Transportasi Perkotaan dan Keselamatan. Solusi dan Tantangan. Universitas Bung Hatta, Padang 31 Mei Tri Tjahjono.

dokumen-dokumen yang mirip
KOMUTER DKI JAKARTA TAHUN 2014

Studi Rencana Induk Transportasi Terpadu Jabodetabek (Tahap II) Laporan Akhir: Ringkasan Laporan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN. Angkutan Umum Masal Perkotaan. Jabodetabek. Jaringan. Rencana Umum.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1. BPTJ DAN KONDISI JABODETABEK 2. INDIKATOR KINERJA 3. RENCANA INDUK TRANSPORTASI JABODETABEK

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Kebutuhan Perumahan bagi Penduduk Jakarta

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Perkembangan kehidupan manusia di seluruh dunia tidak terlepas dari yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Gambar 5.30 Peta Jalur Transportasi Publik Kawasan Manggarai Gambar 5.31 Peta rencana Jalur Transportasi Publik Kawasan Manggarai...

MODA/ANGKUTAN DI PERKOTAAN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

MODA/ANGKUTAN DI PERKOTAAN

Kementerian Perhubungan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

FOKE-NARA ADJI-RIZA JOKOWI-AHOK HIDAYAT-DIDIK FAISAL-BIEM ALEX-NONO

JUMLAH PERJALANAN JABODETABEK MENCAPAI 25,7 JUTA PERJALANAN/HARI. 18,7 JUTA (72,95 %) MERUPAKAN PERJALANAN INTERNAL DKI JAKARTA, 6,9 JUTA (27,05 %) ME

BAB I PENDAHULUAN. ketergantungan masyarakat Jakarta dengan kendaraan pribadi sudah sangat

BAB I PENDAHULUAN. Jakarta merupakan ibu kota Indonesia yang merupakan kota dengan penduduk

Ketika MRT Urai Kemacetan Jakarta

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PERANCANGAN

BAB I PENDAHULUAN. Depok, Tangerang dan Bekasi (Bodetabek) yang semakin berkembang.

I. PENDAHULUAN. Permintaan akan jasa transportasi dari penumpang/orang timbul akibat adanya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 4 KARAKTERISTIK DAN PREFERENSI PENGGUNA POTENSIAL KA BANDARA SOEKARNO-HATTA

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUASAN PENGGUNA BUSWAY Pite Deanda NRP :

BAB I PENDAHULUAN. Akhir-akhir ini tingkat kecelakaan lalu lintas yang diakibatkan oleh kelalaian

KONSEP PENGEMBANGAN ANGKUTAN PERMUKIMAN DI JABODETEBAK. Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek

BAB 2 LATAR BELAKANG dan PERUMUSAN PERMASALAHAN

MODEL PEMILIHAN MODA ANTARA LIGHT RAIL TRANSIT (LRT) DENGAN SEPEDA MOTOR DI JAKARTA

II. TINJAUAN PUSTAKA. Konsep transportasi didasarkan pada adanya perjalanan ( trip) antara asal ( origin) dan tujuan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Salah satu kota tersibuk yang ada di Indonesia adalah Jakarta (Toppa, 2015), ibu

BAB I PENDAHULUAN. tergolong tinggi dalam satu era dengan tingkat mobilitas yang tinggi dimana

2017, No Republik Indonesia Nomor 5229); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2013 tentang Jaringan Lalu Lntas dan Angkutan Jalan (Lembaran N

PENGEMBANGAN SISTEM TRANSPOR ENGEMBANGAN SISTEM

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

DUKUH ATAS COMMUTER CENTER 2019

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

2015, No RITJ yang ditetapkan dengan Peraturan Menteri Perhubungan; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2004 tentang Jalan (Lembaran N

BAB I: PENDAHULUAN Latarbelakang.

BAB I PENDAHULUAN. tarik tersendiri bagi penduduk untuk melakukan migrasi ke daerah tertentu. Migrasi

STASIUN KERETA MONOREL INTERCHANGE KARET DI JAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia sebagai makhluk sosial diketahui tidak dapat hidup sendiri

Pandangan Responden Terhadap Proyek Monorel (MRT) di Jakarta Riset dilakukan pada: November 2013 Berdasarkan panelis dari Nusaresearch

DIV TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI BANDUNG BAB I PENDAHULUAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN DARAT USULAN MASTERPLAN ANGKUTAN MASSAL JABODETABEK

BAB 1 PENDAHULUAN. sesuatu yang merupakan penunjang terselenggaranya suatu proses (usaha,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Transportasi mempunyai peranan penting dalam kehidupan masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

: Ir. Mirna Amin. MT (Asisten Deputi Pengembangan Kawasan Skala Besar)

Banyak Kota di Dunia Tidak Dapat Menyediakan Akses yang Layak ke Angkutan Massal Bagi Setengah Penduduknya

Kemacetan di Jabodetabek (?)

BAB I: PENDAHULUAN Latar Belakang.

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. prasarana yang dimiliki kota tersebut. Jayadinata (1992:84) menyatakan, kota

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Bab I. Pendahuluan. Jakarta sebagai sebuah ibukota Indonesia dimana juga merupakan. pusat pemerintahan, pusat bisnis dan ekonomi, pusat segala macam

BAB I PENDAHULUAN. tentunya dengan perencanaan terpadu dengan peningkatan kegiatan manusia di

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Kemacetan jalan-jalan di DKI Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan

BAB I PENDAHULUAN. memperkokoh persatuan dan kesatuan serta mempengaruhi hampir semua aspek

BAB V PEMBAHASAN. Kota Surakarta

PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 10 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN SISTEM BUS RAPID TRANSIT

BAB 1 PENDAHULUAN. kepadatan tersebut diimbangi dengan tingginya penggunaan kendaraan bermotor yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Dampak Perkembangan Permukiman Skala Besar terhadap Transportasi. Yayat Supriatna Univ. Trisakti - Jakarta

KAJIAN PEMANFAATAN MODA TRANSPORTASI KERETA REL LISTRIK (KRL) COMMUTER LINE DALAM PERGERAKAN KOMUTER BEKASI-JAKARTA

BAB 2 DATA DAN ANALISA

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Pengurangan tingkat..., Arini Yunita, FE UI, Universitas Indonesia

I. PENDAHULUAN. Transportasi merupakan faktor pendukung pertumbuhan perekonomian di sebuah

BAB 1 PENDAHULUAN. Data dari Badan pusat statistik tahun 2010, populasi penduduk Jakarta 9,607,787

BAB VII PENUTUP 7.1 Kesimpulan

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Armandha Redo Pratama, 2015

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Aditya Putrantono Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Sipil Dan Perencanaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA,

STASIUN KERETA BAWAH TANAH ISTORA DI JAKARTA

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

STATISTIK KOMUTER KOTA BEKASI 2014 HASIL SURVEI KOMUTER JABODETABEK 2014

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

TUGAS AKHIR 138 TERMINAL TIPE B DI KAWASAN STASIUN DEPOK BARU

L E B A K B U L U S BAB 1 PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

MATRIKS PENJABARAN PENCAPAIAN KINERJA PROGRAM MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN

Sumber: Automology.com. Ir. BAMBANG PRIHARTONO,MSCE JAKARTA, 10 JANUARI 2018

BAB I PENDAHULUAN. Bambang Herawan ( ) Universitas Sumatera Utara

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN. transportasi yang dapat digunakan pelajar untuk menuju ke sekolah. Transportasi

TRANSPORTASI JAKARTA : SEBUAH DISKRIMINASI YANG TERABAIKAN. Pertumbuhan Kendaraan DKI Jakarta

PELAYANAN DAN TARIF KERETA API PERKOTAAN DI YOGYAKARTA

PENELITIAN MODEL ANGKUTAN MASSAL YANG COCOK DI DAERAH PERKOTAAN. Balitbang bekerjasama dengan PT Karsa Haryamulya Jl.Imam Bonjol 190 Semarang

Transkripsi:

Transportasi Perkotaan dan Keselamatan. Solusi dan Tantangan Universitas Bung Hatta, Padang 31 Mei 2012 Tri Tjahjono Pendahuluan Tingkat kemacetan lalu lintas di kawasan urban yang sangat mengkuatirkan. Masalah Biaya transportasi urban meningkat. Sebagai contoh di Jabodetabek tidak dapat diselesaikan secara lokal, tetapi harus diangkat secara nasional. Dampak ekonomi yang cukup tinggi (Rp 30 trilyun per tahun) merupakan indikator mutlak bahwa perlu diupayakan secepatnya program untuk mengatasi kemacetan lalu lintas 1

Tingkat Permasalahan transportasi di Jabodetabek (Kasus Studi) Jumlah Penduduk di Jabodetabek million persons Source: Source: Statistical Year Book of Indonesia 1998; Population of Java Barat 1995, Population Census 2000, Population Census Intermediate Survey 2005, Population Census Preliminary Figure Note: 2005 data is intermediate survey of population census (or Survei Penduduk Antar Sensus) 2010 data is preliminary figures from DKI Jakarta, West Java and Banten Provinces 4 2

Jumlah Kendaraan Bermotor di Jabodetabek 8,000,000 7,000,000 6,000,000 5,000,000 4,000,000 3,000,000 2,000,000 1,000,000 Jumlah Kendaraan yang Terdaftar 6.8 mil. (2008/2000 4.17 times) 2.0 mil. 2008/2000 1.93 times 0 1975 1976 1977 1978 1979 1980 1981 1982 1983 1984 1985 1986 1987 1988 1989 1990 1991 1992 1993 1994 1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 Sumber: Polda Metro Jaya 5 Sebaran Penghasilan Perbandingan tahun 2002 dan 2010 Source: Preliminary figures of JUTPI Commuter Survey 6 3

Kemilikan kendaraan bermotor Perbandingan tahun 2002 dan 2010 70% dari rumah tangga setidak tidaknya memiliki satu sepeda motor Source: Preliminary figures of JUTPI Commuter Survey 7 Kepemilikan Mobil dan SepedaMotor Hubungan kepemilikan mobil dan sepeda motor Car ownership 23% MC ownership 73% Source: Preliminary figures of JUTPI Commuter Survey 8 4

Pergerakan komuter di DKI Jakarta Perbandingan tahun 2002 dan 2010 Kota Tangerang Kota Tangarang S. Kab. Tangerang (unit) 1,000 (2002) 247 (2010) 344 1.4 (2010/2002) 1.4 (2010/2002) Source: Preliminary figures of JUTPI Commuter Survey DKI Jakarta Kota Depok Kota Bogor Kab. Bogor (2002) 262 (2010) 423 1.6 (2010/2002) (2002) 234 (2010) 338 Kota Bekasi Kab. Bekasi x 10 (2002/1985) BODETABEK DKI Jakarta 9 (2002) 743 (2010) 1,105 1.5 (2010/2002) 9 Perubahan Pilihan Moda Transpor untuk Perjalananan Komuter Perbandingan tahun 2002 dan 2010 Source: Preliminary figures of JUTPI Commuter Survey 3.Car includes Taxi and Bajaj 5.Others include Railway and Ojek 10 5

Konsep Dasar Transportasi di Kawasan Urban Urban mobility versus traffic congestion Urban mobility versus traffic congestion Konsep Transit Oriented Development 6

Urban mobility versus traffic congestion Kemacetan lalu lintas tidak mungkin diatasi apabila tidak disiapkan alternatif angkutan bagi masyarakat untuk melakukan mobilitas hariannya. Kota besar di Indonesia (termasuk Jabodetabek) tidak mempunyai alternatif ini (angkutan umum yang handal) akibatnya terpaksa menggunakan kendaraan pribadi (mobil dan sepeda motor) Konsep urban mobility adalah mengutamakan pergerakanorang danbarang, bukan kendaraan pribadi. Konsekuensinya, infrastruktur jalan disiapkan untuk mengutamakan pergerakan orang dan barang, bukan kendaraan (lebih tepatnya kendaraan pribadi) Urban mobility versus traffic congestion Pembangunan jalan pada umumnya akan menciptakan mobilitas manusia yang sangat tergantung terhadap kendaraan pribadi dan penguasaan lahan yang masif untuk infrastruktur jalan 14 7

Urban mobility versus traffic congestion 15 Urban mobility versus traffic congestion Angkutan umum merupakan pilihan sistem angkutan yang terbaik mengingat mampu memberikan angkutan yang efisien, ramah lingkungan dan rasio penggunaan energi per orang perjalanan terrendah serta penggunaan ruang jalan yang rendah, khususnya terhadap angkutan yang bersifat masal 8

Urban mobility versus traffic congestion Contoh Pengembangan Dockland, London Referensi: SDG London Canary Wharf, London Tahun 1980 9

Contoh Pengembangan Dockland, London Jalur MRT Canary Wharf, London Tahun 1985 Contoh Pengembangan Dockland, London Canary Wharf, London Tahun 1999 10

Thousand Persons Contoh Pengembangan Dockland, London 80 75 70 65 60 55 50 45 40 35 30 25 20 15 10 5 0 1988 1989 1990 1991 1992 1993 1994 1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 Jubilee Walk/Cycle DLR Bus/River Taxi Private SOLUSI 1: Angkutan Umum Berpikir KA Gunakan Bus elayanan Transit In nformal Pe Pelayanan Transit Standar elayanan Transit litas Tinggi Pe Mass Rapid Transit Kua Tidak terdapat pengaturan kendaraan kecil, individual Pelayanan buruk dan tidak laik jalan? tidak berkeselamatan Perusahaan berbadan hukum Acapkali mendapatkan subsidi Pembayaran di atas bus kenyamanan terbatas (bus relatif tua) Pembayaran jelas sebelum naik ke bus Terdapat pemeriksaan tiket Kualitas angkutan terjamin Identitas pasar yang kuat Pelayanan prima Stasiun sistem tertutup Pembayaran dan Verifikasi sebelum naik Moderen dan kendaraan yang bersih Integrasi dengan angkutan pengumpan 11

SOLUSI 1: Angkutan Umum Berpikir KA Gunakan Bus 700 kali lebih mahal SOLUSI 1: Angkutan Umum Berpikir KA Gunakan Bus 12

SOLUSI 1: Angkutan Umum Berpikir KA Gunakan Bus SOLUSI 1: Angkutan Umum Berpikir KA Gunakan Bus Perencanaan harus ditekankan untuk memungkinkan sistem angkutan umum berjalan dengan baik dengan rekayasa sebaik mungkin 13

Inovasi Teknologi Berpikir KA Gunakan Bus Inovasi Teknologi Dual MoDE SYSTEM (GUIDED BUS) 14

DUAL MODE SYSTEM (GUIDED BUS) Flesibilitas guided bus sebgai BRT merupakan nilai jual tersendiri. Inovasi Teknologi DUAL MODE SYSTEM (GUIDED BUS) 15

Situasi Keselamatan Lalu Lintas Jalan di Indonesia Situasi Keselamatan Lalu Lintas Jalan di Indonesia 16

Situasi Keselamatan Saat ini Situasi Keselamatan Lalu Lintas Jalan di Indonesia 17

Solusi 2: Safer Journey to School 29 % atau sekitar 9100 jiwa meninggal dunia akibat kecelakaan lalu lintas jalan pada kelompok usia di bawah 17 tahun dan 5% atau 1600 jiwa di bawah usia 9 tahun Pada umumnya kejadian di periode waktu pukul 6:00 hingga 12:00. Dengan memperhatikan murid murid yang berpergian dan pulang dari sekolah klh setidak tidaknya 2 perjalanan (trip) diperhatikan tingkat keselamatannya 70 % atau sekitar 21900 jiwa meninggal akibat kecelakaan yang berasosiasi dengan sepeda motor Solusi 2: Safer Journey to School 18

Fasilitas Pejalan kaki Bersepeda Bus Sekolah Angkutan Umum Car Sharing Solusi 2 Safer Journey to School Kawasan sekolah harus berkeselamatan (ZoSS) Perjalanankesekolah klhharus berkeselamatan Guru dan orang tua harus sadar tentang keselamatan lalu lintas jalan Masyarakat sadar bahwa anak anaak perlu dilindungi 19

Solusi 2 Safer Journey to School Program ZoSS harus ditingkatkan menjadi program Sf Safer Journey to Sh School lbukan hanya sekedar perbaikan di gerbang sekolah. Solusi 2 Safer Journey to School Fasilitas pejalan Jalan di evaluasi dan ditingkatkan tk nilai i keselamatannya. Contoh di Surabaya 20

Terima Kasih 21