BAB I PENDAHULUAN. dengan bangsa lainnya. Kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat suatu bangsa

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebudayaan secara umum diakui sebagai unsur penting dalam proses pembangunan suatu bangsa. Lebih-lebih suatu bangsa yang sedang membangun watak dan kepribadiannya yang lebih serasi dengan tantangan zaman. Hampir setiap bangsa di dunia memiliki kebudayaan yang tidak sama antara satu bangsa dengan bangsa lainnya. Kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat suatu bangsa tentu memiliki keragaman baik dalam budaya, maupun berbahasa. Dalam kebudayaan tercermin berbagai corak kehidupan yang membedakan identitas budaya yang dimiliki oleh masing-masing daerah. Kebudayaan dalam arti luas merupakan total dari pikiran, karya dan hasil karya manusia yang tidak berakar pada nalurinya tetapi dicetuskan oleh manusia sesudah melalui proses belajar. Di dalam suatu konsep kebudayaan, hampir menyentuh seluruh aktivitas manusia dalam kehidupannya, sehingga terbagi menjadi tujuh unsur kebudayaan yang salah satunya adalah kesenian. Sebagai bentuk kreasi simbolis, kesenian merupakan wujud karya, yang terbentuk dari jiwa seni yang dimiliki oleh manusia.di dalam sebuah karya seni tidak hanya menyampaikan makna tetapi terdapat suatu pesan yang merupakan produk kebudayaan hasil kreasi tangan manusia.salah satu wujud karya seni yang menjadi kebudayaan, dan dikenal oleh masyarakat adalah kesenian lagu daerah. 1

2 2 Kesenian lagu daerah merupakan bagian dari karya sastra yang memanfaatkan keindahan untuk memberikan kepuasan terhadap umat manusia.oleh karenanya lagu daerah menggunakan bahasa sebagai medium utama.selain mampu menggambarkan kepribadian komunal atau masyarakat setempat, keberadaan lagu daerah mampu menyalakan semangat atau spirit kebersamaan dari komunitas bersangkutan. Tanpa memperhatikan misi maupun fungsi, lagu daerah secara konkrit begitu dekat dengan masyarakat daerah. Menurut Mustopo (1989:55), sebagai salah satu unsur kebudayaan, kesenian lagu daerah memiliki corak, ragam, serta ciri khas yang menjadi identitas daerah. Identitas itu menunjukkan sifat-sifat kedaerahan yang perlu dikembangkan untuk kemajuan keseniaan lagu daerahnya.di dalam lagu daerah selalu berhubungan dengan kehidupan sehari-hari masyarakat suatu komunitas.seperti untuk keperluan upacara yang bersifat ritual, pekerjaan seperti kegiatan menyambut musim panen, atau juga untuk sarana menyebarkan nilai budaya ataupun sejarah komunitas setempat. Di daerah Bima, lagu daerah Bima atau rawa Mbojo sangat dicintai oleh masyarakat pecintanya. Hampir di setiap acara adat, lagu daerah Bima menunjukkan eksistensinya, seperti pada acara pernikahan, acara khinatan, upacara adat U a Pua, pesta rakyat, musim panen maupun melaut. Keberadaan lagu Bima yang kian diperdengarkan, merupakan suatu upaya pelestarian dan pengenalan budaya yang terus dipertahankan oleh masyarakat Bima. Sehingga, identitas budaya berupa sikap, cara berpikir, berperilaku, dan berinteraksi sebagai

3 3 ciri khas individu dalam hidup,bertindak, dan bekerja sama, baik di lingkungan keluarga, masyarakat, maupun bangsa dapat diidentifikasi. Menurut Greertz ( dalamibrahim, 2009: 149), mengatakan teks dan bahasa analisis etnografi dalam konteks budaya, merujuk pada sebuah pola makna yang diwariskan secara historis dan diwujudkan dalam simbol.sebuah konsepsi yang digunakan oleh manusia sebagai alat untuk mengkomunikasikan, melestarikan, dan mengembangkan pengetahuan mengenai tindakannya dalam kehidupan. Pada umumnya lagu daerah, berkisah tentang kegiatan berladang, kehidupan masyarakat, sejarah, dan kritik sosial tetapi tetap bersifat mendidik. Namun, kini lagu Bima hanya mementingkan hiburan semata, kadang menjurus pada kata-kata yang seronoh dan jenis musik tidak menggunakan musik khas daerah. Hal ini menjadi ancaman bagi generasi muda Bima karena lambat laun jika hal ini terus dibiarkan akan mengancam transformasi musik asli daerah. Pada akhirnya akan berimbas pada hilangnya identitas kebudayaan Bima secara utuh. Identitas masyarakat yang dapat disimak dalam kehidupan masyarakat berupa nilai-nilai karakter baik yang dapat membantu pembangunan daerah, atau bersifat mendidik. Nilai karakter tersebut meliputi; religius, jujur, toleransi, disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri, demokrasi, rasa ingin tau, semangat kebangsaan, cinta tanah air, menghargai prestasi, bersahabat, cinta damai, peduli lingkungan, peduli sosial, dan tanggung jawab. Oleh sebab itu,identitas lagu Bima perlu diteliti dan didokumentasikan secara tertulis guna perkembangan dan kelestarian kebudayaan Bima di kemudian hari.

4 4 Sejalan dengan hal tersebut, kajian semiotika sangat relevan untuk diterapkan dalam upaya membongkar dan memaknai identitas Budaya Bima berupa nilai karakter masyarakat yang terdapat pada lagu daerah Bima. Semiotika adalah ilmu atau metode analisis untuk mengkaji tanda, yang di dalam pembuktiannya tanda-tanda tersebut mengikuti objeknya. Wujud kebudayaan pada dasarnya merupakan hasil dari semiosis, dengan kata lain kebudayaan dapat dijadikan sistem tanda. Penggunaan simbol budaya dalam lagu daerah bertujuan untuk mengenal simbol yang terdapat dalam lagu daerah dan memperkenalkan kebudayaan daerah setempat supaya identitasnya tetap terjaga dan dapat dibedakan dengan daerah lain. Penelitian tentang semiotika telah banyak diteliti oleh peneliti sebelumnya, antara lain penelitian yang dilakukan oleh Muhairin (2010), dengan judul Analisis Semiotika pada Syair lagu Daerah Bima Dalam Album Mori Kese karya Aan s Saputra. Selain itu terdapat dalam penelitian Latupeirisa (2011), dengan judul Makna Nyanyian Rakyat Di Maluku: Kajian Semiotika Kapata Hena Masa Ami. Pada penelitian yang dilakukan oleh Muhairin (2010), adalah meneliti tentang penanda dan petanda serta makna yang ditemukan pada syair lagu daerah pada album Mori Kese, sedangkan pada penelitian yang dilakukan oleh Latupeirisa (2011), meneliti tentang tangga nada, ritme, arah gerak, bentuk akhir dari kalimat lagu, dan jarak nada-nada dalam tiap frase. Berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti sebelumnya, penelitian ini difokuskan pada meneliti bentuk simbol dan makna simbol berbasis karakter yang terdapat pada lirik lagu daerah Bima atau Rawa Mbojo.

5 5 Meninjau syair lagu Bima sangat menarik untuk ditelisik, karena memiliki lirik yang begitu unik.kumpulan lirik yang unik itu berupa kumpulan kata yang mengalami perubahan bunyi tetapi memiliki arti yang begitu mendalam. Pada lagu Bima khususnya karya Gun Malingi banyak menyentil kehidupan sosial masyarakat Bima yang mulai melupakan budaya daerahnya dan banyak menjelaskan tentang interaksi yang dilakukan oleh masyarakat dalam kehidupannya. Album kalalo ra kahampa berarti lewati dan batasi, yang memiliki makna masyarakat boleh mengikuti perkembangan zaman, tetapi harus tetap membatasi diri agar tidak terjerumus ke dalam hal yang tidak baik. Selain itu, keberadaan lagu daerah sangat dekat dengan masyarakat daerah. Sifatnya yang menggambarkan kebudayaan daerah, membuat lagu daerah menjadi sangat dekat dengan masyarakat.meninjau dari latar belakang lagu-lagu yang dinyanyikan oleh Gun Malingi merupakan rasa keprihatinan tentang fenomena budaya global yang terjadi di tengah masyarakat, khususnya masyarakat Bima. Sehingga, sangat beralasan untuk dilakukan analisis pada lagu daerah Bima karya Gun Malingi pada album kalalo ra kahampa. Oleh karenanya, penelitian dengan judul Simbol Budaya Berbasis Karakter Pada Kumpulan Syair Lagu Bima dalam Album kalalo ra Kahampa karya Gun Malingi perlu dilaksanakan. 1.2 Batasan Masalah Mengingat luasnya permasalahan yang ada dan keterbatasan peneliti, masalah yang diteliti perlu dibatasi.tanda-tanda berkaitan dengan objek yang menyerupainya dan memiliki hubungan yang klausal dengan tanda-tanda tersebut. Adapun masalah yang diangkat dalam penelitian ini meliputi:

6 6 a. Bentuk simbol yang terdapat dalam syair lagu Bima, menggambarkan kehidupan atau mencerminkan kehidupan masyarakat dalam kesehariannya. Bentuk simbol tersebut menunjukkan nilai-nilai karakter yang mengental dalam diri masyarakat. b. Makna simbol yang terdapat dalam syair lagu Bima berupa gambaran indetitas masyarakat yang terdapat dalam lagu atau juga bisa peragaan tandatanda budaya yang ditunjukkan oleh masyarakat. 1.3 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dibahas sebelumnya, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut: a. Bagaimana bentuk simbol berbasis karakter yang terdapat pada lagu syair lagu Bima pada album Kalalo ra kahampa karya Gun Malingi? b. Apa makna simbol berbasis karakter yang terdapat pada syair lagu Bima pada album kalalo ra kahampa karya Gun Malingi? 1.4 Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut: a. Tujuan Umum Secara umum penelitian ini adalah mendeskripsikan tentang simbol, makna simbolpada lagu syair lagu Bima pada album Kalalo ra kahampa karya Gun Malingi.

7 7 b. Tujuan secara Khusus 1) Mendeskripsikan bentuksimbol yangterdapat pada syair lagu daerah Bima dalam kumpulan lagu Bima. 2) Mendeskripsikan makna simbol budaya yang terdapat pada syair lagu daerah Bima dalam kumpulan lagu Bima. 1.5 Manfaat Penelitian Adapun manfaat dengan dilakukannya penelitian ini dapat dibedakan menjadi dua yakni manfaat teoretik dan manfaat praktik. a. Teoretik 1) Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan mengenai analisis kajian sastra Indonesia, terutama dalam bidang penelitian sastra. 2) Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan dalam mengaplikasikan teori sastra di bidang pengkajian semiotika budaya dalam lagu daerah. b. Praktis 1) Bagi pembelajaran sastra Penelitian ini diharapkan dapat memberikan wawasan bagi pembelajaran sastra, khususnya tentang kebudayaan daerah, sehingga pembelajaran sastra lebih bervariasi. 2) Bagi peneliti Penelitian ini diharapkan dapat memberikan wawasan dan sumbangan bagi kajian budaya sehingga uraian dan telaah nilai budaya dapat

8 8 dijadikan pemikiran dan pengembangan penelitian selanjutnya, khususnya yang mengkaji tentang kesenian daerah, ataupun kebudayaan daerah. 3) Bagi penggubah syair Penelitian ini diharapkan dapat memberikan wawasan bagi penggubah syair, sehingga dapat menciptakan syair-syair lagu, khususnya lagu daerah yang memiliki makna dan nilai serta kekhasan yang lebih tinggi. 1.6 Penegasan Istilah Untuk menghindari kesinambungan dalam memahami istilah yang digunakan dalam penelitian ini, maka perlu adanya penegasan istilah. Adapun istilah-istilah yang perlu ditegaskan adalah sebagai berikut: 1. Semiotika adalah studi tentang tanda yang memiliki hubungan antara penanda (signifier) dan petanda (signified). Dalam tanda tersebut telah ditata oleh pengarang sehingga terdapat sistem, konvensi, dan aturanaturan tertentu (Endraswara, 2011:64). 2. Kebudayaan adalah hal-hal yang mencakup kebiasaan, adat, hukum, kesenian, nilai, lembaga sosial, religi, teknologi, dan bahasa (Aslinda, 2010:13). 3. Simbol adalah tanda yang representasinya merujuk kepada objek tertentu tanpa motivasi (unmotivated); atau terbentuk melalui konvensi-konvensi atau kaidah-kaidah, tanpa adanya kaitan langsung di antara representamen dan objeknya. Simbol berarti mencampurkan membandingkan, dan membuat analogi antara tanda dan objek yang diacu (Budiman, 2005:59).

9 9 4. Bentuk adalah infrastruktur bahasa yang dikenal dengan bahasa simbol. tidak hanya berupa benda kasat mata, namun juga melalui gerakan dan ucapan yang dapat membantu menunjukkan identitas untuk memberi kesan dan mudah diingat (Berger, 2010: 36). 5. Makna merupakan satuan budaya yang diperagakan oleh tanda-tanda lainnya serta mempertunjukkan ketidaktergantungannya dengan tanda sebelumnya. Makna referensial menghubungkan antara kata atau bentuk bahasa dengan dunia luar bahasa (kognitif, sosial, dan fisik) (sobur, 2009:257). 6. Tanda merupakan suatu yang menggantikan sesuatu bagi seseorang dalam beberapa hal atau kapasitas. Dengan kata lain tanda tercipta dari sebuah interperetan dari tanda yang pertama. Tanda menggantikan sesuatu yaitu objeknya (Budiman, 2005:49 ). 7. Identitas adalah ciri-ciri atau keadaan khusus seseorang atau benda, jati diri (KBBI, 2008:417). 8. Karakter merupakan sikap, dan cara berpikir, berperilaku, dan berinteraksi sebagai ciri khas seseorang induvidu di dalam hidup, bertindak, dan bekerja sama baik di lingkungan keluarga, masyarakat maupun bangsa. Kerakteryang dimaksud adalah karakter positif yang memiliki nilai baik, atau arif sehingga bersifat membangun dan mendidik dalam membina pendidikan karakter.