BAB I PENDAHULUAN. nantinya akan dipergunakan untuk memperkuat modal perusahaan (Fahmi,

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK BERDASARKAN PENILAIAN FAKTOR RISK PROFILE, GOOD CORPORATE GOVERNANCE, EARNINGS, DAN CAPITAL (RGEC) PADA PT.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dengan bertambahnya jumlah bank yang berada di Indonesia, persaingan untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat dan menyalurkan kembali kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan

BAB I PENDAHULUAN. memiliki peranan strategis dalam kegiatan perekonomian. Sarana tersebut dimiliki oleh

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN METODE RGEC PADA PT. BANK RAKYAT INDONESIA (Persero), Tbk PERIODE

BAB I PENDAHULUAN. yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan

BAB I PENDAHULUAN. yaitu untuk menghimpun dana dari pihak yang kelebihan dana (kreditur) dan

Pengaruh Metode Camels Dan Rgec Terhadap Harga Saham

BAB 1 PENDAHULUAN. perekonomian suatu negara bahkan dunia. dana tersebut ke masyarakat serta memberi jasa-jasa bank lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. Perlu diketahui bahwa penilaian tingkat kesehatan bank pada industri

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian Nama Bank Total Asset (triliun) Latar Belakang Permasalahan

BAB 1 PENDAHULUAN. bagian yang tidak dapat dipisahkan dari pembangunan ekonomi. Bank adalah lembaga keuangan yang kegiatan utamanya adalah

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi tidak dapat dilepaskan dari sektor perbankan. Dunia

Emiten perbankan yang digunakan dalam penelitian adalah bank yang telah go public di Bursa Efek Indonesia, bank tersebut yaitu sebagai berikut:

Nama : Uthary Maladhika NPM : Jurusan : Akuntansi Pembimbing : Budiasih, SE., MMSI

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Bank merupakan salah satu lembaga keuangan yang berfungsi sebagai

BAB I PENDAHULUAN. berhubungan dengan penawaran (supply) dan permintaan (demand) dana jangka

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Analisis Tingkat Kesehatan Bank BUMN dengan Menggunakan RGEC. Abstrak

BAB I PENDAHULUAN. lembaga perbankan sangat dibutuhkan dalam suatu perekonomian. Kestabilan ini

BAB I PENDAHULUAN. merupakan mata rantai yang penting dalam melakukan bisnis karena. melaksanakan fungsi produksi, oleh karena itu agar

Penilaian Tingkat Kesehatan PT. Bank QNB Indonesia Tbk Periode Menggunakan Metode RGEC

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. adalah dalam hal penentuan harga, baik harga jual maupun harga beli. Bank

AGUS KURNIAWAN( ) & SUSILOWATI DYAH KUSUMANINGTYAS SE. MM.

ANALISIS PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN MENGGUNAKAN METODE RGEC PADA BANK UMUM BUMN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN

Nama : Deni Aulia NPM : Jurusan : Akuntansi Pembimbing : Widada, SE., MM

BAB I PENDAHULUAN. menghimpun dana dan menyalurkan dana masyarakat secara efektif dan

BAB I Latar Belakang. Praktik perbankan di Indonesia saat ini yang diatur dalam Undang-Undang Perbankan

BAB I PENDAHULUAN. operasional perusahaan. Informasi tentang laba mengukur keberhasilan atau

BAB I PENDAHULUAN. membangun sistem perekonomian dan keuangan Indonesia karena dapat berfungsi

BAB I PENDAHULUAN. jasa bank lainnya (Kasmir, 2015). Menurut Peraturan Bank Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. bentuk simpanan dan menyalurkannya dalam berbagai alternatif investasi.

BAB I PENDAHULUAN. peranan yang penting dalam perekonomian di Indonesia. Aktifitas Bank adalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian (Bankirnews, Mei 2011)

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan sebagai salah satu lembaga intermediasi memiliki peranan

ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT KESEHATAN BANK PADA BANK PEMERINTAH DAN BANK SWASTA DI INDONESIA BERDASARKAN METODE RGEC PERIODE TAHUN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. efek. Pasar modal menjadi sesuatu yang penting dan sangat berharga. Pernyataan

BAB I PENDAHULUAN. Peran Perbankan sebagai lembaga intermediasi cukup penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. dan lainnya (Hanafi dan Halim, 2009). Sedangkan kinerja keuangan bank dapat

BAB I PENDAHULUAN. mengikutsertakan peran dan partisipasi masyarakat secara keseluruhan yang

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung hingga tahun 2004 yang dicerminkan oleh return on asset (ROA)

BAB I PENDAHULUAN. pihak yang kelebihan dana (surplus unit) dalam bentuk simpanan giro, tabungan,

Maria Sibuea EB11 Pembimbing : Agustin Rusianasari, SE., MM

ANALISIS KESEHATAN BANK MANDIRI DAN BANK BCADENGAN METODE RGEC TAHUN Dwi Rahayu Suhendro Anita Wijayanti

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang (Rahim dan Irpa, 2008).

BAB I PENDAHULUAN. berfungsi sebagai perantara keuangan (financial intermediary) antara piha

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Bagi masyarakat yang hidup di negara negara maju, seperti negara

BAB 1 PENDAHULUAN. berlandasan pada Al-Qur an dan Hadist Nabi SAW. Atau dapat disimpulkan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. pun semakin bervariasi salah satunya adalah berinvestasi di pasar modal.

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan sebuah lembaga yang mampu menjalankan fungsi pelantara (financial

BAB III. Metode Penellitian. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan sebab-akibat antar

BAB I PENDAHULUAN. Kinerja bank merupakan hal yang penting karena merupakan cerminan dari

BAB I PENDAHULUAN. memajukan perekonomian. Kemajuan perekonomian nasional dapat dilihat dari

BAB I PENDAHULUAN. didalamnya sektor usaha. Perbankan sebagai lembaga perantara (intermediate)

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Undang-undang No.10 tahun 1998 Pasal 1 tentang perbankan, dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK (PENDEKATAN RGEC) PADA BANK RAKYAT INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. semua sektor perekonomian. Dengan memberikan kredit kepada sektor

ANALISIS PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN MENGGUNAKAN METODE RGEC PADA BANK UMUM BUMN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dalam maupun luar negeri. Dalam menjalankan kegiatan usaha tersebut. perbankan sebagai sektor yang highly regulated.

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK PADA PT. BANK RAKYAT INDONESIA, Tbk. DENGAN MENGGUNAKAN METODE RGEC PERIODE

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. manfaat diantaranya dividen dan capital gain. Dividend merupakan bagian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Fenomena yang terjadi adalah dimana keadaan perekonomian

BAB I PENDAHULUAN. dalam pasar modal adalah dengan cara membeli saham yang ditawarkan di pasar

BAB I PENDAHULUAN. lain, kemudian mengelola dana tersebut dan menyalurkannya kepada masyarakat atau

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. modal yang menghasilkan laba tersebut. Sama seperti pernyataan Pandia. mengukur efektivitas perusahaan memperoleh laba.

BAB I PENDAHULUAN. utama suatu bank adalah menghimpun dana dari masyarakat melalui simpanan

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan oleh Bursa Efek Indonesia (BEI) menunjukkan pencapaian yang

: Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Dengan Metode RGEC Pada PT. Bank Mandiri (Persero), Tbk. : I Made Paramartha NIM :

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pasal 1 Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1998 (Merkusiwati, 2007:100)

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian PT. Bank Negara Indonesia (Persero)

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Bhayangkara Jaya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Perbankan sebagai bagian dari perekonomian, memiliki peranan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Bank merupakan suatu bidang usaha yang bergerak pada jasa keuangan yang

Bab I Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN. yang ditetapkan dan struktur permodalan yang lemah dan sebagainya.

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. ekuiti (saham), reksadana, instrument derivative, maupun instrumen

BAB I PENDAHULUAN. dan untuk menghadapi risiko di masa yang akan datang (PBI No. 13/1/PBI/2011).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Saham merupakan sertifikat yang menunjukan bukti kepemilikan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. besar atau paling tidak sama dengan return (imbalan) yang dikehendaki

1. Penilaian tingkat kesehatan bank dilihat dari faktor Risk Profile pada periode 2013 menunjukkan Bank Syariah Mandiri masuk kategori sangat sehat,

BAB I PENDAHULUAN. yang membutuhkan dana. Agar para investor mau menanamkan dananya maka

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan tersebut baik perusahaan dagang, jasa, maupun manufaktur.

BAB II KERANGKA TEORI DAN PENURUNAN HIPOTESIS. Saham merupakan surat berharga yang menjadi bukti kepemilikan individu

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan perekonomian negara Indonesia tidak lepas dari. pengaruh peran perbankan sebagai salah satu lembaga keuangan yang

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan perekonomian suatu negara. Di Indonesia, perkembangan

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN MENGGUNAKAN METODE RISK BASED BANK RATING ( RBBR )

BAB I PENDAHULUAN. baik secara langsung maupun tidak langsung. Banyaknya sektor yang tergantung

BAB I PENDAHULUAN. dana dari pihak yang mempunyai dana yang kelebihan dengan pihak yang

BAB I PENDAHULUAN. negara Indonesia memiliki peranan cukup penting. Hal ini dikarenakan sektor

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Menurunnya kapasitas permintaan dan produksi di sektor riil berpotensi

BAB I PENDAHULUAN. berkaitan erat dengan sector keuangan. Banyak sekali lembaga-lembaga keuangan

BAB I PENDAHULUAN. suatu badan usaha terus-menerus memperoleh laba, ini berarti kelangsungan hidup

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pasar modal adalah tempat berbagai pihak khususnya perusahaan menjual saham (stock) dan obligasi (bonds), dengan tujuan dari hasil penjualan tersebut nantinya akan dipergunakan untuk memperkuat modal perusahaan (Fahmi, 2012:55). Pasar modal terdiri dari beberapa sektor, salah satunya sektor perbankan. Bank diartikan sebagai lembaga keuangan yang kegiatan usahanya adalah menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan kembali dana tersebut ke masyarakat serta memberikan jasa bank lainnya (Kasmir, 2016:3). Bank berperan penting dalam meningkatkan perekonomian masyarakat dengan menciptakan berbagai layanan jasa yang ditawarkan untuk mempermudah masyarakat dalam melakukan transaksi, seperti menawarkan beberapa jenis simpanan dana, memberikan pinjaman kepada masyarakat yang membutuhkan dana untuk mengembangkan usahanya, serta jasa pengiriman uang melalui bank baik dengan bank yang sejenis maupun bank yang tidak sejenis. Selain itu, bank juga memberikan keuntungan untuk pemerintah dalam hal meningkatkan penerimaan pajak. Bank merupakan salah satu sektor keuangan dalam pasar modal yang banyak diminati oleh para investor untuk menanamkan modalnya, salah satu alasannya karena modal yang harus disetor oleh pemiliknya tidak banyak. Investasi 1

2 saham adalah salah satu investasi yang mempunyai risiko sangat besar namun banyak diminati. Investor yang menginvestasikan modalnya dengan membeli saham tentu mempunyai harapan agar nilai saham yang dimilikinya selalu meningkat, semakin tinggi nilai saham yang dimiliki investor maka semakin besar keuntungan yang diperolehnya. Harga saham merupakan nilai suatu perusahaan yang mencerminkan kekayaan suatu perusahaan tersebut. Kenaikan dan penurunan harga saham ditentukan oleh penawaran dan permintaan investor. Fenomena harga saham terjadi pada Selasa 16 Desember 2014, PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) yang dilanda aksi jual turun 2,14% menjadi Rp 10.300 per saham, menyeret bursa dengan penurunan 5,55 poin (Tribunnews.com, 2014). Fenomena lain terjadi pada tahun 2015, harga saham perbankan hingga penutupan sesi I menurun cukup tajam, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) turun 1,2 persen menjadi Rp 10.575 (Bareksa.com, 03 Juni 2015). Fenomena lainnya terjadi tahun 2016, bursa saham kembali melanjutkan pelemahan. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah 10,12 poin atau 0,2% ke 5387,7. IHSG mengawali perdagangan dengan transaksi sebesar Rp 40,53 miliar dari 46,88 juta lembar saham diperdagangkan. Saham PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) turun Rp 300 atau 2,7% ke Rp 10.875 (Okezone Finance, 26 Oktober 2016). Fenomena harga saham lain terjadi di PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) yang ditutup sementara turun 3,06% menjadi Rp 11.100 per saham, menyeret bursa dengan penurunan 9,13 poin (Tribunnews, 16 Desember 2014). Fenomena lain terjadi pada tahun 2015, harga saham PT Bank Rakyat Indonesia

3 Tbk (BBRI) turun 3,2 persen menjadi Rp 11.350 (Bareksa.com, 03 Juni 2015). Fenomena lainnya terjadi pada tahun 2016 harga saham PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) turun drastis sebesar 5,8 persen selama satu hari perdagangan di Senin, 14 November 2016. Meskipun mengalami penurunan, perseroan tidak mempermasalahkan karena penurunan harga saham juga terjadi terhadap banyak emiten yang ada di pasar modal Indonesia. Penurunan harga saham juga seiring dengan anjloknya kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dalam beberapa hari belakangan ini (Metrotvnews.com, 15 November 2016). Fenomena harga saham lain terjadi di PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk pada Kamis 24 April 2014, pada penutupan perdagangan hari ini saham PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BBTN) anjlok 7,28 persen atau 95 poin menjadi Rp 1.210. Secara keseluruhan, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup turun 0,04 persen atau 2,06 poin ke level 4.891 dan LQ45 juga turun 0,03 persen atau 0,25 poin ke level 829,599 (Merdeka.com, 2014). Fenomena lain terjadi pada tahun 2015, beberapa harga saham perbankan hingga penutupan sesi I hari ini menurun cukup tajam, salah satunya PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN) turun 2,6 persen menjadi Rp 1.145 (Bareksa.com, 03 Juni 2015). Fenomena lainnya terjadi pada tahun 2016, kinerja saham PT Bank Tabungan Negara (persero) Tbk (BBTN) terpuruk dalam sebulan terakhir. Sepanjang bulan ini, saham BBTN sudah turun 15,18 persen dari posisi awal November Rp 1.910 menjadi Rp 1.620 pada penutupan perdagangan 29 November 2016. Catatan tersebut menjadi yang terendah dalam delapan bulan sejak Maret tahun ini. Padahal, sejak Maret hingga 1

4 November 2016, saham telah naik 19,38 persen. Penurunan harga saham sejalan dengan reaksi pasar untuk semua saham (Bareksa.com, 30 November 2016). Fenomena harga saham lain terjadi di PT Bank Negara Indonesia pada Selasa 29 April 2014, harga saham PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) pada bursa saham siang ini mengalami penurunan hingga 100 poin atau 2,11 persen ke Rp 4.865. Saham BNI diperdagangkan dengan volume 16,423 juta lembar saham atau senilai Rp 80,145 miliar (Okezone Finance, 2014). Fenomena lain terjadi pada tahun 2015, harga saham PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) hingga penutupan sesi I hari ini menurun 4,1 persen menjadi Rp 6.375 (Bareksa.com, 03 Juni 2015). Fenomena lainnya terjadi pada tahun 2016, harga saham PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI) melanjutkan penurunan untuk dua hari berturut-turut, setelah perseroan melaporkan kinerja laba kuartalan yang naik pada akhir pekan lalu. Sejumlah analis menilai bahwa kinerja keuangan bank pemerintah itu belum sesuai ekspektasi dan kualitas kreditnya bertambah buruk. Pada jeda siang perdagangan hari Senin 25 Juli 2016, harga saham BBNI turun 1,89 persen atau 100 poin ke Rp 5.200 (Bareksa.com, 25 Juli 2016). Tingkat penurunan harga saham dapat dilihat pada gambar dibawah ini Tabel 1.1 Tingkat Penurunan Harga Saham Nama Bank Penurunan Harga Saham (%) 2014 2015 2016 BMRI 2,14 1,2 2,7 BBRI 3,06 3,2 5,8 BBTN 7,28 2,6 15,18 BBNI 2,11 4,1 1,89 Sumber: data yang diolah

5 Tingkat kesehatan bank menjadi salah satu faktor paling penting bagi investor untuk mempertimbangkan perusahaan perbankan yang akan ditanamkan modalnya. Kondisi keuangan yang baik menunjukkan bahwa bank sehat, begitu pun sebaliknya apabila kondisi keuangan kurang baik maka bank tersebut tidak sehat. Semakin baik tingkat kesehatan bank, maka semakin baik pula perubahan harga saham perusahaan perbankan dalam pasar saham (Esti dalam Indriani 2016). Kesehatan suatu bank merupakan kepentingan semua pihak yang terkait, baik pemilik dan pengelola bank, masyarakat pengguna jasa bank, maupun Bank Indonesia sebagai pembina dan pengawas bank-bank sebagai perpanjangan tangan dari pihak pemerintah. Bank-bank yang sehat akan mempengaruhi sistem perekonomian suatu negara secara menyeluruh mengingat bank mengatur peredaran dana (Pandia, 2012:220). Berdasarkan Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 13/24/DNDP perihal penilaian tingkat kesehatan Bank Umum, mekanisme penilaian tingkat kesehatan bank sesuai dengan Peraturan Bank Indonesia Nomor 13/1/PBI/2011 tentang Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum, bank wajib melakukan penilaian tingkat kesehatan bank dengan menggunakan pendekatan berdasarkan Risiko (Risk-Based Rating). Faktor-faktor Risk-Based Rating terdiri dari Profil Risiko (Risk Profile), Good Corporate Governance (GCG), Rentabilitas (Earning), dan Permodalan (Capital). Menurut Peraturan Bank Indonesia Nomor 13/1/PBI/2011 profil risiko merupakan penilaian terhadap risiko inheren dan kualitas penerapan manajemen risiko dalam operasional Bank yang dilakukan terhadap 8 (delapan) risiko yaitu:

6 risiko kredit; risiko pasar; risiko likuiditas; risiko operasional; risiko hukum; risiko stratejik; risiko kepatuhan; dan risiko reputasi. Tingkat profil risiko bank yang tinggi menunjukkan bahwa bank sedang menghadapi berbagai risiko dari kegiatan operasionalnya tetapi penerapan manajemen risikonya kurang efektif (Indriani, 2016). Menurut Kheder dalam Indriani (2016) sinyal risiko perusahaan yang tinggi dapat menyebabkan penurunan harga saham. Faktor penilaian tingkat kesehatan bank yang kedua yaitu Good Corporate Governance. Good Corporate Governance dapat didefinisikan sebagai struktur, sistem, dan proses yang digunakan oleh pihak-pihak internal maupun eksternal yang berkaitan dengan perusahaan sebagai upaya untuk memberikan nilai tambah perusahaan secara berkesinambungan dalam jangka panjang dengan memperhatikan kepentingan stakeholder lainnya, berlandaskan peraturan perundangan dan nomor yang berlaku (Noviantari, 2017). Baik tidaknya penerapan Good Corporate Governance sebuah perusahaan akan berimbas pada kinerja perusahaan itu sendiri dimana hasil kinerja tersebut akan berbanding lurus dengan tingkat pendapatan yang nantinya berdampak juga pada tingkat harga saham perusahaan tersebut (Toruan, 2014). Earning merupakan faktor penilaian tingkat kesehatan bank yang selanjutnya. Earning (rentabilitas) adalah kemampuan perusahaan dalam memperoleh keuntungan dalam suatu periode tertentu. Salah satu rasio yang digunakan untuk penilaian kesehatan bank faktor earning adalah Return On Asset (ROA). Rasio Return On Asset melihat sejauh mana investasi yang telah

7 ditanamkan mampu memberikan pengembalian keuntungan sesuai dengan yang diharapkan (Fahmi, 2014:82). Semakin tinggi ROA akan menarik investor untuk menanamkan modalnya pada bank tersebut sehingga membuat harga saham semakin meningkat (Lestari, 2015). Capital (permodalan) merupakan penilaian tingkat kesehatan bank yang terakhir. Secara umum pengertian modal adalah uang yang ditanamkan oleh pemiliknya sebagai pokok untuk memulai usaha maupun untuk memperluas (besar) usahanya yang dapat menghasilkan sesuatu guna menambah kekayaan (Pandia, 2012:28). Salah satu rasio untuk penilaian faktor capital yaitu Capital Adequacy Ratio (CAR). CAR berkaitan dengan penyediaan modal sendiri yang diperlukan untuk menutup risiko kerugian yang mungkin timbul dari penanaman dana dalam aktiva-aktiva produktif yang mengandung risiko, serta untuk pembiayaan penanaman dalam aktiva tetap dan investasi (Praditasari, 2017). Jika Capital Adequacy Ratio semakin besar maka tingkat kesehatan bank akan semakin baik, dan mengakibatkan tingkat modal yang dimiliki bank akan meningkat sehingga akan memicu peningkatan harga saham perusahaan tersebut (Panjaitan, 2016). Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian yang dilakukan oleh Harry P. Panjaitan dan Dian Putri Kusuma Wardani yang meneliti pengaruh tingkat kesehatan bank dengan menggunakan metode RGEC (Risk Profile, Good Corporate Governance, Earning dan Capital) terhadap harga saham pada bank umum yang tercatat di Bursa Efek Indonesia tahun 2011-2014. Hasil penelitian

8 menunjukkan bahwa secara parsial variabel Non Performing Loan, Good Corporate Governance, dan Return On Asset memiliki pengaruh yang signifikan terhadap harga saham perbankan umum yang terdaftar di BEI, sedangkan variabel Capital Adequacy Ratio tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap harga saham perbankan umum yang terdaftar di BEI. Secara simultan variabel Non Performing Loan, Good Corporate Governance, Return On Asset, dan Capital Adequacy Ratio berdampak terhadap harga saham perbankan umum yang terdaftar di BEI. Perbedaan dengan penelitian sebelumnya yaitu indikator risk profile yang digunakan pada penelitian ini risiko likuiditas yang dihitung dengan rasio Loan to Deposit Ratio (LDR) dan sampel yang digunakan Bank Umum Pemerintah dan Bank Umum Swasta Devisa yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2012 sampai dengan 2016. Berdasarkan uraian diatas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul : Pengaruh Kesehatan Bank Metode RGEC (Risk Profile, Good Corporate Governance, Earning, dan Capital) Terhadap Harga Saham (Studi pada Bank Umum Pemerintah dan Bank Umum Swasta Devisa yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia). 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang penelitian yang telah diuraikan penulis diatas, maka penulis menetapkan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut :

9 1. Bagaimana risk profile pada Bank Umum Pemerintah dan Bank Umum Swasta Devisa. 2. Bagaimana good corporate governance pada Bank Umum Pemerintah dan Bank Umum Swasta Devisa. 3. Bagaimana earning pada Bank Umum Pemerintah dan Bank Umum Swasta Devisa. 4. Bagaimana capital pada Bank Umum Pemerintah dan Bank Umum Swasta Devisa. 5. Bagaimana harga saham pada Bank Umum Pemerintah dan Bank Umum Swasta Devisa. 6. Seberapa besar pengaruh risk profile, good corporate governance, earning dan capital terhadap harga saham secara parsial pada Bank Umum Pemerintah dan Bank Umum Swasta Devisa. 7. Seberapa besar pengaruh risk profile, good corporate governance, earning dan capital terhadap harga saham secara simultan pada Bank Umum Pemerintah dan Bank Umum Swasta Devisa. 1.3 Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui dan menganalisis risk profile pada Bank Umum Pemerintah dan Bank Umum Swasta Devisa. 2. Untuk mengetahui dan menganalisis good corporate governance pada Bank Umum Pemerintah dan Bank Umum Swasta Devisa.

10 3. Untuk mengetahui dan menganalisis earning pada Bank Umum Pemerintah dan Bank Umum Swasta Devisa. 4. Untuk mengetahui dan menganalisis capital pada Bank Umum Pemerintah dan Bank Umum Swasta Devisa. 5. Untuk mengetahui dan menganalisis harga saham pada Bank Umum Pemerintah dan Bank Umum Swasta Devisa. 6. Untuk mengetahui dan menganalisis besarnya pengaruh risk profile, good corporate governance, earning dan capital terhadap harga saham secara parsial pada Bank Umum Pemerintah dan Bank Umum Swasta Devisa. 7. Untuk mengetahui dan menganalisis besarnya pengaruh risk profile, good corporate governance, earning dan capital terhadap harga saham secara simultan pada Bank Umum Pemerintah dan Bank Umum Swasta Devisa. 1.4 Kegunaan Penelitian Penelitian ini mempunyai dua manfaat, yaitu kegunaan secara teoritis dan kegunaan secara praktis yang akan dijelaskan sebagai berikut: 1.4.1 Kegunaan Praktis Penelitian ini merupakan suatu hal yang dapat memberikan manfaat baik bagi penulis, perusahaan, dan bagi pembaca pada umumnya. Manfaat yang dapat diambil yaitu sebagai berikut:

11 1. Bagi Penulis Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan pemahaman mengenai penelitian yang berhubungan dengan akuntansi keuangan, serta memperluas informasi dalam bidang pasar modal dan perbankan. Selain itu penelitian ini menjadi salah satu sarana peneliti untuk mengembangkan ilmu yang selama ini diperoleh dari hasil mengikuti perkuliahan. 2. Bagi Perusahaan Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai masukan atau sumbangan pemikiran bagi bank untuk meningkatkan efektivitas kinerja perbankan. 3. Bagi Pihak Lain Penelitian ini diharapkan akan bermanfaat untuk memberikan informasi kepada investor, calon investor, pemegang saham, dan para pelaku bisnis yang akan menginvestasikan dananya dalam bank umum sebagai bahan pertimbangan untuk mengambil keputusan. 1.4.2 Kegunaan Teoritis Kegunaan dari aspek teoritis yang ingin dicapai dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi bagi pengembangan ilmu akuntansi untuk menambah pengetahuan. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi sarana untuk menambah pengetahuan dengan menerapkan ilmu yang diperoleh dalam bidang pasar modal.