BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masa remaja merupakan suatu periode transisi antara masa kanak-kanak dan masa dewasa dimana terjadi proses pematangan fisik, kognitif, sosial, dan emosional yang cepat pada anak laki-laki untuk mempersiapkan diri menjadi laki-laki dewasa dan pada anak perempuan untuk mempersiapkan diri menjadi perempuan dewasa. 1 Seorang remaja akan mengalami masa perkembangan remaja yang dimulai dari masa pubertas yaitu umur 12-23 tahun. Masa pubertas dibagi menjadi tiga yaitu masa prapubertas, masa pubertas, dan masa remaja. Masa prapubertas dialami wanita yang berumur 12-13 tahun dan pria yang berumur 13-14 tahun. Masa pubertas dialami wanita yang berumur 13-18 tahun dan pria yang berumur 14-18 tahun. Masa remaja dialami wanita yang berumur 18-21 tahun dan pria yang berumur 18-23 tahun. 2 Salah satu tanda seorang wanita memasuki masa pubertas adalah mengalami menstruasi. Menstruasi adalah meluruhnya endometrium yang menebal, disertai sedikit darah, yang terjadi setiap bulan setelah pubertas sampai menopause. 3 Menstruasi normalnya berlangsung selama 3-5 hari. 4 Gangguan mentruasi yang biasa terjadi adalah premenstrual tension, mastodinia, mittelschmiz, dan dismenorea. 5 Dismenore adalah nyeri abdomen bagian bawah yang dirasakan tepat sebelum atau selama haid. 6 Dismenore adalah keadaan nyeri di bagian abdomen, kram, dan sakit punggung serta dapat mengganggu aktivitas sehari-hari. 7
Dismenore dibedakan menjadi dua yaitu dismenore primer dan dismenore sekunder. Dismenore primer terjadi karena produksi prostaglandin yang lebih besar sehingga menyebabkan kontraksi uterus, iskemia uterus, dan nyeri pelvis. Dismenore sekunder terjadi akibat berbagai kondisi patologis seperti endometriosis, salfingitis, dan kelainan duktus. 8 Hasil Penelitian pada pelajar putri di Korea tahun 1999 menunjukkan 81,9% mengalami dismenore dimana 42,6% memiliki riwayat keluarga yang mengalami dismenore. 9 Hasil penelitian di Thailand tahun 2004 menunjukkan prevalensi dismenore para remaja putri Thailand sebesar 84,2% dengan keluhan kram pada perut sebesar 78%, nyeri punggung 58,9% dan perubahan mood 56,9%. 10 Pada tahun 2005 di Jepang angka kejadian dismenore primer 46 %, dan 27,3 % dari penderita absen dari sekolah dan pekerjaannya pada hari pertama menstruasi. 11 Pada tahun 2007 prevalensi dismenore di Malaysia 62,33% dimana 80,7% memiliki riwayat keluarga yang mengalami dismenore. 12 Hasil penelitian di Oman tahun 2011 menunjukkan bahwa remaja putri di Oman yang mengalami menstruasi ada 94% dengan derajat kesakitan 27% dismenore ringan, 41% dismenore sedang, dan 32% dismenore berat. 13 Pada tahun yang sama dilakukan penelitian pada mahasiswa keperawatan di Libanon dan diperoleh prevalensi kejadian dismenore sebesar 38,1 %. 14 Hasil penelitian pada remaja putri di Ghana tahun 2012 menunjukkan 74,4% mengalami dismenore dengan derajat kesakitan 18,1% dismenore ringan, 37,5% dismenore sedang, dan 18,8% dismenore berat yang menyebabkan 9,5% tidak masuk sekolah. 15 Pada tahun yang sama, angka kejadian dismenore di Turki 67,7% dengan
derajat kesakitan 41,9% dismenore ringan, 20,3% dismenore sedang, dan 5,5% dismenore berat. 16 Prevalensi dismenore primer pada tahun 2012 di Amerika Serikat pada wanita umur 12 17 tahun adalah 59,7% dengan derajat kesakitan 49% dismenore ringan, 37% dismenore sedang, dan 12% dismenore berat yang mengakibatkan 23,6% dari penderitanya tidak masuk sekolah. 17 Pada tahun 2008, prevalensi dismenore di Indonesia sebesar 64,25% yang terdiri dari 54,89% dismenore primer dan 9,36% dismenore sekunder. 18 Hasil penelitian Olaf Sianipar pada tahun 2009 menunjukkan 31,6% remaja putri di Jakarta Timur mengalami dismenore. 19 Pada tahun 2010, prevalense dismenore di Manado sebesar 98,5% dengan keluhan 10,1% mengalami mual muntah, 14,1% nyeri kepala, 33,7% gangguan emosi dan 1% pingsan. 20 Hasil penelitian Toh Chia Thing pada tahun 2011 menunjukkan 53,9% siswi di SMA Santo Thomas 1 Medan mengalami dismenore dimana 32,6% yang berolahraga secara teratur. 21 Dilokasi yang sama pada tahun 2012, hasil penelitian Novia menunjukkan 84,4 % remaja di SMA St. Thomas 1 Medan mengalami dismenore dengan intensitas nyeri ringan 46,7%, nyeri sedang 30,0%, dan nyeri berat 23,3%. 22 Hasil penelitian Andi pada tahun 2012 menunjukkan 87,1% remaja putri di SMAN 1 Kahu Kabupaten Bone Provinsi Sulawesi Selatan mengalami dismenore. 23 Hasil penelitian Desriani pada tahun 2013 menunjukkan 54,4% remaja Gorontalo mengalami dismenore primer. 24 Hasil penelitianasmika pada tahun 2013 menunjukkan 100% mahasiswi di Universitas Brawijaya mengalami dismenore dengan derajat kesakitan 15,38%
dismenore ringan, 63,46% dismenore sedang, dan 21,15% dismenore berat. 25 Pada tahun 2013, hasil penelitian Frenita di SMK Negeri 10 Medan menunjukkan 81,30% remaja mengalami dismenore. 26 1.2. Rumusan Masalah Belum diketahui faktor-faktor yang berhubungan dengan dismenore pada siswi SMA 1.3. Tujuan Penelitian 1.3.1. Tujuan Umum Untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian 1.3.2. Tujuan Khusus 1. Untuk mengetahui proporsi prevalenskejadian dismenore pada siswi SMA 2. Untuk mengetahui distribusi proporsi berdasarkan umur di SMA Negeri 2 MedanTahun 2014. 3. Untuk mengetahui distribusi proporsi berdasarkan derajat kesakitan dismenore di SMA 4. Untuk mengetahui distribusi proporsi berdasarkan umur menarche di SMA 5. Untuk mengetahui distribusi proporsi berdasarkan lama menstruasi di SMA 6. Untuk mengetahui distribusi proporsi berdasarkan siklus menstruasi di SMA
7. Untuk mengetahui distribusi proporsiberdasarkan kebiasaan olahraga di SMA 8. Untuk mengetahui distribusi proporsi berdasarkan status gizi di SMA Negeri 2 MedanTahun 2014. 9. Untuk mengetahui distribusi proporsi berdasarkan riwayat dismenore pada keluarga di SMA 10. Untuk mengetahui hubungan antara umur dengan kejadian dismenore pada siswi SMA 11. Untuk mengetahui hubungan antara umur menarche dengan kejadian 12. Untuk mengetahui hubungan antara lama menstruasi dengan kejadian 13. Untuk mengetahui hubungan antara siklus menstruasi dengan kejadian 14. Untuk mengetahui hubungan antara kebiasaan olahraga dengan kejadian 15. Untuk mengetahui hubungan antara status gizi dengan kejadian dismenore pada siswi SMA 16. Untuk mengetahui hubungan antara riwayat dismenore pada keluarga dengan kejadian
1.4. Manfaat Penelitian 1.4.1. Untuk Peneliti Untuk menambah wawasan mengenai permasalahan pada masyarakat yang berhubungan denganreproduksi wanita khususnya mengenai dismenore dan sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan studi di Fakultas Kesehatan Masyarakat. 1.4.2. Untuk Instansi Memberikan informasi kepada pihak sekolah mengenai kejadian dismenore para pelajar putri dan sebagai bahan masukan untuk mengatasinya agar proses belajar-mengajar di sekolah dapat berjalan dengan baik. 1.4.3. Untuk Institusi Pendidikan Penelitian ini dapat menjadi bahan referensi atau sumber informasi untuk penelitian selanjutnya.