Mahasiswa Program Studi Pendidikan Matematika, FKIP, UNS, Surakarta. Dosen Program Studi Pendidikan Matematika, FKIP, UNS, Surakarta

dokumen-dokumen yang mirip
EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY-TWO STRAY

Nurul Farida Pendidikan Matematika FKIP Universitas Muhammadiyah Metro Abstract

Eksperimentasi Pembelajaran GI dan GI-PP Ditinjau dari Sikap Mahasiswa Terhadap Matematika

Agung Putra Wijaya, Mardiyana, Suyono Program Studi Magister Pendidikan Matematika Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret

Mahasiswa Prodi Pendidikan Matematika, FKIP, UNS, Surakarta 2), 3) Dosen Prodi Pendidikan Matematika, FKIP, UNS, Surakarta

Jurnal Elektronik Pembelajaran Matematika ISSN:

EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN TEAMS GAMES TOURNAMENT BERBASIS KOMPUTER PADA SISWA SMP KELAS VIII

Yudhi Hanggara 1, Wajubaidah

Kata Kunci: model pembelajaran, Student Teams-Achievement Divisions (STAD), Kubus dan balok

EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN PAIR CHECKS BERBANTUAN KARTU DOMINO DENGAN MELIHAT KEMAMPUAN AWAL SISWA

*keperluan Korespondensi, HP: , ABSTRAK

EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN STAD DENGAN DEMONSTRASI GEOGEBRA DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR SISWA

EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN STAD DENGAN TALKING STICK, STAD DAN EKSPOSITORI TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Yeni Febrianti, 2014

STUDI KOMPARASI MODEL PEMBELAJARAN MATEMATIKA TIPE JIGSAW DAN TIPE STAD PADA SISWA KELAS VIII

Kurnia Sativa, Teguh Wibowo, Erni Puji Astuti Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Muhammadiyah Purworejo

TESIS. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Program Studi Pendidikan Matematika. Oleh: Agung Putra Wijaya S

EKSPERIMEN MODEL PEMBELAJARAN STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION

Prosiding Seminar Matematika dan Pendidikan Matematika...ISBN: hal November

Yuliana 1), M Ridlo Yuwono 2) 1)2) Prodi Pendidikan Matematika FKIP Universitas Widya Dharma Klaten,

Maulidiyah, Teguh Wibowo, Erni Puji Astuti Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Muhammadiyah Purworejo

Alamat Korespondensi: Jalan Ir. Sutami No 36 A Kentingan Surakarta, , 3)

KOMPARASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION DITINJAU DARI KREATIVITAS MAHASISWA

Eksperimentasi Pembelajaran Matematika Menggunakan Model Penemuan Terbimbing dan Model Pengajaran Langsung

EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN MISSOURI MATHEMATICS PROJECT

EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF

Mahasiswa Pendidikan Matematika, FKIP, Universitas Sebelas Maret Surakarta. Dosen Pendidikan Matematika, FKIP, Universitas Sebelas Maret Surakarta

EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN TAI

Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika 2017 UIN Raden Intan Lampung 6 Mei 2017

RME DAN KOMUNIKASI MATEMATIK SERTA HUBUNGANNYA TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA

Jurnal Akademis dan Gagasan matematika Edisi Ke Dua Tahun 2015 Halaman 45 hingga 53

EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA MODEL STAD DAN TGT TERHADAP HASIL BELAJAR DITINJAU DARI MOTIVASI SISWA

NASKAH PUBLIKASI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Matematika. Oleh: MAHFIATI A

EKSPERIMENTASI PENDEKATAN CTL BERBANTUAN SOFTWARE GEOGEBRA TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA

Mahasiswa S1 Prodi Pendidikan Kimia, FKIP, UNS 2 Dosen Prodi Pendidikan Kimia, FKIP, UNS

EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS KOMPUTER DENGAN METODE STAD DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR SISWA

EKSPERIMEN MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING BERBASIS ASSESSMENT FOR LEARNING

Oleh : Indra Puji Astuti 1

BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data 1. Data Nilai Ulangan Semester I Siswa Kelas VII Tahun Pelajaran 2014/2015 Kelas

BAB III METODE PENELITIAN

Muhammadiyah Surakarta. Muhammadiyah Surakarta. Muhammadiyah Surakarta Alamat

EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE BERBANTU KARTU MASALAH DAN THINK PAIR SHARE BERBANTU KARTU MASALAH DITINJAU DARI KEMAMPUAN AWAL

Jurnal Elektronik Pembelajaran Matematika ISSN:

EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN CRH TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA DITINJAU DARI AKTIVITAS BELAJAR SISWA

EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN CIRC DAN PROBLEM POSING TERHADAP KEMAMPUAN MENYELESAIKAN SOAL CERITA

NASKAH PUBLIKASI EKSPERIMEN PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN STRATEGI PROBLEM BASED LEARNING

pembelajaran Examples Non Examples terhadap hasil belajar matematika, (2)

EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN AIR DAN RT PADA MATERI RELASI DAN FUNGSI DITINJAU DARI GAYA BELAJAR SISWA SMP NEGERI SE-KABUPATEN SRAGEN

Artikel Publikasi Ilmiah Diajukan sebagai Salah Satu Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Matematika

IMPLEMENTASI PENDEKATAN PEMBELAJARAN SCIENTIFIC DENGAN STRATEGI TEAM GAME TOURNAMENT

EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN STAD DENGAN TGT MATERI OPERASI HIMPUNAN TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA

Aritsya Imswatama 1, Mardiyana 2, Budi Usodo 3

EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS

PENELITIAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN STRATEGI JIGSAW DAN BAMBOO DANCINGSERTA MOTIVASI SISWA KELAS X SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

Prosiding Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika 2017 UIN Raden Intan Lampung 6 Mei 2017

Pendidikan Matematika, FPMIPA, IKIP PGRI Madiun

Kata kunci: Model Make a Match, prestasi belajar, motivasi belajar

Larasati Tiara Medyasari 1, Muhtarom 2, Sugiyanti 3 Pendidikan Matematika Universitas PGRI Semarang 1.

Prosiding Seminar Matematika dan Pendidikan Matematika...ISBN: hal November

NASKAH PUBLIKASI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 PENDIDIKAN MATEMATIKA. Oleh : VERA LUSIANA A

Mahasiswa Prodi Pendidikan Kimia PMIPA FKIP UNS, Surakarta, Indonesia. Dosen Prodi Pendidikan Kimia PMIPA FKIP UNS, Surakarta, Indonesia

*keperluan Korespondensi, HP: , ABSTRAK

FACILITATOR TERHADAP. Naskah Publikasi. Diajukan oleh INDRA A FAKULTA

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT (NUMBERED HEAD TOGETHER) TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR SISWA

JMP : Volume 4 Nomor 1, Juni 2012, hal

EKSPERIMEN PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN PROBLEM BASED LEARNING DAN PROJECT BASED LEARNING DITINJAU DARI AKTIVITAS BELAJAR SISWA

Mahasiswa Prodi Kimia, Jurusan PMIPA, FKIP, Universitas Sebelas Maret, Surakarta 2

TESIS. Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Program Studi Pendidikan Matematika. Oleh: IKA NOVIANTARI NIM S

STUDI PERBANDINGAN MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM LEARNING DAN RECIPROCAL TEACHING DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DITINJAU DARI EMOTIONAL QUOTIENT (EQ)

NASKAH PUBLIKASI SKRIPSI. Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Matematika

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

*Keperluan Korespondensi, telp: ,

BAB III METODE PENELITIAN

PROSIDING ISBN :

STUDI KOMPARASI TIPE STAD DAN TGT PADA MATERI KOLOID DITINJAU DARI KEMAMPUAN MEMORI SISWA KELAS XI SMA NEGERI 2 KARANGANYAR TAHUN 2011/2012

PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION DAN THINK PAIR SHARE DITINJAU DARI KOMUNIKASI MATEMATIK SISWA

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING DAN COOPERATIVE SCRIPT TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF

EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN AIR DIKOMBINASIKAN NHT DAN STAD TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI MODEL DISCOVERY LEARNING BERBASIS MULTIMEDIA DITINJAU DARI

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP PECAHAN

EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION GUIDE NOT TAKING (TAI GNT) DITINJAU DARI KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS SISWA

Mahasiswa S1 Pendidikan Kimia, FKIP, Universitas Sebelas Maret, Surakarta, Indonesia ABSTRAK

EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN PENEMUAN TERBIMBING BERBANTUAN LKS KOMUNIKATIF DITINJAU DARI GAYA BELAJAR SISWA

EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIF LEARNING TIPE TAI DAN TUTOR SEBAYA BERBANTU LKS TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA

Prosiding Seminar Matematika dan Pendidikan Matematika...ISBN: hal November

Oleh: Sumaji. Kata kunci : Pembelajaran Matematika, Group Investigation, Aktivitas Belajar.

Reza Kusuma Setyansah 1) Budiyono 2) Sutrima 3)

Mei Dwi Utami 1,*, Sri Mulyani 2, dan Ashadi 2 1 Mahasiswa Jurusan Pendidikan Kimia, FKIP, UNS, Surakarta, Indonesia

*Keperluan Korespondensi, telp: ,

STUDI KOMPARASI METODE PROBLEM SOLVING DAN PROBING PROMPTING TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA MTs NEGERI PURWOREJO

EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING (CL) DAN GROUP INVESTIGATION (GI) DITINJAU DARI KECERDASAN MAJEMUK SISWA

EKSPERIMEN PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI METODE JIGSAW DAN GROUP INVESTIGATIONN DITINJAU DARI AKTIVITAS BELAJAR SISWA KELAS VII

EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION

EKSPERIMEN PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN METODE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY

BAB IV HASIL PENELITIAN

EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) DAN TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI)

MUHAMMADIYAH SURAKARTA

EKSPERIMEN MODEL PEMBELAJARAN KOMBINASI TGT-STAD DAN GI TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA

Transkripsi:

EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MODEL KOOPERATIF TIPE STAD (STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS) DENGAN PENDEKATAN PROBLEM POSING PADA POKOK BAHASAN ARITMATIKA SOSIAL PADA SISWA KELAS VII DI SMP NEGERI 14 SURAKARTA TAHUN 2016/2017 DITINJAU DARI KREATIVITAS BELAJAR MATEMATIKA SISWA Atina Rosyada 1), Budiyono 2), Rubono Setiawan 3) 1) Mahasiswa Program Studi Pendidikan Matematika, FKIP, UNS, Surakarta 2)3) Dosen Program Studi Pendidikan Matematika, FKIP, UNS, Surakarta 1) atinarosyada@gmail.com, 2) budiyono@yahoo.com, 3) rubono.matematika@gmail.com Alamat Instansi : Gedung D lantai 1, Jalan Ir. Sutami No. 36A, Jawa Tengah 57126 ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran terhadap prestasi belajar matematika ditinjau dari kreativitas belajar matematika. Model pembelajaran yang dibandingkan adalah model pembelajaran STAD dengan pendekatan problem posing dan model pembelajaran langsung. Penelitian ini termasuk dalam jenis penelitian eksperimental semu. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP Negeri 14 Surakarta tahun 2016/2017. Pengambilan sampel menggunakan teknik cluster random sampling. Pengumpulan data dilaksanakan dengan metode dokumentasi untuk data awal yang berupa nilai UTS Semester I tahun 2016/2017 kelas VII, metode angket untuk data kreativitas belajar matematika, dan metode tes untuk data tes prestasi belajar matematika. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis variansi dua jalan dengan sel tak sama. Selanjutnya dilakukan uji komparasi ganda dengan menggunakan metode Scheffe. Hasil penelitian ini adalah (1) model pembelajaran STAD dengan pendekatan problem posing memberikan prestasi belajar lebih baik dibandingkan dengan model pembelajaran langsung, (2) siswa dengan kreativitas belajar matematika tinggi mempunyai prestasi belajar sama baiknya dengan siswa dengan kreativitas belajar matematika sedang. Siswa dengan kreativitas belajar matematika tinggi dan sedang mempunyai prestasi belajar lebih baik dibandingkan dengan siswa dengan kreativitas belajar matematika rendah, (3) pada tiap model pembelajaran, siswa dengan kreativitas belajar matematika tinggi mempunyai prestasi belajar sama baiknya dengan siswa dengan kreativitas belajar matematika sedang, siswa dengan kreativitas belajar matematika tinggi dan sedang mempunyai prestasi belajar lebih baik dibandingkan dengan siswa dengan kreativitas belajar matematika rendah, (4) pada tiap kategori kreativitas belajar matematika, siswa yang dikenai model STAD dengan pendekatan problem posing memberikan prestasi belajar lebih baik dibandingkan dengan siswa yang dikenai model pembelajaran langsung. Kata kunci : Model Pembelajaran Kooperatif, STAD, Kreativitas Belajar Matematika, Aritmatika Sosial. 24 Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika (JPMM) Solusi Vol.II No.1 Januari 2018

PENDAHULUAN Matematika merupakan cabang ilmu pengetahuan yang memegang peranan penting di setiap bidang kehidupan. Tak jarang, hampir semua negara berlombalomba untuk meningkatkan kemampuan matematika para siswa di sekolah dengan harapan mereka dapat mengembangkan ilmu pengetahuan lainnya melalui bekal ilmu matematika yang telah dimilikinya. Pentingnya penguasaan matematika bagi kemajuan suatu bangsa membuat pemerintah Indonesia melakukan upaya-upaya untuk meningkatkan kemampuan siswa Indonesia dalam bidang matematika, di antaranya adalah menjadikan matematika sebagai mata pelajaran wajib dari pendidikan dasar hingga pendidikan menengah, bahkan tak jarang banyak jenjang pendidikan tinggi yang memasukkan matematika sebagai mata kuliah wajib, dan memasukkan mata pelajaran matematika sebagai salah satu mata pelajaran yang diujikan dalam ujian akhir. Tujuan pembelajaran matematika menurut NCTM (National Council of Tachers of Mathematics) adalah 1) belajar untuk berkomunikasi (mathematical communication), 2) belajar untuk bernalar (mathematical reasoning), 3) belajar untuk memecahkan masalah (mathematical problem solving), 4) belajar mengaitkan ide (mathematical connection), dan 5) belajar untuk merepresentasikan ide-ide (mathematical representation) [1]. Berdasarkan tujuan pembelajaran matematika di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa pembelajaran matematika dapat membantu siswa dalam memahami konsep, menyelesaikan masalah sistematis, mengaitkan matematika dengan kehidupan sehari-hari, dan mengungkapkan ide matematis dengan baik secara lisan maupun tertulis. Laporan dari hasil penelitian yang dilakukan oleh PISA (Program for International Student Assessment) tahun 2015 menunjukkan bahwa Indonesia masih ISSN 2614-0357 menempati peringkat 69 dari 76 negara. Data tersebut semakin didukung dengan data hasil ujian nasional SMP tahun 2016. Berdasarkan rerata hasil ujian nasional SMP seluruh Indonesia tahun 2016 menunjukkan bahwa terjadi penurunan sebesar 6,04 poin dari tahun 2015, yaitu 50,24. Rerata ujian nasional matematika SMP tersebut menempati posisi terendah dari seluruh mata pelajaran yang diujikan. Sementara, rerata ujian nasional se-indonesia untuk mata pelajaran Bahasa Indonesia 70,75, Bahasa Inggris 57,17, dan IPA 56,27. Kondisi ini menunjukkan bahwa matematika masih menjadi mata pelajaran yang dianggap sulit oleh para siswa. Demikian pula bagi para siswa di SMP Negeri 14 Surakarta. Dari hasil ujian nasional 2016, SMP Negeri 14 Surakarta menempati posisi ke 36 dari 83 sekolah di Kota Surakarta. Dari hasil wawancara peneliti dengan beberapa siswa SMP Negeri 14 Surakarta pada saat observasi, mereka mengatakan bahwa matematika adalah mata pelajaran yang sulit. Mereka beralasan bahwa matematika adalah mata pelajaran yang berhubungan dengan banyak angka dan terkesan abstrak bagi mereka. Mereka juga menambahkan bahwa selama proses pembelajaran matematika mereka merasa tertekan karena guru yang cenderung menakutkan dan seringnya diberi pekerjaan rumah. Ini menandakan bahwa proses pembelajaran matematika belum bisa membuat para siswa nyaman dan senang. Persepsi siswa mengenai mata pelajaran matematika ini seringkali membuat siswa malas dalam belajar matematika yang akibatnya dapat menurunkan prestasi belajar matematika mereka. Jika hal ini terjadi terusmenerus, maka tujuan pembelajaran matematika tidak akan dapat tercapai. Hal ini terlihat dari data yang diperoleh peneliti bahwa rerata nilai UTS per kelas siswa kelas VII semester 1 tahun pelajaran 2016/2017 masih di bawah KKM SMP Negeri 14 Surakarta yaitu 72. Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika (JPMM) Solusi Vol.II No.1 Januari 2018 25

Tabel 1.1. Data Nilai per-kelas UTS Siswa SMP Negeri 14 Surakarta VII C VII D VII E VII F VII G Mean 58,06 60,16 59,84 55,48 61,77 Med. 60 60 60 55 60 Maks. 80 85 80 85 100 Min. 0 35 25 0 30 Dalam UTS materi yang diujikan adalah bilangan bulat, pecahan, dan himpunan. Materi ini menjadi prasyarat bagi siswa untuk dapat memahami materi aritmatika sosial. Selain nilai materi prasyarat yang tidak baik, guru melaporkan bahwa masih banyak siswa yang kesulitan dalam memahami soal pada materi aritmatika sosial. Siswa tidak mampu mengidentifikasi permasalahan dalam soal, memodelkan permasalahan dalam soal, dan mencari solusi dari permasalahan tersebut. Ada banyak faktor yang bisa mempengaruhi keadaan tersebut, salah satunya adalah model dan pendekatan pembelajaran yang kurang sesuai. Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan oleh peneliti terhadap proses pembelajaran yang dilakukan di SMP Negeri 14 Surakarta, guru menggunakan model pembelajaran langsung. Model pembelajaran yang kurang sesuai dengan materi aritmatika sosial mungkin menjadi penyebab rendahnya prestasi belajar matematika siswa. Model pembelajaran ini bersifat teacher centered, yang berarti pembelajaran masih berpusat pada guru. Model pembelajaran ini membuat siswa menjadi kurang aktif dalam proses pembelajaran. Padahal, pembelajaran sebaiknya harus lebih cenderung ke student centered agar siswa lebih aktif dalam proses pembelajaran, sehingga diharapkan dengan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran dapat membuat siswa lebih mudah dalam memahami materi yang diajarkan dan akibatnya siswa dapat mencapai tujuan pembelajaran. Oleh karena itu, guru dituntut untuk bisa menemukan model pembelajaran yang sesuai dengan materi yang diajarkan. Dalam seni mengajar seorang guru, pembelajaran dapat dilakukan dengan banyak sekali model dan pendekatan pembelajaran yang sesuai dengan siswa di sekolahnya, di antaranya adalah model pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Teams Achievement Divisions) yang dipadukan dengan pendekatan problem posing. Slavin menyatakan bahwa model pembelajaran STAD merupakan salah satu model pembelajaran kooperatif yang paling sederhana dan merupakan metode yang paling baik untuk permulaan bagi para guru yang baru menggunakan pendekatan kooperatif [4]. Model pembelajaran STAD merupakan model pembelajaran yang bersifat student centered. Dalam model pembelajaran kooperatif tipe STAD, siswa dikelompokkan menjadi beberapa kelompok yang terdiri dari empat hingga lima orang siswa dalam satu kelompok. Dalam kelompok tersebut, siswa belajar mendengarkan ide orang lain, mengungkapkan ide dirinya, memberikan saran dan menerima kritik kepada anggota kelompok, dan berdiskusi. Tugas guru dalam model pembelajaran STAD hanya sebagai fasilitator dalam kegiatan pembelajaran. Selanjutnya, pendekatan problem posing adalah perumusan soal oleh siswa dengan cara membuat soal yang tidak berbeda jauh dengan soal yang ada atau dari situasi dan pengalaman yang dimiliki siswa. Pembelajaran dengan pendekatan problem posing merupakan hal yang sangat disarankan pelaksanaannya dalam proses pembelajaran. Ini dikarenakan dalam proses pembelajaran dengan menggunakan problem posing menuntut siswa untuk lebih aktif dan kreatif dalam memahami sebuah persoalan dan penyelesaiannya. NCTM juga merekomendasikan agar dalam proses pembelajaran matematika, siswa diberikan kesempatan untuk mengajukan soal sendiri [2]. Model pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan pendekatan problem posing merupakan salah satu modifikasi dari model 26 Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika (JPMM) Solusi Vol.II No.1 Januari 2018

pembelajaran STAD. Model pembelajaran ini tidak hanya menitikberatkan pada kegiatan siswa dalam kerja sama dalam kelompoknya, tetapi juga memicu siswa untuk mengoptimalkan kemampuan pemahaman siswa dalam pemahaman konsep materi yang diajarkan dengan merumuskan sendiri permasalahan yang ada dan mencari alternatif jawabannya. Pada model pembelajaran ini siswa dikelompokkan dalam suatu kelompok heterogen yang kemudian dalam proses diskusi kelompoknya siswa merumuskan sendiri soal atau merumuskan ulang soal yang sudah ada dengan beberapa perubahan untuk mencari alternatif pemecahan masalah. Dengan proses pembelajaran seperti ini diharapkan dapat meningkatkan pemahaman konsep materi matematika yang bisa berakibat pada meningkatnya prestasi belajar siswa. Berdasarkan wawancara dengan guru mata pelajaran matematika SMP Negeri 14 Surakarta, rendahnya prestasi belajar matematika yang dicapai oleh siswa dikarenakan kurangnya motivasi, minat, dan kreativitas siswa SMP Negeri 14 Surakarta dalam belajar matematika. Menurut beliau, ketiga hal tersebut menjadi faktor yang mendukung dalam tercapainya tujuan pembelajaran matematika. Bila siswa memiliki ketiga hal tersebut, prestasi belajar yang diperoleh akan baik. Beliau menambahkan motivasi siswa dalam belajar matematika perlu dimiliki agar siswa menjadi lebih bersemangat dalam mengikuti proses pembelajaran. Sementara, minat berperan dalam meningkatkan kesadaran dan perhatian siswa selama proses pembelajaran. Selanjutnya, dari ketiga hal tersebut yang terpenting adalah kreativitas siswa dalam belajar matematika. Ini dikarenakan kreativitas membantu siswa dalam mengembangkan kemampuan matematikanya. Seringkali kreativitas belajar yang dimiliki siswa sangat membantu siswa dalam memperoleh prestasi belajar matematika yang baik. Terlebih lagi, dalam ISSN 2614-0357 materi aritmatika sosial dibutuhkan kreativitas yang baik agar bisa memahami materi yang diajarkan. Kreativitas yang perlu dimiliki siswa dalam materi aritmatika sosial adalah kreativitas dalam mengajukan pertanyaan atas permasalahan matematika yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari, mengubah permasalahan tersebut ke dalam model matematika, dan menemukan penyelesaian dari masalah-masalah tersebut. Sayangnya, masih banyak siswa yang kreativitasnya tidak cukup berkembang, sehingga menyebabkan siswa mengalami kesulitan dalam memahami matematika, terutama dalam materi ini. Kurangnya dukungan terhadap pengembangan kreativitas siswa dalam belajar matematika membuat prestasi belajar matematika siswa tidak begitu memuaskan. Siswa hanya bisa mengerjakan soal matematika tanpa memahami esensi yang ada di dalam soal, sehingga saat siswa menemui soal dengan bentuk yang berbeda dari contoh yang diberikan oleh guru, siswa menjadi bingung. Dalam wawancara tersebut, guru matematika juga berpendapat bahwa dimungkinkan kurangnya kreativitas siswa dalam belajar matematika juga dapat dikarenakan model pembelajaran yang kurang merangsang pengembangan kreativitas siswa dalam belajar matematika. Bila model pembelajaran yang digunakan oleh guru dalam pembelajaran matematika dapat merangsang kreativitas siswa dalam belajar matematika, maka tentunya akan membawa dampak baik terhadap prestasi belajar matematika siswa. Seperti yang telah diuraikan di atas, model pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Teams Achievement Divisions) yang dipadukan dengan pendekatan problem posing sangat membantu dalam mengembangkan kreativitas siswa dalam belajar matematika. Oleh karena itu, peneliti berinisiatif untuk melakukan penelitian tentang model pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika (JPMM) Solusi Vol.II No.1 Januari 2018 27

Teams Achievement Divisions) yang dipadukan dengan pendekatan problem posing dalam materi aritmatika sosial ditinjau dari kreativitas belajar matematika siswa. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran terhadap prestasi belajar matematika siswa ditinjau dari kreativitas belajar matematika. Model pembelajaran yang dibandingkan adalah model pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan pendekatan problem posing dan model pembelajaran langsung. Menurut Silver, Problem posing adalah perumusan soal yang berkaitan erat dengan syarat-syarat pada soal yang telah dipecahkan, dalam rangka mencari alternatif pemecahan masalah atau soal yang masih relevan [3]. Selanjutnya dalam bukunya, Sugiyanto menjelaskan tentang langkahlangkah dalam proses pembelajaran dengan menggunakan STAD adalah (1) Para siswa dibagi menjadi beberapa kelompok, masingmasing terdiri atas 4-5 siswa heterogen. (2) Tiap anggota kelompok menggunakan LKS dan saling membantu dalam menguasai materi pelajaran dan berdiskusi antaranggota kelompok. (3) Secara individual atau tim, tiap minggu atau tiap dua minggu guru mengevaluasi untuk mengetahui penguasaan mereka terhadap materi pelajaran yang telah dipelajari. (4) Tiap siswa dan tiap kelompok diberi skor atas penguasaannya terhadap materi pelajaran. Selanjutnya, untuk siswa dan kelompok yang memenuhi kriteria tertentu diberikan penghargaan [5]. Berikut ini adalah langkah-langkah dalam mengimplementasikan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan pendekatan problem posing pada penelitian ini adalah (1) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran agar siswa mengetahui kompetensi yang akan dicapai setelah proses pembelajaran selesai. (2) Guru menyampaikan materi pelajaran baik dengan ceramah maupun tanya jawab dengan siswa. Setelah materi selesai disampaikan, guru membagikan dan menjelaskan lembar kerja kepada siswa. Selanjutnya, guru memberikan contoh bagaimana cara merumuskan soal dari situasi yang ada di lembar kerja siswa. Kegiatan ini akan membantu siswa untuk mengembangkan daya kreativitasnya dalam membuat atau mengembangkan sebuah soal. (3) Guru membagi siswa ke dalam beberapa kelompok kecil yang heterogen dan beranggotakan 4-5 siswa agar terjadi interaksi yang baik antarsiswa dan antara guru dengan siswa. (4) Setelah siswa berkelompok, guru mengawasi dan membimbing siswa untuk mendiskusikan masalah yang diberikan dalam kelompoknya. Dalam proses ini, guru mengarahkan siswa untuk memahami lembar kerja dan memberikan kesempatan kepada siswa untuk bekerja sama dalam memodifikasi soal yang sudah diselesaikan untuk membuat soal baru sesuai dengan langkah-langkah pengajuan dan penyelesaian soal yang ada di lembar kerja. (5) Guru memanggil perwakilan kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya di depan kelas. Guru mengajak kelompok lain untuk ikut berdiskusi dengan memberikan pertanyaan, saran, atau kritik kepada kelompok yang presentasi. Selama siswa berdiskusi, guru menilai hasil kerja tiap kelompok. Pada langkah ini siswa akan belajar bertanggung jawab dan berbicara di depan kelas atau mempresentasikan hasil kerja kelompoknya yaitu berupa masalah yang telah mereka ajukan dan bagaimana cara penyelesaian masalah tersebut. (6) Guru mengevaluasi hasil belajar siswa dengan memberikan soal uraian pendek yang harus dikerjakan oleh masing-masing siswa. (7) Guru mengulas kembali soal-soal yang baru dikerjakan dan kemudian membuat rangkuman kepada siswa. (8) Guru memberikan penghargaan kelompok yang memperoleh skor tinggi. METODE PENELITIAN Penelitian ini termasuk dalam jenis penelitian eksperimental semu dengan desain faktorial 2x3. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP Negeri 14 28 Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika (JPMM) Solusi Vol.II No.1 Januari 2018

Surakarta tahun 2016/2017. Pengambilan sampel menggunakan teknik cluster random sampling dan terpilih sampel yang terdiri dari siswa kelas VII C dan VII F. Teknik pengumpulan data dilaksanakan dengan metode dokumentasi untuk data awal siswa yang berupa nilai UTS Semester I tahun 2016/2017 kelas VII SMP Negeri 14 Surakarta, metode angket untuk data kreativitas belajar matematika siswa, dan metode tes untuk data tes prestasi belajar matematika siswa pada materi aritmatika sosial. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis variansi dua jalan dengan sel tak sama. Selanjutnya dilakukan uji komparasi ganda dengan menggunakan metode Scheffe. Sebagai persyaratan analisis, untuk menunjukkan bahwa populasi berdistribusi normal menggunakan uji Lilliefors dan populasi mempunyai variansi yang sama (homogen) menggunakan metode Bartlett. Hipotesis uji yang digunakan pada penelitian ini didefinisikan: H 0A : α i = 0 untuk setiap i = 1, 2 (tidak ada pengaruh model pembelajaran terhadap prestasi belajar) H 1A : ada α i 0 (ada pengaruh model pembelajaran terhadap prestasi belajar) H 0B : β j = 0 untuk setiap j = 1, 2, 3 (tidak ada pengaruh kreativitas belajar matematika siswa terhadap prestasi belajar) H 1B : ada β j 0 yang tidak sama dengan nol (ada pengaruh kreativitas belajar matematika siswa terhadap prestasi belajar) H 0AB : (αβ) ij = 0 untuk setiap i = 1, 2 dan j = 1, 2, 3 (tidak ada interaksi antara model pembelajaran dengan kreativitas belajar matematika siswa) H 1AB : ada (αβ) ij 0 (ada interaksi antara model pembelajaran dengan kreativitas belajar matematika siswa) Statistik uji analisis variansi dua jalan dengan frekuensi sel tak sama: 1) untuk H 0A, F a = merupakan nilai dari variabel random berdistribusi F dengan derajat kebebasan p 1 dan N pq; 2) untuk H 0B, F b = merupakan nilai dari variabel random yang berdistribusi F dengan derajat kebebasan q 1 dan N pq; 3) untuk H 0AB, F ab = merupakan nilai dari variabel random yang berdistribusi F dengan derajat kebebasan (p 1)(q 1) dan N pq. dengan p = banyaknya baris q = banyaknya kolom N = banyaknya seluruh data amatan HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Sebelum melakukan analisis, dilakukan uji prasyarat analisis yaitu uji normalitas dan uji homogenitas. Berda-sarkan uji normalitas dan uji homoge-nitas diperoleh simpulan bahwa sampel dari kelas eksperimen dan kelas kontrol, siswa dengan kreativitas belajar matematika tinggi, sedang, dan rendah berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Uji homogenitas diperoleh simpulan masing-masing sampel dari model pembelajaran dan minat belajar matematika berasal dari populasi homogen. Berdasarkan perhitungan uji analisis variansi dua jalan dengan sel tak sama pada pengujian pengaruh model pembelajaran terhadap prestasi belajar diperoleh F obs = 4,34, dengan DK a = { F F > 4,02 }. Oleh karena F obs lebih besar dari F tabel, sehingga F obs DK a. Ini berarti keputusan uji yang diambil adalah H 0A ditolak. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh model pembelajaran terhadap prestasi belajar matematika pada materi aritmatika sosial. Selanjutnya, dengan memperhatikan rataan marginal dari kedua model pembelajaran ini dapat diambil kesimpulan bahwa prestasi belajar matematika siswa yang dikenai model Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika (JPMM) Solusi Vol.II No.1 Januari 2018 29

pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan pendekatan problem posing lebih baik jika dibandingkan dengan prestasi belajar matematika siswa yang dikenai model pembelajaran langsung. Hipotesis pertama dalam penelitian ini menyatakan bahwa pada kelas yang dikenai model pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan pendekatan problem posing memiliki prestasi belajar matematika lebih baik dibandingkan dengan kelas yang dikenai model pembelajaran langsung. Hal ini berarti sesuai dengan hipotesis pertama dalam penelitian ini. Kesesuaian hipotesis dengan keputusan uji penelitian dikarenakan selama proses pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan pendekatan problem posing, siswa menjadi lebih aktif dalam bertanya dan berdiskusi, baik kepada guru atau dengan teman kelompoknya. Kondisi ini menyebabkan siswa menjadi lebih percaya diri dalam mengerjakan soal matematika yang diberikan. Berdasarkan perhitungan uji analisis variansi dua jalan dengan sel tak sama pada pengujian kreativitas belajar matematika terhadap prestasi belajar matematika diperoleh F obs = 7,83, dengan DK b = { F F > 3,16 }. Oleh karena F obs lebih besar dari F tabel, sehingga F obs DK b. Ini berarti keputusan uji yang diambil adalah H 0B ditolak, sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh kreativitas belajar matematika terhadap prestasi belajar matematika pada materi aritmatika sosial. Setelah dilakukan uji komparasi ganda antarkolom diperoleh kesimpulan bahwa pada kelompok siswa dengan kategori kreativitas belajar matematika tinggi dan kategori siswa dengan kreativitas belajar sedang tidak terdapat perbedaan prestasi belajar matematika di antara keduanya. Ini berarti siswa dengan kreativitas belajar matematika tinggi memberikan prestasi belajar matematika sama baiknya dengan siswa dengan kreativitas belajar matematika sedang. Simpulan ini tidak sesuai dengan hipotesis peneliti yang menyatakan bahwa siswa dengan kreativitas belajar matematika tinggi memberikan prestasi belajar matematika yang lebih baik dibandingkan matematika sedang. Selanjutnya, berdasarkan hasil uji komparasi ganda pada kelompok siswa dengan kategori kreativitas belajar matematika tinggi dan kategori siswa dengan kreativitas belajar rendah dapat ditarik kesimpulan bahwa terdapat perbedaan prestasi belajar matematika secara signifikan antara siswa yang memiliki kreativitas belajar matematika tinggi dan siswa yang memiliki kreativitas belajar matematika rendah. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa siswa dengan kreativitas belajar matematika tinggi memberikan prestasi belajar yang lebih baik dibandingkan dengan siswa dengan kreativitas belajar matematika rendah. Kondisi ini sesuai dengan hipotesis peneliti yang menyatakan bahwa siswa dengan kreativitas belajar matematika tinggi akan memiliki prestasi belajar matematika lebih baik dengan siswa dengan kreativitas belajar matematika rendah. Dari uji komparasi ganda pada kelompok siswa dengan kategori kreativitas belajar matematika sedang dan kategori siswa dengan kreativitas belajar rendah dapat diambil kesimpulan bahwa terdapat perbedaan prestasi belajar matematika antara siswa yang memiliki kreativitas belajar matematika sedang dan siswa yang memiliki kreativitas belajar matematika rendah. Ini berarti siswa dengan kreativitas belajar matematika sedang memberikan prestasi belajar matematika yang berbeda dengan siswa dengan kreativitas belajar matematika rendah. Simpulan ini sesuai dengan hipotesis peneliti yang menyatakan bahwa siswa dengan kreativitas belajar matematika sedang memberikan prestasi belajar matematika yang lebih baik dibandingkan matematika rendah. Berdasarkan perhitungan uji analisis variansi dua jalan dengan sel tak sama pada pengujian pengaruh kreativitas belajar 30 Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika (JPMM) Solusi Vol.II No.1 Januari 2018

matematika terhadap prestasi belajar matematika ditinjau dari model pembelajaran menghasilkan F obs = 0,75, dengan DK ab = { F F > 3,16 }. Oleh karena F obs lebih besar dari F tabel, sehingga F obs DK ab. Ini berarti keputusan uji yang diambil adalah H 0AB diterima. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat interaksi antara model pembelajaran dengan kreativitas belajar matematika terhadap prestasi belajar matematika pada materi aritmatika sosial. Tidak adanya interaksi pada penelitian ini memberikan arti bahwa kedua model pembelajaran memberikan hasil pembandingan prestasi belajar matematika yang konsisten pada masing-masing tingkatan kategori kreativitas. Tidak adanya interaksi pada penelitian ini juga dapat dijelaskan bahwa pada kelompok siswa yang dikenai model pembelajaran STAD dengan pendekatan problem posing, siswa dengan kreativitas belajar matematika tinggi tidak terdapat perbedaan prestasi belajar dari siswa dengan kreativitas belajar matematika sedang, siswa dengan kreativitas belajar matematika sedang memperoleh prestasi belajar matematika lebih baik dibandingkan matematika rendah, siswa dengan kreativitas belajar matematika tinggi memperoleh prestasi belajar matematika lebih baik dibandingkan dengan siswa dengan kreativitas belajar matematika rendah. Sementara itu, pada kelompok siswa yang dikenai model pembelajaran langsung, siswa dengan kreativitas belajar matematika tinggi tidak terdapat perbedaan prestasi belajar dari siswa dengan kreativitas belajar matematika sedang, siswa dengan kreativitas belajar matematika sedang memperoleh prestasi belajar matematika lebih baik dibandingkan matematika rendah, siswa dengan kreativitas belajar matematika tinggi memperoleh prestasi belajar matematika lebih baik dibandingkan dengan siswa dengan kreativitas belajar matematika rendah. ISSN 2614-0357 Simpulan ini tidak sesuai dengan hipotesis yang diajukan. Pada hipotesis diprediksikan bahwa dalam model pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan pendekatan problem posing, siswa dengan kreativitas belajar matematika tinggi diprediksikan akan mampu memperoleh prestasi belajar matematika yang lebih baik dari siswa dengan kreativitas belajar matematika sedang dan rendah, sedangkan siswa dengan kreativitas belajar sedang akan memperoleh prestasi belajar matematika lebih baik dari siswa dengan kreativitas belajar matematika rendah. Sementara dalam model pembelajaran langsung, siswa dengan kreativitas belajar matematika tinggi akan memiliki prestasi belajar matematika yang sama baiknya dengan siswa yang memiliki kreativitas belajar sedang dan rendah. Berdasarkan perhitungan uji analisis variansi dua jalan dengan sel tak sama pada pengujian pengaruh model pembelajaran terhadap prestasi belajar matematika ditinjau dari kreativitas belajar matematika menghasilkan F obs = 0,75, dengan DK ab = { F F > 3,16 }. Oleh karena F obs lebih besar dari F tabel, sehingga F obs DK ab. Ini berarti keputusan uji yang diambil adalah H 0AB diterima. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat interaksi antara model pembelajaran dengan kreativitas belajar matematika terhadap prestasi belajar matematika pada materi aritmatika sosial. Tidak adanya interaksi pada penelitian ini memberikan arti bahwa ketiga kategori kreativitas belajar matematika memberikan hasil pembandingan yang konsisten pada masing-masing model pembelajaran. Pada kategori siswa dengan kreativitas belajar matematika tinggi, tidak adanya interaksi ini berakibat pada siswa yang dikenai model pembelajaran STAD dengan pendekatan problem posing memperoleh prestasi belajar matematika lebih baik dibandingkan dengan siswa yang dikenai model pembelajaran langsung. Kondisi ini tidak sesuai dengan hipotesis Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika (JPMM) Solusi Vol.II No.1 Januari 2018 31

yang diajukan oleh peneliti. Dalam hipotesisnya, peneliti menuliskan hipotesis bahwa pada kategori siswa dengan kreativitas belajar matematika tinggi, siswa akan memperoleh prestasi belajar matematika yang sama baiknya, baik dengan model pembelajaran STAD dengan pendekatan problem posing maupun dengan model pembelajaran langsung. Selanjutnya, pada kategori siswa dengan kreativitas belajar matematika sedang, tidak adanya interaksi berarti pada siswa yang dikenai model pembelajaran STAD dengan pendekatan problem posing memperoleh prestasi belajar matematika lebih baik dibandingkan dengan siswa yang dikenai model pembelajaran langsung. Hal ini sesuai dengan hipotesis yang telah dituliskan bahwa pada kategori siswa dengan kreativitas belajar matematika sedang, siswa akan memperoleh prestasi belajar matematika lebih baik bila dikenai model pembelajaran STAD dengan pendekatan problem posing bila dibandingkan dengan siswa yang dikenai model pembelajaran langsung. Sementara itu, pada kategori siswa dengan kreativitas belajar matematika rendah, tidak adanya interaksi ini berarti pada siswa yang dikenai model pembelajaran STAD dengan pendekatan problem posing memperoleh prestasi belajar matematika lebih baik dibandingkan dengan siswa yang dikenai model pembelajaran langsung. Hasil ini sesuai dengan hipotesis peneliti yang menyatakan bahwa pada kategori siswa dengan kreativitas rendah, siswa akan memperoleh prestasi belajar matematika lebih baik bila dikenai model pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan pendekatan problem posing bila dibandingkan dengan siswa yang dikenai model pembelajaran langsung. PENUTUP Simpulan dan Saran 1. Model pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan pendekatan problem posing menghasilkan prestasi belajar yang lebih baik dibandingkan dengan model pembelajaran langsung. 2. Siswa dengan kreativitas belajar matematika tinggi mempunyai prestasi belajar matematika sama baiknya dengan siswa dengan kreativitas belajar matematika sedang. Siswa dengan kreativitas belajar matematika tinggi mempunyai prestasi belajar yang lebih baik dibandingkan dengan siswa dengan kreativitas belajar matematika rendah. Siswa dengan kreativitas belajar matematika sedang mempunyai prestasi belajar yang lebih baik dibandingkan matematika rendah. 3. Pada model pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan pendekatan problem posing dan model pembelajaran langsung, siswa dengan kreativitas belajar matematika tinggi mempunyai prestasi belajar matematika sama baiknya dengan siswa dengan kreativitas belajar matematika sedang, siswa dengan kreativitas belajar matematika tinggi mempunyai prestasi belajar yang lebih baik dibandingkan dengan siswa dengan kreativitas belajar matematika rendah, dan siswa dengan kreativitas belajar matematika sedang mempunyai prestasi belajar yang lebih baik dibandingkan matematika rendah. 4. Pada setiap kategori kreativitas belajar matematika, siswa yang dikenai model pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan pendekatan problem posing memberikan prestasi belajar matematika yang lebih baik dibandingkan dengan siswa yang dikenai model pembelajaran langsung pada materi aritmatika sosial. Berdasarkan simpulan di atas, peneliti memberikan saran di antaranya: 1. Bagi Guru Hasil penelitian menunjukkan bahwa siswa yang dikenai model pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan pendekatan problem posing memperoleh prestasi 32 Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika (JPMM) Solusi Vol.II No.1 Januari 2018

belajar matematika yang lebih baik daripada siswa yang dikenai model pembelajaran langsung di setiap kategori kreativitas belajar matematika pada materi aritmatika sosial. Oleh karena itu, sebagai alternatif dalam proses pembelajaran di kelas, guru dapat menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan pendekatan problem posing sebagai pengganti dari model pembelajaran langsung. 2. Bagi Peneliti Lain Hasil penelitian menunjukkan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan pendekatan problem posing memberikan prestasi belajar matematika lebih baik dibandingkan dengan model pembelajaran langsung. Oleh karena itu, peneliti menyarankan kepada peneliti lain untuk mengembangkan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan pendekatan problem posing pada materi lain dan menggunakan model pembelajaran lain dalam menyampaikan materi aritmatika sosial dengan mempertimbangkan karakteristik materi, serta kelebihan dan kelemahan model pembelajaran tersebut. Volume 27 No. 3, May 1996. p. 293-309. [4] Slavin, R. E. (2008). Cooperative Learning. Bandung: Nusa Media. [5] Sugiyanto. (2009). Model-model Pembelajaran Inovatif. Surakarta: Penerbit Panitia Sertifikasi Guru Rayon 13 FKIP Surakarta. DAFTAR PUSTAKA [1] National Council of Teachers of Mathematics. (2000). Principles and Standards for School Mathematics. USA. NCTM. [2] Silver, E. A. & Cai, J. (1996). An Analysis of Arithmetic Problem Posing by Middle School Students. Journal for Research in Mathematics Education, Volume 27. No. 5, p. 521-539. [3] Silver, E. A., Down, J.M., Leung, S.S., & Kenny, P.A. (1996). Posing Mathematical Problems: An Exploratory Study. Journal for Research Mathematics Education, Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika (JPMM) Solusi Vol.II No.1 Januari 2018 33