I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Persaingan dalam dunia bisnis yang semakin kompetitif menuntut setiap perusahaan untuk dapat mengelola sumber daya yang dimilikinya secara lebih efektif dan efisien sehingga menjadi perusahaan yang berdaya saing, tidak hanya mampu menghasilkan laba yang tinggi tetapi juga mampu bertahan bahkan memenangkan persaingan bisnis tersebut. Sebagai salah satu sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan, sumber daya manusia memegang peranan yang sangat penting. Kinerja suatu perusahaan sangat dipengaruhi oleh kualitas atau mutu dan juga kinerja yang dihasilkan oleh sumber daya manusia atau karyawan yang dimilikinya. Kinerja yang baik dari karyawan dapat meningkatkan kinerja perusahaan tersebut sehingga dapat mencapai tujuan perusahaan. Untuk dapat mendayagunakan sumber daya manusia yang dimilikinya dengan baik sehingga dapat menghasilkan kinerja yang optimal, perusahaan diharapkan dapat mengelola dan memanajemeninya dengan baik pula. Salah satu kegiatan manajemen yang dapat dilakukan perusahaan adalah manajemen kinerja. Sistem manajemen kinerja mengacu pada elemen kunci dari kinerja diantaranya sistem penilaian kinerja serta tujuan kinerja dan pengembangan karir. Sebagai salah satu elemen kunci dari kinerja, sistem penilaian kinerja diharapkan mampu mereprestasikan kepentingan perusahaan dan mewujudkan kepuasan kerja dari karyawannya serta membantu pengembangan karyawan. Menurut Shen (2005), sistem penilaian kinerja juga merupakan suatu wujud perhatian perusahaan dalam menghargai dan mengapresiasi karyawan yang bermutu dan berprestasi. Selain 1
itu, penilaian kinerja juga bermanfaat bagi pengembangan manajemen perusahaan. Motivasi karyawan untuk bekerja, mengembangkan kemampuan pribadi, dan meningkatkan kemampuan di masa mendatang dipengaruhi oleh umpan balik mengenai kinerja masa lalu dan pengembangan. Sistem penilaian kinerja memberikan mekanisme penting bagi manajemen untuk digunakan dalam menjelaskan tujuan-tujuan dan standar-standar kinerja dan untuk memotivasi kinerja individu di waktu berikutnya (Simamora, 1995). Sistem penilaian kinerja yang efektif dan minim dari bias-bias penilaian, dapat meningkatkan kepuasan kerja karyawan yang dinilai, karena karyawan merasa apa yang mereka kerjakan dan hasilkan selama ini mendapatkan apresiasi dan penghargaan dari perusahaannya. Namun sebaliknya, semakin tidak efektifnya sistem penilaian kinerja, dapat menurunkan kepuasan karyawan, yang berdampak pada penurunan kinerja karyawan dan pada akhirnya dapat menyebabkan penurunan kinerja perusahaan. Perusahaan yang memiliki teknik dan prosedur penilaian kinerja bukanlah jaminan bahwa proses tersebut akan efektif. Agar efektif, manajer dan bawahan harus memiliki persepsi yang sama mengenai tujuan dan fungsi dari proses penilaian kinerja, serta keyakinan bersama bahwa penilaian tersebut berguna bagi masing-masing pihak (Longenecker, 1992). Menurut Mangkuprawira (2009), fenomena lain yang sering dijumpai adalah kurangnya perhatian perusahaan dalam menghargai karyawan yang bermutu. Padahal mutu sumber daya manusia yang tinggi umumnya diikuti dengan kinerja yang tinggi pula. Pihak manajemen berpendapat melakukan 2
sesuatu pekerjaan dengan bermutu sudah menjadi kewajiban bagi setiap karyawannya, sehingga kebanyakan karyawan yang bermutu atau kinerjanya di atas standar perusahaan diperlakukan tidak adil, seperti tidak diikuti dengan pengembangan karir. Padahal adanya kepastian karir yang jelas akan mendorong setiap karyawan untuk meningkatkan kinerjanya. Pengembangan karir pada dasarnya merupakan kebutuhan bagi setiap karyawan. Pada umumnya karyawan akan bertahan dan memberikan kinerja yang optimal pada perusahaan yang memberikan kenyamanan kerja dan juga pengembangan karir yang jelas bagi karyawannya. Pengembangan karir harus dapat memberikan kepastian kepada karyawan, obyektif, lebih transparan dan terjamin serta dapat menumbuhkan dan mengembangkan semua kemampuan, intelektual, wawasasan, motivasi, dan dedikasi karyawan pada posisi pekerjaan yang diemban. Salah satu cara yang dapat mendukung objyektivitas dalam pengembangan karir adalah adanya sistem penilaian kinerja yang jelas dan transparan. PT Bukit Asam Persero Tbk (PTBA) merupakan salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak di bidang pertambangan batubara. Dalam rangka memenangkan persaingan bisnis, perusahaan yang memiliki dua segmen usaha yakni batubara dan briket ini mengutamakan kepuasan pelanggan sebagai salah satu strateginya. Oleh karena itulah perusahaan memerlukan SDM yang handal dan memiliki kualitas serta kinerja yang baik. Sebagai salah satu perusahan pertambangan batubara yang cukup terkemuka di Indonesia, perusahaan senantiasa memberikan perhatian khusus kepada karyawannya, karena perusahaan menyadari pentingnya kontribusi sumber daya manusia yang dimilikinya terhadap 3
pencapaian tujuan perusahaan. Salah satu cara perusahaan untuk meningkatkan kinerja dan juga motivasi karyawannya adalah dengan mengadakan penilaian kinerja. Berdasarkan observasi dan wawancara pra penelitian dengan pihak manajemen dan karyawan di kantor pusat PTBA serta dilihat dari laporan hasil survey kepuasan karyawan terhadap program SDM, permasalahan sumber daya manusia yang dihadapi oleh PTBA saat ini adalah adanya kekecewaan dan kurang puasnya karyawan terhadap sistem penilaian kinerja yang dilakukan oleh perusahaan yang mengakibatkan tidak optimalnya karyawan dalam bekerja. Kekecewaan tersebut seperti tidak tegasnya penerapan penilaian kinerja di PTBA, seperti pemberian punishment bagi karyawan yang memiliki kinerja yang buruk dan award bagi karyawan dengan kinerja yang baik, sehingga tidak terdapat perbedaan antara karyawan dengan kinerja yang baik dan karyawan dengan kinerja yang kurang baik. Penilaian kinerja juga hanya dianggap sebagai kegiatan rutin dan formalitas saja, belum menjadi motivasi bagi karyawan untuk meningkatkan kinerja mereka. Oleh karena itulah, penulis merasa perlu mengangkat mengenai analisis efektivitas sistem penilaian kinerja dan juga hubungannya dengan pengembangan karir karyawan di PTBA ini. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian pada latar belakang di atas, maka rumusan permasalahan pada penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana persepsi karyawan kantor pusat PTBA terhadap sistem penilaian kinerja yang telah diterapkan oleh perusahaan? 4
2. Apakah sistem penilaian kinerja telah dirasakan efektif oleh karyawan di kantor pusat PTBA? 3. Adakah hubungan antara sistem penilaian kinerja dengan pengembangan karir karyawan di kantor pusat PTBA? 4. Langkah-langkah apa sajakah yang dapat dilakukan manajemen perusahaan untuk memperbaiki ataupun meningkatkan sistem penilaian kinerja dan juga pengembangan karir di kantor pusat PTBA? 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan uraian pada latar belakang dan perumusan masalah, maka penelitian ini bertujuan untuk: 1. Menganalisis persepsi karyawan kantor pusat PTBA terhadap sistem penilaian kinerja yang telah diterapkan oleh perusahaan. 2. Menganalisis apakah sistem penilaian kinerja telah dirasakan efektif atau belum oleh karyawan di kantor pusat PTBA. 3. Menganalisis hubungan antara sistem penilaian kinerja tersebut dengan pengembangan karir bagi karyawan di kantor pusat PTBA. 4. Merumuskan implikasi manajerial dalam rangka perbaikan dan peningkatan sistem penilaian kinerja dan pengembangan karir di kantor pusat PTBA. 1.4 Kegunaan Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi dan manfaat bagi berbagai pihak yaitu: 5
1. Bagi penulis, penelitian ini dapat menambah pengalaman dan latihan dalam menerapkan ilmu-ilmu manajemen sumber dayamanusia (MSDM) yang telah diperoleh selama kuliah. 2. Bagi Perusahaan, penelitian ini dapat menjadi referensi membantu perusahaan dalam mengambil keputusan pelaksanaan dan pengembangan sumber dayamanusia (SDM) secara optimal, agar terwujud perbaikkan mutu kinerja dan kepuasan karyawan dalam rangka pencapaian visi dan misi perusahaan serta persiapan menghadapi tantangan di masa mendatang. 3. Bagi pembaca, diharapkan dapat memberikan informasi mengenai penilaian kinerja, efektivitasnya, serta keterkaitannya dengan pengembangan karir. 1.5 Ruang Lingkup Penelitian Obyek penelitian ini dibatasi pada karyawan PT Bukit Asam (Persero), Tbk yang berada di kantor pusat, Tanjung Enim, Sumatera Selatan. Karyawan yang menjadi obyek penelitian ini mencakup karyawan dari 12 satuan kerja yang ada di kantor pusat tersebut, meliputi Satuan Pengawas Intern, Sistem Manajemen Perusahaan, Akuntansi dan Anggaran, Pendanaan dan Perbendaharaan, Teknologi Informasi, Analisa Evaluasi Operasi dan Produksi, Sumber Daya Manusia, Logistik, Umum dan Hubungan Eksternal, Rumah Sakit Bukit Asam, Hukum dan Administrasi Korporat, serta Kemitraan dan Bina Lingkungan. 6
Untuk Selengkapnya Tersedia di Perpustakaan MB-IPB