BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Pendekatan Penelitian Penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif. Menurut Poerwandari (1998) penelitian kualitatif adalah penelitian yang menghasilkan dan mengolah data yang sifatnya deskriptif, seperti transkripsi wawancara, catatan lapangan, gambar, foto, rekaman video, dan lain-lain. Dalam penelitian kualitatif perlu menekankan pada pentingnya kedekatan dengan orang-orang dan situasi penelitian, agar peneliti memperoleh pemahaman yang jelas tentang realitas dan kondisi kehidupan nyata. Adapun jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif. 3.2 Unit Amatan dan Unit Analisa Unit analisis adalah suatu unit yang tentangnya kesimpulan diberikan. Untuk unit amatan adalah suatu unit yang darinya informasi diperoleh guna menggambarkan atau menjelaskan tentang suatu analisa (Ihalauw, 2003: 174-178). Berdasarkan penjelasan ini, maka unit amatan dalam penelitian ini adalah Ketua dan anggota Kelompok Wanita Tani Sedyo Mulyo Dusun Wonolelo Desa Kadirejo Kec. Pabelan Kab. Semarang dan juga Ketua dan anggota Kelompok Wanita Tani Harapan Makmur Dusun Demangan Desa Kadirejo Kec. Pabelan Kab. Semarang. Penelitian ini menjurus kepada unit analisa dengan melihat peran ketua kelompok dalam membangun komunikasi kelompok dalam KWT yang dipimpin oleh ketua kelompok. Konsekuensi logis dari unit amatan dan unit analisa adalah penetuan informan kunci. Oleh karenanya, informan kunci yang digunakan dalam penelitian ini adalah Ketua Kelompok KWT Sedyo Mulyo yaitu Ibu Sujiyah. Di dalam kelompok ini, memiliki anggota aktif yang berjumlah 40 orang yang nantinya juga dapat membantu dalam pengumpulan data-data yang lain. 28
3.3 Jenis dan Sumber Data Data adalah keterangan atau bahan nyata yang dapat dijadikan bahan kajian (analisis atau kesimpulan) data yang dikumpulkan peneliti dalam penelitian ini berupa data yang diperoleh secara langsung dari informan (dalam istilah penelitian kualitatif). Informan adalah orang-orang yang dianggap mampu memberikan keterangan dan informasi berkenaan dengan materi penelitian ini (Nasution, 2007) Pemilihan informan adalah yang dianggap mengetahui kondisi pada lokasi penelitian dan dapat dipercaya untuk menjadi sumber data yang akurat serta mengetahui masalahnya secara mendalam. Dalam penelitian ini yang menjadi informan adalah Ketua dan anggota Kelompok Wanita Tani yang diteliti. 3.4 Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini dengan menggunakan tiga pendekatan yakni, (a) observasi, (b) wawancara, (c) dokumentasi.instrumen utama dalam penelitian ini adalah peneliti dengan menggunakan alat bantu rekaman, kamera, pedoman wawancara dan beberapa hal yang berhubungan dengan pengumpulan data yang diperlukan. Untuk lebih jelasnya metode pengumpulan data tersebut dapat diuraikan sebagai berikut : 3.4.1. Observasi Metode observasi adalah metode pengumpulan data dengan jalan mengadakan pengamatan dan pebcacatan sistematis terhadap kenyataankenyataan yang akan di teliti. Metode observasi seringkali diartikan sebagai metode pengamatan, yiatu kegiatan pemusatan perhatian terhadap suatu obyek dengan menggunakan seluruh alat indera yaitu penglihatan, pendengaran, penciuman, pengecap dan peraba (Arikunto, 2002) Menurut Guba dan Lincoln (dalam Moeloeng, 2007) observasi berperan penting dilakukan dengan beberapa alasan, (1) metode pengamatan ini didasarkan atas pengalaman langsung, (2) metode pengamatan ini juga memungkinkan 29
peneliti dapat melihat dan mengamati sendiri, kemudian mencatat perilaku dan kejadian sebagaimana yang terjadi seperti keadaan sebenarnya, (3) pengamatan dapat digunakan untuk mengecek keabsahan data, (4) metode pengamatan memungkinkan peneliti mampu memahami situasi-situasi yang rumit, (5) pada kasus-kasus tertentu dimana penggunaan teknik komunikasi lainnya tidak dimungkinkan, maka pengamatan dapat menjadi alat yang sangat berguna dalam penelitian, (6) sering terjadi keraguan pada penelitian, yang menyebabkan kekeliruan data atau bias, untuk mengecek keabsahan data tersebut adalah dengan jalan memanfaatkan pengamatan. Dilihat dari hubungan antara observasi dan observan (yang diobservasi), dapat dibedakan menjadi observasi partisipasif dan observasi non-partisipasif. 1) Observasi partisipan Dalam observasi partisipan, observer berperan gandayaitu sebagai pengamat dan sekaligus menjadi bagian yang diamati. 2) Observasi non-partisipan Observer hanya memerankan diri sebagai pengamat. Perhatian peneliti terfokus pada bagaimana mengamati, merekam, memotret dan mempelajari dan mencatat tingkah laku atau fenomena yang diteliti. Dengan merujuk pada pengertian diatas, peneliti akan menggunakan observasi partipisan. Peneliti akan melakukan peran ganda, yaitu ikut aktif dan terlibat di dalam rapat yang setiap bulannya mereka adakan rutin, serta akan melakukan beberapa kunjungan ke Dusun Wonolelo Desa Kadirejo Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang agar memiliki kedekatan yang lebih dengan anggota KWT Sedyo Mulyo. Kemudian penulis juga akan berfokus mengamati, merekam, memotret dan mempelajari dan mencatat tingkah laku atau fenomena yang diteliti. 30
3.4.2. Wawancara Mendalam (in-depth interview) Menurut Hadi (1993) wawancara adalah metode pengumpulan data dengan jalan tanya jawab sepihak yang dikerjakan secara sistematik, dan berlandaskan kepada tujuan pendidikan. Sementara Arikunto (2002) menyebutkan bahwa interview yang sering juga disebut dengan wawancara atau kuisioner lisan adalah sebuah dialog yang dilakukan oleh pewawancara (interviwer) untuk memperoleh informasi yang ingin di gali dari terwawancara (interviwer). Metode wawancara secara mendalam memerlukan pedoman, pedoman wawancara yang dilakukan peneliti adalah pedoman wawancara tidak terstruktur yang hanya memuat garis besar yang akan ditanyakan dengan demikian, kreatifitas peneliti dalam bertanya sangat diperlukan. 3.4.3 Dokumentasi Selain menggunakan metode diatas, data dalam penelitian ini juga diperoleh dengan menggunakan metode dokumentasi, yakni mempelajari atau menelaah dokumen-dokumen yang relevan dengan konteks penelitian. Metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variable yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, agenda dan sebagainya (Arikunto, 2002). Metode dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data dengan jalan memanfaatkan dokumen yang ada (bahan tertulis, gambar-gambar penting, atau film yang mendukung abjektifitas penelitian). 1.5. Metode Analisis Data Analisis merupakan tahap akhir terhadap apa yang dilakukan selama berada di lapangan yang disertai dengan membuat laporan penelitian tindakan kelas. Untuk menganalisa data yang telah diperoleh melalui observasi, interview dan dokumentasi maka peneliti menganalisis data. Analisis data dapat dilakukan dengan beberapa tahapan yaitu : 31
a. Menelaah semua data yang diperoleh dari hasil observasi, wawancara, dokumentasi dan catatan lapangan b. Mereduksi data yang diperlukan dengan menyeleksi data tindakan aktivitas para anggota komunitasnya. c. Menyajikan data atau memaparkan data. d. Menyimpulkan data yang telah tersedia. 1.6. Penentuan Lokasi dan Jadwal Penelitian 3.6.1. Lokasi Penelitian Dalam penelitian yang akan dilakukan, lokasi yang digunakan sebagai tempat penelitian atau observasi oleh peneliti adalah Desa Kadirejo Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang Jawa Tengan Indonesia. Penelitian berfokus kepada Kelompok Wanita Tani Sedyo Mulyo dan juga Kelompok Wanita Tani Harapan Makmur. 32
3.6.2. Jadwal Penelitian Waktu Pelaksanaan Penelitian akan dilaksanakan dalam waktu bulan terhitung dari bulan Desember sampai bulan Maret 2017. Tabel 3.1 Schedule Penelitian No. Uraian Kegiatan Desember Januari Februari Maret Minggu Ke 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 1. Persiapan Penelitian 2. Perencanaan 3. Pelaksanaan Tahap I 4. Pelaksanaan Tahap II 5. Pelaksanaan Tahap III 6. Pengolahan Data 7. Penyusunan Laporan 33
1.7. Kesulitan yang Dihadapi dalam Pelaksanaan Penelitian - Sedikit mengalami kesulitan dalam berkomunikasi dengan anggota KWT yang diteliti, karena penggunaan bahasa yang kurang mudah dipahami. - Jawaban dari pertanyaan yang diajukan penulis kurang dapat diterima dan dimengerti oleh narasumber. Penulis melihat hal ini dikarenakan faktor pendidikan dari Ibu-Ibu anggota KWT yang diteliti. 34