah Singkat Berdirinya SD Muhammadiyah 9 Banjarmasin

KEMAMPUAN MENGUASAI BAHAN AJAR DALAM UPAYA PELAKSANAAN KOMPETENSI PROFESIONAL DI KALANGAN GURU SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA) NEGERI 2 SALATIGA

Transkripsi:

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Pada bab ini akan dibahas hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti sesuai dengan masalah dan persoalan penelitian seperti yang telah diuraikan pada bab sebelumnya. Bagian pertama menyajikan tentang gambaran umum responden yang terpilih sebagai sampel, yang kemudian akan dilanjutkan dengan pembahasan hasil penelitian untuk mengkaji indikator kemampuan menguasai bahan ajar di kalangan guru Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 2 Salatiga A. Hasil Penelitian 1. Gambaran Umum Obyek Penelitian Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 2 Salatiga merupakan salah satu SMA Negeri di Salatiga yang terletak di jalan Tegalrejo No.79 Salatiga. Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 2 Salatiga didirikan pada tanggal 11 November 1983. Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 2 Salatiga mempunyai 74 karyawan yang terbagi yaitu seorang kepala sekolah, 60 guru tetap dua guru non tetap, lima staf TU, tiga staf perpustakaan, dan empat staf non akademik. Tahun Pelajaran 2011 / 2012 Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 2 Salatiga mempunyai jumlah keseluruhan siswa sebanyak 954 siswa yang terdiri dari 329 siswa kelas X, 313 siswa kelas XI, 312 siswa kelas XII. Keseluruhan siswa Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 2 Salatiga terbagi 508 siswa laki laki dan 446 siswa perempuan. Sebagai sekolah yang telah terakreditasi sebagai Sekolah Standar Nasional (SSN), Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 2 Salatiga mempunyai sarana dan 41

prasarana yang cukup lengkap. Sarana dan prasarana tersebut digunakan untuk menunjang siswa baik dalam kegiatan akademis maupun non akademis. Adapun sarana dan prasarana yang terdapat di Sekolah Menengah Atas (SMA) N 2 Salatiga yaitu : ruang kelas berjumlah 24 kelas dimana masing masing kelas terbagi menjadi delapan kelas X, 8 Kelas XI, dan 8 Kelas XII, satu ruang kepala sekolah, satu ruang wakil kepala sekolah, satu ruang tata usaha, satu lab bahasa, satu ruang unit kesehatan sekolah, enam kamar mandi guru, lima kamar mandi siswa, satu mushola, tiga cafetaria, satu lapangan bola basket, satu lapangan bola kaki, satu tempat parkir guru dan satu tempat parkir siswa. Setiap instansi pendidikan pastilah mempunyai visi dan misi yang harus dicapai dan nantinya diharapkan dapat di implementasikan dalam kehidupan sehari hari. Adapun visi dan misi Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 2 Salatiga adalah sebagai berikut: a. Visi SMA Negeri 2 Salatiga Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 2 Salatiga mempunyai visi terwujudnya satuan pendidikan dengan lulusan yang unggul dalam prestasi, beriman, bertakwa, dan peduli lingkungan, serta mampu bersaing di era global. Visi tersebut mempunyai arti terwujudnya peningkatan prestasi dalam segala aspek agar mampu bersaing dalam dunia global dan mampu membentuk moral siswa yang beriman dan bertaqwa. b. Misi SMA Negeri 2 Salatiga Untuk mewujudkan visi tersebut di atas SMA Negeri 2 Salatiga mempunyai misi sebagai berikut: 42

1) Menyelenggarakan kegiatan belajar mengajar secara efektif dan efisien. 2) Melaksanakan kerjasama dengan perguruan tinggi maupun instansi lain. 3) Menyelenggarakan kegiatan akademik dan non akademik sebagai wadah bagi peserta didik untuk mengembangkan potensi diri secara optimal. 4) Menerapkan peraturan sekolah secara konsisten. 5) Meningkatkan semangat hidup yang agamis dan mewujudkan kerukunan antar umat beragama. 6) Melaksanakan kegiatan ekstrakurikuler secara berkala yang dapat menumbuhkan rasa kepedulian sosial para peserta didik. 7) Menciptakan budaya sekolah yang mencintai lingkungan. 8) Melibatkan orang tua / wali peserta didik untuk memberikan bimbingan tentang budi pekerti yang baik. 9) Sekolah mengadakan koordinasi dan komunikasi dengan orang tua, masyarakat, instansi pemerintah maupun swasta. 10) Melaksanakan program pengembangan diri bagi peserta didik untuk mengenal potensi diri. 2. Analisis Statistik Deskriptif a. Karakteristik Responden Dalam pembahasan ini akan dijelaskan mengenai gambaran umum 53 responden berdasarkan jenis kelamin, usia, guru rumpun mata pelajaran, dan masa 43

kerja. Pembahasan mengenai gambaran umum responden ini digunakan untuk mendukung serta melengkapi hasil analisis data penelitian. 1) Jenis Kelamin Berdasarkan jenis kelamin, Guru Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 2 Salatiga berjumlah 53 orang yang dapat dilihat pada tabel 4.1 berikut ini : Tabel 4.1. Gambaran Umum Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Jenis Kelamin Frekuensi (f i ) Prosentase (%) Laki-laki 16 30,2 Perempuan 37 69,8 Jumlah 53 100 Sumber : Data primer diolah, Juli 2012 Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa yang menjadi guru Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 2 Salatiga berjumlah 53 orang yang di dominasi oleh guru perempuan sebanyak 37 orang (69,8%) sedangkan sisanya untuk guru laki-laki sebanyak 16 orang (30,2%) 2) Usia Berdasarkan usia para guru yang ada di Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 2 Salatiga,yang mempunyai usia kurang dari 30 tahun ada 1 orang (2%), yang berusia antara 31-50 tahun ada 37 orang (70%) dan yang mempunyai usia diatas 50 tahun ada 28 orang (28%) Tabel 4.2. Gambaran Umum Responden Berdasarkan Usia Usia Frekuensi (f i ) Prosentase (%) < 30 tahun 1 2,0 31 50 tahun 37 70 >50 tahun 15 28 Jumlah 53 100 Sumber: Data primer diolah,juli 2012 44

Dilihat dari usia para guru Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 2 Salatiga seperti yang ditunjukkan pada tabel 4.2 tersebut memperlihatkan bahwa para guru kebanyakan berusia antara 31-50 tahun yaitu sebanyak 37 orang (70%). 3) Rumpun Mata Pelajaran Berdasarkan rumpun mata pelajaran yang ada di Sekolah Menengah Atas (SMA) negeri 2 Salatiga, guru rumpun mata pelajaran dikategorikan menjadi 5 rumpun yaitu guru rumpun Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam dan Teknologi Informasi Komunikasi (MIPA dan TIK), rumpun Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS), rumpun Bahasa, rumpun Agama serta rumpun Kewarganegaraan dan Seni Budaya. Banyaknya jumlah guru berdasarkan 5 rumpun mata pelajaran tersebut dapat dilihat pada tabel 4.3. berikut ini : Tabel 4.3. Gambaran Umum Responden Berdasarkan Guru Rumpun Mapel Rumpun Mata Pelajaran Frekuensi (f i ) Prosentase (%) MIPA & TIK 19 36 Ilmu Pengetahuan Sosial 13 24,5 Bahasa 12 22,6 Agama 5 9,4 Kewarganegaraan & Seni Budaya 4 7,5 Jumlah 53 100 Sumber : Data primer diolah, Juli 2012 Berdasarkan hasil penelitian seperti yang ditunjukkan pada tabel 4.3 tersebut terlihat bahwa di Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 2 Salatiga guru mata pelajaran yang paling dominan adalah guru rumpun mata pelajaran MIPA dan TIK sebanyak 19 orang (35,8%), sedangkan guru rumpun mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) ada 13 orang (24,5%), guru rumpun mata pelajaran Bahasa sebanyak 12 orang (22,6%), guru rumpun mata pelajaran Agama ada 5 45

orang (9,4%) dan guru rumpun mata pelajaran Kewarganegaraan dan Seni Budaya ada 4 orang (7,5%). 4) Masa Kerja Masa kerja para guru di Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 2 Salatiga dapat dilihat seperti tabel 4.4. berikut ini : Tabel 4.4. Gambaran Umum Responden Berdasarkan Masa Kerja Masa Kerja Frekuensi (f i ) Prosentase (%) < 10 tahun 5 9,4 11 20 tahun 22 41,5 >20 tahun 26 49,1 Jumlah 53 100 Sumber : Data primer diolah, Juli 2012 Berdasarkan hasil penelitian seperti yang ditunjukkan pada tabel 4.4 tersebut terlihat bahwa guru Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 2 Salatiga telah mempunyai masa kerja yang cukup memadai dan telah cukup banyak mempunyai pengalaman dalam bidang pendidikan hal ini ditunjukkan dengan masa kerja guru yang mempunyai jumlah dan prosentase terbesar adalah masa kerja lebih dari 20 tahun yaitu sebanyak 26 orang (49,1%) dari 53 orang guru. b. Hasil Temuan Penelitian Pada bagian ini dikemukakan hasil temuan yang diperoleh berkenaan dengan kemampuan guru Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 2 Salatiga menguasai bahan bidang studi dan kurikulum sekolah juga kemampuan menguasai bahan pendalaman. 1. Kemampuan Menguasai Bahan Bidang Studi Dan Kurikulum Sekolah Hasil temuan penelitian tentang kemampuan guru Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 2 Salatiga menguasai bahan bidang studi dan kurikulum sekolah 46

dapat diketahui sebanyak 18 orang dari 53 orang guru di Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 2 Salatiga atau 34% responden sangat sering mengkaji bahan kurikulum mata pelajaran, sementara sebanyak 33 orang guru Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 2 Salatiga atau 62,3% responden sering mengkaji bahan kurikulum mata pelajaran, dan sebanyak dua orang guru Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 2 Salatiga atau 3,8% responden kadang-kadang mengkaji bahan kurikulum mata pelajaran. Kemampuan guru Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 2 Salatiga menguasai bahan bahan bidang studi dan kurikulum sekolah lebih jelasnya dapat dilihat dari Gambar 2.Y1.1. pada Lampiran 3 halaman 18. Selain itu sebanyak 17 orang dari 53 orang guru di Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 2 Salatiga atau 32,1% responden sangat sering menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) sebagai pedoman dalam penyampaian materi pembelajaran, sedangkan sebanyak 29 orang guru Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 2 Salatiga atau 54,7% responden sering menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) sebagai pedoman dalam penyampaian materi pembelajaran, sementara sebanyak tujuh orang guru Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 2 Salatiga atau 13,2% responden kadang-kadang menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) sebagai pedoman dalam penyampaian materi pembelajaran. Kemampuan guru Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 2 Salatiga menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) sebagai pedoman dalam penyampaian materi pembelajaran lebih jelasnya dapat dilihat dari Gambar 2.Y1.2. pada Lampiran 3 halaman 19. 47

Disamping itu sebanyak 18 orang dari 53 orang guru di Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 2 Salatiga atau 34% responden sangat sering mengkaji buku-buku teks mata pelajaran, sedangkan sebanyak 26 orang guru Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 2 Salatiga atau 49% responden sering mengkaji buku-buku teks mata pelajaran, sementara sebanyak sembilan orang guru Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 2 Salatiga atau 17% responden kadang-kadang mengkaji buku buku teks mata pelajaran. Kemampuan guru Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 2 Salatiga mengkaji buku-buku teks mata pelajaran lebih jelasnya dapat dilihat dari Gambar 2.Y1.3. pada Lampiran 3 halaman 19. Sementara itu sebanyak 11 orang dari 53 orang guru di Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 2 Salatiga atau 20,8% responden sangat sering merumuskan indikator pembelajaran meliputi aspek kognitif, psikomotorik, afektif, sedangkan sebanyak 33 orang guru Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 2 Salatiga atau 62,3% responden sering merumuskan indikator pembelajaran meliputi aspek kognitif, psikomotorik, afektif, disamping itu sebanyak sembilan orang guru Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 2 Salatiga atau 17% responden kadangkadang merumuskan indikator pembelajaran meliputi aspek kognitif, psikomotorik, afektif. Kemampuan guru Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 2 Salatiga merumuskan indikator pembelajaran meliputi aspek kognitif, psikomotorik dan afektif lebih jelasnya dapat dilihat dari Gambar 2.Y1.4. pada Lampiran 3 halaman 20. 48

Temuan lainnya adalah sebanyak 7 orang dari 53 orang guru di Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 2 Salatiga atau 13,2% responden sangat sering melaksanakan kegiatan yang disarankan kurikulum mata pelajaran, sementara sebanyak 18 orang guru di Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 2 Salatiga atau 34% responden sering melaksanakan kegiatan yang disarankan kurikulum mata pelajaran, dan sebanyak 28 orang guru Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 2 Salatiga atau 52,8% kadang-kadang melaksanakan kegiatan yang disarankan kurikulum mata pelajaran. Kemampuan guru Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 2 Salatiga melaksanakan kegiatan yang disarankan kurikulum mata pelajaran lebih jelasnya dapat dilihat dari Gambar 2.Y1.5. pada Lampiran 3 halaman 20. Temuan terakhir adalah sebanyak 11 orang dari 53 orang guru di Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 2 Salatiga atau 20,8% responden sangat sering merumuskan materi pembelajaran dari berbagai sumber bahan ajar, sedangkan sebanyak 32 orang guru Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 2 Salatiga atau 60,4% responden sering merumuskan materi pembelajaran dari berbagai sumber bahan ajar, dan sebanyak 10 orang guru Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 2 Salatiga atau 18,9% responden kadang-kadang merumsukan materi pembelajaran dari berbagai sumber bahan ajar. Kemampuan guru Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 2 Salatiga merumuskan materi pembelajaran dari berbagai sumber bahan ajar lebih jelasnya dapat dilihat dari Gambar 2.Y1.6. pada Lampiran 3 halaman 21. 49

Berdasarkan temuan temuan diatas dapat disimpulkan bahwa sebanyak 15 orang dari 53 orang guru Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 2 Salatiga atau 28,3% responden sangat mampu menguasai bahan bidang studi dan kurikulum sekolah, sedangkan sebanyak 30 orang guru Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 2 Salatiga atau 56,6% responden mampu menguasai bahan bidang studi dan kurikulum sekolah, sementara sebanyak delapan orang guru Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 2 Salatiga atau 52,8% responden cukup mampu menguasai bahan bidang studi dan kurikulum sekolah. Dengan menggunakan Modus (Mo) sebagai ukuran tendensi pusat maka dapat dikatakan guru Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 2 Salatiga mampu menguasai bahan bidang studi dan kurikulum sekolah. Kemampuan guru Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 2 Salatiga dalam menguasai bahan bidang studi dan kurikulum sekolah lebih jelasnya dapat dilihat dari Gambar 2.Y1. pada Lampiran 3 halaman 21. 2. Kemampuan Menguasai Bahan Pendalaman Berdasarkan hasil temuan penelitian tentang kemampuan menguasai bahan pendalaman, dapat diketahui kemampuan guru Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 2 Salatiga dalam menguasai bahan pendalaman. Sebanyak 17 orang dari 53 orang guru Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 2 Salatiga atau 32,1% responden sangat sering mempelajari ilmu ilmu yang relevan, sedangkan sebanyak 25 orang guru Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 2 Salatiga atau 47,2% responden sering mempelajari ilmu ilmu yang relevan, dan sebanyak 11 orang guru Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 2 Salatiga atau 20,8% responden kadang-kadang mempelajari ilmu ilmu yang relevan. Kemampuan guru 50

Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 2 Salatiga mempelajari ilmu ilmu yang relevan lebih jelasnya dapat dilihat dari Gambar 2.Y2.1. pada Lampiran 3 halaman 22. Selain itu sebanyak 10 orang dari 53 orang guru di Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 2 Salatiga atau 18,9% responden sangat sering membaca buku buku teks mata pelajaran lain yang mempunyai keterkaitan materi, sedangkan sebanyak 35 orang guru Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 2 Salatiga atau 66% responden sering membaca buku buku teks mata pelajaran lain yang mempunyai keterkaitan materi, sementara itu sebanyak delapan orang guru Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 2 Salatiga atau 15,1% responden kadangkadang membaca buku buku teks mata pelajaran lain yang mempunyai keterkaitan materi. Kemampuan guru Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 2 Salatiga membaca buku buku teks mata pelajaran lain yang mempunyai keterkaitan materi lebih jelasnya dapat dilihat dari Gambar 2.Y2.2. pada Lampiran 3 halaman 22. Disamping itu sebanyak 4 orang dari 53 orang guru di Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 2 Salatiga atau 7,5% responden sangat sering mempelajari aplikasi bidang ilmu ke bidang ilmu lain, sementara sebanyak 27 orang guru Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 2 Salatiga atau 51% responden sering mempelajari aplikasi bidang ilmu ke bidang ilmu lain, selanjutnya sebanyak 22 orang guru Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 2 Salatiga atau 41,5% responden kadang-kadang mempelajari aplikasi bidang ilmu ke bidang ilmu lain. Kemampuan guru Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 2 Salatiga mempelajari 51

aplikasi bidang ilmu ke bidang ilmu lain lebih jelasnya dapat dilihat dari Gambar 2.Y2.3. pada Lampiran 3 halaman 23. Sementara itu sebanyak 15 orang guru dari 53 orang guru di Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 2 Salatiga atau 28,3% responden sangat sering memperdalam materi pembelajaran dengan membaca sumber bahan ajar lain, sedangkan sebanyak 24 orang guru Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 2 Salatiga atau 45,3% responden sering memperdalam materi pembelajaran dengan membaca sumber bahan ajar lain, dan sebanyak 14 orang guru Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 2 Salatiga atau 26,4% responden kadang-kadang memperdalam materi pembelajaran dengan membaca sumber bahan ajar lain. Kemampuan guru Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 2 Salatiga memperdalam materi pembelajaran dengan membaca sumber bahan ajar lain lebih jelasnya dapat dilihat dari Gambar 2.Y2.4. pada Lampiran 3 halaman 23. Temuan lain sebanyak 10 orang dari 53 orang guru di Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 2 Salatiga atau 18,9% responden sangat sering mempelajari cara menilai kurikulum sekolah, sementara sebanyak 33 orang guru Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 2 Salatiga atau 62,3% responden sering mempelajari cara menilai kurikulum sekolah, dan sebanyak 10 orang guru Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 2 Salatiga atau 18,9% responden kadangkadang mempelajari cara menilai kurikulum sekolah. Kemampuan guru Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 2 Salatiga mempelajari cara menilai kurikulum sekolah lebih jelasnya dapat dilihat dari Gambar 2.Y2.5. pada Lampiran 3 halaman 24. 52

Temuan terakhir dari kemampuan menguasai bahan pendalaman adalah sebanyak 11 orang dari 53 orang guru di Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 2 Salatiga atau 20,8% responden sangat sering menggunakan variasi metode mengajar sesuai dengan karakteristik materi pembelajaran, sedangkan sebanyak 30 orang guru Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 2 Salatiga atau 56,6% responden sering menggunakan variasi metode mengajar sesuai dengan karakteristik materi pembelajaran, sementara sebanyak 13 orang guru Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 2 Salatiga atau 24,5% responden kadang-kadang menggunakan variasi metode mengajar sesuai dengan karakteristik materi pembelajaran. Kemampuan guru Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 2 Salatiga dalam menggunakan variasi metode mengajar sesuai dengan karakteristik materi pembelajaran lebih jelasnya dapat dilihat dari Gambar 2.Y2.6. pada Lampiran 3 halaman 24. Berdasarkan temuan temuan diatas dapat disimpulkan bahwa sebanyak 10 orang dari 53 orang guru di Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 2 Salatiga atau 18,9% responden sangat mampu menguasai bahan pendalaman, sedangkan sebanyak 30 orang guru Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 2 Salatiga atau 56,6% responden mampu menguasai bahan pendalaman sementara sebanyak 13 orang guru Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 2 Salatiga atau 24,5% responden cukup mampu menguasai bahan pendalaman. Dengan menggunakan Modus (Mo) sebagai ukuran tendensi pusat maka dapat dikatakan guru Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 2 Salatiga mampu menguasai bahan pendalaman. Kemampuan guru Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 2 Salatiga dalam 53

menguasai bahan pendalaman lebih jelasnya dapat dilihat dari Gambar 2.Y2. pada Lampiran 3 halaman 25. 3. Kemampuan Menguasai Bahan Ajar Berdasarkan temuan temuan yang terdapat pada kemampuan menguasai bahan bidang studi dan kurikulum sekolah juga kemampuan menguasai bahan pendalaman, dapat ditarik kesimpulan bahwa sebanyak 16 orang dari 53 orang guru di Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 2 Salatiga atau 30,2% responden sangat mampu menguasai bahan ajar, sedangkan sebanyak 31 orang guru Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 2 Salatiga atau 58,5% responden mampu menguasai bahan ajar, sementara sebanyak 6 orang guru Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 2 Salatiga atau 11,3% responden cukup mampu menguasai bahan ajar. Berdasarkan 11,3% responden yang cukup mampu menguasai bahan ajar ini kebanyakan dari guru guru tersebut masih kurang dalam melaksanakan kegiatan yang disarankan kurikulum seperti mengikuti kegiatan seminar, lokakarya, ataupun mengadakan pertemuan dengan guru sejawat melalui kegiatan Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) dengan tujuan untuk menambah penguasaan bahan bidang studi. Kemampuan menguasai bahan ajar guru Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 2 Salatiga lebih jelasnya dapat dilihat dari Gambar 2.Y. pada Lampiran 3 halaman 25. B. Pembahasan Hasil Penelitian Pada bagian ini, dikemukakan mengenai pembahasan atas temuan yang telah digambarkan dengan menggunakan landasan teori pada Bab II. 54

1. Pembahasan Kemampuan Menguasai Bahan Bidang Studi Dan Kurikulum Sekolah Penguasaan materi bidang studi dan kurikulum sekolah merupakan sub kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang guru sebagai dasar untuk melaksanakan program yang lebih bermakna. Menurut Harjanto (2008 : 225) bahan bidang studi memberikan inti informasi yang diperlukan dalam pokok bahasan, selanjutnya informasi menumbuhkan pengetahuan dan hasil akhirnya adalah pemikiran intelektual dan pemahaman sedangkan pokok bahasan adalah nama satuan atau komponen mata pelajaran yang membahas isi bidang pengetahuan yang akan dipelajari. Dalam perencanaan pembelajaran, pokok bahasan dirinci ke dalam bagian bagian yang lebih kecil menjadi sub pokok bahasan sebagai materi pelajaran. Guru sebagai pendidik dan agen pembelajaran juga dituntut untuk menguasai kurikulum. Hal ini bertujuan untuk memperlancar proses pengajaran dan sebagai pedoman pelaksanaan kegiatan belajar mengajar. Menurut Undang Undang No.20 Tahun 2003 tentang Standar Pendidikan Nasional Pendidikan (SPN), kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu." Yang dimaksud dengan isi dan bahan pelajaran itu sendiri adalah susunan dan bahan kajian pelajaran untuk mencapai tujuan penyelenggaraan satuan pendidikan yang bersangkutan. 55

Hasil penelitian terhadap 53 orang guru di Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 2 Salatiga dapat dikatakan guru Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 2 Salatiga mampu menguasai bahan bidang studi dan kurikulum sekolah. Hal ini terbukti dari banyaknya 30 orang guru Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 2 Salatiga atau 56,6% responden mampu menguasai bahan bidang studi dan kurikulum sekolah. Banyaknya guru yang sering mengkaji bahan kurikulum mata pelajaran dan merumuskan indikator pembelajaran mengindikasikan bahwa guru tersebut mampu menguasai bahan bidang studi dan kurikulum sekolah. Hal tersebut sejalan dengan teori yang dikemukakan oleh M.Uzer Usman (2002 : 21) yang mengatakan bahwa penguasaan bidang studi oleh guru akan sangat membantunya dalam mengajar, sebab mengajar adalah suatu proses mengkomunikasikan pengetahuan kepada peserta didik. Dengan demikian kemampuan seorang guru dalam mengkomunikasikan pengetahuan sangat bergantung pada penguasaan pengetahuan yang akan dikomunikasikannya itu. Hal ini berarti bahwa proses dalam komunikasi dengan peserta didik, faktor penguasaan bahan bidang studilah yang dapat memampukan guru dalam mengkomunikasikan bahan ajarnya. 2. Pembahasan Kemampuan Menguasai Bahan Pendalaman Dalam mempelajari materi pembelajaran untuk mencapai kompetensi dasar terdapat beberapa kemungkinan pada diri siswa, yaitu siswa belum siap bekal pengetahuannya, siswa mengalami kesulitan, atau siswa dengan cepat menguasai materi. Dalam menghadapi kemungkinan ketiga, yaitu siswa dapat dengan cepat dan mudah menguasai materi pembelajaran, guru harus 56

menyediakan bahan pengayaan (enrichment). Materi pengayaan berbentuk pendalaman dan perluasan. Materi pengayaan baik untuk pendalaman maupun perluasan wawasan dapat diambilkan dari buku rujukan lain yang relevan atau disediakan modul pengayaan. Selain pengayaan, perlu dipertimbangkan adanya akselerasi alami di mana siswa dimungkinkan untuk mengambil pelajaran berikutnya. Menurut Dick dan Carey dalam Hamzah B.Uno (2007 : 23) mengemukakan pendalaman materi merupakan sebuah kreatifitas guru untuk membantu siswa dalam memahami dan menyerap informasi dalam pelajaran, mengingat karakteristik siswa tidaklah sama Oleh karenanya penting bagi guru untuk menguasai bahan pendalaman agar pencapaian tujuan pembelajaran tercapai. Hasil penelitian terhadap 53 orang guru di Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 2 Salatiga dapat dikatakan guru Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 2 Salatiga mampu menguasai bahan pendalaman. Hal ini dibuktikan dari banyaknya 30 orang guru Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 2 Salatiga 56,6% responden mampu menguasai bahan pendalaman. Banyaknya guru yang sering membaca buku buku teks mata pelajaran lain yang mempunyai keterkaitan materi dan mempelajari cara menilai kurikulum mata pelajaran mengindikasikan guru Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 2 Salatiga mampu menguasai bahan pendalaman. Hal tersebut sejalan dengan teori yang telah dikemukakan Kunandar (2007 : 63) yang mennyatakan upaya guru untuk menguasai bahan pendalaman dapat dilakukan dengan cara (1) mempelajari ilmu ilmu yang relevan, (2) mempelajari 57

aplikasi bidang ilmu ke dalam bidang ilmu lain, (3) mempelajarai cara menilai kurikulum mata pelajaran. Menguasai bahan pendalaman merupakan salah satu sub kompetensi menguasai bahan ajar selain menguasai bahan bidang studi dan kurikulum sekolah. 3. Pembahasan Kemampuan Menguasai Bahan Ajar Kemampuan menguasai bahan ajar adalah keseringan dari kemampuan guru dalam menguasai bahan bidang studi dan kurikulum sekolah, juga kemampuan menguasai bahan pendalaman melalui kegiatan menggali bahan ajar dari berbagai sumber bahan ajar. Menurut Hamzah B.Uno bahan ajar atau materi pembelajaran adalah pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang harus dikuasai peserta didik dalam rangka memenuhi standar kompetensi yang ditetapkan.. Suatu materi pembelajaran atau bahan ajar memuat pesan atau isi mata pelajaran yang berupa ide, fakta, konsep, prinsip, kaidah atau teori yang tercakup dalam mata pelatihan sesuai disiplin ilmu serta informasi lain dalam pembelajaran. Atas dasar batasan itulah Oemar Hamalik (2001 : 139) menjelaskan bahwa bahan pengajaran merupakan bagian yang peting dalam dalam proses belajar mengajar, yang menempati kedudukan yang menentukan keberhasilan belajar mengajar yang berkaitan dengan ketercapaian tujuan pengajaran serta menentukan kegiatan-kegaiatan belajar mengajar. Hasil penelitian terhadap 53 orang guru Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 2 Salatiga memperlihatkan sebanyak 16 orang guru sangat mampu menguasai bahan ajar, sedangakan sebanyak 31 orang guru mampu menguasai bahan ajar dan sebanyak enam orang guru cukup mampu menguasai bahan ajar. 58

Dari hasil temuan tersebut dapat dikatakan guru Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 2 Salatiga mampu menguasai bahan ajar. Hasil yang sangat baik mengingat sekolah tersebut masih sekolah berstandar nasional dan bukan Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI). Mampunya guru Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 2 Salatiga dalam menguasai bahan ajar tak lepas dari seringnya guru di sekolah tersebut dalam mengkaji bahan kurikulum mata pelajaran sebagai upaya untuk menguasai bahan bidang studi dan seringnya membaca buku buku teks mata pelajaran lain untuk memperdalam atau memperluas materi pembelajaran. Sedangkan dari enam guru yang cukup mampu menguasai bahan ajar, kebanyakan dari guru tersebut masih kurang dalam hal melaksanakan kegiatan yang disarankan kurikulum mata pelajaran seperti mengikuti kegiatan seminar, lokakarya, ataupun mengadakan pertemuan dengan guru sejawat melalui kegiatan Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) dengan tujuan untuk menambah penguasaan bahan bidang studi. Dalam Undang Undang No.14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen dijelaskan tentang arti kompetensi profesional yang merupakan kemampuan penguasaan materi pelajaran secara luas dan mendalam. Dengan kata lain jika guru tidak mampu menguasai materi pelajaran secara luas dan mendalam guru tersebut tidak mampu melaksanakan kompetensi profesionalnya dengan baik. 59