BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Masyarakat Indonesia merupakan masyarakat majemuk yang memiliki

BAB I PENDAHULUAN. secara sadar dengan tujuan untuk menyampaikan ide, pesan, maksud,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan pilar utama penentu kemajuan suatu bangsa

BAB I PENDAHULUAN. dikenal masyarakat luas sampai saat ini adalah prosa rakyat. Cerita prosa rakyat

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, ide-ide, nilai-nilai kejadian-kejadian yang membangun cerita,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Penelitian. Kehidupan manusia baik sebagai pribadi maupun sebagai anggota

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

A. Latar Belakang Kegiatan pembelajaran di sekolah dilaksanakan dalam rangka untuk meningkatkan kemampuan siswa, baik pada aspek pengetahuan, sikap

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Atik Rahmaniyar, 2015

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kurikulum Nasional merupakan pengembangan dari Kurikulum 2013 yang

BAB I PENDAHULUAN. yang pada umumnya mempunyai nilai budaya yang tersendiri. Dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan negara kepulauan yang terdiri dari banyak pulau

berbahasa pada mata pelajaran Bahasa Indonesia di SD diarahkan untuk meningkatkan keterampilan siswa dalam berkomunikasi secara lisan maupun tulisan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Kebudayaan Indonesia sangat beragam. Pengaruh-pengaruh

BAB I PENDAHULUAN. pedoman hidup sehari-hari. Keberagaman tersebut memiliki ciri khas yang

BAB I PENDAHULUAN. tradisi di dalam masyarakat. Sebuah siklus kehidupan yang tidak akan pernah

BAB I PENDAHULUAN. manusia serta segala masalah kehidupan tidak dapat dipisah-pisah untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bangsa Indonesia terdiri dari berbagai macam suku, adat istiadat dan

BAB I PENDAHULUAN. juga disebut dengan istilah sekar, sebab tembang memang berasal dari kata

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di Indonesia sangat kaya akan berbagai macam budaya baik itu bahasa,

BAB I PENDAHULUAN. sebagai fakta sosial, manusia sebagai makhluk kultural (Ratna, 2005:14). Dalam

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kebudayaan merupakan corak kehidupan di dalam masyarakat yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. objeknya manusia dan kehidupannya dengan menggunakan bahasa sebagai

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. yang terdapat pada tujuh unsur kebudayaan universal. Salah satu hal yang dialami

BAB I PENDAHULUAN. sejarah umat manusia, agama dan kebudayaan memiliki peran sentral yang tak

NILAI-NILAI SOSIAL DAN BUDAYA DALAM MITOS KIAI KALADETE TENTANG ANAK BERAMBUT GEMBEL DI DATARAN TINGGI DIENG KABUPATEN WONOSOBO SKRIPSI

keunggulan daerah, yang materinya tidak dapat dikelompokkan ke dalam mata pelajaran yang ada (Yamin, 2010:64). Tetapi terkadang dalam

BAB 7. Standar Kompetensi. Memahami kesamaan dan keberagaman Bahasa dan Dialek. Kompetensi Dasar. Tujuan Pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. Papua seperti seekor burung raksasa, Kabupaten Teluk Wondama ini terletak di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang subordinatif, di mana bahasa berada dibawah lingkup kebudayaan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bangsa Indonesia terdiri atas beribu-ribu pulau dan berbagai etnis, kaya

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. turun temurun. Kebiasaan tersebut terkait dengan kebudayaan yang terdapat dalam

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang sangat kompleks. Didalamnya berisi struktur-struktur yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Kekayaan budaya itu tersimpan dalam kebudayaan daerah dari suku-suku bangsa yang

Pada bab ini dipaparkan (1) latar belakang penelitian (2) rumusan penelitian (3) tujuan

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan saat-saat penting dalam kehidupan seseorang. Peristiwa-peristiwa penting

PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS KEARIFAN LOKAL BUDAYA JAWA. Novi Trisna Anggrayni Program Studi Pendidikan Sekolah Dasar Universitas PGRI Yogyakarta

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB VI SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. dengan bangsa lainnya. Kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat suatu bangsa

BAB I PENDAHULUAN. dan seni budaya tradisionalnya, adanya desa desa tradisional, potensi

BAB I PENDAHULUAN. Sastra merupakan suatu bagian dari kebudayaan. Bila kita mengkaji kebudayaan

BAB I PENDAHULUAN. keanekaragaman budaya, adat istiadat, bahasa dan sebagainya. Setiap daerah pun

BAB I PENDAHULUAN. kebudayaan masa lampau, karena naskah-naskah tersebut merupakan satu dari berbagai

BAB I PENDAHULUAN. memenuhi keinginannya sebagai mahluk sosial yang saling berhubungan untuk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Budi Utomo, 2014

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Cerita fiksi merupakan suatu ciptaan imajinatif dari seorang pengarang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Sastra merupakan salah satu cabang seni, yang menggunakan bahasa sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Sastra secara nyata memang berbeda dengan psikologi. Psikologi

I. PENDAHULUAN. Setiap manusia pasti pernah mengalami konflik di dalam hidupnya. Konflik

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Rezki Puteri Syahrani Nurul Fatimah, 2015

BAB I PENDAHULUAN. peran orang tua sebagai generasi penerus kehidupan. Mereka adalah calon

BAB I PENDAHULUAN. ini sudah memiliki kebudayaan dan karya sastra tersendiri.

K. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL SMPLB TUNANETRA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Tujuan pendidikan nasional dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. untuk menunjukkan tingkat peradaban masyarakat itu sendiri. Semakin maju dan

BAB I PENDAHULUAN. berbagai macam keberagaman sering kali lupa terhadap nilai-nilai kebudayaan yang

BAB I PENDAHULUAN. yang tetap dilaksanakan oleh masyarakat Melayu sejak nenek moyang dahulu

BAB I PENDAHULUAN. hingga sekarang. Folklor termasuk dalam suatu kebudayaan turun-temurun yang

I. PENDAHULUAN. Keterampilan berbahasa mencakup empat komponen, yaitu menyimak/

BAB I PENDAHULUAN. untuk berbagai keperluan. Upacara adat adalah suatu hal yang penting bagi

I. PENDAHULUAN. Sastra tidak terlepas dari kehidupan manusia karena sastra merupakan bentuk

BAB I PENDAHULUAN. kesatuan dari gagasan simbol-simbol dan nilai-nilai yang mendasari hasil karya dan

BAB I PENDAHULUAN. tentunya sangat berkaitan dengan hidup dan kehidupan manusia serta kemanusiaan. Ia

BAB I PENDAHULUAN. yang unik pula. Selain itu, di setiap daerah tersebut memiliki suatu cerita atau

PENYELENGGARAAN PENGELOLAAN PENGETAHUAN TRADISIONAL & EKSPRESI BUDAYA TRADISIONAL. Dra. Dewi Indrawati MA 1

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. penemuan penelitian. Penelitian ini mengambil cerita rakyat Onggoloco sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan gambaran hasil rekaan seseorang yang. memiliki unsur-unsur seperti pikiran, perasaan, pengalaman, ide-ide,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. manusia, mitos dan ritual saling berkaitan. Penghadiran kembali pengalaman

BAB I PENDAHULUAN. Minangkabau merupakan salah satu dari antara kelompok etnis utama bangsa

KURIKULUM Kompetensi Dasar. Mata Pelajaran PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN. Untuk KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN TAHUN 2012

BAB V PENUTUP. maupun negatif kepada umat manusia. Dampak tersebut berakibat kepada perubahanperubahan

2015 KESENIAN MACAPAT GRUP BUD I UTOMO PAD A ACARA SYUKURAN KELAHIRAN BAYI D I KUJANGSARI KOTA BANJAR

BAB I PENDAHULUAN. Nilai budaya yang dimaksud adalah nilai budaya daerah yang dipandang sebagai suatu

BAB I PENDAHULUAN. rumah adat yang menjadi simbol budaya daerah, tetapi juga tradisi lisan menjadi

Pendidikan pada hakekatnya merupakan proses pembudayaan dan pemberdayaan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. di Indonesia disatupadukan dari kebudayaan nasional dan kebudayaan. daerah. Kebudayaan nasional Indonesia merupakan puncak puncak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia sebagai negara kepulauan dengan ratusan suku bangsa,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu kebanggaan nasional (national pride) bangsa Indonesia adalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kebudayaan merupakan kompleks yang mencakup pengetahuan,

BAB I PENDAHULUAN. batas formal namun semua itu tidak begitu subtansial. Mitos tidak jauh dengan

PELAKSANAAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT BIDANG KEBUDAYAAN

BAB I PENDAHULUAN. nasional di Indonesia, harus didahului dengan pengetahuan tentang latar

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Penelitian Bayu Dwi Nurwicaksono, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Selain keberagaman kebudayaan Indonesia, juga dikenal sebagai negara

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB VII PEN UTUP. Dalam penelitian ini, berdasarkan data serta analisa di bab IV dan V, dapat

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Negara Indonesia mempunyai banyak produk kebudayaan baik yang berupa kebudayaan materi yang kasat mata maupun budaya non materi yang berupa adat istiadat, norma, aturan tradisi serta budaya-budaya lisan yang berkembang di masyarakat, salah satu aspek penting dari produk budaya tersebut adalah upacara tradisi dalam lingkaran hidup seseorang. Sastra lisan memiliki ketertarikan dengan realitas sosial dalam kehidupan masyarakat, sebagai cerminan yang dapat digunakan untuk melihat realitas tersebut. Banyak hal yang bermanfaat yang dapat diperoleh dari sebuah cipta sastra ketika apresiasi itu dilakukan. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, menyebabkan daya apresiasi masyarakat menipis dan terkikis. Upacara tradisi sepasaran sebagai salah satu bentuk karya sastra seakan-akan tergeser. Upacara tradisi sepasaran yang sebenarnya banyak mengandung falsafah hidup dan nilai-nilai yang positif yang relevan dengan kehidupan masyarakat kurang dikenali oleh kaum muda. Sastra lisan muncul bukan hanya sekadar untuk mengisi di waktu senggang, namun sebagai penyalur sikap dan pandangan, cerminan angan-angan, alat pengesahan aturan sosial dan sebagainya. Upacara tradisi yang termasuk dalam tradisi lisan atau sastra lisan sebagai bagian budaya yang diwariskan secara turun temurun dan sebagai milik bersama, tidak terbatas pada cerita rakyat (dongeng, legenda dan mitos), melainkan juga sistem kognasi kekerabatan, sejarah hukum adat, praktik hukum dan pengobatan tradisional (Suwardi Endraswara, 2005:2-3). Sahid (2010: 3) menyatakan bahwa, penelitian tentang tradisi masyarakat Jawa yang menyangkut pemberian nama orang sampai sekarang masih sangat terbatas karena mungkin dianggap kurang menarik, sempit, dan kering karena tidak banyak hal untuk dibicarakan. Penelitian nama orang Jawa pernah dilakukan oleh Suharno (dalam Sahid, 2010: 3) yang berjudul Nama diri dalam Masyarakat Jawa, merupakan kajian yang terhitung lebih lengkap dibanding kajian sebelumnya karena merangkum berbagai bentuk upacara tradisional yang dilakukan oleh orang-orang Jawa (termasuk proses pemberian 1

2 nama) dalam menyambut kelahiran seorang anak yang menjadi social spirit dari masyarakat Jawa tradisional. Geertz (dalam Sahid, 2010: 28) mengatakan di dalam bukunya yang bertajuk Abangan, Santri, Priyayi dalam Masyarakat Jawa, beliau menguraikan perkara pemberian nama pada salah satu bagian pembahasan mengenai tradisi upacara slametan sepasaran bayi yang begitu popular di kalangan masyarakat Jawa. Pemberian nama dalam lingkungan masyarakat Jawa biasanya dilakukan bersamaan dengan upacara sepasaran, yaitu selamatan pada hari ke lima setelah kelahiran. Masyarakat Jawa yang menganut agama Islam ada yang memberikan nama itu sejak lahir, dan diumumkan kepada tetangga, dan sanak saudara setelah tujuh hari bersamaan dengan upacara hakikah (kekahan). Abushihab (2012) dalam Semiotic-based Approach as an Effective Tool for Teaching Verbal and Non-verbal Aspects of Language (Journal of Language Teaching And Research; Nov 2012, Vol. 3 Issue 6, p1150) mengemukakan mengenai prinsip-prinsip dasar dan wawasannya tentang semiotika, serta aplikasinya dalam pembelajaran bahasa asing. Kesadaran guru sebagai pembelajar bahasa asing meningkat melalui pendekatan semiotik dan bagaimana mengaplikasikan pendekatan tersebut dalam pembelajaran. Hasil dari penelitian tersebut adalah semiotik memiliki kontribusi sangat besar jika digunakan secara maksimal, dampaknya dapat membuat pembelajaran bahasa asing menjadi lebih efisien. Hal ini dikarenakan melalui pembelajaran dengan menggunakan media tanda dalam semiotik dapat memfasilitasi siswa untuk belajar bekerjasama dan lebih mengenal budayanya, selain itu siswa juga akan lebih menikmati pembelajaran. Upacara tradisi pemberian nama orang Jawa dengan segala uberampenya merupakan simbol-simbol atau perlambangan ungkapan pesan ajaran, bagaimana kewajiban dan harapan setiap orang tua akan kebahagiaan yang kekal bagi kehidupan anaknya yang baru akan menjalani kehidupan tersebut. Tranmisi atau penyampaian nilai-nilai budaya yang bermakna melalui simbolsimbol yang digunakan dalam upacara tradisi pemberian nama dalam masyarakat nelayan merupakan media pendidikan tradisional. Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Abushihab dalam jurnal yang ditulisnya. Manfaat penting banyak yang bisa diambil dari upacara tradisi sepasaran yang masih ada

3 dan masih hidup di masyarakat, melalui upacara ini dengan segala simbol yang terkandung di dalamnya dapat membantu siswa dalam pembelajaran budayanya sendiri maupun pembelajaran yang lain, selain itu siswa akan lebih menikmati pembelajarannya sehingga apa yang diajarkan lebih mudah diterima. Upacara tradisi sepasaran terdapat pesan moral tertentu yang ingin disampaikan kepada masyarakat, namun demikian, karena keterbatasan waktu dan ekonomi, serta perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, maka tak jarang kita mendapatkan upacara yang tidak utuh atau tidak lengkap. Kelengkapan uborampe untuk upacara maupun kelengkapan dalam rangkaian upacara terdapat pengurangan, sehingga keaslian atau kelengkapan upacara tersebut lama-lama tidak dipakai lagi dan pada akhirnya akan hilang. Zubaedi (2011: 82) menyatakan bahwa pengertian karakter banyak dikaitkan dengan pengertian budi pekerti, akhlak mulia, moral, dan bahkan dengan kecerdasan ganda. Pilar yang disebutkan oleh Prof. Suyanto, Ph. D (dalam Zubaedi, 2011: 82), pengertian budi pekerti dan akhlak mulia lebih terkait dengan pilar-pilar sebagai berikut, yaitu cinta Tuhan dengan segenap ciptaan-nya, hormat dan santun, dermawan, suka tolongmenolong/kerjasama, baik, dan rendah hati. Pendidikan karakter disetarakan dengan pendidikan budi pekerti atau akhlak mulia plus. Data yang ditemukan oleh peneliti dan dari pendapat para ahli diatas mengungkapkan bahwa penelitian ini mengandung banyak nilai pendidikan karakter yang bersumber dari kearifan lokal di dalamnya yang berupa makna yang terdapat dalam simbol-simbol yang digunakan. Penelitian ini sangat perlu diteliti karena dalam budaya kearifan lokal banyak mengandung nilai pendidikan karakter yang terkandung sesuai dengan pendapat para ahli diatas. Penelitian ini meneliti tentang analisis semiotik dalam upacara tradisi pemberian nama orang Jawa, maka digunakan teori semiotik dari Roland Barthes untuk mendeskripsikan konsep pemaknaan simbol dalam upacara tradisi pemberian nama orang Jawa. Kajian semiotika dari Roland Barthes serta nilai pendidikan karakter dalam upacara tradisi pemberian nama orang Jawa di Kabupaten Cilacap diharapkan nantinya dapat memberikan manfaat positif bagi masyarakat di Kabupaten Cilacap khususnya dan menambah kekayaan budaya. Ruang lingkup penelitian ini dibatasi agar penelitian ini lebih terarah dengan

4 pertimbangan-pertimbangan tertentu, antara lain : (1) jumlah upacara tradisi dalam lingkaran hidup seseorang di Kabupaten Cilacap sangat banyak, (2) secara geografis letak wilayah Kabupaten Cilacap luas. Peneliti memfokuskan tradisi pemberian nama orang Jawa sebagai awal mula dalam lingkaran hidup seseorang sebagai bahan penelitian; Pertama, karena Kabupaten Cilacap terletak di pesisir selatan pulau Jawa dan bukan di sentral pulau Jawa yang menjadi lahirnya budaya tersebut. Hal ini menyebabkan kurangnya penelitian tentang pemberian nama di Kabupaten Cilacap karena banyak penelitian lebih terfokus kepada pusat lahirnya budaya tersebut; Kedua, adat istiadat ini dianggap penting dilakukan oleh masyarakat sebagai awal mula kisah perjalanan serta kehidupan seseorang yang akan menapaki kehidupan di dunia; Ketiga, berbagai bentuk serangkaian upacara tradisi yang berhubungan dengan prosesi pemberian nama-nama orang masih dilakukan oleh masyarakat Kabupaten Cilacap. Upacara-upacara tradisi tersebut masih dipakai masyarakat Jawa dalam memberikan nama kepada bayi hingga saat ini; Ketiga, Upacara tradisi tersebut mempunyai indikasi mengandung nilai-nilai pendidikan karakter yang baik untuk perkembangan mental bangsa. Upacara tradisi sepasaran yang banyak dilakukan oleh masyarakat terdapat nilai-nilai pendidikan karakter yang dapat diterapkan dan dijadikan pedoman dalam kehidupan sehari-hari oleh masyarakat pendukungnya; Keempat, dengan mengkaji upacara tradisi pemberian nama orang Jawa berarti ikut membantu perkembangan kebudayaan bangsa dan negara. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah dan pembatasan masalah di atas, maka dirumuskan permasalahan sebagai berikut : 1. Bagaimanakah bentuk simbol-simbol yang terdapat dalam tradisi pemberian nama orang Jawa pada masyarakat nelayan di Kabupaten Cilacap? 2. Bagaimanakah makna simbolis yang terkandung dalam tradisi pemberian nama orang Jawa pada masyarakat nelayan di Kabupaten Cilacap sebagai sumber pendidikan karakter?

5 3. Bagaimanakah relevansi makna dari simbol-simbol yang terdapat dalam tradisi pemberian nama orang Jawa pada masyarakat nelayan di Kabupaten Cilacap dengan pembelajaran bahasa Jawa? C. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini sangat erat kaitannya dengan perumusan masalah, tujuan penelitian ini adalah : 1. Mendeskripsikan dan menjelaskan bentuk simbol-simbol yang terdapat dalam tradisi pemberian nama orang Jawa pada masyarakat nelayan di Kabupaten Cilacap. 2. Mendeskripsikan dan menjelaskan makna simbolis yang terkandung dalam tradisi pemberian nama orang Jawa pada masyarakat nelayan di Kabupaten Cilacap sebagai sumber pendidikan karakter. 3. Mendeskripsikan dan menjelaskan relevansi makna dari simbol-simbol yang terdapat dalam tradisi pemberian nama orang Jawa pada masyarakat nelayan di Kabupaten Cilacap dengan pembelajaran bahasa Jawa D. Manfaat Penelitian Manfaat yang bisa diperoleh dalam penelitian ini dapat dibedakan menjadi 2, yaitu : 1. Manfaat Teoretis a. Penelitian ini dapat digunakan sebagai sarana untuk memperkaya khasanah pengetahuan sastra, khususnya sastra lisan yang berkaitan dengan upacara pemberian nama orang Jawa dengan pendekatan teoriteori semiotik. b. Penelitian ini merupakan pengembangan teori semiotika yang dapat digunakan untuk membongkar makna simbolis dalam tradisi upacara pemberian nama orang Jawa pada penelitian lain sejenis.

6 2. Manfaat Praktis a. Bagi Pemerintah Kabupaten Cilacap khususnya Desa Ujungmanik Kecamatan Kawunganten dan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Cilacap Penelitian ini sebagai bahan acuan untuk menentukan kebijakan pemerintah dalam usaha melestarikan dan memasyarakatkan sekaligus mempopulerkan upacara tradisi yang ada di Kabupaten Cilacap. b. Bagi Masyarakat Cilacap Penelitian ini sebagai acuan atau pedoman dalam melakukan upacara tradisi yang lengkap dan benar, sebagai sumber informasi dan pengetahuan mengenai kekayaan budaya sebagai warisan budaya bangsa, dan dapat memperkaya wawasan budaya nusantara pada umumnya serta mampu melestarikan budaya daerah berupa adatistiadat khususnya di Kabupaten Cilacap c. Bagi Guru di Kabupaten Cilacap Penelitian ini sebagai bahan pembinaan pengajaran apresiasi sastra serta sebagai pembelajaran bahasa Jawa di Kabupaten Cilacap. d. Bagi Murid di Kabupaten Cilacap Penelitian ini sebagai bahan acuan dan pedoman untuk meningkatkan minat baca pelajar agar lebih mengenali dan memahami keragaman budaya lingkungan sendiri.