BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Planet bumi sebagian besar terdiri dari air karena luas daratan memang lebih kecil dibandingkan dengan luas lautan. Mahluk hidup yang ada dibumi ini tidak dapat terlepas dari kebutuhan akan air. Air merupakan kebutuhan utama bagi proses kehidupan di bumi ini, tidak akan ada kehidupan 1) seandainya dibumi ini tidak ada air. Air adalah materi esensial didalam kehidupan, tidak ada satu pun mahluk hidup didunia ini yang tidak membutuhkan air. Sel hidup seperti tumbuh-tumbuhan atau hewan, sebagian besar tersusun oleh air yaitu lebih dari 75 % isi sel tumbuh-tumbuhan atau lebih dari 67 % isi sel hewan tersusun oleh air. Dari sejumlah 40 juta m 3 air yang berada dipermukaan dan didalam 3 tanah ternyata tidak lebih dari 0,5 % (0,2 juta m ) yang secara langsung dapat digunakan untuk kepentingan manusia. 2) Perkembangan teknologi dan industri yang pesat dewasa ini ternyata membawa dampak bagi kehidupan manusia, baik dampak yang bersifat positif maupun dampak yang bersifat negatif, dampak yang bersifat positif memang diharapkan oleh manusia dalam rangka meningkatkan kualitas dan kenyamanan hidup, namun dampak yang bersifat negatif yang memang tidak diharapkan karena dapat menurunkan kualitas dan kenyamanan hidup. Dengan ditingkatkannya sektor industri, maka akan muncul juga efek sampingnya yang berupa limbah. Limbah tersebut dapat berupa limbah padat (solid wastes), limbah cair (liquid wastes), maupun limbah gas (gaseous wastes). Ketiga jenis limbah ini dapat dikeluarkan sekaligus oleh satu industri maupun satu persatu sesuai dengan proses yang ada diperusahaannya. Industri tahu merupakan industri rumah tangga yang mempunyai dampak positif jika dilihat dari segi ekonomis. Namun pencemaran industri 3) 1) 1
tahu cukup dirasakan bagi masyarakat yang berada di sekitarnya, yaitu pengaruh limbah cair yang tidak diolah terlebih dahulu sebelum di buang ke badan air atau permukaan tanah sehingga dapat mengubah kualitas tatanan lingkungan terutama badan air dan tanah serta mengganggu estetika. Hal ini disebabkan karena sifat atau karakteristik dari limbah cair industri tahu, antara lain sifat fisik (warna keruh, suhu tinggi, dan zat tersuspensi tinggi). Sifat kimia (tingginya zat organik dan kadar BOD serta ph rendah) dan sifat biologi (adanya mikroorganisme yang hidup dalam limbah cair tersebut). 6) Industri tahu yang berada di Kelurahan Jomblang Kecamatan Candi Sari Kota Semarang ini berpotensi menghasilkan limbah cair. Berdasarkan data yang diperoleh dari Yayasan Bina Karta Lestari (Bintari) tahun 2006, volume air limbah = ± 150 m 3 /hari dengan BOD = ± 3.788 5.300 ppm. Angka BOD tersebut menurut keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup nomor. KEP 51/MENKLH / 10/ 1995 tentang baku mutu limbah cair, bagi kegiatan yang telah beroperasi BOD tidak boleh melebihi ambang batas (batas minimum = 50 mg/l dan batas maksimum = 150 mg/l ) kadar BOD yang tinggi akan mengancam kehidupan biotis air karena turunnya kadar oksigen dalam air. 7) Lagun/bak aerasi adalah unit penanganan biologik di mana kebutuhan oksigen dipenuhi dengan peralatan aerasi mekanik. Suplai oksigen secara kontinyu mendukung lagun aerasi untuk menangani air limbah per unit volume per hari. Lagun umumnya beroperasi tanpa daur ulang padatan dan dapat mencapai penghilangan 50-90 persen BOD tergantung muatan yang diberikan, mutu efluen yang dibutuhkan dan apakah padatan dalam efluan dihilangkan sebelum pengeluaran. 5) aerasi bertujuan untuk menghilangkan polutan dengan menggunakan mikroorganisme (bakteri). 15) Trickling filter adalah salah satu aplikasi pengolahan limbah cair dengan memanfaatkan teknologi biofilm. Trickling filter dirancang untuk 5) menangani limbah cair yang encer. Bahan organik yang ada dalam limbah cair diuraikan untuk mikroorganisme yang menempel pada media filter. Bahan organik sebagai substrat yang terlarut dalam limbah cair diabsorpsi 2
biofilm atau lapisan berlendir, sehingga menyebabkan kandungan organis dalam air limbah berkurang (karena zat organiknya diambil oleh bakteri dalam biofilm). Bahan yang digunakan sebagai media trickling filter harus kuat, keras, tahan tekanan, tahan lama, tidak mudah berubah dan tidak mudah menyumbat pada media trickling filter. Bahan yang biasa digunakan adalah batuan. Tempurung kelapa mempunyai sifat sesuai syarat media filter yang ideal yaitu keras, kuat, tahan lama, dan tidak menyumbat saluran. Diharapkan melalui pengolahan ini akan didapatkan penurunan kadar BOD yang dapat berada di bawah nilai ambang batas yang diperbolehkan. Dari uraian diatas, maka akan diteliti perbedaan kadar BOD air limbah tahu berdasarkan lama waktu tinggal tempurung kelapa dalam bak aerasi pada proses trickling filter. 2) B. Perumusan Masalah Masih tingginya kadar BOD air limbah tahu di Kelurahan Jomblang Kecamatan Candi Sari Kota Semarang ini, maka perlu dilakukan upaya pengolahan air limbah agar dapat digunakan kembali oleh masyarakat di sekitar maupun oleh industri tersebut. Dari uraian diatas dapat diambil rumusan masalah : Apakah ada perbedaan penurunan kadar BOD air limbah tahu berdasarkan lama waktu tinggal tempurung kelapa dalam bak aerasi pada proses trickling filter. C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Mengetahui perbedaan penurunan kadar BOD air limbah tahu berdasarkan lama waktu tinggal tempurung kelapa dalam bak aerasi pada proses trickling filter. 3
2. Tujuan Khusus a. Mengukur kadar BOD air limbah tahu berdasarkan lama waktu tinggal tempurung kelapa dalam bak aerasi pada proses trickling filter. b. Mengukur kadar BOD air limbah tahu dalam bak aerasi dengan media tempurung kelapa dengan lama waktu tinggal 1 minggu, 2 minggu, dan 3 minggu. c. Menganalisis perbedaan kadar BOD air limbah tahu sebelum dan sesudah melewati bak aerasi dengan media tempurung kelapa dengan lama waktu tinggal 1 minggu, 2 minggu, dan 3 minggu. d. Menganalisis perbedaan penurunan kadar BOD air limbah tahu berdasarkan lama waktu tinggal tempurung kelapa sebagai media dalam bak aerasi pada proses Trickling filter. D. Manfaat Penelitian 1. Untuk pengelola industri tahu Dapat menjadi bahan masukan bagi pengelola industri tahu di Kelurahan Jomblang Kecamatan Candi Sari Kota Semarang tentang pengelolahan air limbah industri tahu. 2. Untuk Ilmu Pengetahuan Dapat menambah wacana khasanah keilmuan kesehatan masyarakat di bidang kesehatan masyarakat. E. Bidang Ilmu Penelitian ini merupakan penelitian di bidang ilmu kesehatan masyarakat dengan menitikberatkan pada aspek kesehatan lingkungan. F. Keaslian penelitian (Originalitas) Penelitian sejenis yang dilakukan sebelumnya oleh Istikomah. 2007. Perbedaan Kadar Biochemical Oxygen Demand (BOD) Air Limbah Tahu Berdasarkan Ketebalan Batu Kali Sebagai Media Trickling Filter. Semarang : Universitas Muhammadiyah Semarang. 4
Hasil yang diperoleh dalam penelitian tersebut adalah penurunan kadar BOD air limbah antara sebelum dan sesudah perlakuan, rata-rata kadar BOD pada kontrol sebesar 3469,8 mg/l. Rata-rata penurunan kadar BOD sesudah perlakuan pada trickling filter media batu kali dengan ketebalan 10 cm mencapai angka terendah sebesar 156,8 mg/l, sedangkan rata-rata kadar BOD pada ketebalan 40 cm mencapai angka tertinggi sebesar 678,8 mg/l, dengan nilai minimal 99 mg/l pada ketebalan 10 cm dan nilai maksimak 750 mg/l pada ketebalan 40 cm. Berdasarkan penelitian diatas ingin diteliti perbedaan penurunan kadar BOD air limbah tahu berdasarkan lama waktu tinggal tempurung kelapa dalam bak aerasi pada proses trickling filter. Lama waktu tinggal tempurung kelapa dibedakan antara 1 minggu, 2 minggu, dan 3 minggu. 5