II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Deskripsi Tanaman Gonda Tanaman gonda dalam bahasa jawa disebut gondo atau orang barat menyebutnya chikenspike termasuk dalam keluarga Sphenocleaceae. Klasifikasi taksonomi dijelaskan sebagai berikut : Nama ilmiah Divisi Sub divisi Kelas Ordo Famili Genus Spesies : Sphenoclea zeylanica Gaertn. : Spermathophyta : Angiospermae : Dicotyledonae : Solanales : Sphenocleaceae : Sphenoclea : Sphenoclea zeylanica Tanaman gonda merupakan tanaman herba yang tergolong tanaman setahun. Tinggi tanaman muda berkisar antara 10 15 cm dan tanaman dewasa kisaran 70 120 cm (Permadi, 2015). Batang tanaman gonda berwarna hijau muda tua dengan sifat permukaan batang licin (tanpa bulu), bentuk batang bulat - bersegi, berongga, dan tumbuh tegak. Cabang terdiri atas cabang primer, sekunder, tersier, dan kuarter. Memiliki daun tunggal, sifat permukaan daun licin, tulang daun menyirip, bentuk daun memanjang - lanset. Memiliki akar tunggang, berwarna putih coklat, dan keadaan akar berserat. Bunga tanaman gonda berbentuk bulir yang tersusun atas 4
5 bunga dan buah tunggal. Tanaman gonda memiliki bunga hermaprodit berukuran ± 2 mm, kelopak menyatu berjumlah 5 helai yang berbentuk bulat telur bundar, dan mahkota menyatu berwarna putih dengan panjang 1,5 mm. Biji berbentuk lonjong, berwarna coklat kuning, dan terdapat pada ruang buah (Gambar 2.1). A E C D F Gambar 2.1 Tanaman Gonda (A), Batang (B), Akar (C), Daun (D), Bunga (E), dan Biji dalam Buah (F) (Foto : Prosperi (2007) dan Reddy(2014) 2.2. Syarat Tumbuh Tanaman Gonda Tanaman gonda hampir tumbuh di daerah dataran rendah yang memiliki ketinggian tempat 0 300 m di atas permukaan laut (dpl) dan umumnya tumbuh di tepi sungai, parit, rawa, saluran irigasi dan sawah. Tanaman gonda dapat tumbuh dan berproduksi baik bila ditanam pada tanah lembab bertekstur liat berpasir, seperti tanah persawahan basah dekat dengan pesisir pantai. Tanaman gonda di dataran tinggi pertumbuhannya lamban dan tidak berproduksi secara optimum. Umumnya lamban dalam perkecambahan, perkembangan bibit, menunjukan kekerdilan saat dewasa, banyak cabang, berbunga lebih awal, dan turunnya kualitas hasil panen.
6 2.3. Panen dan Pascapanen Pemanenan yang baik dan benar pada tanaman gonda adalah awal yang penting untuk mempertahankan kualitas sampai ke tangan konsumen. Sayuran gonda mempunyai standar kualitas yang baik dengan memperhatikan umur tanaman, cara pemanenan, dan waktu pemanenan. Pemanenan gonda dilakukan pada umur 20 hari tanam. Cara panen dengan pencabutan, waktu panen pada sore hari. Penanganan pascapenen yang selanjutnya pemilihan (sorting), pemotongan bagian- bagian yang tidak penting (trimming), pemilihan berdasarkan mutu (grading), dan pengikatan (buching), dan pendinginan awal (precooling) (Winarno, 2001). 2.3. Pre-cooling Pre-cooling, yaitu pendinginan cepat untuk mengambil panas sensible, sebelum produk mengalami transportasi atau penyimpanan. Suhu produk diturunkan dalam waktu beberapa jam, sehingga produk tetap segar. Pre-cooling dapat menurunkan aktivitas metabolisme dari produk yang dipanen seperti laju respirasi dan produksi gas etilen (Etan et al., 2006). Menurut Muchtadi (1992), menerangkan bahwa ada 3 metode yang biasanya digunakan untuk perlakuan pre-cooling yaitu: air cooling (pendinginan udara), hydro cooling (pendinginan dengan air) dan vacuum cooling (pendinginan dengan ruang vakum). Menurut Brook (2006), hidro cooling merupakan pendinginan awal yang dilakukan dengan air dingin, baik disemprotkan ke atas sayuran maupun dengan cara tanaman dibenamkan. Waktu yang diperlukan sangat bervarisi, 5 jam kurang lebih, tetapi mungkin pula lebih dari 24 jam. Jadi fungsi pre-cooling adalah menunda
7 penuaan dan pematangan (pelunakan dan perubahan-perubahan warna serta tekstur). Pre-cooling dilakukan segera setelah panen dan metode yang umum digunakan adalah pendinginan dengan hidro cooling. Metode ini memanfaatkan sifat sifat es yang dapat menyerap panas dengan suhu 0 ºC (Cahyaningsih, 2002). 2.4. Suhu Penyimpanan Tanaman gonda merupakan komditi yang mudah rusak mempunyai ciri kehilangan air, dan laju respirasi yang tinggi. Kondisi tersebut dapat menurunkan kualitas selama penyimpanan. Penurunan kualitas tersebutdapat diupayakan dengan teknik pengemasan dan penyimpanan. Penyimpanan dingin merupakan salah satu upaya untuk menghambat turunnya kualitas sayuran. Pendinginan akan mengurangi kelayuan serta kehilangan air, menurunkan laju reaksi kimia, dan laju pertumbuhan mikroba pada bahan yangn akan disimpan. Menurut Elsa (2010), terdapat anggapan bahwa penyimpanan dingin akan mempercepat kerusakan setelah dari tempat penyimpanan bersangkutan. Hal ini tidak benar kecuali tempat atau ruang simpan dingin kondisingan lewat batas (suhu terlalu rendah, kelembaban terlalu tinggi) terutama bagi komoditi yang sangat peka terhadap dingin. Pada suhu dingin proses tersebut dihambat sehingga umur simpan sayuran lebih panjang. umur simpan yang panjang dan aman dari infeksi penyakit pada sayur akan diperoleh bilamana penyimpanan dingin disertai dengan udara penyimpanan. Proses respirasi yang mengendalikan kehilangan air dan kelayuan pada sayur dapat lebih dihambat dengan penyimpanan dingin yang disertai penurunan kadar oksigen dan kadar karbondioksida dalam ruang penyimpanan. Suhu adalah faktor sangat
8 penting yang paling berpengaruh terhadap laju kemunduran dari komoditi pascapanen. Setiap peningkatan 10 ºC laju kemunduran meningkat dua sampai tiga kali. Komoditi yang dihadapkan pada suhu yang tidak sesuai dengan suhu penyimpanan optimal, menyebabkan terjadinya berbagai kerusakan fisiologis. Suhu juga berpengaruh terhadap peningkatan produksi etilen, penurunan O 2 dan peningkatan CO 2 yang berakibat tidak baik terhadap komoditi. Perkecambahan spora dan laju pertumbuhan mikroorganisme lainnya sangat dipengaruhi oleh suhu. Kelembaban ruang adalah salah satu penyebab kehilangan air setelah panen. Kehilangan air berarti kehilangan berat dan kenampakan. Kehilangan air tidak dapat dihindarkan namun dapat ditoleransi. Tanda-tanda kehilangan air bervariasi pada produk yang berbeda, dan tanda-tanda kerusakan baru tampak saat jumlah kehilangan air berbeda-beda pula. Umumnya tanda-tanda kerusakan jelas terlihat bila kehilangan air antara 3-8% dari beratnya.