( a) (b) Gambar 21. Konstruksi tumpuan rol (a) dan (b) Gambar 22. Simbol tumpuan rol. Balok. Balok

dokumen-dokumen yang mirip
sendi Gambar 5.1. Gambar konstruksi jembatan dalam Mekanika Teknik

STATIKA I. Reaksi Perletakan Struktur Statis Tertentu : Balok Sederhana dan Balok Majemuk/Gerbe ACEP HIDAYAT,ST,MT. Modul ke: Fakultas FTPD

TUGAS MAHASISWA TENTANG

MODUL 1 STATIKA I PENGERTIAN DASAR STATIKA. Dosen Pengasuh : Ir. Thamrin Nasution

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Pengertian rangka

KONSTRUKSI BALOK DENGAN BEBAN TERPUSAT DAN MERATA

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Prinsip Dasar Mesin Pencacah Rumput

STRUKTUR STATIS TERTENTU PORTAL DAN PELENGKUNG

STRUKTUR STATIS TAK TENTU

Pertemuan V,VI III. Gaya Geser dan Momen Lentur

BAB II PELENGKUNG TIGA SENDI

Pertemuan VI,VII III. Metode Defleksi Kemiringan (The Slope Deflection Method)

BAB II DASAR TEORI. Gambar 2.1 Tumpuan Rol

MODUL 2 : ARTI KONSTRUKSI STATIS TERTENTU DAN CARA PENYELESAIANNYA 2.1. JUDUL : KONSTRUKSI STATIS TERTENTU

Jenis Jenis Beban. Bahan Ajar Mekanika Bahan Mulyati, MT

2 Mekanika Rekayasa 1

Pertemuan I, II I. Gaya dan Konstruksi

BAB I STRUKTUR STATIS TAK TENTU

STRUKTUR STATIS TERTENTU

MEKANIKA REKAYASA III

BAB IV KONSTRUKSI RANGKA BATANG. Konstruksi rangka batang adalah suatu konstruksi yg tersusun atas batangbatang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Gaya. Gaya adalah suatu sebab yang mengubah sesuatu benda dari keadaan diam menjadi bergerak atau dari keadaan bergerak menjadi diam.

Bab 6 Defleksi Elastik Balok

BAB II DASAR TEORI. Gambar 2.1 Prinsip Statika Keseimbangan (Meriam& Kraige, 1986)

GAYA GESER, MOMEN LENTUR, DAN TEGANGAN

Pertemuan I,II I. Struktur Statis Tertentu dan Struktur Statis Tak Tentu

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Sebuah benda tegar dikatakan dalam keseimbangan jika gaya gaya yang bereaksi pada benda tersebut membentuk gaya / sistem gaya ekvivalen dengan nol.

TM. V : Metode RITTER. TKS 4008 Analisis Struktur I

BAB I PENDAHULUAN. dengan banyaknya dilakukan penelitian untuk menemukan bahan-bahan baru atau

Struktur Beton. Ir. H. Armeyn, MT. Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Jurusan Teknik Sipil dan Geodesi Institut Teknologi Padang

C 7 D. Pelat Buhul. A, B, C, D, E = Titik Buhul A 1 2 B E. Gambar 1

BAB II DASAR TEORI 2.1 Spin Coating Metode Spin Coating

PUNTIRAN. A. pengertian

BALOK SEDERHANA BALOK SEDERHANA DAN BALOK SENDI BANYAK

Persamaan Tiga Momen

REKAYASA PENULANGAN GESER BALOK BETON BERTULANG DENGAN MENGGUNAKAN SENGKANG VERTIKAL MODEL U

ANALISA STATIS TERTENTU WINDA TRI WAHYUNINGTYAS

MODUL 2 STATIKA I BALOK TERJEPIT SEBELAH. Dosen Pengasuh : Ir. Thamrin Nasution

5- Persamaan Tiga Momen

MODUL 9. Sesi 1 STATIKA I PELENGKUNG TIGA SENDI. Dosen Pengasuh : Ir. Thamrin Nasution

BAB II DASAR TEORI. Gambar 2.1 Mesin CNC turning

PERSEPSI SISWA TERHADAP KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU

BAB II DASAR TEORI 2.1 Pengertian Umum Mesin Penyaring Pasir 2.2 Prinsip Kerja Sand Filter Rotary Machine

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB II DASAR TEORI 2.1 Pengertian Umum Mesin Perontok Padi 2.2 Rangka

KEANDALAN STRUKTUR BALOK SEDERHANA DENGAN SIMULASI MONTE CARLO

ELEMEN-ELEMEN STRUKTUR BANGUNAN

Kajian Pengaruh Panjang Back Span pada Jembatan Busur Tiga Bentang

Struktur Lipatan. Struktur Lipatan 1

MODUL 5 STATIKA I MUATAN TIDAK LANGSUNG. Dosen Pengasuh : Ir. Thamrin Nasution

Pertemuan XIII VIII. Balok Elastis Statis Tak Tentu

03. Semua komponen struktur diproporsikan untuk mendapatkan kekuatan yang. seimbang yang menggunakan unsur faktor beban dan faktor reduksi.

A. Pendahuluan. Dalam cabang ilmu fisika kita mengenal MEKANIKA. Mekanika ini dibagi dalam 3 cabang ilmu yaitu :

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Rumusan Masalah Tujuan

STATIKA. Dan lain-lain. Ilmu pengetahuan terapan yang berhubungan dengan GAYA dan GERAK

Definisi Balok Statis Tak Tentu

KESEIMBANGAN BENDA TEGAR

INSTITUT TEKNOLOGI PADANG

5- STRUKTUR LENTUR (BALOK)

Golongan struktur Balok ( beam Kerangka kaku ( rigid frame Rangka batang ( truss

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

1.1. Mekanika benda tegar : Statika : mempelajari benda dalam keadaan diam. Dinamika : mempelajari benda dalam keadaan bergerak.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut PBI 1983, pengertian dari beban-beban tersebut adalah seperti yang. yang tak terpisahkan dari gedung,

Oleh : Ir. H. Armeyn Syam, MT FAKULTAS TEKNIK SIPIL & PERENCANAAN INSTITUT TEKNOLOGI PADANG

III. TEGANGAN DALAM BALOK

STRUKTUR CANGKANG I. PENDAHULULUAN

Pertemuan XI : SAMBUNGAN BAUT

METODE PEMBELAJARAN MEKANIKA BAHAN PADA APLIKASI KOMPONEN BETON BERTULANG

MODUL 3 : METODA PERSAMAAN TIGA MOMEN Judul :METODA PERSAMAAN TIGA MOMEN UNTUK MENYELESAIKAN STRUKTUR STATIS TIDAK TERTENTU

Pengertian Momen Gaya (torsi)- momen gaya.

BAB 4 Tegangan dan Regangan pada Balok akibat Lentur, Gaya Normal dan Geser

BAB I PENDAHULUAN Umum. Pada dasarnya dalam suatu struktur, batang akan mengalami gaya lateral

Bab 5 Puntiran. Gambar 5.1. Contoh batang yang mengalami puntiran

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III LANDASAN TEORI (3.1)

PRINSIP DASAR MEKANIKA STRUKTUR

II. KAJIAN PUSTAKA. gaya-gaya yang bekerja secara transversal terhadap sumbunya. Apabila

MODUL 12 WESEL 1. PENGANTAR

1.2. ELEMEN STRUKTUR UTAMA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. gedung dalam menahan beban-beban yang bekerja pada struktur tersebut. Dalam. harus diperhitungkan adalah sebagai berikut :

DINAMIKA (HKM GRK NEWTON) Fisika Dasar / Fisika Terapan Program Studi Teknik Sipil Salmani, ST., MS., MT.

Metode Defleksi Kemiringan (The Slope Deflection Method)

MEKANIKA TEKNIK 02. Oleh: Faqih Ma arif, M.Eng

BAB III PENGUJIAN, PENGAMBILAN DATA DAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pembebanan yang berlaku untuk mendapatkan suatu struktur bangunan

Bab 5 Kesimpulan dan Saran

Pertemuan III,IV,V II. Metode Persamaan Tiga Momen

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembangunan prasarana fisik di Indonesia saat ini banyak pekerjaan

PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 3 LANDASAN TEORI. perencanaan underpass yang dikerjakan dalam tugas akhir ini. Perencanaan

MODUL PERKULIAHAN. Gaya Dalam Struktur Statis Tertentu Pada Portal Sederhana

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL...i. LEMBAR PENGESAHAN... ii. LEMBAR PERSEMBAHAN... iii. KATA PENGANTAR...iv. DAFTAR ISI...vi. DAFTAR GAMBAR...

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

Catatan Materi Mekanika Struktur I Oleh : Andhika Pramadi ( 25/D1 ) NIM : 14/369981/SV/07488/D MEKANIKA STRUKTUR I (Strengh of Materials I)

MAKALAH MOMEN GAYA. Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Fisika Mekanik. Disusun Oleh: 1.Heri Kiswanto 2.M Abdul Aziz

BAB IV DIAGRAM GAYA GESER (SHEAR FORCE DIAGRAM SFD) DAN DIAGRAM MOMEN LENTUR (BENDING MOMENT DIAGRAM BMD)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Transkripsi:

Tumpuan Elemen Struktur Elemen struktur dapat berupa balok/batang, kolom, rangka, rangka batang, dan pelengkung. ada Gambar 20, konstruksi batang misalnya gelagar jembatan bentang pendek (a), rangka kuda-kuda (b dan c), dan jembatan kereta api (d). ( a) (b) ( c) (d) Gambar 20. Konstruksi batang (a) atau rangka batang (b), (c), (d) Konstruksi batang atau rangka batang seperti gambar di atas ditumpu oleh tumpuan sendi atau rol. Khusus untuk Gambar 20 (a) dapat sendi, rol atau jepit. Tumpuan Rol Tumpuan rol menerima gaya tumpuan yang sembarang dan menentukan titik tumpuan pada sistem statis. Reaksi atau gaya tumpuan yang sembarang hanya menerima gaya tumpuan yang tegak lurus sumbu bumi (V). Tumpuan rol tidak menahan gaya horisontal dan momen. ada perhitungan tumpuan rol hanya menentukan satu nilai yang belum diketahui yaitu gaya V. Contoh tumpuan rol pada pintu gerbang rumah dikonstruksikan seperti Gambar 21. alok alok V V (a) (b) Gambar 21. Konstruksi tumpuan rol (a) dan (b) Gambar 22. Simbol tumpuan rol 1

Tumpuan Sendi Reaksi yang sembarang pada tumpuan sendi umumnya dibagi pada reaksi yang vertikal (V) dan yang horisontal (H). ada perhitungan tumpuan sendi kita harus menentukan dua nilai yang belum diketahui yaitu gaya V dan H. Contoh tumpuan sendi yang sering kita jumpai yaitu pada palang pintu rel kereta api. Tumpuan sendi bisa dikonstruksikan misalnya seperti berikut (Gambar 23). Gambar 23a Gambar 23b Gambar 23. Konstruksi tumpuan sendi Simbol tumpuan sendi seperti terlihat pada Gambar 24 Gambar 24. Simbol tumpuan sendi Tumpuan Jepit Reaksi yang sembarang pada tumpuan jepit terdapat reaksi yang vertikal (V), reaksi yang horisontal (H), dan reaksi lentur momen (M). ada perhitungan tumpuan jepit terdapat tiga nilai yang belum diketahui yaitu gaya V, H dan M. Contoh tumpuan jepit yang sering kita jumpai yaitu pada Konsol/kantilever/overstek. Tumpuan jepit dapat dikonstruksikan misalnya seperti berikut (Gambar 25). Gambar 25. Konstruksi tumpuan jepit Sedangkan Simbol tumpuan jepit seperti terlihat pada gambar 26 2

Gambar 26. Simbol tumpuan jepit Suatu benda atau konstruksi dibebani oleh gaya atau suatu kumpulan gaya (beberapa gaya) menjadi seimbang apabila resultan gaya-gaya yang bekerja sama dengan nol dan tidak berada dalam ketidakterbatasan. Dalam bahasan statika konsep keseimbangan ini dinyatakan sebagai: V = 0 H = 0 M = 0 ( dibaca sigma ) Gaya atau kumpulan gaya yang bekerja pada konstruksi akan diteruskan pada tumpuan konstruksi berupa tumpuan sendi, rol atau jepit. Dengan kondisi seperti ini akan terjadi gaya dengan ketentuan sebagai berikut: 1) Reaksi tumpuan menjadi positif (+) apabila tumpuan ditekan dan arah gaya tumpuan menuju ke atas. (Gambar 27) R R Gambar 27. alok tunggal tumpuan sendi () dan rol () dengan beban tunggal dengan reaksi bermilai positip (+) 2) Reaksi tumpuan menjadi negatif (-) apabila tumpuan ditarik dan arah gaya tumpuan menuju ke bawah. (Gambar 28) R R Gambar 28. alok tunggal tumpuan sendi () dan rol () dengan beban tunggal dengan reaksi bermilai negatif (-) 3

3) Gaya Normal adalah gaya yang sejajar serat batang, menjadi positif (+) apabila meninggalkan simpul dan disebut Gaya Tarik (Gambar 29) Gambar 29. Gaya Normal sejajar serat batang bertanda positif (+) 4) Gaya Normal menjadi Negatif (-) apabila meenuju simpul dan disebut Gaya Tekan (Gambar 30) Gambar 30. Gaya Normal sejajar serat batang bertanda negatip (-) 5) Gaya Lintang adalah gaya yang tegak lurus serat batang, menjadi ositif ( + ) apabila batang di sebelah kiri dari suatu potongan akan naik keatas dan menjadi Negatif (-) apabila sebaliknya (Gambar 31) ( + ) ( - ) Gambar 31. Gaya lintang yang tegak lurus serat batang 6) Momen Lentur menjadi ositif (+) apabila momen sebelah kiri dari suatu potongan akan memutar searah jarum jam dan menjadi negatif (-) apabila sebaliknya (Gambar 32). M M Gambar 32. alok yang mendapat momen lentur (+) dan (-) 4

7) Momen Lentur menjadi ositif ( + ) apabila ada gaya tarik pada serat bawah (Gambar 33) Gambar 33. alok terlentur dan serat bawah tertarik bertanda (+) 8) Momen Lentur menjadi Negatif ( - ) apabila ada gaya tarik pada serat atas (Gambar 34) Gambar 34. alok terlentur dan serat atas tertarik bertanda (+) 5