POLA PENGGUNAAN TENAGA KERJA BERDASARKAN GENDER PADA BEBERAPA USAHATANI SAYURAN DI KECAMATAN LANDASAN ULIN KOTA BANJARBARU

dokumen-dokumen yang mirip
VI ANALISIS KERAGAAN USAHATANI KEDELAI EDAMAME PETANI MITRA PT SAUNG MIRWAN

III. METODE PENELITIAN. A. Definisi Operasional, Pengukuran, dan Klasifikasi. yang digunakan dalam penelitian ini untuk mendapatkan data yang

ANALISIS FINANSIAL USAHATANI SAWI

PROGRAM STUDI HORTIKULTURA JURUSAN BUDIDAYA TANAMAN PANGAN

VI ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI KEMBANG KOL

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. Petani cabai merah lahan pasir pantai di Desa Karangsewu berusia antara

BAB V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

291 ZIRAA AH, Volume 41 Nomor 3, Oktober 2016 Halaman ISSN Elektronik

III. METODOLOGI TUGAS AKHIR (TA)

BAB III TATALAKSANA TUGAS AKHIR

PERAN WANITA DALAM USAHATANI PADI SAWAH DI DESA LAWADA KECAMATAN SAWERIGADI KABUPATEN MUNA BARAT. Oleh : Nur Rahmah dan Erni Wati ABSTRAK PENDAHULUAN

III. TATA LAKSANA TUGAS AKHIR

Rahmawati 1 Latifa Hanum 2 RINGKASAN. Keywoard : Perbandingan biaya, Produksi krisan, P4S.

BAB V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini bagian dari kegiatan SLPHT kelompok tani Sumber Rejeki yang

BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL

Cara Menanam Tomat Dalam Polybag

ZIRAA AH, Volume 42 Nomor 3, Oktober 2017 Halaman e-issn

ANALISA USAHA TANI BAWANG DAUN (Allium fistulusom L) DI KELURAHAN BINUANG KECAMATAN BINUANG KABUPATEN TAPIN KALIMANTAN SELATAN

VII. ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI UBI KAYU. Umumnya petani ubi kayu Desa Pasirlaja menggunakan seluruh lahan

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. Indonesia. Pada tahun 2010 diperhitungkan sekitar 0,8 juta tenaga kerja yang

VII. ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI PADI VARIETAS CIHERANG

JIIA, VOLUME 3 No. 2, APRIL 2015

ANALISIS USAHATANI TALAS KIMPUL DI NAGARI DURIAN GADANG KECAMATAN AKABULURU KABUPATEN LIMA PULUH KOTA

BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di lahan milik petani di Desa Dolat Rakyat-

VIII ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI BAWANG MERAH

III. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan mulai 3 Juni Juli 2016 di Green House

II. HASIL DAN PEMBAHASAN

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

VI KARAKTERISTIK UMUM RESPONDEN

III. METODE KEGIATAN TUGAS AKHIR (TA) A. Tempat Pelaksanaan Pelaksanaan Tugas Akhir (TA) dilaksanakan di Dusun Selongisor RT 03 RW 15, Desa Batur,

INSTRUMEN PENELITIAN UNTUK USAHATANI SAYURAN SAYURAN ORGANIK DI DUSUN BALANGAN, WUKIRSARI, CANGKRINGAN, SLEMAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Umur, Tingkat Pendidikan, dan Pengalaman berusahatani

III. TATA LAKSANA KEGIATAN TUGAS AKHIR

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

BUDI DAYA. Kelas VII SMP/MTs. Semester I

ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI SAWI (Brassica juncea L.) DI KELURAHAN LANDASAN ULIN UTARA KECAMATAN LIANG ANGGANG KOTA BANJARBARU

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Medan Area yang berlokasi di jalan Kolam No.1 Medan Estate, Kecamatan

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

VI. ANALISIS USAHATANI DAN EFEKTIVITAS KELEMBAGAAN KELOMPOK TANI

TEKNOLOGI BUDIDAYA BAWANG MERAH DALAM POT/POLYBAG

III. METODE PENELITIAN. sistematik, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat dan hubungan

I. TATA CARA PENELITIAN. Muhammadiyah Yogyakarta di Desa Tamantirto, Kecamatan Kasihan, Kabupaten

PENINGKATAN PENDAPATAN PETANI BERASTAGI MELALUI BERTANAM BAWANG DAUN

I PENDAHULUAN * Keterangan : *Angka ramalan PDB berdasarkan harga berlaku Sumber : Direktorat Jenderal Hortikultura (2010) 1

PENGARUH PUPUK ORGANIK CAIR (POC) LIMBAH TERNAK DAN LIMBAH RUMAH TANGGA PADA TANAMAN KANGKUNG (Ipomoea reptans Poir) Oleh : Sayani dan Hasmari Noer *)

III. METODE PENELITIAN

HUBUNGAN PERANAN WANITA TANI DALAM BUDIDAYA PADI SAWAH DENGAN PENERAPAN TEKNOLOGI PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU (PTT)

Prosiding Pekan Serealia Nasional, 2010 ISBN :

LAMPIRAN. Pendidikan Terakhir. B. Karakteristik dan Pendapatan Rumah Tangga Responden. Status Penguasaan

BAB III METODE PENELITIAN. secara faktorial yang terdiri atas dua faktor dan tiga kali ulangan.

VIII ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI PENANGKARAN BENIH PADI BERSERTIFIKAT PADA PETANI MITRA DAN NON MITRA

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Keadaan Anggota Kelompok Wanita Tani Menurut Umur. Anggota Kelompok Wanita Tani (KWT) Dusun Pakel Jaluk juga merupakan

Cara Sukses Menanam dan Budidaya Cabe Dalam Polybag

Menanam Sayuran Dengan Teknik Vertikultur

BAB III METODE PENELITIAN. PTT Padi Sawah. Penelitian ini dilakukan di Poktan Giri Mukti II, Desa

Teknik Budidaya Kubis Dataran Rendah. Untuk membudidayakan tanaman kubis diperlukan suatu tinjauan syarat

ZIRAA AH, Volume 40 Nomor 2, Juni 2015 Halaman ISSN ELEKTRONIK

BESARNYA KONTRIBUSI CABE BESAR (Capsicum annum L) TERHADAP PENDAPATAN PETANI PADI (Oryza sativa L) DI KELURAHAN BINUANG

KELAYAKAN USAHATANI POLA TANAM ROTASI CABAI MERAH DAN TOMAT Feasibility of Cropping Pattern of Red Chili and Tomato

PEMELIHARAAN TANAMAN BAWANG MERAH

I. GAMBARAN UMUM SL PHT

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Agroteknologi Tanaman Rempah dan Obat

PENGARUH PENGGUNAAN JARAK TANAM TERHADAP HASIL TANAMAN KACANG PANJANG ( VIGNA SINENSIS ) OLEH NINDA AYU RACHMAWATI

PEMANFAATAN LIMBAH PETERNAKAN DALAM PENGEMBANGAN SISTEM USAHATANI SAYUR-SAYURAN ORGANIK DI TIMOR TENGAH UTARA

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Penelitian. Bahan dan Alat

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Karakteristik Petani Karakteristik petani dalam penelitian ini meliputi Umur, Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. mengandalkan titik perekonomiannya pada bidang pertanian. Pada umumnya mata

VI. ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

III. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian dilaksanakan pada bulan September November 2016.

III. METODE PENELITIAN. bibit sengon laut (Paraserianthes falcataria L. Nielsen) pupuk NPK, herbisida

sosial yang menentukan keberhasilan pengelolaan usahatani.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

III. BAHAN DAN METODE

BAB III TATA LAKSANA KEGIATAN TUGAS AKHIR

PENGARUH FAKTOR-FAKTOR SOSIAL TERHADAP CURAHAN WAKTU KERJA KELOMPOK WANITA TANI PADI DI DESA BANJARAN KECAMATAN BANGSRI KABUPATEN JEPARA

Oleh : DEDI DJULIANSAH DOSEN PRODI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SILIWANGI

TINGKAT PENERAPAN TEKNOLOGI PADA USAHATANI PADI SAWAH SYSTEM

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Metode Penelitian

1. PENDAHULUAN 2. STRUKTUR ONGKOS USAHA TANAMAN CABAI MERAH

III. METODE PENELITIAN

III. BAHAN DAN METODE

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. termasuk ke dalam kelompok rempah tidak bersubstitusi yang berfungsi sebagai

LEMBAR KERJA MAHASISWA FIELDTRIP MANAJEMEN DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS) ASPEK SOSIAL EKONOMI

Cara Menanam Cabe di Polybag

Lampiran 1. Pengukuran Variabel. Tabel 1. Pengukuran variabel profil anggota kelompok tani Sri Makmur

V HASIL DAN PEMBAHASAN. Umur petani berpengaruh terhadap tingkat produktivitas kerja dari petani tersebut.

LAPORAN TUGAS AKHIR BUDIDAYA PAKCOY (Brassica rapa L.) DENGAN PERLAKUAN PEMBERIAN PUPUK DAUN

BAWANG MERAH. Tanaman bawang merah menyukai daerah yang agak panas dengan suhu antara

Welcome! Seminar Praktek Lapangan Bogor, 07 Desember 2006

ABSTRAK

198 ZIRAA AH, Volume 40 Nomor 3, Oktober 2015 Halaman ISSN ELEKTRONIK

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada di lahan sawah milik warga di Desa Candimas

PELAKSANAAN PENELITIAN. dan produksi kacang hijau, dan kedua produksi kecambah kacang hijau.

Transkripsi:

Kecamatan Landasan Ulin Kota Banjarbaru POLA PENGGUNAAN TENAGA KERJA BERDASARKAN GENDER PADA BEBERAPA USAHATANI SAYURAN DI KECAMATAN LANDASAN ULIN KOTA BANJARBARU THE PATTERN OF GENDER BASED LABOR USE ON SEVERAL VEGETABLE FARMINGS IN LANDASAN ULIN SUBDISTRICT BANJARBARU Tara Erin Desyanti, *, Usamah Hanafie, Emy Rahmawati Prodi Agribisnis/Jurusan SEP, Fak. Pertanian Univ. Lambung Mangkurat, Banjarbaru Kalimantan Selatan *Corresponding author: taraerindesyanti@ymail.com Abstrak. Hortikultura merupakan bidang pertanian dengan cakupan yang cukup luas, diantaranya adalah buah-buahan, sayur-sayuran, dan tanaman hias. Di Kecamatan Landasan Ulin, komoditas sayuran dan palawija banyak ditemukan dengan mayoritas varietas unggul dengan masa pemeliharaan sepanjang tahun dan masa panen dilakukan sepanjang tahun dengan pola tanam secara bergiliran. Kelurahan Syamsudin noor dan Kelurahan Guntung Payung adalah wilayah penghasil tanaman sayuran terbanyak di Kecamatan Landasan Ulin. Tujuan penelitian yaitu mengetahui pola penggunaan tenaga kerja pada usaha tani sayuran pada setiap aktivitas yang dilakukan, mulai pengolahan tanah sampai dengan pasca panen, berdasarkan jenis tenaga kerja pria dan wanita. Mengetahui tingkat upah yang didapat tenaga kerja pada setiap aktivitas yang dilakukan mulai pengolahan tanah sampai dengan pasca panen, berdasarkan jenis tenaga kerja pria dan wanita pada satu kali proses periode penanaman sayuran. Penelitian dilaksanakan dari Agustus 2016 sampai pada tahap sidang yaitu Oktober 2017. Data yang dikumpulkan terdiri dari data primer dan data sekunder. Metode untuk memilih petani dilakukan dengan cara purposive sampling. Analisis data dengan cara analisis deskriptif yang disajikan dalam bentuk tabel, grafik dan penjelasan secara detail. Pola penggunaan tenaga kerja petani pria dan petani wanita pada usahatani sayuran di Kelurahan Syamsudin Noor maupun Kelurahan Guntung Payung memiliki perbedaan. Pada kegiatan pengolahan lahan, penanaman, dan pemeliharaan di dominasi oleh petani pria, karena menggunakan fisik yang cukup berat. Sedangkan kegiatan panen hingga pasca panen yaitu pengikatan sayuran didominasi oleh petani wanita. Pada upah petani pria dan petani wanita memiliki harga upah yang berbeda-beda tergantung ketentuan harga masing-masing per wilayah. Pada kelurahan Payung tingkat upah petani pria dari pukul 08.00 17.00 sebanyak Rp 100.000,- sampai dengan Rp 150.000,-/ hari, dan untuk upah petani wanita dari pukul 08.00 14.30 sebesar Rp.60.000,- sampai dengan Rp.75.000,-/hari. Kata kunci: pola penggunaan tenaga kerja, gender, petani sayuran. PENDAHULUAN Kegiatan ekonomi yang berbasis pada tanaman pangan dan hortikultura merupakan kegiatan yang sangat penting di Indonesia. Disamping melibatkan tenaga kerja terbesar dalam kegiatan produksi, produknya juga merupakan bahan pangan pokok dalam konsumsi pangan di Indonesia. Dilihat dari sisi bisnis, kegiatan ekonomi yang berbasis tanaman pangan dan hortikultura merupakan kegiatan bisnis terbesar dan tersebar luas di Indonesia. Hortikultura merupakan bidang pertanian dengan cakupan yang cukup luas, yaitu buahbuahan, sayur-sayuran, dan tanaman hias. Produk hortikultura ini merupakan salah satu komoditas andalan dari sub sektor tanaman pangan dan hortikultura yang memiliki potensi dan prospek yang baik untuk dikembangkan. Oleh karena itu usaha-usaha pengembangan komoditas hortikultura ditempatkan pada posisi yang sejajar dengan pengembangan komoditas tanaman pangan. Frontier Agribisnis 1(1), Maret 2017-49

Komoditas sayuran dan palawija banyak ditemukan di Kecamatan Landasan Ulin dengan mayoritas varietas unggul dengan masa pemeliharaan sepanjang tahun dan masa panen dilakukan sepanjang tahun dengan pola tanam secara bergiliran. Berdasarkan data yang diperoleh dari Balai Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Landasan Ulin 2017, Kelurahan Syamsudin noor dan Kelurahan Guntung Payug adalah wilayah penghasil tanaman sayuran terbanyak di banding kelurahan lain. Sayuran didefinisikan sebagai tanaman atau bagian tanaman yang dapat dikonsumsi sebagai makanan pelengkap atau sekedar pembangkit selera. Pengertian sayuran dapat berupa tanaman atau bagian tanaman yang dapat dimakan dalam keadaan mentah maupun matang sebagai bagian dari susunan menu makanan. Bagian tanaman yang dapat dimanfaatkan sebagai sayuran meliputi daun, bunga, umbi, dan batang muda, tergantung jenis sayurannya (Agoes & Lisdiana, 1995). Gender adalah sifat yang melekat pada kaum laki-laki dan perempuan yang dibentuk oleh faktor-faktor sosial maupun budaya sehingga timbul beberapa anggapan tentng peran sosial dan budaya laki-laki dan perempuan. Bentukan tersebut misalnya saja, pada laki-laki yang dianggap kuat, rasiona, jantan dan perkasa. Sedangkan pada perempuan yang dikenal sebagai makhluk yang lemah lembut, cantik, emosionl, atau keibuan. Sifat-sifat tersebut dapat dipertukarkan dan berubah dari waktu ke waktu. Oleh karena itu, gender dapat diartikan sebagai konsep sosial yang membedakan (memilih dan memisahkan) peran antara lakilaki dan perempuan (Handayani dan Sugiarti (2002). Tenaga kerja merupakan penduduk yang berada dalam usia kerja. Menurut UU No. 13 tahun 2003 Bab I pasal 1 ayat 2 disebutkan bahwa tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang dan atau jasa baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun untuk masyarakat. Secara garis besar penduduk suatu negara dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu tenaga kerja dan bukan tenaga kerja. (Subijanto 2011). Tujuan dan Kegunaan Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pola penggunaan tenaga kerja pada usaha tani sayuran pada setiap aktivitas yang dilakukan, mulai pengolahan tanah sampai dengan pasca panen, berdasarkan jenis tenaga kerja pria dan wanita. Dan yang kedua untuk mengetahui tingkat upah yang didapat tenaga kerja pada setiap aktivitas yang dilakukan mulai pengolahan tanah sampai dengan pasca panen, berdasarkan jenis tenaga kerja pria dan wanita pria pada satu kali proses periode penanaman sayuran. METODE Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Kecamatan Landasan Ulin Kota Banjarbaru. dari bulan Agustus 2016 sampai dengan Oktober 2017. Metode Pengambilan Data Metode untuk memilih petani dilakukan dengan cara purposive sampling atau memilih dengan secara sengaja. Jumlah responden pada Kelurahan Guntung payung adalah sebanyak 28 orang responden, yang berarti 14 responde petani pria (suami) dan 14 responden petani wanita (istri). Sedangkan jumlah petani di Kelurahan Syamsudinnoor sebanyak 32 responden yang berarti 16 responden petani laki-laki (suami) dan 16 responden petani wanita (istri). Analisis Data Untuk mengetahui tujuan pertama dari penelitian ini yaitu mengetahui pola penggunaan tenaga kerja pada usahatani sayuran pada setiap aktivitas yang dilakukan mulai pengolahan lahan sampai dengan pasca panen, berdasarkan jenis tenaga kerja wanita dan pria adalah dengan cara analisis deskriptif yang akan disajikan dalam bentuk tabel, grafik dan penjelasan secara detail. Untuk mengetahui tujuan kedua dari penelitian ini yaitu mengetahui upah yang didapat tenaga kerja pada usahatani sayuran pada setiap aktivitas yang dilakukan mulai pengolahan lahan sampai dengan pasca panen, berdasarkan jenis tenaga kerja wanita dan pria adalah dengan cara analisis deskriptif yang akan disajikan dalam bentuk tabel, grafik dan penjelasan secara detail. HASIL DAN PEMBAHASAN Kegiatan Pola Penggunaan Tenaga Kerja Pada Petani Wanita dan Petani Pria di Kecamatan Landasan Ulin Kelurahan Payung Kota Banjarbaru 50 Frontier Agribisnis 1(1), Maret 2017

Dalam pola kegiatan tenaga kerja petani ini, kegiatan kerja petani wanita dan petani pria dibagi menjadi beberapa bagian yaitu di mulai dari pengolahan lahan, penanaman tanaman sayuran, pemeliharaan tanaman sayuran, penyiangan, pemupukan, penyulaman tanaman, pemberian obat, penyiraman, panen, serta pengikatan hasil panen sayuran. Pengolahan Lahan Pada kegiatan pengolahan lahan pada usahatani sayuran pada tanaman sayur Bayam, Kangkung, dan Sawi ini kebanyakan dikerjakan oleh para petani pria, tetapi ada juga petani wanita yang mengerjakan pengolahan lahan ini. Kegiatan pengolahan lahan ini dilakukan menggunakan cangkul, kegiatan ini dilaksanakan pada pagi hari atau sore hari, hal ini tergantung kondisi cuaca dan tergantung waktu luang dari petani pria atau petani wanita tersebut. Dan ada juga pengolahan lahan yang hanya disemprot pestisida untuk membunuh gulma, dikarenakan tanahnya masih gembur dan langsung dapat ditanam. Dari hasil data diatas, dapat dilihat bahwa presentase kegiatan pengolahan lahan yang dilakukan oleh petani pria di Kelurahan Payung, dari 100% petani wanita dan petani pria di kedua kelurahan, sebanyak 50% dimana semua petani pria mengolah lahannya yang berarti semua petani pria melakukan kegiatan ini. Namun, tidak hanya petani pria, di Kelurahan Syamsudin Noor sebanyak 3 orang atau 9,37% dan di Kelurahan Guntung Payung sebanyak 2 orang atau 7,14% petani wanita juga ikut turut andil dalam membantu suami dalam pengolahan lahan, dengan cara membantu suami dalam pengolahan lahan ini dapat mempercepat kegiatan. Dalam pengolahan lahan, pembuatan bedeng dalam sehari bisa mencapai 4 bedeng sampai 5 bedeng tergantung kondisi cuaca, dan petani. Penanaman Pada kegiatan penanaman tanaman sayur Bayam, Kangkung, dan Sawi ini dilakukan oleh petani pria dan petani wanita, dengan cara bibit langsung ditebar tanpa disemai di bedengan tersebut. Pada bibit tanaman sayur Bayam, Kangkung, dan Sawi, diperoleh dengan cara membeli di toko pertanian dengan masingmasing bibit setiap sayuran memiliki harga yang bervariasi, kisaran harga bibit yang sering dibeli oleh petani adalah; untuk 1 kg bibit tanaman sayur Bayam dimulai dari harga Rp 30.000,- sampai dengan Rp 84.000,-, 1 kg bibit tanaman Kangkung dimulai dari harga Rp 18.000, sampai dengan Rp 24.000,-, dan untuk tanaman sayur Sawi dimulai dari harga Rp 30.000,- sampai dengan Rp 45.000,-. Kegiatan penaburan bibit ini dilakukan per 4 hari. Pembelian bibit ini tergantung masing-masing petani dan permintaan pasar, para petani sering menggunakan bibit lokal untuk ditanam. Pada data diatas dapat dilihat bahwa, di Kelurahan Syamsudin Noor dan Kelurahan Guntung Payung dari 100% petani wanita dan petani pria sebanyak 50% presentase kegiatan penanaman tanaman sayur Bayam, Kangkung, dan Sawi dilakukan oleh semua petani pria, yang berarti semua petani pria melakukan kegiatan penanaman ini. Tidak hanya petani pria, petani wanita juga turut serta membantu suaminya untuk penyemaian tanaman sayur ini. Pada Kelurahan Syamsudin Noor sebanyak 31,25% atau 10 orang petani wanita, dan untuk Kelurahan Guntung Payung sebanyak 28,57% atau 8 orang petani wanita. Setelah pembuatan bedengan para petani langsung menyemai bibit tanaman sayur Bayam, Kangkung, dan Bayam. Setelah disemai bibit tersebut dibiarkan tumbuh, sampai pada tahap panen. Penanam tenaman ini dilakukan per 4 hari secara berseling, dimana pada 4 hari pertama hanya menanam bayam, setelah tanaman sudah mulai tinggi, dilanjutkan 4 hari yang kedua menanam kangkung, dan 4 hari yang ketiga dilanjutkan menanam Sawi. Pemeliharaan Pada tahap pemeliharaan tanaman sayuran ini, di kategorikan menjadi beberapa kategori yaitu penyiangan, pemupukan, penyulaman dengan cara disemai serta pemberian obat atau pestisida. Pada tahap pemeliharaan ini juga melibatkan petani pria dan petani wanita. Pada penyiangan para petani membersihkan gulma dengan cara mencabut gulma tersebut. Pada tahap pemupukan kebanyak dari petani menggunakan pupuk kandang, pemupukan dilakukan pada saat proses pengolahan lahan sebelum penyemaian dalam upaya menutrisi tanah. Pada tahap penyulaman dilakukan pada saat ada tanaman yang mati atau pada saat penyebaran semaian itu tidak merata sehingga ada beberapa tempat yang seharusnya di tumbuhi sayur tapi tidak tumbuh. Dan untuk pemberian obat atau pestisida dilaksanakan apabila terjadi serangan hama pada daun pada sayur-sayuran tersebut, akan tetapi apabila tidak ada serangan hama, maka pemberian pestisida tidak dilakukan. Presentase kegiatan penyiangan pada kedua Kelurahan dari 100% petani wanita dan petani pria sebanyak 50% di lakukan oleh petani pria, yang berarti semua petani pria melakukan penyiangan. Tidak hanya itu sebanyak 6,25% atau 2 orang petani wanita dari Kelurahan Syamsudin Noor dan 10,71% atau 3 orang petani wanita dari Kelurahan Guntung Payung juga melakukan penyiangan. Frontier Agribisnis 1(1), Maret 2017-51

Pada Pemupukan, dari 100% petani wanita dan petani pria di dua Kelurahan, sebanyak 28,12% atau 9 orang petani pria di Kelurahan Syamsudin Noor dan sebanyak, 28% atau 4 orang petani pria di Kelurahan Guntung Payung melakukan pemupukan. Sedangkan pada petani wanita, di Kelurahan Syamsudin Noor sebanyak 25% atau 8 orang petani wanita, di Kelurahan sebanyak 32,14% atau 10 orang petani wanita, yang berarti dalam kegiatan ini, apabila dua kelurahan digabungkan maka, kegiatan ini sedikit didominasi oleh petani wanita. Pada penyulaman tanaman dari 100% petani wanita dan petani pria di dua Kelurahan, sebanyak 50% kegiatan ini dilakukan oleh petani pria yang berarti semua petani pria di Kelurahan syamsudin Noor dan Kelurahan Guntung Payung melakukan penyulaman. Sedangkan pada petani wanita di Kelurahan Syamsudin Noor sebanyak 12,50% atau 4 orang petani wanita, dan pada Kelurahan Guntung Payung sebanyak 7,14% atau 3 orang petani wanita melakukan penyulaman. Pada pemberian obat dari 100% petani wanita dan petani pria, sebanyak 50% dilakukan, yang berarti kegiatan ini dikerjakan oleh semua petani pria di Kelurahan Syamsudin Noor dan Kelurahan Gunrung Payung, dan petani wanita tidak melakukan kegiatan ini, mengingat obat sedikit berbahaya, sehingga pemberian obat hanya dilakukan oleh petani pria. Pada kegiatan penyiraman di Kelurahan Payung dari 100% petani wanita dan petani pria sebanyak 50% yang berarti semua petani pria melakukan kegiatan ini. Dan petani wanita tidak melakukan kegiatan ini. Penyiraman tanaman ini dilakukan dengan 2 teknik, yaitu secara modern dan masih sederhana. Pada teknik modern petani menyiram tanaman dengan menggunakan mesin air yang sumber airnya diambil dari sumur. Dan pada teknik sederhana dilakukan dengan cara menyiram air menggunakan gembor. Panen Dalam kegiatan panen ini juga dilakukan kedua petani pria dan wanita, pemanenan dilakukan secara bergantian karena dalam proses penanamanya pun dilakukan secara per 4 hari. Tanaman yang sudah siap panen memiliki umur yang tidak sama. Pada tanaman Bayam akan siap panen pada hari ke 25, tanaman kangkung akan siap panen pada hari ke 30, dan untuk tanaman sawi akan siap panen pada hari ke 40. Kegiatan penanaman yang tidak seragam ini mengakibatkan keberagaman umur panen, hal ini memberikan keutungan terhadap petani yaitu meminimalisir kerugian di Kecamatan Landasan Ulin Kelurahan Syamsudin Noor dan Kelurahan Guntung Payung Kota Banjarbaru. Pada data dapat dilihat dari 100% petani wanita dan petani pria di dua Kelurahan bahwa pada saat pemanenan di dominasi oleh petani wanita sebanyak 50% atau sebanyak 16 orang di Kelurahan Syamsudin Noor dan 46,42% atau 13 orang di Kelurahan Guntung payung melakukan kegiatan panen. Untuk petani pria di Kelurahan Syamsudin Noor sebanyak 6,25 atau 2 orang, dan di Kelurahan Guntung payung sebanyak14,28% atau 5 orang ikut dalam kegiatan memanen. Apabila petani pria tidak ikut dalam kegiatan memanen, maka kegiatan yang dilakukan petani pria adalah langsung mengolah tanah kembali untuk persiapan penebaran bibit dari tanaman Bayam, Kangkung, dan Sawi. Pengikatan Sayuran Dari hasil data yang didapat dapat dilihat bahwa petani wanita Kelurahan Syamsudin Noor dan Kelurahan Guntung Payung dari 100% petani wanita dan petani pria sebanyak 50% petani wanita mengikat hasil panen sayurnya sendiri, yang berarti semua petani wanita melakukan kegiatan ini. Dan untuk petani pria terkadang membantu istrinya untuk mengikat sayuran, dengan presentase sebanyak 18,75% atau 6 orang petani pria di Kelurahan Syamsudin Noor dan 14,28% atau 5 orang di Kelurahan Guntung payung yang ikut dalam kegiatan pengikatan hasil panen sayuran Bayam, Kangkung, dan sawi. Upah Petani Dalam Aktivitas Penanaman Sayuran Dalam hal budidaya tanaman sayuran khususnya tanaman bayam kangkung dan Sawi baik dikelurahan Syamsudin Noor dan Kelurahan Guntung Payung, dalam tahap pekerjaannya mulai dari pengolahan tanah, penebaran bibit sayuran, pemeliharaan ; penyiangan, pemupukan, pemberian obat, penyiraman, panen, hingga pengikatan hasil panen sayuran dikerjakan oleh petani itu sendiri kecuali ada beberapa kondisi yang tidak memungkinkan untuk tidak bertani misalnya sakit. Tingkat upah petani pria dan petani berbeda, untuk tingkat upah petani pria lebih besar di bandingkan upah petani wanita, dan dalam jam kerjapun berbeda, pada petani pria memiliki jam kerja yang lebih banyak dibandingkan petani wanita. Harga upah petani berbeda-beda tergantung aturan masing-masing wilyah petani dan harga hasil panen sayuran tersebut, di Kelurahan Payung tingkat upah petani pria dari pukul 08.00 17.00 sebanyak Rp 100.000,- sampai dengan Rp 150.000,-/ hari, dan untuk upah petani wanita dari pukul 08.00 14.30 sebesar 52 Frontier Agribisnis 1(1), Maret 2017

Rp.60.000,- sampai dengan Rp.75.000,-/hari. Dari kedua Kelurahan ini penetapan upah petani ditetapkan perhari, bukan perjam, kegiatan yang dilakukan petani beragam tergantung kondisi di lapangan, dan tergantung kegiatan apa yang harus dilakukan. Pada kegiatan pengikatan hasil panen sayuran, upah yang diberikan sesuai hasil per-ikat sayur yang didapat, 1 ikat besar sayur yang terdiri dari 5 ikatan kecil dihargai mulai dari Rp.200,- sampai dengan Rp.250,-/ikat. Biasanya dalam 100 ikat besar sayuran di kerjakan dalam kurun waktu 3 jam. Harga jual sayuran di Kelurahan Payung untuk sayur kangkung dihargai mulai dari RP.700,- sampai dengan Rp.1.500,-/ikat, sayur Bayam Rp. 700,- sampai dengan Rp.3.000,-/ikat, dan sayur Sawi mulai dari Rp.700,- sampai dengan Rp. 3.000,-/ikat tergantung musimnya. DAFTAR PUSTAKA Agoes, D.S. & Lisdiana. 1995. Memilih dan Mengolah Sayuran. Jakarta: Penebar Swadaya Handayani, T. & Sugiarti. 2002. Teknik Penelitian Berorientasi Gender. Malang: UMM Press Subijanto. 2011. Peran negara dalam hubungan tenaga kerja Indonesia. Jurnal Pendidikan Dan Kebudayaan, 17 (6) : 708-709 KESIMPULAN Pola penggunaan tenaga kerja petani pria dan petani wanita pada usahatani sayuran baik di Kecamatan Landasan Ulin Kelurahan Syamsudin Noor maupun Kelurahan Guntung Payung memiliki perbedaan. Pada kegiatan pengolahan lahan, penanaman, dan pemeliharaan di dominasi oleh petani pria, karena kegiatan ini menggunakan fisik yang cukup berat. Sedangkan kegiatan panen hingga pasca panen yaitu pengikatan sayuran didominasi oleh petani wanita. Pada upah petani pria dan petani wanita memiliki harga upah yang berbeda-beda tergantung ketentuan harga masing-masing per wilayah. Pada kelurahan Syamsudin Noor dan Kelurahan Guntung Payung tingkat upah petani pria dari pukul 08.00 17.00 sebanyak Rp 100.000,- sampai dengan Rp 150.000,-/ hari, dan untuk upah petani wanita dari pukul 08.00 14.30 sebesar Rp.60.000,- sampai dengan Rp.75.000,-/hari. Pada kegiatan pengikatan hasil panen sayuran, upah yang diberikan sesuai hasil per-ikat sayur yang didapat, 1 ikat besar sayur yang terdiri dari 5 ikatan kecil dihargai mulai dari Rp.200,- sampai dengan Rp.250,-/ikat. Biasanya dalam 100 ikat besar sayuran di kerjakan dalam kurun waktu 3 jam. Harga jual sayuran di Kelurahan Syamsudin Noor dan Kelurahan Guntung Payung untuk sayur kangkung dihargai mulai dari RP.700,- sampai dengan Rp.1.500,-/ikat, sayur Bayam Rp. 700,- sampai dengan Rp.3.000,-/ikat, dan sayur Sawi mulai dari Rp.700,- sampai dengan Rp. 3.000,- /ikat tergantung musimnya. Frontier Agribisnis 1(1), Maret 2017-53