I. PENDAHULUAN. Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) memiliki peran yang sangat

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT PENGEMBALIAN KREDIT MIKRO PT BPD JABAR BANTEN KCP DRAMAGA OLEH FRANSISCUS HALOHO H

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT PENGEMBALIAN KREDIT MIKRO PT BPD JABAR BANTEN KCP DRAMAGA OLEH FRANSISCUS HALOHO H

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Pertumbuhan UMKM dan Usaha Besar. Mikro, Kecil dan Menengah ,55 47, ,93 47, ,75 46,25

I. PENDAHULUAN. bentuk investasi kredit kepada masyarakat yang membutuhkan dana. Dengan

PEMBAHASAN. 5.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pengembalian Kredit. Karakteristik responden baik yang lancar maupun yang menunggak dalam

Tabel 1. Perkembangan Nilai Produk Domestik Bruto (PDB) Menurut Skala Usaha Tahun Atas Dasar Harga Konstan 2000

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tabel 1

I. PENDAHULUAN. Jumlah (Unit) Perkembangan Skala Usaha. Tahun 2009*) 5 Usaha Besar (UB) ,43

I. PENDAHULUAN. yang memiliki peran penting dalam menopang perekonomian nasional. Hal ini

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Bank Jabar Banten KCP Dramaga dan juga

BAB I PENDAHULUAN. Upaya membangun suatu unit usaha bank mikro yang melayani. masyarakat golongan kecil memerlukan suatu cara metode berbeda dengan

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan ekonomi tersebut harus dapat diusahakan dengan kemampuan dan

I. PENDAHULUAN. Pertambangan. Industri Pengolah-an (Rp Milyar) (Rp Milyar) na

BAB I PENDAHULUAN. (UMKM) dalam pertumbuhan perekonomian suatu negara sangat penting. Ketika

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Sebenarnya masalah dan kendala yang dihadapi masih bersifat klasik yang selama

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Penyaluran Kredit Perbankan Tahun (Rp Miliar).

1 PENDAHULUAN. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Sejalan dengan semakin pesatnya pertumbuhan bank dan semakin

BAB I PENDAHULUAN hingga tahun 2012 terlihat cukup mengesankan. Di tengah krisis keuangan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) merupakan kegiatan usaha yang

BAB I PENDAHULUAN. dalam hal pemberian kredit modal kerja. Koperasi adalah salah satu badan usaha

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB I PENDAHULUAN. dibanding usaha besar yang hanya mencapai 3,64 %. Kontribusi sektor

BAB I PENDAHULUAN. sebagai perantara keuangan antara pihak yang kelebihan dana (surplus unit)

BAB 1 PENDAHULUAN. Dunia perbankan saat ini banyak disorot oleh masyarakat banyak karena

BAB I PENDAHULUAN. untuk dibiayai, perbankan lebih memilih mengucurkan dana untuk kredit ritel dan

TINJAUAN PUSTAKA. Dalam kehidupan sehari-hari, kata kredit bukan merupakan perkataan yang

BAB I PENDAHULUAN. pendukung dan penggerak laju pertumbuhan ekonomi. Kebijakan-kebijakan

Tugas pemimpin cabang adalah : d. Mengelola pelaksanaan sistem dan prosedur. bisnis di wilayah kerja kantor cabang. layanan unggul kepada nasabah.

PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Bank merupakan lembaga keuangan terpenting dan sangat. bank bagi perkembangan dunia usaha juga dinilai cukup signifikan, dimana bank

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini perkembangan dunia ekonomi di Indonesia semakin meningkat. Hal ini tidak

BAB I PENDAHULUAN. dibutuhkan terutama untuk meningkatkan profitabilitas perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. Bank. Kegiatan utama dari perbankan adalah menghimpun dana dari masyarakat dan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perkembangannya, perbankan Indonesia telah mengalami pasang

BAB I PENDAHULUAN. Peranan bank dalam kegiatan perekonomian sangat fundamental, setiap

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Bank merupakan jantung perekonomian di suatu Negara.

Strategi Pengembangan UMKM dengan Mengatasi Permasalahan UMKM Dalam Mendapatkan Kredit Usaha

BAB I PENDAHULUAN. berasal dari bahasa latin credere atau credo yang berarti kepercayaan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dalam bentuk kredit atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. statistik menunjukan perputaran keuangan pada sektor perbankan 2011

BAB I PENDAHULUAN. perekonomiannya didukung oleh unit-unit usaha kecil. Kemampuan masyarakat

I. PENDAHULUAN. UNIT USAHA Satuan Tahun 2009 Tahun 2010 A. Usaha Mikro, Kecil dan (Unit)

II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Mengenai Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Realisasi Kredit

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Karakteristik UMKM

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi ekonomi suatu negara menjadi lebih maju dan usaha-usaha berkembang

BAB I PENDAHULUAN telah menembus angka 6,6 % pada bulan November, dan diperkirakan akan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pelaku bisnis di Indonesia sebagian besar adalah pelaku usaha mikro, kecil

DAFTAR ISI. I. DAFTAR ISI i. II. PENJELASAN ii. III. DAFTAR SINGKATAN iv. IV. DAFTAR ISTILAH v. V. DAFTAR RASIO vi. VI.

BAB I PENDAHULUAN. dijumpai pada setiap Negara, salah satunya Indonesia. Pada umumnya Usaha

BAB I PENDAHULUAN. Melihat perkembangan perekonomian saat ini, dimana tingkat minat

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan oleh suatu bangsa dalam upaya untuk meningkatkan pendapatan dan

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. keuangan dalam pembiayaan pembangunan sangat diperlukan. Bank

BAB I PENDAHULUAN. ini adalah banyaknya kasus kredit yang bermasalah. Bank Indonesia

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB I PENDAHULUAN. dan atau bentuk-bentuk lainnya, dalam rangka meningkatkan taraf hidup. kepada masyarakat yang kekurangan dana (Abdullah, 2005:17).

I. PENDAHULUAN. sektor jasa keuangan pada umumnya dan pada perbankan khususnya. Pertumbuhan ekonomi dapat terwujud melalui dana perbankan atau potensi

I. PENDAHULUAN. negaranya, yaitu sebagai pemicu pertumbuhan ekonomi, inovasi, dan progres

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi yang melanda beberapa Negara di Asia pada tahun menuntut

9. Publikasi buku Data Perbankan Indonesia juga dilakukan melalui website Bank Indonesia (

DAFTAR ISTILAH. Aktiva produktif baik yang sudah maupun yang mengandung potensi tidak memberikan penghasilan atau menimbulkan kerugian

BAB I PENDAHULUAN. Peran perbankan dalam masa pembangunan saat ini sangatlah penting dan

BAB I PENDAHULUAN. pertanian, peternakan serta jasa sangat erat kaitan dan apabila telah terjalin kerjasama yang

BAB I PENDAHULUAN. satunya ialah kredit melalui perbankan. penyediaan sejumlah dana pembangunan dan memajukan dunia usaha. Bank

BAB I PENDAHULUAN. dengan ekonomi regional dan internasional yang dapat menunjang sekaligus dapat berdampak

BAB I PENDAHULUAN. dibandingkan usaha yang tergolong besar (Wahyu Tri Nugroho,2009:4).

BAB I PENDAHULUAN. Peranan perbankan sangat mempengaruhi kegiatan-kegiatan ekonomi

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi merupakan suatu proses perubahan kondisi perekonomian suatu negara yang berkesinambungan

5.1 Uji Heteroskedastisitas... 65

BAB 1 PENDAHULUAN. usaha. Kredit tersebut mempunyai suatu kedudukan yang strategis dimana sebagai salah satu

I. PENDAHULUAN. perekonomian Indonesia berdasarkan data statistik tahun 2004, dapat dilihat dari

BAB I PENDAHULUAN. (financial intermediary) antara pihak-pihak yang memiliki dana (surplus unit)

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Kriteria Usaha. Kriteria No Uraian. > 300 Juta-2,5 Milyar 3

BAB I PENDAHULUAN. dana (funding) dan menyalurkan dana (lending) masyarakat perekonomian

BAB I PENDAHULUAN. Dapat diketahui bahwa hampir semua masyarakat telah menjadikan kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Tujuan pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ekonomi yang berubah cepat dan kompetitif dengan

Sektor perbankan dapat dikatakan menjadi salah satu sektor paling. fleksibel dalam merespons kondisi perekonomian nasional dibanding sektorsektor

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya dalam pendirian perusahaan, pemilik selalu merumuskan

BAB I PENDAHULUAN. Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) terbukti memiliki peran dan

BAB I PENDAHULUAN. berlandaskan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai tingkat suku

BAB I PENDAHULUAN. utama yang sejak dahulu kala menjadi tulang punggung operasi badan usaha

BAB I PENDAHULUAN. dari orang lain, maupun dengan jalan memperedarkan alat-alat penukar uang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan perekonomian suatu bangsa, bank memegang peranan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Peranan perbankan dalam memajukan perekonomian sangatlah besar.

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Perkembangan Data Usaha Mikro, Kecil, Menengah, dan Usaha Besar Tahun

BAB I PENDAHULUAN. dibagi dua yaitu lembaga keuangan bank dan Lembaga Keuangan Bukan

VI. KARAKTERISTIK RESPONDEN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

Kuisioner Penelitian untuk Debitur ANALISIS MANAJEMEN RISIKO KREDIT PRODUK KREDIT MASYARAKAT DESA KOMERSIL DI BANK X BOGOR

BAB 1 PENDAHULUAN. bagian yang tidak dapat dipisahkan dari pembangunan ekonomi. Bank adalah lembaga keuangan yang kegiatan utamanya adalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian Nama Bank Total Asset (triliun) Latar Belakang Permasalahan

BAB 1 PENDAHULUAN. Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) menjadi salah satu elemen

BAB I PENDAHULUAN. memiliki fungsi intermediasi yaitu menghimpun dana dari masyarakat yang

Transkripsi:

1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) memiliki peran yang sangat penting dalam perekonomian. Peran penting UMKM itu sendiri dapat ditinjau dari beberapa aspek diantaranya penyerapan tenaga kerja dan perannya dalam peningkatan Produk Domestik Bruto (PDB). Pada tahun 2007, penyerapan tenaga kerja sektor UMKM mencapai 88.739.744 orang, jumlah yang jauh lebih besar bila dibandingkan dengan kontribusi dari skala usaha besar yang hanya mampu menyerap tenaga kerja sebanyak 2.788.518 orang. Kontribusi sektor UMKM terhadap nilai PDB yang dihitung atas harga yang berlaku pada tahun 2008 juga cukup tinggi yakni sebesar 55,56 persen. Hal ini dapat diperjelas oleh Tabel 1.1. Tabel 1.1 Jumlah Penyerapan Tenaga Kerja dan PDB atas Harga Berlaku Menurut Skala Usaha Tahun 2007-2008 Skala Usaha Jumlah Tenaga Kerja (orang) PDB atas harga yang Berlaku (Rp. Milyar) 2007 2008 2007 2008 Usaha Mikro Usaha Kecil Usaha Menengah UMKM 81.732.430 83.647.711 1.208.029,0 1.505.308,0 3.864.995 3.992.371 385.313,5 473.267,3 3.142.319 3.256.188 511.792,6 630.784,8 88.739.744 90.896.270 2.105.135,1 2.609.360,1 Usaha Besar 2.788.518 2.776.214 1.638.842,4 2.087.121,1 Total 91.528.262 93.672.484 3.743.977,5 4.696.481,2 Sumber: Kementerian Negara Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (2009)

2 Kementerian Negara Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (2009) menunjukkan bahwa jumlah UMKM secara umum mengalami peningkatan setiap tahun. Jumlah UMKM tahun 2007 adalah 49.824.123 unit dan pada tahun 2008 mengalami peningkatan sebesar 2,88 persen menjadi 51.257.537 unit. Jumlah unit usaha sektor UMKM pada tahun 2008 tersebut mencapai lebih dari 99 persen bila dibandingkan dengan total unit usaha seluruh Indonesia yang jumlahnya sebesar 51.261.909 unit. Pada Tabel 1.2 disajikan perkembangan jumlah UMKM tahun 2007-2008. Tabel 1.2 Jumlah Unit Usaha Mikro Kecil dan Menengah Tahun 2007-2008 Skala Usaha Jumlah Unit Usaha (unit) 2007 2008 Usaha Mikro 49.287.276 50.697.659 Usaha Kecil 498.565 520.221 Usaha Menengah 38.282 39.657 UMKM 49.824.123 51.257.537 Usaha Besar 4.463 4.372 Total 49.828.568 51.261.909 Sumber: Kementerian Negara Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (2009) Peran UMKM yang cukup dominan dalam perekonomian tidak serta merta menjadikan UMKM mampu berkembang dengan baik. Banyak faktor yang mempengaruhi lambannya perkembangan usaha tersebut, antara lain perhatian dari kalangan perbankan yang dinilai masih kurang. Kementerian Negara Kopersasi dan Usaha Kecil Menengah (2008) menjelaskan bahwa sektor UMKM masih dianaktirikan oleh perbankan. Selain masih sulitnya pengusaha UMKM mendapat persetujuan kredit, bunga kredit usaha nonkorporat masih tinggi yakni 2,5-3% per bulan atau maksimal 36% per tahun, sementara bunga kredit korporat

3 hanya 14-16% per tahun. Permasalahan dan kelemahan yang dihadapi UMKM berdasarkan prioritasnya, meliputi kurangnya permodalan, kesulitan dalam pemasaran, persaingan usaha yang ketat, kesulitan bahan baku, kurangnya teknis produksi dan keahlian, kurangnya keterampilan manajerial, dan kurangnya keterampilan dalam manajemen keuangan dan akuntansi (BPS, 2008). Hasil dari kajian tersebut mengindikasikan bahwa salah satu faktor dominan dalam pengembangan UMKM adalah faktor modal, meskipun bukan yang paling menentukan dalam pertumbuhan dan perkembangan UMKM. Oleh karena itu, diperlukan peranan dari sektor perbankan maupun lembaga keuangan lainnya seperti pegadaian, modal ventura, leasing dan lainnya dalam penyediaan permodalan bagi UMKM. Hasil dari kajian tersebut juga menunjukkan bahwa kredit bank masih merupakan salah satu alternatif sumber permodalan bagi UMKM. PT. Bank Pembangunan Daerah (BPD) Jawa Barat dan Banten dengan sebutan (call name) Bank Jabar Banten sebagai salah satu lembaga intermediasi perbankan dengan pelaku usaha dan sebagai agent of development diharapkan mampu turut serta memberikan perhatian yang besar terhadap sektor UMKM yang produktif dan memiliki potensi untuk berkembang. Hal inilah yang kemudian melandasi Bank Jabar Banten untuk membantu mengatasi permasalahan permodalan yang selalu menjadi masalah dasar bagi sektor UMKM khususnya di wilayah Jawa Barat dan Banten. Melalui program Kredit Mikro Utama yang diluncurkan pada akhir tahun 2006, Bank Jabar Banten berkomitmen untuk mengembangkan kredit bagi UMKM. Komitmen ini dapat dilihat dari

4 penyaluran dan jumlah debitur Kredit Mikro Utama (KMU) yang terus meningkat sejak awal peluncurannya hingga saat ini. Tabel 1.3 Posisi Penyaluran dan Jumlah Debitur Kredit Mikro Utama BPD Jabar dan Banten Tahun 2007-2009 Uraian Tahun Penyaluran Kredit (dalam juta Rp) Jumlah Debitur (pelaku usaha) 2007 114.422 6.998 2008 438.206 21.896 2009 620.780 28.179 Total 1.173.408 57.073 Sumber: Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten (2009) Pada Tabel 1.3 dapat dilihat bahwa dari tahun 2007 sampai 2009, penyaluran Kredit Mikro Utama meningkat sangat pesat. Tahun 2008, penyaluran kredit bertumbuh sebesar 283 persen dari tahun 2007. Lalu pada semester pertama di tahun 2009, pertumbuhan Kredit Mikro Utama mengalami peningkatan hingga 128,4 persen bila dibandingkan dengan periode yang sama di tahun 2008 (Endang Ruhiyat, 2009). Begitu juga dengan jumlah debiturnya, dimana tahun 2008 terjadi peningkatan sebesar 213 persen dari tahun 2007. Pada semester pertama di tahun 2009, jumlah debitur Kredit Mikro Utama bahkan telah mencapai 28.179 pelaku usaha. Pelaksana operasional penyaluran Kredit Mikro Utama adalah Kantor Cabang dan Kantor Cabang Pembantu Bank Jabar Banten. Kantor Cabang Pembantu (KCP) Dramaga merupakan salah satu diantaranya. KCP Dramaga yang dibawahi oleh Kantor Cabang Cibinong telah menyalurkan Kredit Mikro Utama kurang lebih sebesar 5,157 milyar rupiah sejak tahun 2007 sampai semester pertama tahun 2009. Sedangkan jumlah debitur Kredit Mikro Utama dari

5 tahun 2007 hingga semester pertama 2009 telah mencapai 162 pelaku usaha (BPD Jawa Barat dan Banten KCP Dramaga, 2009). Namun perjalanan Kredit Mikro Utama yang diberikan Bank Jabar Banten KCP Dramaga kepada pelaku UMKM tidak selalu lancar. Kedinamisan sektor UMKM, dimana terdapat persaingan yang ketat baik di dalam maupun di luar menjadikan penyaluran kredit pada sektor ini memiliki resiko yang cukup tinggi. Meningkatnya angka kredit bermasalah menggambarkan adanya resiko kegagalan penyaluran kredit yang cukup besar pada sektor UMKM di BPD Jawa Barat dan Banten KCP Dramaga. Banyak terjadi kasus terhambatnya pengembalian kredit seperti penunggakan bahkan kemacetan angsuran kredit. Hal ini tentunya dapat berpengaruh buruk pada kesehatan bank dari segi kualitas aset bank. Penelitian tentang faktor-faktor yang mempengaruhi Kredit Mikro Utama penting dilakukan. Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan masukan pada Bank Jabar Banten dalam pengambilan keputusan penyaluran Kredit Mikro Utama pada UMKM dan juga sebagai referensi bagi pelaku UMKM dalam mengatasi permasalahan permodalan yang selama ini sering menjadi masalah dasar dalam pengembangan UMKM. 1.2 Perumusan Masalah Bank Jabar Banten Kantor Cabang Pembantu Dramaga merupakan kantor unit pelayanan Bank Jabar Banten yang berada di lokasi strategis dan memiliki potensi ekonomi dan finansial untuk membantu kantor cabang Cibinong dalam peningkatan kredit, dana, dan jasa termasuk di dalamnya memberikan bantuan Kredit Mikro Utama bagi sektor UMKM. Peningkatan jumlah debitur dari tahun 2007 sampai 2008 menunjukkan semakin membaiknya perkembangan sektor ini.

6 Kondisi ini berpengaruh positif dalam mendukung upaya ekspansi penyaluran Kredit Mikro Utama di Bank Jabar Banten KCP Dramaga. Keragaan jumlah debitur Kredit Mikro Utama di Bank Jabar Banten KCP Dramaga dapat dilihat pada Gambar 1.1. Keragaan Nasabah Kredit Mikro Utama Nasabah (orang) 200 180 160 140 120 100 80 60 40 20 0 Jun'07 Des'07 Jun'08 Des'08 Jun'09 Jul'09 Bulan Sumber : BPD Jawa Barat dan Banten KCP Dramaga (2009) Gambar 1.1 Keragaan Jumlah Debitur Kredit Mikro Utama BPD Jawa Barat dan Banten KCP Dramaga 2007-2009 Peningkatan penyaluran Kredit Mikro Utama tidak hanya terjadi pada peningkatan jumlah debitur saja. Peningkatan juga terjadi pada angka kredit yang disalurkan. Kondisi tersebut dapat dilihat pada Gambar 1.2.

7 2500 2000 1.790 2,021 Nilai (juta rupiah) 1500 1000 500 0 600 596 301 150 Jun'07 Des'07 Jun'08 Jun'08 Jun'09 Jul'09 Bulan Sumber : BPD Jawa Barat dan Banten KCP Dramaga (2009) Gambar 1.2 Posisi Penyaluran Kredit Mikro Utama BPD Jawa Barat dan Banten KCP Dramaga 2007-2009 Penyaluran Kredit Mikro Utama di Bank Jabar Banten KCP Dramaga juga disertai dengan sejumlah masalah. Pengembalian kredit yang tidak lancar menjadi permasalahan yang perlu dipecahkan. Data Non Performing Loan (NPL) atau kredit bermasalah di KCP Dramaga pada tahun 2009 menunjukkan masih cukup tingginya kredit bermasalah pada program Kredit Mikro Utama. Hal ini dapat ditunjukkan oleh Gambar 1.3.

8 9 8 7 6 NPL (%) 5 4 3 2 1 0 Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Bulan (2009) Sumber : BPD Jawa Barat dan Banten KCP Dramaga Tahun (2009) Gambar 1.3 Posisi Non Performing Loan (NPL) Kredit Mikro Utama BPD Jawa Barat dan Banten KCP Dramaga 2009. Berdasarkan gambar di atas, nilai NPL Kredit Mikro Utama di tahun 2009 berada di atas kisaran 4 persen. Bahkan pada periode Januari sampai Maret berada di atas 5 persen. Pada periode April sampai Juli nilai NPL mengalami penurunan di kisaran 4 persen, tapi hal ini masih dinilai cukup meresahkan oleh pihak Bank Jabar Banten KCP Dramaga. Menurut Peraturan Bank Indonesia Nomor 6/10/PBI/2004 tanggal 12 April 2004 tentang Sistem Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum, semakin tinggi nilai NPL (diatas 5%) maka bank tersebut tidak sehat. NPL yang tinggi menyebabkan menurunnya laba yang akan diterima oleh bank. Penurunan laba mengakibatkan deviden yang dibagikan juga semakin berkurang sehingga pertumbuhan tingkat pengembalian saham bank akan mengalami penurunan. Inilah yang harus diantisipasi oleh pihak bank agar peningkatan nilai NPL tidak berlanjut bahkan diharapkan dapat terus menurun.

9 Permasalahan NPL ini dinilai semakin penting bila dilihat dari cakupan Kantor Cabang Pembantu yang dibawahi Bank Jabar Banten Cabang Cibinong, dimana ada 4 KCP yang masuk ke dalam ruang lingkup Cabang Cibinong yakni KCP Cibinong, KCP Cileungsi, KCP Ciawi, dan KCP Dramaga itu sendiri. Sebagai perbandingan, pada bulan Januari dan Februari di tahun 2009 KCP Dramaga memilliki nilai NPL yang cukup tinggi dibandingkan ketiga KCP yang lainnya. Hal ini dapat dilihat dari Gambar 1.4. 9.00 8.00 7.00 Nilai NPL (%) 6.00 5.00 4.00 3.00 2.00 1.00 KCP Cibinong KCP Cileungsi KCP Ciawi Tasik 0.00 Januari Februari KCP Dramaga Bulan (2009) Sumber : BPD Jawa Barat dan Banten Cabang Cibinong (2009) Gambar 1.4 Posisi Non Performing Loan Kredit Mikro Utama antar KCP BPD Jawa Barat dan Banten Cabang Cibinong Januari-Februari 2009. Kondisi seperti ini tentunya menjadi dilematis bagi pihak bank, di satu sisi Bank Jabar Banten ingin membantu UMKM dalam hal pendanaan untuk menjalankan usahanya, namun di sisi lain Bank Jabar Banten juga berharap adanya keuntungan dari pemberian kredit untuk membiayai kelangsungan Bank Jabar Banten itu sendiri. Hal tersebut menyebabkan perlunya penelitian untuk mengetahui sebab-sebab tidak lancarnya pengembalian Kredit Mikro Utama Bank

10 Jabar Banten sehingga diharapkan dapat menyusun strategi yang lebih baik lagi dalam menyeleksi calon debitur agar angka kredit bermasalah dapat ditekan. Faktor faktor yang diduga mempengaruhi tingkat pengembalian kredit yaitu: 1. Karakteristik Personal terdiri atas jenis kelamin, usia, tingkat pendidikan, status nasabah, dan tanggungan dalam keluarga. 2. Karakteristik Usaha terdiri dari pengalaman usaha, aset usaha, omzet usaha, dan total pendapatan bersih usaha bersih. 3. Karakteristik Kredit terdiri dari plafond pinjaman, jangka waktu pelunasan, pengalaman kredit, jaminan, dan tingkat suku bunga. Dari uraian di atas, masalah yang akan diteliti berkaitan dengan tingkat pengembalian Kredit Mikro Utama Bank Jabar Banten KCP Dramaga adalah: 1. Bagaimana deskripsi nasabah yang berstatus lancar dan menunggak dalam pengembalian Kredit Mikro Utama? 2. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi dan memiliki keterkaitan dengan tingkat pengembalian Kredit Mikro Utama dan bagaimana pengaruh dan keterkaitan tersebut? 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan Penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut: 1. Mendeskripsikan nasabah yang lancar dan menunggak dalam pengembalian Kredit Mikro Utama di Bank Jabar Banten KCP Dramaga. 2. Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi dan memiliki keterkaitan dengan tingkat pengembalian Kredit Mikro Utama di Bank Jabar Banten KCP Dramaga.

11 1.4 Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi semua kalangan, baik bagi pihak Bank Jabar Banten khususnya KCP Dramaga, bagi pembaca, maupun bagi penulis. Bagi pihak Bank Jabar Banten, diharapkan menjadi bahan evaluasi dan strategi untuk menentukan kebijakan khususnya terkait dengan penyaluran Kredit Mikro Utama agar dapat mengurangi atau bahkan mencegah adanya penunggakan pengembalian kredit. Bagi pembaca, diharapkan dapat menjadikan penelitian ini sebagai salah satu referensi dalam hal informasi perbankan khususnya mengenai masalah Kredit Mikro Utama Bank Jabar Banten dan dapat memberikan manfaat untuk penelitian berikutnya. Dan bagi penulis, penelitian ini diharapkan dapat memperkaya ilmu dan pengetahuan yang telah diperoleh di masa perkuliahan. 1.5 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini memiliki batasan ruang lingkup yaitu nasabah Kredit Mikro Utama Bank Jabar Banten KCP Dramaga yang akan diteliti adalah nasabah KMU produktif yang masih aktif sebagai nasabah hingga bulan Juli 2009 dan telah menerima kredit minimal enam bulan ke belakang sejak Juli 2009.