KELAYAKAN USAHATANI POLA TANAM ROTASI CABAI MERAH DAN TOMAT Feasibility of Cropping Pattern of Red Chili and Tomato

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "KELAYAKAN USAHATANI POLA TANAM ROTASI CABAI MERAH DAN TOMAT Feasibility of Cropping Pattern of Red Chili and Tomato"

Transkripsi

1 KELAYAKAN USAHATANI POLA TANAM ROTASI CABAI MERAH DAN TOMAT Feasibility of Cropping Pattern of Red Chili and Tomato 1. Ema Husnul Chotimah 2. Suyudi 3. Hj. Tenten Tedjaningsih 1. Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Siliwangi Tasikmalaya 2. Fakultas Pertanian Universitas Siliwangi Tasikmalaya 3. Fakultas Pertanian Universitas Siliwangi Tasikmalaya ABSTRAK Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui besarnya biaya produksi dan pendapatan serta kelayakan usahatani pola tanam rotasi pada cabai merah dan tomat di Desa Cibeureum Kecamatan Sukamantri Kabupaten Ciamis. Metode penelitian yang digunakan adalah metode studi kasus. Hasil penelitian menunjukkan bahwa usahatani pola tanam rotasi cabai merah dan tomat yang dilakukan responden pada luas lahan 0,5 ha adalah menguntungkan. Hasil analisis menunjukkan biaya produksi yang dikeluarkan untuk usahatani pola tanam rotasi cabai merah dan tomat pada luas lahan 0,5 hektar selama satu tahun sebesar Rp , pendapatan sebesar Rp dan R/C untuk usahatani pola tanam rotasi cabai merah dan tomat sebesar 2,68. Kata kunci : Kelayakan, Pola Tanam Rotasi, Cabai Merah, Tomat ABSTRACT The purpose of this research was to find out production cost and income as well as feasibility of cropping pattern of red chili and tomato at Cibeureum on Sukamantri Ciamis. The method used was a case study. Result this study to indicate cropping pattern of red chili and tomato did respondent in vast 0,5 ha is advantaged. The analysis showed that the production cost of cropping pattern of red chili and tomato in a year was Rp , the income was Rp and the R/C of cropping pattern of red chili and tomato was 2,68. Key Words : Feasibility, Cropping Pattern, Red Chili, Tomato 1

2 PENDAHULUAN Sayuran merupakan salah satu komoditas unggulan karena memiliki nilai ekonomis yang cukup tinggi. Selain memiliki umur panen yang cukup pendek, permintaan pasarnya pun cukup tinggi karena merupakan kebutuhan dapur sehari-hari. Nilai ekonomis sayuran bukan hanya dari hasil panen dalam bentuk segar saja, tetapi berbagai produk pasca panen sayuran yang telah diolah juga memiliki nilai ekonomis tinggi karena sayuran menjadi lebih tahan lama, tidak mudah rusak, dan tidak cepat busuk (Hesti Dwi Setyaningrum dan Cahyo Saparinto, 2012). Cabai sebagai komoditas sayuran mempunyai prospek pemasaran yang cerah. Permintaan pasar (konsumen) terhadap produk cabai dunia cenderung terus meningkat dari waktu ke waktu sejalan dengan meningkatnya rata-rata konsumsi di berbagai negara. Peningkatan jumlah penduduk dan kemajuan di bidang industri pengolahan pangan juga akan berperan terhadap besarnya serapan pasar cabai. Selain itu dengan meningkatnya kemajuan di bidang transportasi juga akan lebih menunjang dalam proses pemasarannya (Tim Bina Karya Tani, 2008). Tomat juga merupakan komoditas hortikultura yang penting. Tomat sangat bermanfaat bagi tubuh karena mengandung vitamin dan mineral yang diperlukan untuk pertumbuhan dan kesehatan. Buah tomat berfungsi sebagai sayuran, bumbu masak, buah meja, penambah nafsu makan, minuman, bahan pewarna makanan, bahan kosmetik, obat-obatan dan bahan baku industri saus (Emi Fitriani, 2012). Kedua tanaman tersebut memiliki manfaat dan kegunaan yang tidak dapat digantikan oleh komoditas pertanian lainnya. Karakteristiknya yang tidak tahan lama dan selalu dikonsumsi segar membuatnya harus tersedia setiap saat, itulah yang menjadi penyebab setiap saat permintaan dan kebutuhan cabai selalu tinggi (Muhamad Syukur, Rahmi Yunianti dan Rahmansyah Dermawan, 2013). Sektor pertanian Kabupaten Ciamis memiliki berbagai macam komoditas sayuran, termasuk diantaranya adalah cabai dan tomat. BPS Ciamis (2012) menunjukkan bahwa Kecamatan Sukamantri merupakan daerah penghasil cabai, dan tomat dengan produksi terbesar di Kabupaten Ciamis. Desa Cibeureum Kecamatan Sukamantri merupakan desa terluas dengan volume produksi terbesar untuk cabai dan tomat. Salah satu jenis cabai yang dibudidayakan adalah cabai merah. Petani membudidayakan komoditas sayuran (cabai merah dan tomat) tersebut pada lahan 2

3 tegalan dengan sistem pola tanam rotasi atau pergiliran tanaman. Rotasi tanaman menurut Ramdhon Bermanakusumah (1978) dalam Kartasapoetra (1989) merupakan penanaman tanaman yang berbeda-beda secara bergilir pada sebidang tanah dan pada kurun waktu tertentu kembali lagi pada tanaman pertama. Pergiliran tanaman dapat berlangsung dalam periode setahun atau beberapa tahun tergantung keperluan. Pengembangan tanaman sayuran (cabai merah dan tomat) sebagai salah satu komoditas pertanian yang potensial pada akhirnya harus bermuara pada peningkatan perekonomian dan kesejahteraan petani sehingga perlu diketahui gambaran mengenai bagaimana kelayakan usahatani pola tanam rotasi cabai merah dan tomat. Berdasarkan latar belakang tersebut peneliti tertarik untuk meneliti dan mengkaji tentang kelayakan usahatani pola tanam rotasi cabai merah dan tomat di Desa Cibeureum Kecamatan Sukamantri Kabupaten Ciamis. METODOLOGI PENELITIAN Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode studi kasus pada seorang petani di Desa Cibeureum Kecamatan Sukamantri Kabupaten Ciamis dengan pertimbangan bahwa petani tersebut telah melakukan pembudidayaan tanaman cabai merah dan tomat dengan pola tanam rotasi secara kontinyu. Penentuan lokasi dilakukan secara sengaja (purposive) berdasarkan data base Badan Pusat Statistik Kabupaten Ciamis (2012) bahwa Kecamatan Sukamantri merupakan daerah produksi cabai dan tomat tertinggi di Kabupaten Ciamis. Kerangka Analisis Analisis yang digunakan dalam menghitung biaya produksi dan pendapatan serta kelayakan pada usahatani pola tanam rotasi cabai merah dan tomat, secara sederhana dapat dinyatakan sebagai berikut : Biaya total = biaya tetap + biaya variabel Penerimaan = jumlah produksi x harga produk Pendapatan = penerimaan biaya total Kelayakan suatu usahatani dapat dilihat dengan menggunakan rumus sebagai berikut (Abdul Rodjak, 2006) : Penerimaan R/C = Biaya Total 3

4 Hasil analisis tersebut dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : Jika R/C >1, berarti usahatani memperoleh keuntungan dan layak untuk diusahakan. Jika R/C < 1, berarti usahatani tidak memperoleh keuntungan dan tidak layak untuk diusahakan. Jika R/C = 1, berarti usaha tersebut tidak memperoleh keuntungan dan tidak mengalami kerugian atau berada dalam keadaan impas. PEMBAHASAN Pola Tanam Rotasi Cabai Merah dan Tomat Pola tanam merupakan salah satu cara petani dalam efisiensi penggunaan lahan dan untuk menata ulang kalender penanaman. Di daerah tropis seperti Indonesia biasanya pola tanam disusun selama satu tahun dengan memperhatikan curah hujan, salah satunya adalah dengan pergiliran tanaman atau rotasi tanaman. Rotasi tanaman merupakan penanaman tanaman yang berbeda-beda secara bergilir pada sebidang tanah dan pada kurun waktu tertentu kembali lagi pada tanaman pertama. Desa Cibeureum Kecamatan Sukamantri merupakan salah satu daerah yang melakukan usahatani cabai merah dan tomat secara rotasi atau bergilir pada lahan yang sama. Luas lahan yang digunakan oleh responden adalah seluas 0,5 ha dengan lama sewa lahan selama satu tahun. Berdasarkan lama penyewaan lahan yang dilakukan oleh responden, maka penelitian yang dilakukan adalah meneliti biaya produksi, pendapatan dan kelayakan usahatani yang dilakukan oleh responden selama satu tahun. Selama setahun responden melakukan dua kali usahatani, yaitu usahatani cabai merah dan usahatani tomat. Kedua tanaman tersebut ditanam secara rotasi atau pergiliran tanaman. Lama budidaya cabai merah per musim tanam adalah selama 7,5 bulan dan budidaya tomat per musim tanam adalah selama 4,5 bulan. Cabai merah ditanam sebagai tanaman pertama dan tomat sebagai tanaman kedua Budidaya cabai merah ditanam pada bulan Desember hingga Juli. Setelah cabai merah selesai dipanen lahan diistirahatkan (bera) untuk beberapa saat sebelum penanaman tomat dilakukan. Hal ini berguna untuk memutus siklus hidup hama dan penyakit pada tanaman cabai merah sebelum dilakukan penanaman tanaman tomat. Budidaya tomat ditanam pada bulan Juli hingga Desember. 4

5 Pada usahatani dengan sistem pola tanam rotasi, pengolahan lahan yang terdiri dari pencangkulan, pembuatan bedengan, pemupukan dasar, dan pemasangan mulsa hanya dilakukan satu kali yaitu sebelum penanaman tanaman pertama (cabai merah). Sedangkan pada saat penanaman tanaman kedua yaitu tomat, pengolahan lahan yang dilakukan hanya pembersihan lahan dari sisa-sisa tanaman cabai merah dan pembuatan lubang tanam baru pada bedengan. Berdasarkan sistem kalender, cabai merah ditanam pada pertengahan musim hujan. Hal ini mengakibatkan penyiraman pada tanaman cabai merah tidak dilakukan karena mengandalkan dari air hujan. Pada saat musim kemarau pun penyiraman pada tanaman cabai merah dan tomat masih bergantung pada hujan. Teknis Budidaya Cabai Merah Benih yang digunakan oleh petani (responden) adalah benih cabai merah varietas hibrid Gada. Keunggulan varietas Gada diantaranya adalah produktivitas tinggi yaitu 1 kg/tanaman (Muhamad Syukur, Rahmi Yunianti dan Rahmansyah Dermawan, 2013). Lahan seluas 0,5 hektar membutuhkan benih sebanyak benih, tetapi biasanya petani menyemaikan sebanyak benih. Sebelum disemai, benih cabai merah direndam dalam larutan fungisida. Perendaman benih bertujuan untuk menghindari serangan hama atau penyakit dan untuk mempercepat perkecambahan. Benih disemai satu persatu pada bumbungan daun pisang. Langkah awal dari pengolahan lahan adalah pembabadan atau pembersihan lahan. Selanjutnya lahan dicangkul dan pembuatan bedengan. Bedengan yang dibuat oleh responden berukuran panjang 12 meter, lebar 120 cm dan tinggi 30 cm serta jarak antar bedengan 50 cm. Bedengan yang telah selesai dibuat, kemudian diberikan pupuk dasar berupa pupuk kandang dan pupuk buatan. Lahan seluas 0,5 ha digunakan pupuk kandang sebanyak 12,5 ton, pupuk NPK sebanyak 400 kg dan ZA sebanyak 100 kg. Pada pemupukan dasar juga diberikan insektisida granula yang berfungsi untuk melindungi tanah dari hama yang bersarang di dalam tanah. Pupuk kandang, pupuk buatan dan insektisida granula dicampur dan ditutup kembali oleh tanah dan permukaan bedengan dihaluskan agar pemasangan mulsa dapat dilakukan dengan baik. Mulsa yang digunakan responden adalah Mulsa Plastik Hitam Perak (MPHP). Pemasangan mulsa dilakukan oleh dua orang dengan cara membentang dan menarik 5

6 antara dua sisi dengan permukaan perak di bagian atas. Pelubangan mulsa dilakukan dengan jarak 60 cm x 50 cm. Bibit cabai merah yang telah berumur 24 hari setelah semai kemudian ditanam ke dalam lubang tanam. Pada usahatani dengan sistem rotasi, pengolahan lahan hanya dilakukan satu kali saja yaitu sebelum penanaman bibit tanaman pertama. Pemeliharaan yang dilakukan responden pada budidaya tanaman cabai merah meliputi pemberian pupuk pelengkap cair, pemasangan ajir, pengikatan dan pemasangan rapia atas, perempelan serta pengendalian gulma, hama dan penyakit. Pemberian pupuk pelengkap cair dilakukan dengan cara menyemprotkan pupuk pelengkap cair pada tanaman cabai merah. Agar tanaman dapat tetap tumbuh dengan tegak maka harus dilakukan pengikatan yaitu dengan pengikatan tanaman pada ajir. Pemasangan ajir pada tanaman cabai merah dilakukan pada 2 minggu setelah tanam, selain itu juga dilakukan pemasangan rapia secara horizontal sepanjang bedengan pada ajir bagian atas agar ajir dapat berdiri dengan tegak dan tidak mudah roboh. Perempelan yang dilakukan responden adalah dengan membuang tunas air di ketiak daun atau di bawah percabangan utama tanaman. Perempelan dilakukan dengan cara dipetik pada pagi hari dengan menggunakan tangan. Pengendalian hama dan penyakit merupakan tahap yang harus dilakukan untuk menunjang keberhasilan usaha budidaya cabai merah. Sebelum melakukan pengendalian, harus diketahui terlebih dahulu penyebab utama timbulnya gangguan pada tanaman. Hama yang sering dijumpai oleh responden dalam budidaya cabai merah adalah ulat daun, ulat tanah dan lalat buah, sedangkan penyakit yang menyerang tanaman cabai merah adalah busuk buah, busuk daun dan bercak daun. Frekuensi penyemprotan yang dilakukan oleh responden adalah setiap 5 hari sekali. Panen pertama untuk cabai merah varietas Gada seperti yang diusahakan responden dimulai sejak umur 120 hari setelah tanam. Produktivitas tanaman cabai merah dapat dilihat dengan membandingkan jumlah tanaman cabai merah yang ditanam oleh responden pada luas lahan 0,5 ha per musim tanam yaitu sebanyak tanaman dengan jumlah hasil produksi cabai merah yaitu sebanyak kg maka dapat diperoleh produktivitas tanaman cabai merah sebesar 0,93 kg/tanaman. Produktivitas tersebut lebih kecil dibandingkan dengan produktivitas cabai merah hibrid varietas Gada 6

7 menurut Muhamad Syukur, Rahmi Yunianti dan Rahmansyah Dermawan (2013) yang memiliki produktivitas sebesar 1 kg/tanaman. Cabai merah yang telah dipanen kemudian disortir berdasarkan keseragaman warna dan pemisahan buah yang baik dengan buah yang cacat atau rusak, kemudian cabai merah dikemas dengan menggunakan karung untuk dipasarkan. Teknis Budidaya Tomat Benih yang digunakan oleh petani (responden) adalah benih tomat varietas Permata. Tomat ini yang merupakan termasuk ke dalam jenis tomat sayuran. Keunggulan tomat varietas Permata ini diantaranya adalah memiliki potensi hasil 3-4 kg per pohon dengan berat buah sekitar gram per buah dan buah berbentuk oval dan teksturnya keras. (Bernardinus T. Wahyu Wiryanta, 2007). Lahan seluas 0,5 hektar membutuhkan benih sebanyak 7500 benih, tetapi biasanya petani menyemaikan sebanyak 8000 benih. Sebelum disemai, benih tomat direndam dalam larutan fungisida. Perendaman benih bertujuan untuk menghindari serangan hama atau penyakit dan untuk mempercepat perkecambahan. Benih disemai satu persatu pada bumbungan daun pisang. Tindakan-tindakan pengolahan tanah yang dilakukan responden terdiri dari pembersihan bedengan dan pembuatan lubang bedengan. Pembersihan bedengan dilakukan secara manual yaitu dengan menggunakan tenaga manusia. Pada usahatani dengan pola tanam rotasi, penanaman tanaman pertama dan kedua tidak menggunakan lubang tanam yang sama, tetapi dilakukan pembuatan lubang kembali pada penanaman tanaman kedua. Lubang tanam dibuat di sebelah lubang penanaman tanaman pertama dengan jarak sekitar 10 cm. Pelubangan mulsa dilakukan sama seperti pada tanaman cabai merah dengan jarak lubang 60 cm x 50 cm. Bibit yang telah berumur 18 hari setelah semai telah siap ditanam. Penanaman bibit tomat dilakukan pada pagi hari. Setiap satu lubang ditanami satu bibit tanaman. Pemeliharaan yang dilakukan responden pada budidaya tanaman tomat meliputi pemupukan susulan, pemasangan ajir, pengikatan dan pemasangan rapia atas, perempelan serta pengendalian hama dan penyakit. Pemupukan susulan diberikan sebanyak 4 kali, yaitu pada saat 7, 30, 60 dan 80 hari setelah tanam sebanyak 6 kg/200 liter air dengan dosis pemberian sebanyak 250 ml/pohon. Pemberian pupuk dilakukan 7

8 dengan cara dicor, yaitu menyiram ke dalam lubang mulsa plastik. Selain itu juga diberikan pupuk pelengkap cair dengan cara disemprotkan pada tanaman. Tanaman tomat mutlak memerlukan ajir karena dapat membantu menegakkan tanaman. Pemasangan ajir pada tanaman tomat dilakukan pada 2 minggu setelah bibit ditanam pada lubang tanam. Agar ajir tetap tegak dan tidak mudah roboh maka dilakukan juga pemasangan rapia secara horizontal sepanjang bedengan pada ajir bagian atas. Tanaman tomat juga harus dilakukan perempelan pada tunas-tunai air yang muncul. Perempelan dilakukan dengan cara dipetik menggunakan tangan pada pagi hari. Hasil panen tomat yang berkualitas juga ditentukan dari cara mengatasi hama dan penyakitnya. Hama yang sering dijumpai oleh responden adalah ulat, lalat buah, sedangkan penyakit yang menyerang tanaman tomat adalah busuk buah dan busuk daun. Buah tomat dipanen pertama kali pada umur 70 hari setelah tanam. Produktivitas tanaman tomat dapat dilihat dengan membandingkan jumlah tanaman tomat yang ditanam oleh responden pada luas lahan 0,5 ha per musim tanam yaitu sebanyak tanaman dengan jumlah hasil produksi tomat yaitu sebanyak kg maka dapat diperoleh produktivitas tanaman tomat sebesar 2 kg/tanaman. Produktivitas tersebut lebih kecil dibandingkan dengan produktivitas tomat varietas Permata menurut Bernardinus T. Wahyu Wiryanta (2007) yang memiliki produktivitas sebesar 3-4 kg/pohon. Buah yang telah dipetik dan terkumpul kemudian disortasi dan dikemas dengan menggunakan peti agar buah tomat dapat terhindar dari kerusakan. Analisis Biaya Usahatani Pola Tanam Rotasi Cabai Merah dan Tomat Biaya usahatani rotasi cabai merah dan tomat dihitung berdasarkan per satu kali musim tanam, dimulai dari pengolahan lahan hingga pemanenan pada luas lahan 0,5 ha. Adapun satu musim tanam cabai merah yang dilaksanakan responden di daerah penelitian adalah selama 7,5 bulan, sedangkan satu musim tanam tomat selama 4,5 bulan. Biaya Tetap Biaya Tetap merupakan biaya yang besar kecilnya tidak mempengaruhi pada hasil produksi yang terdiri dari sewa lahan, penyusutan alat per usahatani dan biaya bunga dengan satuan rupiah. Biaya tetap total dari kedua usahatani cabai merah dan tomat yang ditanam secara rotasi dapat dilihat pada Tabel 9. 8

9 Tabel 9. Rincian Biaya Tetap Pada Usahatani Cabai Merah dan Tomat Per Musim Tanam Pada Luas Lahan 0,5 Ha No Uraian Cabai Merah Tomat Total 1 Sewa Lahan , , ,00 2 Penyusutan Alat , , ,00 3 Bunga Modal Tetap , , ,00 Biaya Tetap Total , , ,00 Sumber : Data Primer yang Diolah, 2013 Tabel 9 menunjukkan bahwa besarnya biaya tetap total pada usahatani pola tanam rotasi cabai merah dan tomat pada luas lahan 0,5 hektar selama satu tahun adalah sebesar Rp ,00, yang digunakan untuk biaya sewa lahan sebesar Rp ,00, penyusutan alat sebesar Rp ,00 dan bunga modal sebesar Rp ,00. Biaya Variabel Biaya variabel merupakan biaya yang besar kecilnya mempunyai pengaruh langsung pada hasil produksi. Biaya variabel dalam penelitian ini terdiri dari benih, pupuk kandang, pupuk buatan, pestisida, tali rapia, ajir, mulsa plastik hitam perak, dan lain-lain. Biaya variabel total dari kedua usahatani cabai merah dan tomat yang ditanam secara rotasi dapat dilihat pada Tabel 12. Tabel 12. Rincian Biaya Variabel Total Usahatani Pola Tanam Rotasi Cabai Merah dan Tomat Pada Luas Lahan 0,5 Ha No Uraian Cabai Merah Tomat Biaya Variabel Total 1 Sarana produksi a. Benih , , ,00 b. Pupuk : a) Kandang , ,00 b) NPK , , ,00 c) ZA , ,00 d) PPC , , ,00 c. Pestisida , , ,00 d. Tali Rapia , , ,00 e. Ajir , , ,00 f. MPHP , , ,00 g. Peti , ,00 2 Tenaga kerja , , ,00 3 Bunga modal variabel , , ,00 Jumlah , , ,00 Sumber : Data Primer yang Diolah, 2013 Tabel 12 menunjukkan bahwa biaya variabel total yang dikeluarkan pada usahatani pola tanam rotasi cabai merah dan tomat pada luas lahan 0,5 hektar selama satu tahun adalah sebesar Rp ,00, yang dikeluarkan untuk sarana produksi 9

10 sebesar Rp ,00 untuk tenaga kerja sebesar Rp ,00 dan untuk bunga modal variabel sebesar Rp ,00. Biaya Total Biaya total dalam usahatani cabai merah maupun tomat merupakan penjumlahan dari biaya tetap dan biaya variabel. Untuk biaya total pada usahatani pola tanam rotasi cabai merah dan tomat dapat dilihat pada Tabel 13. Tabel 13. Biaya Total Pada Usahatani Pola Tanam Rotasi Cabai Merah dan Tomat Pada Luas Lahan 0,5 Ha No. Komoditas Biaya Tetap Biaya Variabel Biaya Total 1 Cabai merah , , ,00 2 Tomat , , ,00 Jumlah , , ,00 Sumber : Data Primer yang Diolah, 2013 Biaya total yang dikeluarkan dalam usahatani cabai merah adalah sebesar Rp ,00 dan biaya total pada usahatani tomat adalah sebesar Rp ,00. Sedangkan biaya total pada usahatani pola tanam rotasi cabai merah dan tomat dalam satu tahun adalah sebesar Rp ,00. Penerimaan Penerimaan merupakan hasil kali antara jumlah produk dengan harga jual produk. Penerimaan dalam usahatani cabai merah adalah sebesar Rp ,00 dan penerimaan pada usahatani tomat adalah sebesar Rp ,00. Sedangkan penerimaan total pada usahatani pola tanam rotasi cabai merah dan tomat dalam satu tahun adalah sebesar Rp ,00. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 14. Tabel 14. Rincian Penerimaan Total Pada Usahatani Pola Tanam Rotasi Cabai Merah dan Tomat No. Komoditas Jumlah produk Harga jual Penerimaan (kg) (Rp/kg) 1 Cabai merah ,00 2 Tomat ,00 Penerimaan Total ,00 Sumber : Data Primer yang Diolah, 2013 Pendapatan dan R/C Pendapatan pada usahatani rotasi cabai merah dan tomat pada penelitian ini merupakan hasil dari selisih antara penerimaan dengan biaya total produksi per musim tanam. Berdasarkan hasil perhitungan, pendapatan yang diperoleh dari hasil usahatani cabai merah adalah sebesar Rp ,00 per musim tanam dan pendapatan yang 10

11 diperoleh dari hasil usahatani tomat adalah sebesar Rp ,00 per musim tanam, sedangkan pendapatan total dari usahatani pola tanam rotasi cabai merah dan tomat dalam satu tahun adalah sebesar Rp ,00. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 15. Tabel 15. Rincian Pendapatan Total dan R/C Pada Usahatani Pola Tanam Rotasi Cabai Merah dan Tomat No. Uraian Cabai Merah Tomat Pendapatan Total 1 Pendapatan , , ,00 2 R/C 2,67 2,68 2,68 Sumber : Data Primer yang Diolah, 2013 R/C merupakan perbandingan antara penerimaan dengan biaya total. R/C berguna untuk mengetahui tingkat kelayakan dari usahatani rotasi cabai merah dengan tomat. Berdasarkan Tabel 15 dapat diketahui jika penerimaan total pada usahatani pola tanam rotasi cabai merah dan tomat dalam setahun adalah sebesar Rp ,00 dan dibagi dengan biaya total usahatani pola tanam rotasi cabai merah dan tomat dalam setahun adalah sebesar Rp ,00, maka akan diperoleh nilai R/C sebesar 2,68. Artinya setiap satu rupiah biaya yang dikeluarkan akan menghasilkan penerimaan sebesar 2,68 rupiah. Berdasarkan hasil perhitungan R/C tersebut maka dapat diambil kesimpulan bahwa usahatani pola tanam rotasi cabai merah dan tomat yang dilakukan petani pada luas lahan 0,5 ha layak diusahakan. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis, biaya dan pendapatan usahatani pola tanam rotasi cabai merah dan tomat adalah : 1) a. Besarnya biaya produksi total yang dikeluarkan petani pada usahatani pola tanam rotasi cabai merah dan tomat selama satu tahun yaitu sebesar Rp ,00. b. Pendapatan total yang diperoleh petani dari usahatani pola tanam rotasi cabai merah dan tomat selama satu tahun yaitu sebesar Rp ) Usahatani pola tanam rotasi cabai merah dan tomat layak diusahakan, dimana nilai R/C pada usahatani pola tanam rotasi cabai merah dan tomat selama satu tahun yaitu sebesar 2,68. 11

12 Saran Berdasarkan hasil penelitian, untuk meningkatkan pendapatan pada usahatani pola tanam rotasi cabai merah dan tomat adalah sebagai berikut : 1) Kepada petani agar melakukan penyiraman secara intensif terutama pada musim kemarau agar volume produksi tanaman cabai merah besar dan tomat yang dihasilkan meningkat. 2) Kepada petani agar tetap melakukan usahatani cabai merah dan tomat dengan pola tanam rotasi karena berdasarkan hasil analisis kedua usahatani layak untuk diusahakan. DAFTAR PUSTAKA Abdul Rodjak Manajemen Usahatani. Bandung: Pustaka Giratuna. [BPS] Badan Pusat Statistik Kabupaten Ciamis Dalam Angka Tahun Ciamis : Badan Pusat Statistik. Bernardinus T. Wahyu Wiryanta Bertanam Tomat. Jakarta Selatan : PT AgroMedia Pustaka. Emi Fitriani Untung Berlipat Dengan Budidaya Tomat Di Berbagai Media Tanam. Yogyakarta: Pustaka Baru Press. Hesti Dwi Setyaningrum dan Cahyo Saparinto Panen Sayur Secara Rutin Di Lahan Sempit. Jakarta: Penebar Swadaya. Kartasapoetra Kerusakan Tanah Pertanian dan Usaha Untuk Merehabilitasinya. Jakarta: Bina Aksara. Muhammad Syukur., Rahmi Yunianti dan Rahmansyah Dermawan Sukses Panen Cabai Tiap Hari. Depok: Penebar Swadaya. Nani Sumarni dan Agus Muharam Sukses Bertanam Cabai Dimusim Hujan dan Kemarau. Jakarta: Papas Sinar Sinanti. Tim Bina Karya Tani Pedoman Bertanam Cabai. Bandung: CV. YRAMA WIDYA. 12

Peluang Usaha Budidaya Cabai?

Peluang Usaha Budidaya Cabai? Sambal Aseli Pedasnya Peluang Usaha Budidaya Cabai? Tanaman cabai dapat tumbuh di wilayah Indonesia dari dataran rendah sampai dataran tinggi. Peluang pasar besar dan luas dengan rata-rata konsumsi cabai

Lebih terperinci

Oleh Administrator Kamis, 07 November :05 - Terakhir Diupdate Kamis, 07 November :09

Oleh Administrator Kamis, 07 November :05 - Terakhir Diupdate Kamis, 07 November :09 Tanaman tomat (Lycopersicon lycopersicum L.) termasuk famili Solanaceae dan merupakan salah satu komoditas sayuran yang sangat potensial untuk dikembangkan. Tanaman ini dapat ditanam secara luas di dataran

Lebih terperinci

III. TATA LAKSANA TUGAS AKHIR

III. TATA LAKSANA TUGAS AKHIR 16 III. TATA LAKSANA TUGAS AKHIR A. Tempat Pelaksanaan Tugas Akhir Kegiatan Tugas Akhir dilaksanakan di Banaran RT 4 RW 10, Kelurahan Wonoboyo, Kecamatan Wonogiri, Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah. B. Waktu

Lebih terperinci

Kata Kunci : Biaya Total, Penerimaan, Pendapatan, dan R/C.

Kata Kunci : Biaya Total, Penerimaan, Pendapatan, dan R/C. KELAYAKAN USAHA BUDIDAYA TALAS DENGAN SISTEM MONOKULTUR DAN TUMPANGSARI Danty Rinjani Aristanti Permadi 1) Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Siliwangi dantybanana91@gmail.com Suyudi

Lebih terperinci

VI ANALISIS KERAGAAN USAHATANI KEDELAI EDAMAME PETANI MITRA PT SAUNG MIRWAN

VI ANALISIS KERAGAAN USAHATANI KEDELAI EDAMAME PETANI MITRA PT SAUNG MIRWAN VI ANALISIS KERAGAAN USAHATANI KEDELAI EDAMAME PETANI MITRA PT SAUNG MIRWAN 6.1. Analisis Budidaya Kedelai Edamame Budidaya kedelai edamame dilakukan oleh para petani mitra PT Saung Mirwan di lahan persawahan.

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Penelitian. Bahan dan Alat

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Penelitian. Bahan dan Alat BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di kebun percobaan Cikabayan-University Farm IPB, Darmaga Bogor. Areal penelitian bertopografi datar dengan elevasi 250 m dpl dan curah

Lebih terperinci

Cara Menanam Cabe di Polybag

Cara Menanam Cabe di Polybag Cabe merupakan buah dan tumbuhan berasal dari anggota genus Capsicum. Buahnya dapat digolongkan sebagai sayuran maupun bumbu, tergantung bagaimana digunakan. Sebagai bumbu, buah cabai yang pedas sangat

Lebih terperinci

III. METODE KEGIATAN TUGAS AKHIR (TA) A. Tempat Pelaksanaan Pelaksanaan Tugas Akhir (TA) dilaksanakan di Dusun Selongisor RT 03 RW 15, Desa Batur,

III. METODE KEGIATAN TUGAS AKHIR (TA) A. Tempat Pelaksanaan Pelaksanaan Tugas Akhir (TA) dilaksanakan di Dusun Selongisor RT 03 RW 15, Desa Batur, 23 III. METODE KEGIATAN TUGAS AKHIR (TA) A. Tempat Pelaksanaan Pelaksanaan Tugas Akhir (TA) dilaksanakan di Dusun Selongisor RT 03 RW 15, Desa Batur, Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah.

Lebih terperinci

BUDIDAYA CABAI PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA

BUDIDAYA CABAI PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA BUDIDAYA CABAI PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA 1. PERENCANAAN TANAM 1. Pemilihan lokasi tanam 2. Sistem tanam 3. Pola tanam 4. Waktu tanam 5. Pemilihan varietas Perencanaan Persyaratan Tumbuh

Lebih terperinci

VI ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI

VI ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI VI ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI 6.1 Penerimaan Usahatani Penerimaan usahatani merupakan nilai yang diperoleh dari total produksi usahatani sayuran per hektar yang dikelola oleh petani di Kelompok Tani

Lebih terperinci

PROFITABILITAS USAHATANI CABAI MERAH (Capsicum annum L.) DI KECAMATAN PANJALU KABUPATEN CIAMIS

PROFITABILITAS USAHATANI CABAI MERAH (Capsicum annum L.) DI KECAMATAN PANJALU KABUPATEN CIAMIS PROFITABILITAS USAHATANI CABAI MERAH (Capsicum annum L.) DI KECAMATAN PANJALU KABUPATEN CIAMIS Oleh MOCHAMAD RAMDAN Fakultas Pertanian Universitas Galuh Ciamis Email: ramdanmoch@gmail.com Abstrak Tujuan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI TUGAS AKHIR (TA)

III. METODOLOGI TUGAS AKHIR (TA) III. METODOLOGI TUGAS AKHIR (TA) A. Tempat Pelaksanaan Kegiatan Tugas Akhir (TA) akan dilaksanakan pada lahan kosong yang bertempat di Dusun Selongisor RT 03 / RW 15, Desa Batur, Kecamatan Getasan, Kabupaten

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sukabanjar Kecamatan Gedong Tataan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sukabanjar Kecamatan Gedong Tataan 15 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sukabanjar Kecamatan Gedong Tataan Kabupaten Pesawaran, dari bulan Oktober 2011 sampai dengan April 2012. 3.2

Lebih terperinci

Cara Menanam Tomat Dalam Polybag

Cara Menanam Tomat Dalam Polybag Cara Menanam Tomat Dalam Polybag Pendahuluan Tomat dikategorikan sebagai sayuran, meskipun mempunyai struktur buah. Tanaman ini bisa tumbuh baik didataran rendah maupun tinggi mulai dari 0-1500 meter dpl,

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian ini dilakukan di Desa Manjung, Kecamatan Sawit, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah. Kecamatan Sawit memiliki ketinggian tempat 150 m dpl. Penelitian ini dilaksanakan

Lebih terperinci

Cara Sukses Menanam dan Budidaya Cabe Dalam Polybag

Cara Sukses Menanam dan Budidaya Cabe Dalam Polybag Cara Sukses Menanam dan Budidaya Cabe Dalam Polybag Oleh : Tatok Hidayatul Rohman Cara Budidaya Cabe Cabe merupakan salah satu jenis tanaman yang saat ini banyak digunakan untuk bumbu masakan. Harga komoditas

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. A. Definisi Operasional, Pengukuran, dan Klasifikasi. yang digunakan dalam penelitian ini untuk mendapatkan data yang

III. METODE PENELITIAN. A. Definisi Operasional, Pengukuran, dan Klasifikasi. yang digunakan dalam penelitian ini untuk mendapatkan data yang III. METODE PENELITIAN A. Definisi Operasional, Pengukuran, dan Klasifikasi Definisi operasional merupakan pengertian dan petunjuk mengenai variabelvariabel yang digunakan dalam penelitian ini untuk mendapatkan

Lebih terperinci

III BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sukabanjar Kecamatan Gedong Tataan. Kabupaten Pesawaran dari Oktober 2011 sampai April 2012.

III BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sukabanjar Kecamatan Gedong Tataan. Kabupaten Pesawaran dari Oktober 2011 sampai April 2012. III BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan waktu penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sukabanjar Kecamatan Gedong Tataan Kabupaten Pesawaran dari Oktober 2011 sampai April 2012. 3.2 Bahan dan alat Bahan

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sukabanjar Kecamatan Gedong Tataan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sukabanjar Kecamatan Gedong Tataan 21 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sukabanjar Kecamatan Gedong Tataan Kabupaten Pesawaran dan Laboratorium Agronomi Fakultas Pertanian Universitas

Lebih terperinci

VII ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI PAPRIKA HIDROPONIK

VII ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI PAPRIKA HIDROPONIK VII ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI PAPRIKA HIDROPONIK Analisis pendapatan usahatani paprika hidroponik meliputi analisis penerimaan, analisis biaya, analisis pendapatan, dan analisis R/C. Perhitungan usahatani

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Kondisi Umum Lokasi Kegiatan Tugas Akhir (TA) dilaksanakan di Dusun Pilangrejo, Rt 02 / Rw 08, Desa Kemasan, Kecamatan Polokarto, Kabupaten Sukoharjo Propinsi Jawa Tengah.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. termasuk ke dalam kelompok rempah tidak bersubstitusi yang berfungsi sebagai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. termasuk ke dalam kelompok rempah tidak bersubstitusi yang berfungsi sebagai BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Bawang Merah Bawang merah merupakan salah satu komoditas sayuran unggulan yang sejak lama telah diusahakan oleh petani secara intensif. Komoditas sayuran ini termasuk

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hortikultura merupakan salah satu sektor pertanian yang memiliki peran penting dalam pembangunan perekonomian di Indonesia. Peran tersebut diantaranya adalah mampu memenuhi

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1 Lokasi dan Keadaan Geografis Kelompok Tani Pondok Menteng merupakan salah satu dari tujuh anggota Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Rukun Tani yang sebagian besar

Lebih terperinci

VI ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI BELIMBING DEWA

VI ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI BELIMBING DEWA VI ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI BELIMBING DEWA Analisis pendapatan usahatani dilakukan untuk mengetahui gambaran umum mengenai struktur biaya, penerimaan dan pendapatan dari kegiatan usahatani yang dijalankan

Lebih terperinci

II. HASIL DAN PEMBAHASAN

II. HASIL DAN PEMBAHASAN II. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Identitas Petani 1. Umur Petani Faktor umur adalah salah satu hal yang berpengaruh terhadap produktivitas kerja. Semakin produktif umur seseorang maka curahan tenaga yang dikeluarkan

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada di lahan sawah milik warga di Desa Candimas

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada di lahan sawah milik warga di Desa Candimas 16 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada di lahan sawah milik warga di Desa Candimas Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan. Penelitian ini dilakukan

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Universitas Medan Area yang berlokasi di jalan Kolam No. 1 Medan Estate,

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Universitas Medan Area yang berlokasi di jalan Kolam No. 1 Medan Estate, III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini akan dilakukan di kebun percobaan Fakultas Pertanian Universitas Medan Area yang berlokasi di jalan Kolam No. 1 Medan Estate,

Lebih terperinci

BAB III TATALAKSANA TUGAS AKHIR

BAB III TATALAKSANA TUGAS AKHIR 13 BAB III TATALAKSANA TUGAS AKHIR A. Tempat Pelaksanaan Pelaksanaan Tugas Akhir dilaksanakan di Dusun Kwojo Wetan, Desa Jembungan, Kecamatan Banyudono, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah. B. Waktu Pelaksanaan

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan dikebun percobaan Politeknik Negeri Lampung,

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan dikebun percobaan Politeknik Negeri Lampung, III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dikebun percobaan Politeknik Negeri Lampung, Bandar lampung. Waktu penelitian dilaksanakan sejak bulan Mei 2011 sampai

Lebih terperinci

PENGARUH JENIS MULSA ALAMI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL BEBERAPA GALUR HARAPAN TOMAT HASIL PERSILANGAN PADA BUDIDAYA ORGANIK

PENGARUH JENIS MULSA ALAMI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL BEBERAPA GALUR HARAPAN TOMAT HASIL PERSILANGAN PADA BUDIDAYA ORGANIK PENGARUH JENIS MULSA ALAMI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL BEBERAPA GALUR HARAPAN TOMAT HASIL PERSILANGAN PADA BUDIDAYA ORGANIK Farida Aryani dan Sri Rustianti Fakultas Pertanian Universitas Prof. Dr. Hazairin,

Lebih terperinci

I. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Politeknik Negeri Lampung, Bandar Lampung.

I. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Politeknik Negeri Lampung, Bandar Lampung. I. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Politeknik Negeri Lampung, Bandar Lampung. Waktu penelitian dilaksanakan sejak bulan Mei 2010 sampai dengan panen sekitar

Lebih terperinci

ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI BAWANG DAUN DI KAWASAN AGROPOLITAN KABUPATEN CIANJUR JAWA BARAT

ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI BAWANG DAUN DI KAWASAN AGROPOLITAN KABUPATEN CIANJUR JAWA BARAT Jurnal Agrorektan: Vol. 2 No. 2 Desember 2015 92 ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI BAWANG DAUN DI KAWASAN AGROPOLITAN KABUPATEN CIANJUR JAWA BARAT Wahyu Wahyuna 1 1) Fakultas Agrobisnis dan Rekayasa Pertanian,

Lebih terperinci

BAB V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN BAB V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1 Keadaan Umum, Geografis, dan Iklim Lokasi Penelitian Desa Ciaruten Ilir merupakan desa yang masih berada dalam bagian wilayah Kecamatan Cibungbulang, Kabupaten

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. Petani cabai merah lahan pasir pantai di Desa Karangsewu berusia antara

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. Petani cabai merah lahan pasir pantai di Desa Karangsewu berusia antara V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Identitas Petani 1. Umur Petani Petani cabai merah lahan pasir pantai di Desa Karangsewu berusia antara 30 sampai lebih dari 60 tahun. Umur petani berpengaruh langsung terhadap

Lebih terperinci

PEMBUATAN BAHAN TANAM UNGGUL KAKAO HIBRIDA F1

PEMBUATAN BAHAN TANAM UNGGUL KAKAO HIBRIDA F1 PEMBUATAN BAHAN TANAM UNGGUL KAKAO HIBRIDA F1 Wahyu Asrining Cahyowati, A.Md (PBT Terampil Pelaksana) Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan Surabaya I. Pendahuluan Tanaman kakao merupakan

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Politeknik Negeri Lampung (POLINELA). Waktu

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Politeknik Negeri Lampung (POLINELA). Waktu III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Politeknik Negeri Lampung (POLINELA). Waktu penelitian dilaksanakan sejak bulan Mei 2011 sampai dengan panen sekitar

Lebih terperinci

VII ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI JAGUNG MANIS

VII ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI JAGUNG MANIS VII ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI JAGUNG MANIS Keberhasilan usahatani yang dilakukan petani biasanya diukur dengan menggunakan ukuran pendapatan usahatani yang diperoleh. Semakin besar pendapatan usahatani

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN Tinjauan Pustaka Tinjauan Agronomis Bawang prei termasuk tanaman setahun atau semusim yang berbentuk rumput. Sistem perakarannya

Lebih terperinci

DENGAN HIBRIDA HASIL PRODUKSI PADI MENINGKAT

DENGAN HIBRIDA HASIL PRODUKSI PADI MENINGKAT DENGAN HIBRIDA HASIL PRODUKSI PADI MENINGKAT Penerapan Padi Hibrida Pada Pelaksanaan SL - PTT Tahun 2009 Di Kecamatan Cijati Kabupaten Cianjur Jawa Barat Sekolah Lapang (SL) merupakan salah satu metode

Lebih terperinci

KERAGAAN USAHATANI CABAI MERAH HIBRIDA The Performance of Hybrids Red Chili Farm. 1. Hendri Ruslih Sunandar 2. Suprianto 3. Hj.

KERAGAAN USAHATANI CABAI MERAH HIBRIDA The Performance of Hybrids Red Chili Farm. 1. Hendri Ruslih Sunandar 2. Suprianto 3. Hj. KERAGAAN USAHATANI CABAI MERAH HIBRIDA The Performance of Hybrids Red Chili Farm 1. Hendri Ruslih Sunandar 2. Suprianto 3. Hj. Candra Nuraini 1. Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas

Lebih terperinci

Usahatani Tumpang Sari Tanaman Tomat dan Cabai di Dataran Tinggi Kabupaten Garut

Usahatani Tumpang Sari Tanaman Tomat dan Cabai di Dataran Tinggi Kabupaten Garut Usahatani Tumpang Sari Tanaman Tomat dan Cabai di Dataran Tinggi Kabupaten Garut Endjang Sujitno 1), Taemi Fahmi 1), dan I Djatnika 2) 1) Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Barat, Jln. Kayuambon

Lebih terperinci

ADAPTASI BEBERAPA GALUR TOMAT (Lycopersicon esculentum Mill.) DI LAHAN MEDIUM BERIKLIM BASAH DI BALI DENGAN BUDIDAYA ORGANIK

ADAPTASI BEBERAPA GALUR TOMAT (Lycopersicon esculentum Mill.) DI LAHAN MEDIUM BERIKLIM BASAH DI BALI DENGAN BUDIDAYA ORGANIK ADAPTASI BEBERAPA GALUR TOMAT (Lycopersicon esculentum Mill.) DI LAHAN MEDIUM BERIKLIM BASAH DI BALI DENGAN BUDIDAYA ORGANIK Ida Bagus Aribawa dan I Ketut Kariada Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP)

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas 17 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas Lampung, Gedung Meneng, Kecamatan Rajabasa, Kota Bandar Lampung mulai

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Kajian Empirik Komoditas Tomat

TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Kajian Empirik Komoditas Tomat II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kajian Empirik Komoditas Tomat Tanaman tomat merupakan salah satu komoditas yang potensial untuk di kembangkan. Tomat merupakan tanaman yang bisa dijumpai diseluruh dunia. Daerah

Lebih terperinci

ANALISA USAHA TANI BAWANG DAUN (Allium fistulusom L) DI KELURAHAN BINUANG KECAMATAN BINUANG KABUPATEN TAPIN KALIMANTAN SELATAN

ANALISA USAHA TANI BAWANG DAUN (Allium fistulusom L) DI KELURAHAN BINUANG KECAMATAN BINUANG KABUPATEN TAPIN KALIMANTAN SELATAN 17 ANALISA USAHA TANI BAWANG DAUN (Allium fistulusom L) DI KELURAHAN BINUANG KECAMATAN BINUANG KABUPATEN TAPIN KALIMANTAN SELATAN (Analysys Farming System of Spring Onion ( Allium fistulusom L) at District

Lebih terperinci

BAWANG MERAH. Tanaman bawang merah menyukai daerah yang agak panas dengan suhu antara

BAWANG MERAH. Tanaman bawang merah menyukai daerah yang agak panas dengan suhu antara BAWANG MERAH Bawang merah (Allium ascalonicum) merupakan tanaman hortikultura musiman yang memiliki nilai ekonomi tinggi. Bawang merah tumbuh optimal di daerah dataran rendah dengan ketinggian antara 0-400

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN PEPAYA SEBAGAI KOMODITAS UNGGULAN DAERAH INSTITUT PERTANIAN BOGOR

PENGEMBANGAN PEPAYA SEBAGAI KOMODITAS UNGGULAN DAERAH INSTITUT PERTANIAN BOGOR PENGEMBANGAN PEPAYA SEBAGAI KOMODITAS UNGGULAN DAERAH Pusat Kajian Hortikultura Tropika INSTITUT PERTANIAN BOGOR PROLOG SOP PEPAYA PEMBIBITAN TIPE BUAH PENYIAPAN LAHAN PENANAMAN PEMELIHARAAN PENGENDALIAN

Lebih terperinci

ANALISIS FINANSIAL USAHATANI SAWI

ANALISIS FINANSIAL USAHATANI SAWI ANALISIS FINANSIAL USAHATANI SAWI (Studi Kasus: Kelurahan Terjun, Kecamatan Medan Marelan) WANDA ARUAN, ISKANDARINI, MOZART Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara e-mail

Lebih terperinci

ANALISIS KELAYAKAN USAHATANI NANAS DI DESA DODA KECAMATAN KINOVARO KABUPATEN SIGI

ANALISIS KELAYAKAN USAHATANI NANAS DI DESA DODA KECAMATAN KINOVARO KABUPATEN SIGI ej. Agrotekbis 3 (2) : 240 246, April 2015 ISSN : 23383011 ANALISIS KELAYAKAN USAHATANI NANAS DI DESA DODA KECAMATAN KINOVARO KABUPATEN SIGI Feasibility study on Pineapple Farming at Doda Village, Sigi

Lebih terperinci

KELAYAKAN DIVERSIFIKASI USAHATANI SAYURAN Asep Irfan Fathurrahman 1) Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian

KELAYAKAN DIVERSIFIKASI USAHATANI SAYURAN Asep Irfan Fathurrahman 1) Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian KELAYAKAN DIVERSIFIKASI USAHATANI SAYURAN Asep Irfan Fathurrahman 1) Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Irfan_fathurrahman58@yahoo.com Hj. Enok Sumarsih 2) Fakultas Pertanian Universitas Siliwangi

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE III. BAHAN DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di rumah kaca Unit Pelayanan Teknis (UPT), Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas Riau. Pelaksanaannya dilakukan pada bulan

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Universitas Lampung pada titik koordinat LS dan BT

III. BAHAN DAN METODE. Universitas Lampung pada titik koordinat LS dan BT III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian Universitas Lampung pada titik koordinat 5 22 10 LS dan 105 14 38 BT

Lebih terperinci

TEKNOLOGI PRODUKSI TSS SEBAGAI ALTERNATIF PENYEDIAAN BENIH BAWANG MERAH

TEKNOLOGI PRODUKSI TSS SEBAGAI ALTERNATIF PENYEDIAAN BENIH BAWANG MERAH TEKNOLOGI PRODUKSI TSS SEBAGAI ALTERNATIF PENYEDIAAN BENIH BAWANG MERAH Budidaya bawang merah umumnya menggunakan umbi sebagai bahan tanam (benih). Pemanfaatan umbi sebagai benih memiliki beberapa kelemahan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. Penelitian ini dilakukan dari bulan Oktober 2014 sampai bulan Januari 2015

BAB III METODOLOGI. Penelitian ini dilakukan dari bulan Oktober 2014 sampai bulan Januari 2015 BAB III METODOLOGI 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan dari bulan Oktober 2014 sampai bulan Januari 2015 di Desa Tegalluar Kecamatan Bojongsoang Kabupaten Bandung, Provinsi Jawa Barat.

Lebih terperinci

PENGARUH SISTEM PENGELOLAAN USAHATANI CABAI MERAH TERHADAP JUMLAH PRODUKSI DAN TINGKAT PENDAPATAN

PENGARUH SISTEM PENGELOLAAN USAHATANI CABAI MERAH TERHADAP JUMLAH PRODUKSI DAN TINGKAT PENDAPATAN PENGARUH SISTEM PENGELOLAAN USAHATANI CABAI MERAH TERHADAP JUMLAH PRODUKSI DAN TINGKAT PENDAPATAN David Hismanta Depari *), Salmiah **) dan Sinar Indra Kesuma **) *) Alumni Program Studi Agribisnis Fakultas

Lebih terperinci

Peluang Usaha Budidaya Cabe Merah

Peluang Usaha Budidaya Cabe Merah KARYA ILMIAH PELUANG BISNIS Peluang Usaha Budidaya Cabe Merah NAMA : HERRY WICOYO NIM : 11.12.5939 KELAS : 11-SI-SI-08 STIMIK AMIKOM YOGYAKARTA KATA PENGANTAR Puji Syukur kita panjatkan kepada Allah SWT

Lebih terperinci

Created By Pesan bibit cabe kopay. Hub SEKILAS TENTANG CARA BERTANAM CABE KOPAY

Created By  Pesan bibit cabe kopay. Hub SEKILAS TENTANG CARA BERTANAM CABE KOPAY Created By www.penyuluhthl.wordpress.com Pesan bibit cabe kopay. Hub. 081274664892 SEKILAS TENTANG CARA BERTANAM CABE KOPAY I. PENGOLAHAN LAHAN Pengolahan lahan Pengolahan lahan yang sempurna merupakan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Subhan dkk. (2005) menyatakan bahwa pertumbuhan vegetatif dan generatif pada

II. TINJAUAN PUSTAKA. Subhan dkk. (2005) menyatakan bahwa pertumbuhan vegetatif dan generatif pada II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pemupukan pada Tanaman Tomat 2.1.1 Pengaruh Aplikasi Pupuk Kimia Subhan dkk. (2005) menyatakan bahwa pertumbuhan vegetatif dan generatif pada tanaman tomat tertinggi terlihat pada

Lebih terperinci

I. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Suka Banjar Kecamatan Gedong Tataan

I. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Suka Banjar Kecamatan Gedong Tataan I. BAHAN DAN METODE 1.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Desa Suka Banjar Kecamatan Gedong Tataan Kabupaten Pesawaran pada bulan Mei sampai September 2011. 1.2 Bahan dan Alat

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE III. BAHAN DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Lahan pertanian milik masyarakat Jl. Swadaya. Desa Sidodadi, Kecamatan Batang Kuis, Kabupaten Deli Serdang, Provinsi Sumatra

Lebih terperinci

KERAGAAN USAHATANI CABAI BESAR (Capsicum annuum) The Performance of Great Chili (Capsicum annuum) 1. Dian Rohdiana 2. Eri Cahrial 3.

KERAGAAN USAHATANI CABAI BESAR (Capsicum annuum) The Performance of Great Chili (Capsicum annuum) 1. Dian Rohdiana 2. Eri Cahrial 3. KERAGAAN USAHATANI CABAI BESAR (Capsicum annuum) The Performance of Great Chili (Capsicum annuum) 1. Dian Rohdiana 2. Eri Cahrial 3. Enok Sumarsih 1. Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas

Lebih terperinci

VI. ANALISIS USAHATANI DAN EFEKTIVITAS KELEMBAGAAN KELOMPOK TANI

VI. ANALISIS USAHATANI DAN EFEKTIVITAS KELEMBAGAAN KELOMPOK TANI VI. ANALISIS USAHATANI DAN EFEKTIVITAS KELEMBAGAAN KELOMPOK TANI 6.1. Proses Budidaya Ganyong Ganyong ini merupakan tanaman berimpang yang biasa ditanam oleh petani dalam skala terbatas. Umbinya merupakan

Lebih terperinci

ANALISIS USAHATANI KACANG PANJANG (Vigna sinensis L.) VARIETAS PARADE (Studi Kasus di Kelurahan Pataruman Kecamatan Pataruman Kota Banjar)

ANALISIS USAHATANI KACANG PANJANG (Vigna sinensis L.) VARIETAS PARADE (Studi Kasus di Kelurahan Pataruman Kecamatan Pataruman Kota Banjar) ANALISIS USAHATANI KACANG PANJANG (Vigna sinensis L.) VARIETAS PARADE (Studi Kasus di Kelurahan Pataruman Kecamatan Pataruman Kota Banjar) Oleh: Alek Hermawan 1, Dini Rochdiani 2, Tito Hardiyanto 3 1)

Lebih terperinci

II. KERANGKA PENDEKATAN TEORI. Tanaman melon (Cucumismelo L.) adalah salah satu anggota familia

II. KERANGKA PENDEKATAN TEORI. Tanaman melon (Cucumismelo L.) adalah salah satu anggota familia II. KERANGKA PENDEKATAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Melon a. Agronomi tanaman melon Tanaman melon (Cucumismelo L.) adalah salah satu anggota familia curcubitaceae atau suku timun-timunan dan termasuk

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE III. BAHAN DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini telah di laksanakan di Rumah Kaca Kebun Percobaan Fakultas Pertanian, Jalan Bina Widya KM 12,5 Simpang Baru Kecamatan Tampan Pekanbaru yang berada

Lebih terperinci

DAMPAK TEKNOLOGI MULSA PLASTIK TERHADAP PRODUKSI DAN PENDAPATAN PETANI TOMAT

DAMPAK TEKNOLOGI MULSA PLASTIK TERHADAP PRODUKSI DAN PENDAPATAN PETANI TOMAT EPP.Vo. 7. No 1. 2010 : 14-19 14 DAMPAK TEKNOLOGI MULSA PLASTIK TERHADAP PRODUKSI DAN PENDAPATAN PETANI TOMAT (Lycopersicum Esculentum L. Mill) DI DESA BANGUNREJO KECAMATAN TENGGARONG SEBERANG KABUPATEN

Lebih terperinci

BAB III BAHAN DAN METODE. Medan Area yang berlokasi di Jalan Kolam No. 1 Medan Estate, Kecamatan

BAB III BAHAN DAN METODE. Medan Area yang berlokasi di Jalan Kolam No. 1 Medan Estate, Kecamatan BAB III BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas Medan Area yang berlokasi di Jalan Kolam No. 1 Medan Estate, Kecamatan Percut

Lebih terperinci

ANALISIS USAHATANI PEPAYA DI KABUPATEN MUARO JAMBI. Refa ul Khairiyakh. Jurusan Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Jambi

ANALISIS USAHATANI PEPAYA DI KABUPATEN MUARO JAMBI. Refa ul Khairiyakh. Jurusan Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Jambi ANALISIS USAHATANI PEPAYA DI KABUPATEN MUARO JAMBI Refa ul Khairiyakh Jurusan Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Jambi ABSTRACT This research aimed to determine farm income and feasibility of papaya

Lebih terperinci

PENYIAPAN BIBIT UBIKAYU

PENYIAPAN BIBIT UBIKAYU PENYIAPAN BIBIT UBIKAYU Ubi kayu diperbanyak dengan menggunakan stek batang. Alasan dipergunakan bahan tanam dari perbanyakan vegetatif (stek) adalah selain karena lebih mudah, juga lebih ekonomis bila

Lebih terperinci

ANALISIS USAHATANI SAYURAN DI NAGARI AIR DINGIN, KECAMATAN LEMBAH GUMANTI, KABUPATEN SOLOK

ANALISIS USAHATANI SAYURAN DI NAGARI AIR DINGIN, KECAMATAN LEMBAH GUMANTI, KABUPATEN SOLOK ANALISIS USAHATANI SAYURAN DI NAGARI AIR DINGIN, KECAMATAN LEMBAH GUMANTI, KABUPATEN SOLOK Nusyirwan Hasan, Aryunis, dan Buharman B Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sumatera Barat Jl. Raya Padang-Solok

Lebih terperinci

Budidaya Cabai. Potensi hasil 9 ton/ha. Warna buah merah Panjang buah 10 cm Cocok untuk dataran rendah Toleran terhadap hama pengisap daun

Budidaya Cabai. Potensi hasil 9 ton/ha. Warna buah merah Panjang buah 10 cm Cocok untuk dataran rendah Toleran terhadap hama pengisap daun Budidaya Cabai Pendahuluan Cabe (Capsicum Annum varlongum) merupakan salah satu komoditas hortikultura yang memiliki nilai ekonomi penting di Indonesia. Cabe merupakan tanaman perdu dari famili terong

Lebih terperinci

III. TATA LAKSANA KEGIATAN TUGAS AKHIR

III. TATA LAKSANA KEGIATAN TUGAS AKHIR 20 III. TATA LAKSANA KEGIATAN TUGAS AKHIR A. Tempat Pelaksanaan Pelaksanaan Tugas Akhir (TA) dilaksanakan di Dusun Kenteng Rt 08 Rw 02, Desa Sumberejo, Kecamatan Ngablak, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah.

Lebih terperinci

BAB III. METODE PENELITIAN

BAB III. METODE PENELITIAN BAB III. METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di lahan kebun Desa Pujon (1200 meter di atas permukaan laut) Kecamatan Pujon, Kabupaten Malang, Jawa Timur. Penelitian ini dilaksanakan

Lebih terperinci

Agroteknologi Tanaman Rempah dan Obat

Agroteknologi Tanaman Rempah dan Obat Agroteknologi Tanaman Rempah dan Obat Syarat Tumbuh Tanaman Jahe 1. Iklim Curah hujan relatif tinggi, 2.500-4.000 mm/tahun. Memerlukan sinar matahari 2,5-7 bulan. (Penanaman di tempat yang terbuka shg

Lebih terperinci

PENGARUH PENGGUNAAN JARAK TANAM TERHADAP HASIL TANAMAN KACANG PANJANG ( VIGNA SINENSIS ) OLEH NINDA AYU RACHMAWATI

PENGARUH PENGGUNAAN JARAK TANAM TERHADAP HASIL TANAMAN KACANG PANJANG ( VIGNA SINENSIS ) OLEH NINDA AYU RACHMAWATI PENGARUH PENGGUNAAN JARAK TANAM TERHADAP HASIL TANAMAN KACANG PANJANG ( VIGNA SINENSIS ) OLEH NINDA AYU RACHMAWATI 10712027 POLITEKNIK NEGERI LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2012 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Lebih terperinci

LAPORAN TUGAS AKHIR BUDIDAYA PAKCOY (Brassica rapa L.) DENGAN PERLAKUAN PEMBERIAN PUPUK DAUN

LAPORAN TUGAS AKHIR BUDIDAYA PAKCOY (Brassica rapa L.) DENGAN PERLAKUAN PEMBERIAN PUPUK DAUN LAPORAN TUGAS AKHIR BUDIDAYA PAKCOY (Brassica rapa L.) DENGAN PERLAKUAN PEMBERIAN PUPUK DAUN Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Derajat Ahli Madya Pertanian Di Fakultas Pertanian Universitas

Lebih terperinci

VI. HASIL DAN PEMBAHASAN. 6.1 Gambaran Umum Usahatani Tomat di Desa Lebak Muncang

VI. HASIL DAN PEMBAHASAN. 6.1 Gambaran Umum Usahatani Tomat di Desa Lebak Muncang VI. HASIL DAN PEMBAHASAN 6.1 Gambaran Umum Usahatani Tomat di Desa Lebak Muncang Berdasarkan hasil penelitian di lapangan, pada umumnya di Desa Lebak Muncang sebagian besar penduduknya adalah petani. Sebanyak

Lebih terperinci

PERBENIHAN BAWANG MERAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA

PERBENIHAN BAWANG MERAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA PERBENIHAN BAWANG MERAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA Dalam rangka meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi bawang merah, peran benih sebagai input produksi merupakan tumpuan utama

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Karakteristik Jambu Getas Merah Red guava atau jambu getas merah (Psidium guajava L.) adalah salah satu tanaman buah jenis perdu. Tanaman ini berasal dari Brazilia Amerika Tengah

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian 16 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian Universitas Lampung, Kota Bandar Lampung pada bulan Mei hingga Juni 2012. 3.2

Lebih terperinci

Oleh : DEDI DJULIANSAH DOSEN PRODI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SILIWANGI

Oleh : DEDI DJULIANSAH DOSEN PRODI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SILIWANGI KELAYAKAN USAHATANI CABAI MERAH DENGAN SISTEM PANEN HIJAU DAN SISTEM PANEN MERAH (Kasus Pada Petani Cabai di Kecamatan Sariwangi Kabupaten Tasikmalaya) Oleh : DEDI DJULIANSAH DOSEN PRODI AGRIBISNIS FAKULTAS

Lebih terperinci

Bercocok Tanam Tomat dalam Pot/Polybag Oleh: Muhamad Ichsanudin (Produk Spesialis Terong dan Tomat PT EWINDO)

Bercocok Tanam Tomat dalam Pot/Polybag Oleh: Muhamad Ichsanudin (Produk Spesialis Terong dan Tomat PT EWINDO) Bercocok Tanam Tomat dalam Pot/Polybag Oleh: Muhamad Ichsanudin (Produk Spesialis Terong dan Tomat PT EWINDO) Menanam tomat dalam pot atau polybag dapat menjadi salah satu solusi pemanfaatan lahan sempit

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 39 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Pertumbuhan Tanaman Budidaya tanaman pare ini dilakukan dari mulai pengolahan lahan manual dengan menggunakan cangkul, kemudian pembuatan bedengan menjadi 18 bedengan yang

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di lahan percobaan Fakultas Pertanian dan

MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di lahan percobaan Fakultas Pertanian dan III. MATERI DAN METODE 3.1. Tempatdan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di lahan percobaan Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau, JalanH.R. Soebrantas No.155

Lebih terperinci

RESPONS HASIL CABAI BESAR

RESPONS HASIL CABAI BESAR Magrobis Journal 1 RESPONS HASIL CABAI BESAR (Capsicum annuum L.) TERHADAP PEMBERIAN PUPUK KANDANG AYAM DAN MULSA Oleh : Eka Rahmawati 1), Mohamad Fadli 1), dan Zainal 2) ABSTRAK Tujuan penelitian ini

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NAIK TURUNNYA HARGA CABAI MERAH MENURUT PENDAPAT PETANI DI KABUPATEN SITUBONDO

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NAIK TURUNNYA HARGA CABAI MERAH MENURUT PENDAPAT PETANI DI KABUPATEN SITUBONDO FAKTORFAKTOR YANG MEMPENGARUHI NAIK TURUNNYA HARGA CABAI MERAH MENURUT PENDAPAT PETANI DI KABUPATEN SITUBONDO (Studi Kasus di Desa Arjasa, Kec. Arjasa, Kab. Situbondo) Oleh : Yoki Hendra Sugiarto*), Yohanes

Lebih terperinci

BAB III TATA LAKSANA KEGIATAN TUGAS AKHIR

BAB III TATA LAKSANA KEGIATAN TUGAS AKHIR 17 BAB III TATA LAKSANA KEGIATAN TUGAS AKHIR A. Tempat Pelaksanaan Pelaksanaan Kuliah Tugas Akhir dilaksanakan pada lahan kosong yang bertempat di Dusun Karangtaji Rt 02 Rw 04 Kecamatan Karangpandan Kabupaten

Lebih terperinci

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2016 sampai dengan Juli 2016

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2016 sampai dengan Juli 2016 III. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2016 sampai dengan Juli 2016 yang bertempat di Greenhouse Fakultas Pertanian dan Laboratorium Penelitian,

Lebih terperinci

I. TATA CARA PENELITIAN. Muhammadiyah Yogyakarta di Desa Tamantirto, Kecamatan Kasihan, Kabupaten

I. TATA CARA PENELITIAN. Muhammadiyah Yogyakarta di Desa Tamantirto, Kecamatan Kasihan, Kabupaten I. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Green House Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Yogyakarta di Desa Tamantirto, Kecamatan Kasihan, Kabupaten Bantul,

Lebih terperinci

ANALISIS USAHATANI JAGUNG (Zea Mays L) (Suatu kasus di Desa Pancawangi Kecamatan Pancatengah Kabupaten Tasikmalaya)

ANALISIS USAHATANI JAGUNG (Zea Mays L) (Suatu kasus di Desa Pancawangi Kecamatan Pancatengah Kabupaten Tasikmalaya) ANALISIS USAHATANI JAGUNG (Zea Mays L) (Suatu kasus di Desa Pancawangi Kecamatan Pancatengah Kabupaten Tasikmalaya) Oleh: Ade Epa Apriani 1, Soetoro 2, Muhamad Nurdin Yusuf 3 1) Mahasiswa Fakultas Pertanian

Lebih terperinci

MANAJEMEN TANAMAN PAPRIKA

MANAJEMEN TANAMAN PAPRIKA Nama : Sonia Tambunan Kelas : J NIM : 105040201111171 MANAJEMEN TANAMAN PAPRIKA Dengan lahan seluas 1500 m², saya akan mananam tanaman paprika (Capsicum annuum var. grossum L) dengan jarak tanam, pola

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN 1.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan pada Lahan Percobaan Fakultas Pertanian Universitas Medan Area, Jalan Kolam No.1 Medan Estate kecamatan Percut Sei

Lebih terperinci

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BPS. 2012

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BPS. 2012 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Cabai merupakan salah satu komoditas hortikultura yang dibutuhkan dan dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia. Menurut Direktorat Jenderal Hortikultura (2008) 1 komoditi

Lebih terperinci

Teknik Budidaya Kubis Dataran Rendah. Untuk membudidayakan tanaman kubis diperlukan suatu tinjauan syarat

Teknik Budidaya Kubis Dataran Rendah. Untuk membudidayakan tanaman kubis diperlukan suatu tinjauan syarat Teknik Budidaya Kubis Dataran Rendah Oleh : Juwariyah BP3K garum 1. Syarat Tumbuh Untuk membudidayakan tanaman kubis diperlukan suatu tinjauan syarat tumbuh yang sesuai tanaman ini. Syarat tumbuh tanaman

Lebih terperinci

BUDIDAYA BAWANG MERAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA

BUDIDAYA BAWANG MERAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA BUDIDAYA BAWANG MERAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA 1. PERENCANAAN TANAM 1. Pemilihan lokasi tanam 2. Sistem tanam 3. Pola tanam 4. Waktu tanam 5. Pemilihan varietas Perencanaan Persyaratan

Lebih terperinci

III. TATA LAKSANA KEGIATAN TUGAS AKHIR

III. TATA LAKSANA KEGIATAN TUGAS AKHIR 16 III. TATA LAKSANA KEGIATAN TUGAS AKHIR A. Tempat Pelaksanaan Kegiatan Tugas Akhir (TA) dilaksanakan di Desa Sidoharjo Rt 5 Rw 10 Kelurahan Banaran Kecamatan Boyolali Kabupaten Boyolali Jawa Tengah.

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. melon cabai dan pendapatan usahatani per musim. Petani yang menjadi objek

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. melon cabai dan pendapatan usahatani per musim. Petani yang menjadi objek V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Profil Petani Profil petani merupakan identitas petani yang meliputi usia, pendidikan, jumlah keluarga, luas lahan yang digarap, pengalaman usahatani pada semangka melon cabai

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM PENELITIAN V. GAMBARAN UMUM PENELITIAN 5.1 Keadaan Pertanian di Kabupaten Garut Kabupaten Garut terletak di Propinsi Jawa Barat bagian selatan dan memiliki luas wilayah administratif sebesar 306.519 ha (3.065,19

Lebih terperinci

ANALISIS PENDAPATAN DAN EFISIENSI USAHATANI PADI SAWAH DI DESA KOTA BANGUN KECAMATAN KOTA BANGUN

ANALISIS PENDAPATAN DAN EFISIENSI USAHATANI PADI SAWAH DI DESA KOTA BANGUN KECAMATAN KOTA BANGUN 72 ANALISIS PENDAPATAN DAN EFISIENSI USAHATANI PADI SAWAH DI DESA KOTA BANGUN KECAMATAN KOTA BANGUN (Analysis of Income and Efficiency of the Lowland Rice Farm In the Kota Bangun I Village, Kota Bangun

Lebih terperinci