BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumah sakit merupakan tempat umum dimana banyak orang melakukan kegiatan baik secara insentil maupun secara terus menerus. Mengingat banyaknya orang yang melakukan kegiatan akan berhungan langsung terhadap banyaknya limbah yang dihasilkan, khususnya limbah cair. Menurut Americana Hospital Association, batasan rumah sakit adalah suatu organisasi tenaga medis profesional yang terorganisasi serta sarana kedokteran yang permanen yang menyelenggarakan pelayanan kedokteran, asuhan keperawatan yang berkesinambungan, diagnosis serta pengobatan penyakit yang diderita pasien (Adisasmito, 2007). Rumah sakit merupakan bagian dari sistem pelayanan kesehatan secara keseluruhan yang memberikan pelayanan kuratif maupun preventif, serta menyelenggarakan pelayanan rawat jalan dan rawat inap juga perawatan dirumah. Disamping itu, rumah sakit juga berfungsi sebagai tempat pendidikan tenaga ksehatandan tempat penelitian. Oleh karena itu agar dapat menjalankan fungsinya dengan baik, rumah sakit harus bisa bekerja sama dengan instansi lain di wilayahnya, baik instansi kesehatan maupun non kesehatan (Adisasmito, 2007). Rumah sakit sebagai sarana upaya perbaikan kesehatan yang melaksankan pelayanan kesehatan sekaligus sebagai lembaga pendidikan tenaga ksehatan dan penelitian, ternyata memiliki dampak positif dan negatif terhadap lingkungan sekitarnya. Rumah sakit dalam meyelenggarakan upaya pelayanan rawat jalan, 1
2 rawat inap, pelayanan gawat darurat, pelayanan medik menggunakan teknologi yang dapat mempengaruhi lingkungan sekitarnya. Rumah sakit menghasilkan berbagai macam limbah yang berasal dari kegiatan rumah sakit yang berupa limbah cair, padat dan gas. Hal ini mempunyai konsukuensi perlunya pengelolaan limbah rumah sakit sebagai bagian dari kegiatan penyehatan lingkungan rumah sakit yang bertujuan untuk melindungi masyarakat dari bahaya pencemaran lingkungan yang bersumber dari limbah rumah sakit. Limbah cair rumah sakit adalah semua limbah cair yang berasal dari kegiatan rumah sakit yang kemungkinan mengandung mikroorganisme, bahan kimia beracun dan radio aktif. Ukuran, fungsi dan kegiatan rumah sakit mempengaruhi kondisi air limbah yang dihasilkan. Secara umum air limbah mengandung buangan pasien, bahan otopsi, sisa makanan dari dapur, limbah laundry, limbah laboratorium, dll (Adisasmito, 2007). Upaya pengelolaan limbah rumah sakit dapat dilaksanakan dengan menyiapkan perangkat lunaknya berupa peraturan, pedoman dan kebijakan yang mengatur pengelolaan dan peningkatan kesehatan dilingkungan rumah sakit. Berbicara perumah sakitan di Indoniesia, saat ini terdapat tuntutan yang semakin meningkat terhadap pelayanan kesehatan yang bermutu sehingga mengakibatkan persaingan yang semakin keras diantara semua provider pelayanan kesehatan untuk meningkatkan kualitas maupun kuantitas pelayanan kesehatan. Berdasarkan SKRT 2004 diketahui bahwa fasilitas kesehatan yang banyak dimanfaatkan penduduk untuk berobat jalan adalah puskesmas (36%) praktik petugas kesehatan lain (24%) dan praktik dokter (23%). Sementara itu, fasilitas
3 rawat inap yang banyak dimanfaatkan penduduk indonesia adalah rumah sakit pemerintah (38%), rumah sakit swasta (35%), dan puskesmas (11%). Dari data tersebut dapat dilihat bahwa rumah sakit pemerintah menjadi pilihan sebagian besar masyarakat ketika harus dirawat inap, menyusul kemudian rumah sakit swasta. Hal ini terjadi karena di Indonesia, puskesmas dengan rawat inap masih jarang sehingga alternatif lainnya adalah kerumah sakit pemerintah yang tarifnya relatif lebih murah dari pada rumah sakit swasta. Oleh karena itu, seharusnya rumah sakit dapat meningkatkan mutu dan akses pelayanan kepada masyarakat secara lebih berkualitas. Berdasarkan data, di Indonesia sampai tahun 2002 terdapat sebanyak 1.215 buah rumah sakit dengan jumlah tempat tidur 130.214. Bila dilihat menurut pengelolanya, yang terbanyak adalah rumah sakit milik swasta/yayasan dengan jumlah 605 buah dengan jumlah tempat tidur 48.971. Hasil studi pengolahan limbah rumah sakit di Indonesia menunjukkan dan hanya 53,4% rumah sakit yang melaksanakan pengelolaan limbah cair dan dari rumah sakit yang mengelola limbah tersebut 51,1% melakukan dengan IPAL dan septic tank dan sisanya hanya menggunakan septic tank. Pemeriksaan kualitas limbah hanya dilakukan oleh 57,5% rumah sakit dan dari rumah sakit yang melakukan pemeriksaan tersebut sebagian besar telah memenuhi syarat baku mutu (63%). Berdasarkan survei pendahluan yang dilakukan oleh peneliti, air limbah pada bak effluent masih kelihatan keruh walaupun sudah dilakukan pengolahan. Air yang keruh sering kali merupakan petunjuk awal terjadinya polusi di suatu perairan. Berdasarkan permasalahan diatas, maka penulis tertarik melakukan
4 penelitian tentang Analisis Pengelolaan limbah cair di Rumah Sakit X kota Medan tahun 2016, untuk mengetahui pengelolaan limbah cair mulai dari sumber limbah hingga pengolahan akhir, sumber daya yang tersedia dalam pengolahan limbah cair dan hasil pengolahan limbah cair di rumah sakit X kota Medan. 1.2 Rumusan Masalah Air limbah pada bak effluent masih kelihatan keruh walaupun sudah dilakukan pengolahan. Berdasarkan uraian diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana sistem pengelolaan limbah cair di rumah sakit X kota Medan. Hasil pengolahan limbah cair rumah sakit akan dibandingkan dengan Permen LH nomor 5 tahun 2014 tentang baku mutu limbah cair. 1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum Untuk mengetahui sistem pengelolaan limbah cair di rumah sakit X kota Medan tahun 2016. 1.3.2 Tujuan Khusus 1. Untuk mengetahui sumber daya yang digunakan dalam pengolahan limbah cair rumah sakit X kota Medan, yaitu tenaga/petugas, dana, sarana dan prasarana. 2. Untuk mengetahui input dari pengelolaan limbah cair rumah sakit X kota Medan yang meliputi air limbah sebelum diolah,
5 3. Untuk mengetahui proses dari pengolahan limbah cair rumah sakit X kota Medan yang meliputi pengolahan primer, sekunder, tresier dan penambahan desinfektan. 4. Untuk mengetahui ouput dari pengelolaan limbah cair rumah sakit X kota Medan, memenuhi syarat atau tidak dengan melakukan peneriksaan terhadap Total Coliform, suhu, ph, BOD, COD, TSS, dan membandingkan dengan Permen LH No.5 tahun 2014 tentang baku mutu air limbah. 1.4.1 Manfaat Penelitian 1. Untuk meningkatkan pengetahuan dan pengalaman penulis tentang pengelolaan limbah cair di rumah sakit. 2. Untuk bahan evaluasi bagi tenaga sanitasi yang mengelola limbah cair rumah sakit. 3. Untuk bahan masukan bagi rumah sakit X kota Medan dalam meningkatkan pelayanan penunjang nonmedik di rumah sakit. 4. Untuk mengetahui input, proses dan output pengelolaan limbah cair rumah sakit X kota Medan.