BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Daerah Kabupaten Karo umumnya didiami oleh suku Tanah Karo sebagai hunian orang suku Karo memiliki peninggalan masa lalu yang merupakan hasil aktivitas kehidupan warganya, beberapa aspek kehidupan masyarakat Karo pada masa lalu dapat dikenali dari beberapa peninggalan budaya yang berupa objek arkeologis dan historis. Kabupaten Karo di kenal dengan etnis Batak karo. Ciri khas akan keberadaan suku Karo bisa dilihat pada bahasa yang di gunakan oleh sebagian besar masyarakat yang bermukim di Kabupaten Karo, begitu juga dengan jajakan kulinernya yang khas, serta yang menjadi daya tarik tersendiri bagi Kabupaten Karo adalah pemandangan bangunan-bangunan yang terdapat di Kabupaten Karo kebanyakan memiliki ciri khas Rumah Adat Karo, yang berjejer di hampir setiap pinggir jalan di Kota tersebut, begitu juga dengan bangunan-bangunan pemerintahnya. Desa Lingga terkenal dengan peninggalan rumah adat karo, melalui rumah adat ini kita akan mengetahui bagaimana kebudayaan masyarakat Rumah adat Karo sangat terkenal akan keindahan seni arsitekturnya yang khas, gagah dan kokoh dihiasi dengan ornamen - ornamennya yang kaya akan nilai - nilai filosofis. Bentuk, fungsi dan makna rumah adat Karo menggambarkan hubungan yang eratantara masyarakat Karo dengan sesamanya dan antara manusia dengan
alam lingkungannya. Pemilihan bahan untuk membangun rumah adat Karo serta prosespembangunannya yang tanpa menggunakan paku, besi atau pengikat kawat,melainkan menggunakan pasak dan tali ijuk semakin menambah keunikan rumah adat Keunikan Arsitektur Karo pada bangunan Rumah tinggal suku Karo dapat meningkatkan identitas diri Kota Berastagi. Bagi para Turis Lokal maupun Turis Mancanegara yang datang berkunjung ke Kabupaten Karo, dengan adanya tampilan bangunan Rumah tinggal suku Karo, mereka dapat merasakan nuansa budaya Karo yang menjadi ciri khas dari Kabupaten Dengan adanya elemen-elemen Arsitektur Karo yang diterapkan pada bangunan rumah tinggal suku Karo di masa sekarang ini, maka dapat meningkatkan nilai identitas diri dari Kabupaten Kemudian menghadirkan nuansa budaya Karo dalam bantuk sebuah bangunan Rumah tinggal suku Karo di kawasan wisata yaitu Kabupaten Jika kita telusuri, peninggalan sejarah ditanah Karo hampir sulit ditemukan.salah satunya rumah adat di tanah Karo hanya tinggal beberapa lagi karenakurangnya kesadaran dan biaya dalam pelestarian rumah adat ini. Ini dibuktikan di Desa Lingga kondisi rumah peninggalan nenek moyang Karo tersebut sangatmemprihatinkan. Dulu di Desa Lingga ini terdapat sekitar 28 rumah adat kini tinggal 2 buah lagi yang layak huni. Akan tetapi dengan kondisi yang sangat miris melihat bahwa rumah adat Karo yang sudah banyak punah, ada beberapa rumah tinggal suku Karo yang berupaya menerapkan elemen-elemen dari Arsitektur Karo pada bangunannya,
sehingga keberlanjutan dari rumah adat Karo sedikit banyak masih dapat kita rasakan. Beberapa rumah tersebut tersebar di seluruh Kabupaten Karo, beberapa diantaranya ada di desa Lingga dan desa Lingga Julu. Meskipun beberapa elemenelemen Arsitektur Karo yang diterapkan pada bangunan rumah tinggal suku Karo ini tidak sepenuhnya sama dengan elemen-elemen Arsitektur Karo pada rumah adat Karo yang aslinya. Pada rumah tinggal suku Karo secara arsitektural telah mengalami transformasi, hal ini disebabkan karena bangunan rumah tinggal suku Karo ini didirikan pada umumnya di masa setelah kemerdekaan, dimana kemajuan teknologi, tingkat ekonomi, status pekerjaan, dan juga agama yang telah masuk di lingkungan penduduk di Kabupaten Berbeda dengan rumah adat Karo yang aslinya yang didirikan pada masa prasejarah yaitu sekitar tahun 1860an. Pada masa itu pembangunan yang di lakukan masih sangat sederhana dan tradisional, kemudian sarana dan prasaran pendukung dari kegiatan pembangunan juga masih sangat tradisional, serta proses dari pembangunan masih menggunakan kepercayaan nenek moyang pada masa itu karena belum masuknya agama, faktor tingkat ekonomi juga menjadi salah satu dampak bagi proses pembangunan dan bentuk bangunan rumah adat Karo pada masa itu. Keunikan Arsitektur Karo inilah yang menjadi salah satu dasar penelitian ini. Penelitian ini dimaksudkan untuk menggali pengetahuan mengenai bangunan Rumah tinggal suku Karo, terlebih lagi untuk mengetahui bangunan rumah tinggal suku Karo yang mengalami transformasi arsitektural yang disebabkan oleh adanya pergeseran budaya. Saat ini, minim sekali kepedulian masyarakat maupun pemerintah mengenai keadaan bangunan yang memiliki nilai kearifan lokal atau
budaya setempat. Oleh karena itu masyarakat perlu memahami keberadaan bangunan yang memiliki ciri khas dari sebuah budaya adalah sebagai bagian dari pendukung akan pelestarian budaya nusantara. 1.2 Perumusan Masalah Dengan melihat latar belakang yang ada, maka rumusan permasalahan pada penelitian ini dapat dijawab dengan pertanyaan penelitian sebagai berikut : a) Bagaimana transformasi arsitektural yang terjadi pada rumah tradisional Karo? b) Faktor apa saja yang menyebabkan terjadinya transformasi arsitektural pada rumah tradisional karo? 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini antara lain : a) Untuk mengidentifikasi transformasi arsitektural pada rumah tradisional b) Untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya transformasi arsitektural pada rumah tradisional 1.4 Batasan Penelitian Penelitian ini hanya mengidentifikasi transformasi arsitektural pada rumah tinggal suku Karo yang dipengaruhi oleh adanya pergeseran budaya. 1.5 Manfaat Penelitian Adapun manfaat dilakukannya penelitian ini antara lain : a) Bagi penulis, penelitian ini dapat memberikan pengalaman, sebagai proses pembelajaran dan sebagai suatu kesempatan untuk mengaplikasikan ilmu yang di dapat dari teori-teori serta ilmu yang dipelajari dalam kegiatan perkuliahan.
Selain itu, penelitian ini juga bermanfaat sebagai bahan perbandingan antara hal-hal teoritis dan praktis guna menambah wawasan. b) Bagi akademis, selanjutnya penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu bahan literatur mengenai rumah tinggal suku karo yang telah mengalami transformasi arsitektural akibat pergeseran budaya khususnya di Kabupaten c) Bagi pemerintah, data-data dari hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna dalam upaya pelestarian budaya ke dalam bentuk tampilan bangunan, khusunya pada bangunan rumah tinggal di Kabupaten
1.6 Kerangka Berfikir Latar Belakang Semakin banyaknya rumah tinggal suku karo yang memiliki ciri khas rumah adat karo yang mengalami perubahan arsitektural akibat pergeseran budaya. Pergeseran budaya yang dipengaruhi oleh perkembangan teknologi dan juga tingkat ekonomi serta status pekerjaan menjadi faktor yang mempengaruhi perubahan arsitektural pada rumah tinggal suku karo Judul Penelitian Transformasi Bentuk Arsitektural Pada Rumah Tinggal Suku Karo Perumusan Masalah Bagaimana perubahan arsitektural yang terjadi pada rumah tradisional Karo? Faktor apa saja yang menyebabkan terjadinya perubahan arsitektural pada rumah tradisional karo? Tujuan Penelitian a) Untuk mengidentifikasi perubahan arsitektural pada rumah tradisional b) Untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya perubahan arsitektural pada rumah tradisional Manfaat Penelitian 1. Bagi Penulis 2. Bagi Akademis 3. Bagi Pemerintah Studi Literature TRANSFORMASI ARSITEKTUR, Anthony Antoniades, 1990, Pakpahan, R. (2010) ARSITEKTUR KARO, Masri Singarimbun (1975) M. Nawawiy (2004) STRUKTUR DAN KONSTRUKSI RUMAH SIWALUH JABU, Ir. Myrtha Soeroto (2003) Metodologi Penelitian Jenis Penelitian: Penelitian deskriptif kualitatif Metode Pengumpulan Data: Kualitatif (observasi lapangan, wawancara, sketsa atau menggambar ulang) Metode Analisa Data: Deskriptif dan analisa perubahan arsitektural pada rumah tinggal suku karo akibat pergeseran budaya Hasil dan Pembahasan Data mengenai perubahan arsitektural pada rumah tinggal suku karo akibat pergeseran budaya Gambar 1.1 Diagram Kerangka Berpikir