BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN Norma Subjektif Ajzen (1991) dalam theory of planned behaviour, menyebutkan bahwa norma

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. negara-negara berkembang termasuk di Indonesia (Caecilia, 2012). Tingginya angka

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. niat seseorang untuk berperilaku. Ketiga teori itu adalah Theory of Planned

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. dan kemauan untuk berusaha keras yang akan tercermin dari perilaku. Intensi

PENGARUH NORMA SUBJEKTIF, EFIKASI DIRI, DAN SIKAP TERHADAP INTENSI BERWIRAUSAHA SISWA SMKN DI DENPASAR. I Putu Bayu Adi Jaya 1 Ni Ketut Seminari 2

(Studi Pada Mahasiswa Fakutas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Surakarta) Oleh : BENTAR SORAYA B FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Semakin banyaknya angka pengangguran jaman sekarang, memaksa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memecahkan permasalahan dalam penelitian Teori Perilaku Terencana (Theory Of Planned Behaviour)

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Suryana (2008:2), mendefinisikan bahwa kewirausahaan adalah

BAB I PENDAHULUAN. Kewirausahaan merupakan kendaraan untuk pertumbuhan ekonomi,

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan manusia yang berjiwa kreatif, inovatif, sportif, dan wirausaha.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Intensi Berwirausaha. tindakan dan merupakan unsur yang penting dalam sejumlah tindakan, yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

III KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II LANDASAN TEORI. memperkirakan perilaku dari pengukuran sikap. Teori ini dinamakan reason action karena

BAB I PENDAHULUAN. sampai SMA saja, tetapi banyak juga sarjana. Perusahaan semakin selektif menerima

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Intensi Merokok

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Teory Planned Behavior (TPB) merupakan teori perluasan teori sebab

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. untuk meningkatkan niat berwirausaha mahasiswa. Niat berwirausaha menjembatani

BAB I PENDAHULUAN. menentukan kelangsungan hidup dan perkembangan suatu bangsa. Kemajuan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. kebutuhan, yaitu salah satunya need for achievement (kebutuhan berprestasi). Mc

BAB I PENDAHULUAN. masalah, salah satunya adalah kurangnya lapangan pekerjaan yang tersedia,

PENGARUH SIKAP KEWIRAUSAHAAN, NORMA SUBYEKTIF, DAN EFIKASI DIRI TERHADAP PERILAKU BERWIRAUSAHA MELALUI INTENSI BERWIRAUSAHA MAHASISWA

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Ajzen (1991) mengatakan, untuk menjelaskan suatu perilaku manusia

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dapat memberikan pemahaman yang lebih dalam penelitian ini.

BAB I PENDAHULUAN. negara lain ( Berdasarkan data General Enterpreuner

TINJAUAN PUSTAKA. Gambar 2 Model Theory of Reason Action (TRA) (Sumber : Fishbein dan Ajzen 1975)

LAMPIRAN 1. KUESIONER PENELITIAN KUESIONER PENELITIAN

STUDI ANTESEDEN INTENSI BERWIRAUSAHA MAHASISWA. Woro Endah Sulistyaningrum Universitas Gadjah Mada

BAB I PENDAHULUAN. mencapai 13,86% pada Agustus 2010, yang juga meningkat dua kali lipat dari

BAB I PENDAHULUAN. Minat terhadap profesi wirausaha (entrepreneur) pada masyarakat Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat sekarang ini pengangguran menjadi permasalahan di suatu negara khususnya

BAB I PENDAHULUAN. Rencana siswa setalah lulus Jumlah Persentase (%) Manjadi Pegawai Berwirausaha 8 10 Melanjutkan sekolah Total

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. tidak sebanding dengan lapangan pekerjaan yang tersedia, sehingga membuat

Hasil pengujian secara simultan masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen dapat dijabarkan sebagai berikut.

NURUL ILMI FAJRIN_ Jurusan Psikologi Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang

BAB I PENDAHULUAN. pengangguran berpendidikan tinggi. Hal ini dimungkinkan karena sistem

BAB I PENDAHULUAN. Pengangguran seringkali menjadi masalah dalam perekonomian, karena dengan

BAB I PENGANTAR. A. Latar Belakang Masalah. orang lain, lingkungan dan masyarakat, berwirausaha akan memberikan peluang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kewirausahaan (entrepreneurship)merupakan salah satu alternatif bagi

BAB I PENDAHULUAN. sementara lapangan pekerjaan yang ditawarkan juga terbatas, menuntut siswa

BAB 1 PENDAHULUAN. Keterbatasan lapangan kerja pada saat ini telah yang di akibatkan oleh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia pada dasarnya dilahirkan dalam keadaan lemah dan tidak

BAB 1 PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Indonesia Menurut Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan

Bab 2. Landasan Teori

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Theory of Planned Behavior Fishbein dan Ajzen

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Intensi Berwirausaha

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. menimbulkan banyak sekali pengangguran khususnya di Kota Denpasar. Jumlah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN Terdapat hubungan positif yang signifikan antara motivasi

BAB I PENDAHULUAN. yang tetap harus dijalani oleh setiap lapisan masyarakat. Lapangan pekerjaan

The Psychology of Entrepreneurship

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Tingkat Pengangguran Terbuka (PTP) di Indonesia Menurut Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan Tahun

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Teori Perilaku Terencana (Theory of Planned Behavior)

MENUMBUHKAN JIWA KEWIRAUSAHAAN

SKRIPSI. Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. berwirausaha (David McCland, 1971 dalam Wijaya, 2008), di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. mahasiswa menjadi bibit wirausaha (Indra 2010). Pengembangan

BAB I PENDAHULUAN. niat berwirausaha.begitupun metodologi yang digunakan agar dapat mempelajari

MENUMBUHKAN JIWA KEWIRAUSAHAAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I. Pendahuluan. rumah tangga seringkali dihadapkan pada kejenuhan. Bayangkan, dalam waktu 24

BAB I PENDAHULUAN. Permasalahan tenaga kerja di Indonesia akhir-akhir ini semakin kompleks.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pekerjaan. Pengangguran di Indonesia sekarang ini terus bertambah,

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Taufik Pardita, 2013

Kajian Empiris Entrepreneur Intention Mahasiswa

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Masalah-masalah ekonomi yang di alami Indonesia kian memprihatinkan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Konsepsi Dasar Kewirausahaan

KEWIRAUSAHAAN. Ahsin Zaedi, S.Kom Direktur GMP Nusantara Berkarya Owner Griya Sehat Sejahtera Owner Sekolah Panahan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. faktor demografi (Ahmad et al 2013). Risiko berperan penting dalam pengambilan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Di negara maju, para entrepreneur telah memperkaya. pasar dengan produk-produk yang inovatif.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN TEORI. 2010:523) menyatakan bahwa self efficacy mempengaruhi pilihan aktivitas

HASIL Kondisi Umum Lokasi Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Pengangguran masih menjadi masalah serius di Indonesia karena sampai

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Setiap manusia memiliki hak untuk memilih jenis pekerjaan apa yang diinginkan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Kecemasan

BAB I PENDAHULUAN. menentukan cara produksi baru, menyusun operasi untuk pengadaan produk baru,

BAB I PENDAHULUAN. dalam bidang perekonomian, perindustrian, dan pendidikan. yang diambil seseorang sangat erat kaitannya dengan pekerjaan nantinya.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Era pasar bebas berdampak pada adanya persaingan yang sangat

: Mizha zhulqurnain NIM : Jurusan : S1.SI.M

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar belakang masalah. Setiap mahasiswa mempunyai perhatian khusus terhadap mata kuliah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dampak melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dollar akhir-akhir ini

BAB 2 LANDASAN TEORI. Teori yang akan dibahas dalam bab ini adalah teori mengenai self-efficacy dan

A. JUDUL PENGABDIAN: PELATIHAN PERENCANAAN USAHA BAGI REMAJA USIA PRODUKTIF DI DUSUN SLANGGEN, TIMBULHARJO, SEWON, BANTUL, YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. yaitu satu visi, satu identitas, satu komunitas dibuat sebuah upaya untuk merealisasikan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Setiap orang mempunyai perilaku unik masing-masing. Menurut Grizzell

PENDAHULUAN. terhadap efisiensi dan efektifitas organisasi (Simamora, 2006). Mesin-mesin atau

Entrepreneurship and Inovation Management

BAB I PENDAHULUAN. banyak ditentukan oleh pendidikan bangsa itu sendiri (Sudirman, 2012).

BAB I PENDAHULUAN. logis, kreatif serta mampu menggunakan nalarnya untuk memperoleh,

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Transkripsi:

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Norma Subjektif Ajzen (1991) dalam theory of planned behaviour, menyebutkan bahwa norma subjektif adalah persepsi individu tentang perilaku tertentu, yang dipengaruhi oleh penilaian orang lain yang signifikan. Norma subjektif juga bisa didefinisikan sebagai persepsi individual atau opini dari orang sekitar tentang apa yang seharusnya individu itu lakukan (Finlay et al., 1999). Penelitian Diaz et al. (2009) menyebutkan bahwa norma subjektif sendiri terbentuk dari closer circle atau lingkaran terdekat seperti orang tua, sahabat, panutan,dan lain lain. Lalu environment atau lingkungan, dimana individu itu bersosial, dan attributes of the successful entrepreneurs adalah atribut wirausahawan yang sukses. 2.1.2 Efikasi Diri Efikasi diri menurut Bandura (1989), adalah keyakinan bahwa seseorang dapat berhasil menjalankan perilaku yang diinginkan dengan mengerahkan kemampuan motivasional, kognitif dan tindakan yang diperlukan untuk mendapatkan suatu hasil (Alvarez & Rodrigues, 2011). Moiz (2011) juga menyatakan efikasi diri atau kepercayaan diri dalam domain tertentu didasarkan pada persepsi diri individu terhadap keterampilan dan kemampuan mereka. Nursito (2013) mendefinisikan

efikasi diri sebagai penilaian diri terhadap kemampuan diri dalam mengatur dan melaksanakan tindakan yang diperlukan untuk mencapai kinerja yang ditetapkan. Efikasi diri menurut Wardoyo (2012) merupakan kepercayaan seseorang tentang kesempatannya untuk menyelesaikan tugas dengan baik dan sesuai target. Selain itu, penelitian Armitage & Conner (2011) menyatakan bahwa efikasi diri berkorelasi sangat kuat terhadap niat dan sikap seseorang. 2.1.3 Sikap Sikap menuju wirausahawan yang diambil dari penelitian Liao & Welsch (2004), mirip dengan yang digunakan oleh Kolvereid & Isaksen (2006). Teori tersebut mengemukakan seberapa jauh seseorang berkomitmen dan mau berkorban menjadi wiraswasta dibandingkan dengan menjadi pegawai. Teori ini memprediksi bahwa semakin besar sikap dan norma subjektif terhadap perilaku, dikombinasikan dengan pengendalian diri yang kuat, semakin besar niat akan melakukan perilaku tertentu. Dimana disini adalah perilaku atau sikap berwirausaha. Bird (1988) juga mengemukakan bahwa norma subjektif dan efikasi diri serta sikap berkontribusi terhadap intensi berwirausaha. 2.1.4 Intensi Berwirausaha Intensi telah dijelaskan oleh banyak peneliti. Menurut Ajzen (1991), intensi merupakan sebuah motivasi diri seseorang, kemauan untuk mengerahkan usaha, dan kemauan untuk berusaha keras yang akan tercermin dari perilaku. Rasli (2013)

berkesimpulan bahwa niat berwirausaha adalah keadaan dimana dalam pikiran seseorang ada keinginan untuk menumbuhkan bisnis atau menciptakan usaha baru. Sama halnya dengan Nursito (2013) mendefinisikan intensi berwirausaha sebagai kesungguhan niat seseorang untuk melakukan perbuatan atau memunculkan suatu perilaku tertentu, yaitu berwirausaha. Niat individu untuk memulai bisnis baru adalah fungsi dari sejauh mana mereka merasa bahwa hal itu adalah baik, layak dan diinginkan bagi mereka untuk melakukannya (Kundu & Rani, 2007). Kemungkinan akan lebih mudah untuk mengembangkan perusahaan dan meraih kesuksesan di masa depan lebih besar ketika mahasiswa memiliki orientasi untuk terjun dalam dunia kewirausahaan sejak muda (Fatoki, 2014). 2.2 Rumusan Hipotesis 2.2.1. Pengaruh Norma Subjektif terhadap Intensi Berwirausaha Siswa SMKN di Denpasar Menurut Baron & Byrne (2003), norma subyektif adalah persepsi individu tentang apakah orang lain akan mendukung atau tidak terwujudnya tindakan tersebut. Hogg & Vaughan (2005) memberikan penjelasan bahwa norma subyektif adalah produk dari persepsi individu tentang kepercayaan yang dimiliki orang lain. Feldman (1995) menjelaskan bahwa norma subyektif adalah persepsi tentang tekanan sosial dalam melaksanakan perilaku tertentu. Norma subyektif yaitu keyakinan individu untuk mematuhi arahan atau anjuran orang di sekitarnya untuk turut dalam melakukan aktifitas berwirausaha. Norma subjektif diukur dengan skala subjective

norm (Ramayah & Harun, 2005) dengan indikator keyakinan peran keluarga dalam memulai usaha, keyakinan dukungan teman dalam usaha, keyakinan dukungan dari dosen, keyakinan dukungan dari pengusaha-pengusaha yang sukses, dan keyakinan dukungan dalam usaha dari orang yang dianggap penting. Sama halnya dengan hasil penelitian Diaz (2009) dimana norma subjektif terbentuk dari closer circle, environment, dan attributes. semua penelitian tersebut mengemukakan bahwa norma subjektif berpengaruh positif terhadap intensi berwirausaha. Norma subjektif secara simultan berpengaruh terhadap intensi berwirausaha (Andika & Madjid, 2012). berikut: Berdasarkan kajian empiris sebelumnya, maka dapat disusun hipotesis sebagai H 1 : Norma subjektif secara signifikan mempengaruhi intensi berwirausaha Siswa SMKN di Denpasar. 2.2.2. Pengaruh Efikasi Diri terhadap Intensi Berwirausaha Siswa SMKN di Denpasar Tingkat efikasi diri seorang lulusan sekolah bisnis memiliki kemungkinan lebih besar untuk memulai bisnis dan memiliki persepsi efikasi diri yang lebih tinggi (Fatoki, 2014). Dalam beberapa penelitian, efikasi diri memiliki pengaruh yang positif terhadap intensi kewirausahaan. Penelitian yang sejalan dengan hipotesis ini adalah Remeikiene (2013), Andriani (2013), dan Nursito ( 2013). Efikasi diri yaitu kepercayaan (persepsi) individu mengenai kemampuan untuk membentuk suatu perilaku berwirausaha. Efikasi diri dapat diukur dengan skala (Gadaam, 2008) dengan indikator kepercayaan diri akan kemampuan mengelola

usaha, kepemimpinan sumber daya manusia, kematangan mental dalam usaha, dan merasa mampu memulai usaha. Penelitian Muhar (2013) ditemukan bahwa efikasi diri menjadi faktor yang secara positif dan signifikan memengaruhi intensi mahasiswa USU dan UNIMED. Hipotesis yang dapat ditarik adalah semakin tinggi kepercayaan diri seorang mahasiswa atas kemampuan dirinya untuk dapat berusaha, maka semakin besar keinginannya untuk berwirausaha. Begitu juga dengan penelitian Andika & Madjid (2012) yang mengemukakan bahwa efikasi diri berperan secara simultan terhadap intensi kewirausahaan. berikut: Berdasarkan kajian empiris sebelumnya, maka dapat disusun hipotesis sebagai H 2 : Efikasi diri secara signifikan mempengaruhi intensi berwirausaha Siswa SMKN di Denpasar 2.2.3. Pengaruh Sikap terhadap Intensi Berwirausaha Siswa SMKN di Denpasar Menurut Assael (2001) sikap didefinisikan kecenderungan yang dipelajari untuk memberikan respon kepada objek atau kelas objek secara konsisten baik dalam rasa suka maupun tidak suka. Sedangkan menurut Mowen & Minor (2002) sikap merupakan afeksi atau perasaan terhadap sebuah rangsangan. Berdasarkan dua definisi di atas sikap dapat disimpulkan sebagai kecenderungan yang dipelajari untuk memberi respon atau menerima rangsangan terhadap obyek secara konsisten baik dalam rasa suka maupun tidak suka. Sikap berwirausaha yaitu kecenderungan untuk bereaksi secara afektif dalam menanggapi resiko yang akan dihadapi dalam suatu

bisnis. Sikap berwirausaha diukur dengan skala sikap berwirausaha (Gadaam, 2008) dengan indikator tertarik dengan peluang usaha, berfikir kreatif dan inovatif, pandangan positif mengenai kegagalan usaha, memiliki jiwa kepemimpinan dan tanggung jawab, dan suka menghadapi risiko juga tantangan. Diambil dari penelitian Liao & Welsch (2004), teori tersebut mengemukakan seberapa jauh seseorang berkomitmen dan mau berkorban menjadi wiraswasta dibandingkan dengan menjadi pegawai. Teori ini memprediksi bahwa semakin besar sikap dan norma subjektif terhadap perilaku, dikombinasikan dengan pengendalian diri yang kuat, semakin besar niat akan melakukan perilaku tertentu. Teori tersebut juga sama dengan yang digunakan oleh Kolvereid & Isaksen (2006). berikut: Berdasarkan kajian empiris sebelumnya, maka dapat disusun hipotesis sebagai H 3 : Sikap secara signifikan mempengaruhi intensi berwirausaha Siswa SMKN di Denpasar.