GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 86 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK SATUAN POLISI PAMONG PRAJA PROVINSI BALI

dokumen-dokumen yang mirip
SATUAN POLISI PAMONG PRAJA PROVINSI BALI PENDAHULUAN

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 85 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK BADAN KESATUAN BANGSA DAN POLITIK PROVINSI BALI

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 82 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIZINAN PROVINSI BALI

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 81 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PROVINSI BALI

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 84 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK BADAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK PROVINSI BALI

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 48 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK INSPEKTORAT PROVINSI BALI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 52 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH PROVINSI BALI

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 71 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK DINAS KEHUTANAN PROVINSI BALI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 79 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK BADAN PERPUSTAKAAN DAN ARSIP PROVINSI BALI

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 55 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PROVINSI BALI

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 78 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK BADAN LINGKUNGAN HIDUP PROVINSI BALI

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 59 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH PROVINSI BALI

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 47 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PROVINSI BALI

BUPATI GROBOGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI GROBOGAN NOMOR 71 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI JEMBRANA PROVINSI BALI PERATURAN BUPATI JEMBRANA NOMOR 43 TAHUN 2016 TENTANG

GUBERNUR BALI, Mengingat

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 67 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK DINAS PENDIDIKAN, PEMUDA DAN OLAHRAGA PROVINSI BALI

BUPATI WAY KANAN PROVINSI LAMPUNG

- 1 - DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MOJOKERTO,

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 64 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN PROVINSI BALI

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KLATEN,

BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 47 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PROVINSI BALI

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 53 TAHUN 2015 TENTANG

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 73 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN PROVINSI BALI

BERITA DAERAH KOTA SEMARANG PERATURAN WALIKOTA SEMARANG

WALIKOTA BATAM PROPINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN WALIKOTA BATAM NOMOR 43 TAHUN 2016 TENTANG

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 70 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK DINAS KESEHATAN PROVINSI BALI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 28 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR 20-G TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN URAIAN TUGAS JABATAN STRUKTURAL PADA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA WALIKOTA SURAKARTA,

BUPATI TAPIN PERATURAN BUPATI TAPIN NOMOR 17 TAHUN 2013 TENTANG URAIAN TUGAS UNSUR UNSUR ORGANISASI SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KABUPATEN TAPIN

BUPATI LUMAJANG PROVINSI JAWA TIMUR

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 49 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK SEKRETARIAT DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH PROVINSI BALI

BUPATI KENDAL PERATURAN BUPATI KENDAL NOMOR 49 TAHUN 2011 TENTANG

-2- Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Re

WALIKOTA BANDUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BANDUNG,

SATUAN POLISI PAMONG PRAJA

TUGAS POKOK DAN FUNGSI SATPOL PP

PERATURAN BUPATI KEPAHIANG NOMOR 16 TAHUN 2012 TENTANG PENJABARAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KABUPATEN KEPAHIANG

WALIKOTA MADIUN PERATURAN WALIKOTA MADIUN NOMOR 35 TAHUN 2013 TENTANG RINCIAN TUGAS DAN FUNGSI SATUAN POLISI PAMONG PRAJA WALIKOTA MADIUN,

BUPATI DEMAK PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI DEMAK NOMOR 46 TAHUN 2016 TENTANG

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 63 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK DINAS SOSIAL PROVINSI BALI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 88 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN BUPATI LUWU TIMUR NOMOR 8 TAHUN 2014 TENTANG TUGAS POKOK DAN RINCIAN TUGAS JABATAN STRUKTURAL PADA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KABUPATEN

-3- BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Gubernur ini, yang dimaksud dengan : 1. Daerah adalah Provinsi Bali.

BUPATI BULUKUMBA PROVINSI SULAWESI SELATAN

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 64 TAHUN 2008 TENTANG URAIAN TUGAS DAN FUNGSI SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KABUPATEN SITUBONDO

BUPATI KULON PROGO DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR 56 TAHUN 2016 TENTANG

Jalan Wastukancana Nomor 2 Telp. (022) Fax (022) Bandung, Provinsi Jawa Barat

URAIAN TUGAS DAN FUNGSI SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KOTA MADIUN No Jabatan Tugas :

PERATURAN BUPATI MUSI RAWAS NOMOR 11 TAHUN 2014 T E N T A N G PENJABARAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KABUPATEN MUSI RAWAS

Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 5 Ayat ( 3) Peraturan Daerah

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 81 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN BUPATI SRAGEN NOMOR 92 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KABUPATEN SRAGEN

WALIKOTA PADANG PROVINSI SUMATERA BARAT

BUPATI TANAH BUMBU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI TANAH BUMBU NOMOR TAHUN 2017 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN BEKASI

-2- Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679); 6. Undang-Un

PROVINSI BANTEN PERATURAN WALIKOTA TANGERANG SELATAN NOMOR 49 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH

BUPATI SUKAMARA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI SUKAMARA NOMOR 26 TAHUN 2016 TENTANG

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 105 TAHUN 2011 TENTANG

PERATURAN BUPATI PANDEGLANG NOMOR 31 TAHUN 2014 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KABUPATEN PANDEGLANG

-2- Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Ta

BUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR : 104 TAHUN 2013 TENTANG

WALIKOTA BANDUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BANDUNG,

GUBERNUR SUMATERA UTARA

-3- BAB IV FUNGSI BADAN Pasal 5 Dalam menyelenggarakan tugas pokok sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4, Badan mempunyai fungsi:

GUBERNUR JAMBI PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 26 TAHUN 2013 TENTANG URAIAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI SATUAN POLISI PAMONG PRAJA PROVINSI JAMBI

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 104 TAHUN 2011 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

W A L I K O T A Y O G Y A K A R T A PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 88 TAHUN 2008 TENTANG

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 43 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Dalam Negeri;

WALIKOTA MATARAM PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN WALIKOTA MATARAM NOMOR : 42 TAHUN 2016 TENTANG

-2- MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN GUBERNUR TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA DINAS SOSIAL PROVINSI BALI.

GUBERNUR PAPUA PERATURAN GUBERNUR PAPUA NOMOR 11 TAHUN 2011 TENTANG URAIAN TUGAS DAN FUNGSI SATUAN POLISI PAMONG PRAJA PROVINSI PAPUA

GUBERNUR BALI GUBERNUR BALI,

BUPATI BANYUWANGI PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 31 TAHUN 2009 TENTANG

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

PEMERINTAH KABUPATEN MALANG

GubernurJawaBarat GUBERNUR JAWA BARAT,

BERITA DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2008 NOMOR 29 SERI D PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 51 TAHUN 2008

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 82 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI BLORA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 70 TAHUN 2016 TENTANG

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 77 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK DINAS KEBUDAYAAN PROVINSI BALI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

-1- GUBERNUR BALI, Jdih.baliprov.go.id

WALIKOTA PAREPARE WALIKOTA PAREPARE PERATURAN WALIKOTA PAREPARE NOMOR 24 TAHUN 2011

BUPATI KARANGANYAR PERATURAN BUPATI KARANGANYAR NOMOR 12 TAHUN 2009 TENTANG

- 1 - WALIKOTA SURAKARTA PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR 45 TAHUN 2012 TENTANG

WALIKOTA PAREPARE PERATURAN WALIKOTA PAREPARE NOMOR 22 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN RINCIAN TUGAS ORGANISASI KECAMATAN

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 55 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI JEMBRANA PERATURAN BUPATI JEMBRANA NOMOR 60 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 96 TAHUN 2011 TENTANG

Gubernur Jawa Barat GUBERNUR JAWA BARAT,

PEMERINTAH KOTA MADIUN PERATURAN DAERAH KOTA MADIUN NOMOR 06 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA

BUPATI BARITO UTARA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

LAMPIRAN DAERAH KABUPATEN KARAWANG

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

-2- Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5657); 6. Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2014 tentang Administrasi

BUPATI KAPUAS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI KAPUAS NOMOR 45 TAHUN 2016 TENTANG

Transkripsi:

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 86 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK SATUAN POLISI PAMONG PRAJA PROVINSI BALI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BALI, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 172 Peraturan Daerah Provinsi Bali Nomor 4 Tahun 2011 tentang Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah Provinsi Bali, perlu menetapkan Peraturan Gubernur tentang Rincian Tugas Pokok Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Bali ; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 64 Tahun 1958 tentang Pembentukan Daerah-daerah Tingkat I Bali, Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1958 Nomor 115, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1649); 2. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Kepegawaian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1974 Nomor 55, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Republik Indonesia Nomor 3041) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Kepegawaian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 169, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3890); 3. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844);

2 4. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5234); 5. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737); 6. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 89, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4741); 7. Peraturan Daerah Provinsi Bali Nomor 1 Tahun 2008 tentang Urusan Pemerintahan Daerah Provinsi Bali (Lembaran Daerah Provinsi Bali Tahun 2008 Nomor 1); 8. Peraturan Daerah Provinsi Bali Nomor 4 Tahun 2011 tentang Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah Provinsi Bali (Lembaran Daerah Provinsi Bali Tahun 2011 Nomor 4, Tambahan Lembaran Daerah Provinsi Bali Nomor 4); MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN GUBERNUR TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK SATUAN POLISI PAMONG PRAJA PROVINSI BALI. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Gubernur ini yang dimaksud dengan: 1. Gubernur adalah Gubernur Bali. 2. Sekretaris Daerah adalah Sekretaris Daerah Provinsi Bali. 3. Satuan Polisi Pamong Praja adalah Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Bali. 4. Kepala Satuan Polisi Pamong Praja yang selanjutnya disebut Kepala Satuan adalah Kepala Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Bali.

3 BAB II TUGAS POKOK SATUAN Pasal 2 Satuan sebagai unsur pendukung tugas kepala daerah mempunyai tugas menegakkan Peraturan Daerah dan menyelenggarakan Ketertiban Umum dan Ketentraman Masyarakat serta Perlindungan Masyarakat. BAB III FUNGSI SATUAN Pasal 3 Satuan dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 menyelenggarakan fungsi: a. penyusunan program dan pelaksanaan penegakan Peraturan Daerah, penyelenggaraan ketertiban umum dan ketentraman masyarakat serta perlindungan masyarakat; b. pelaksanaan kebijakan penegakan Peraturan Daerah dan Peraturan Kepala Daerah; c. pelaksanaan kebijakan penyelenggaraan ketertiban umum dan ketentraman masyarakat di daerah; d. pelaksanaan kebijakan perlindungan masyarakat; e. pelaksanaan koordinasi penegakan Peraturan Daerah dan Peraturan Kepala Daerah, penyelenggaraan ketertiban umum dan ketentraman masyarakat dengan Kepolisian Negara Republik Indonesia, Penyidik Pegawai Negeri Sipil Daerah dan/atau aparatur lainnya; f. pengawasan terhadap masyarakat, aparatur, atau badan hukum agar mematuhi menaati Peraturan Daerah dan Peraturan Kepala Daerah; dan g. melaksanakan tugas lainnya yang diberikan oleh Kepala Daerah. BAB IV RINCIAN TUGAS KEPALA SATUAN Pasal 4 Kepala Satuan mempunyai tugas: a. mengkoordinasikan penyusunan rencana dan program kerja satuan Polisi Pamong Praja; b. mengkoordinasikan dan memberikan petunjuk Kepala Bidang dan Sekretaris; d. melaksanakan pengawasan urusan umum, kepegawaian, dan keuangan; e. menetapkan kebijakan terkait pelaksanaan tugas Satuan Polisi

4 Pamong Praja; f. menyusun langkah penyempurnaan kegiatan; g. melaksanakan sistem pengendalian kegiatan; h. melaksanakan tugas kedinasan lainnya yang ditugaskan oleh i. melaporkan hasil pelaksanaan tugas kepada Gubernur melalui Sekretaris Daerah. BAB V RINCIAN TUGAS SEKRETARIAT Bagian Kesatu Sekretaris Pasal 5 Sekretaris mempunyai tugas: a. menyusun rencana dan program kerja kesekretariatan; b. mengkoordinasikan rencana kegiatan Satuan dan menyusun program kerja; c. mengkoordinasikan Kepala Sub Bagian; d. menilai prestasi kerja bawahan; e. membimbing dan memberi petunjuk kepada Kepala Sub Bagian; f. melakukan koordinasi dengan para Kepala Bidang; g. melaksanakan dan mengawasi kegiatan pengelolaan urusan umum dan kepegawaian, penyusunan program dan keuangan Satuan; h. merangkum kegiatan Sekretariat dan Bidang berkaitan dengan keuangan, kepegawaian dan barang; i. menyusun langkah penyempurnaan kegiatan; k. melaksanakan tugas kedinasan lainnya yang ditugaskan oleh l. melaporkan hasil pelaksanaan tugas kepada Kepala Satuan. Bagian Kedua Kepala Sub Bagian Pasal 6 (1) Kepala Sub Bagian Kepegawaian mempunyai tugas: a. menyusun rencana dan program kerja Sub Bagian; c. menilai prestasi kerja kepada bawahan; d. membuat buku penjagaan pegawai; e. menyiapkan bahan dan membuat konsep usulan kepangkatan, pemindahan, mutasi, pemberhantian, pensiun, kenaikan gaji berkala, kartu pegawai, kartu istri dan kartu suami (karis/karsu), asuransi kesehatan,

5 tabungan asuransi pegawai negeri (Taspen), cuti dan penghargaan; f. membuat, menghimpun da memelihara Daftar Susunan Pegawai (DSP); g. menyiapkan blanko-blanko dibidang kepegawaian; h. membuat rekapitulasi absensi kepegawaian; i. menata dan menyimpan berkas kepegawaian; j. menyiapkan bahan penyusunan surat pernyataan menduduki jabatan, pernyataan melaksanakan tugas dan pengusulan penyesuaian pangkat/golongan; k. menyiapkan bahan telaahan, kajian dan analisis organisasi dan ketatalaksanaan, analisis jabatan dan pengukuran beban kerja serta menyiapkan bahan penyusunan program dan laporan realisasi WASKAT; l. mengurus administrasi perjalanan dinas pegawai; m. melaksanakan sistem pengendalian intern; n. melaksanakan tugas kedinasan lainnya yang ditugaskan oleh o. melaporkan hasil pelaksanaan tugas kepada Sekretaris. (2) Kepala Sub Bagian Keuangan dan Penyusunan Program mempunyai tugas: a. menyusun rencana dan program kerja Sub Bagian; b. menilai prestasi kerja bawahan; c. penyusunan perencanaan pembangunan; d. menyusun bahan kebijakan sebagai masukan dalam penyusunan perencanaan; e. mengkoordinasikan penyiapan bahan dan data rencana kerja dan anggaran Satuan; f. mengkoordinasikan penyusunan anggaran; g. melakukan monitoring pelaksanaan anggaran; h. melaksanakan sistem pengendalian intern; i. memberikan petunjuk kepada bawahan; j. melaksanakan tugas kedinasan lainnya yang ditugaskan oleh k. melaporkan hasil pelaksanaan tugas kepada Sekretaris. (3) Kepala Sub Bagian Umum mempunyai tugas: a. menyusun rencana dan program kerja Sub Bagian; c. menilai prestasi kerja kepada bawahan; d. mengelola, memelihara, dan mendistribusikan barang, serta menyiapkan bahan usulan penghapusan barang; e. memelihara gedung, perlengkapan kantor dan pertamanan, serta menjaga keamanan, ketertiban dan kebersihan lingkungan; f. mengelola urusan surat menyurat; g. melaksanaan kegiatan kerumahtanggaan; h. menyusun dan meneliti bahan penyusunan produk hukum, kehumasan dan keprotokolan Dinas; i. mencatat dan menghimpun peraturan perundang-undangan yang berlaku; k. melaksanakan tugas kedinasan lainnya yang ditugaskan

6 oleh l. melaporkan hasil pelaksanaan tugas kepada Sekretaris. BAB VI RINCIAN TUGAS BIDANG Bagian Kesatu Bidang Pengkajian dan Pengembangan Pasal 7 Kepala Bidang Pengkajian dan Pengembangan mempunyai tugas: a. menyusun rencana dan program kerja Bidang; b. mengkoordinasikan program kerja masing-masing seksi; c. mengkoordinasikan para Kepala Seksi; d. menilai prestasi kerja bawahan; e. membimbing dan memberi petunjuk kepada Kepala Seksi dan bawahan; f. menyusun rencana pengembangan dan strategi Satuan Polisi Pamong Praja; g. mengkoordinasikan program kerja masing-masing Kepala Seksi; h. menilai prestasi kerja bawahan; i. melaksanakan evaluasi dan pelaporan; j. melaksanakn sistem pengendalian intern; k. melaksanakan tugas kedinasan lainnya yang ditugaskan oleh l. melaporkan hasil pelaksanaan tugas kepada Kepala Satuan. Pasal 8 (1) Kepala Seksi Data dan Pengkajian mempunyai tugas: d. menyiapkan bahan rencana dan program kerja Satuan Polisi Pamong Praja berdasarkan rencana kegiatan bidangbidang; e. menyiapkan data kajian pengembangan peningkatan kapasitas Satuan Polisi Pamong Praja; f. menyusun rencana kajian pengembangan Satuan Polisi Pamong Praja; g. menyusun data rencana kebutuhan kelengkapan sarana dan prasarana Polisi Pamong Praja; h. menghimpun bahan kebijakan sebagai masukan dalam penyusunan Rencana Stratejik (RENSTRA) Satuan; i. mengkompilasi bahan dan menyusun Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah (LAKIP); k. melaksanakan tugas kedinasan lainnya yang ditugaskan oleh l. melaporkan hasil pelaksanaan tugas kepada Kepala Bidang.

7 (2) Kepala Seksi Pengembangan, Evaluasi dan Pelaporan mempunyai tugas: d. melakukan koordinasi, bimbingan, supervisi, konsultasi, pemantauan dan evaluasi Satuan Polisi Pamong Praja; e. menyusun statistik ketentraman dan ketertiban, laporan akuntabilitas dan data serta sistem informasi Satuan Polisi Pamong Praja; f. penyusunan naskah pedoman teknis pelaksanaan tramtibmas dan tramtibum. g. melaksanakan pengumpulan dan pengolahan data kinerja Satpol PP; h. melaksanakn sistem pengendalian intern; i. melaksanakan tugas kedinasan lainnya yang ditugaskan oleh j. melaporkan hasil pelaksanaan tugas kepada Kepala Bidang. Bagian Kedua Bidang Ketentraman dan Ketertiban Pasal 9 Kepala Bidang Ketentraman dan Ketertiban mempunyai tugas: a. menyusun rencana dan program kerja Bidang; b. mengkoordinasikan program kerja masing-masing seksi; c. mengkoordinasikan para kepala seksi; d. menilai prestasi kerja bawahan; e. menyiapkan petunjuk teknis pelaksanaan ketentraman dan ketertiban; f. melaksanakan penertiban dan pengawasan terhadap ketentraman masyarakat; g. menyiapkan sarana dan prasarana pelaksanaan penindakan produk hukum daerah; h. melakukan koordinasi dengan instansi terkait dalam rangka ketentraman dan ketertiban; i. melaksanakan sistem pengendalian intern; j. melaksanakan tugas kedinasan lainnya yang ditugaskan oleh k. melaporkan hasil pelaksanaan tugas kepada Kepala Satuan. Pasal 10 (1) Kepala Seksi Pembinaan dan Penyuluhan mempunyai tugas: d. melaksanakan pembinaan dalam rangka ketentraman dan ketertiban masyarakat; e. melaksanakan penyuluhan dalam rangka ketentraman dan ketertiban masyrakat;

8 f. melaksanakan sistem pengendalian intern; g. melaksanakan tugas kedinasan lainnya yang ditugaskan oleh h. melaporkan hasil pelaksanaan tugas kepada Kepala Bidang. (2) Kepala Seksi Penegakan Hukum mempunyai tugas: d. menertibkan dan menindak warga masyarakat atau badan hukum yang mengganggu ketentraman dan ketertiban umum; e. melakukan tindakan refresif non yudisial terhadap warga masyarakat atau badan hukum yang melakukan pelanggaran atas produk hukum daerah; f. melaksanakan koordinasi dengan instansi terkait dalam rangka penegakan produk hukum daerah; g. melaksanakan pembinaan dan memberi petunjuk terkait tugas-tugas PPNS; h. memfasilitasi tugas-tugas PPNS; i. melakukan koordinasi dengan Korwas PPNS dan Kepolisian terkait dengan peningkatan kinerja PPNS; k. melaksanakan tugas kedinasan lainnya yang ditugaskan oleh l. melaporkan hasil pelaksanaan tugas kepada Kepala Bidang. Bagian Ketiga Bidang Operasional dan Pengendalian Masyarakat Pasal 11 Kepala Bidang Operasional dan Pengendalian Masyarakat mempunyai tugas: a. menyusun rencana dan program kerja Bidang; b. mengkoordinasikan program kerja masing-masing Seksi; c. mengkoordinasikan para Kepala Seksi; d. menilai prestasi kerja bawahan; e. menyiapkan dan menyusun bahan-bahan pedoman dan pentunjuk teknis pelaksanaan pengamanan, pengawalan dan Protokoler; f. melaksanakan koordinasi pemeliharaan dan penyelenggaraan ketentraman dan ketertiban umum; g. melaksanakan sistem pengendalian intern; h. melaksanakan tugas kedinasan lainnya yang ditugaskan oleh i. melaporkan hasil pelaksanaan tugas kepada Kepala Satuan. Pasal 12 (1) Kepala Seksi Operasional mempunyai tugas:

9 d. melaksanakan pengendalian masyarakat dalam pemeliharaan ketentraman dan ketertiban; e. menyiapkan dan menyusun bahan-bahan pedoman dan pentunjuk teknis pelaksanaan pengamanan; f. melaksanakan koordinasi dengan instansi terkait dalam menghadapi gangguan dan acaman ketentraman dan ketertiban umum; g. melaksanakan penjagaan dan pengamanan terhadap pejabat dan aset daerah; h. melaksanakan sistem pengendalian intern; i. melaksanakan tugas kedinasan lainnya yang ditugaskan oleh j. melaporkan hasil pelaksanaan tugas kepada Kepala Bidang. (2) Kepala Seksi Pengawalan mempunyai tugas d. melaksanakan tugas pengamanan dan pengawalan terhadap para pejabat dalam acara protokoler; e. melaksanakan tugas protokoler/tata upacara dalam pengamanan dan pengawalan pejabat; f. melaksanakan sistem pengendalian intern; g. melaksanakan tugas kedinasan lainnya yang ditugaskan oleh h. melaporkan hasil pelaksanaan tugas kepada Kepala Bidang. Bagian Keempat Bidang Perlindungan Masyarakat Pasal 13 Bidang Perlindungan Masyarakat mempunyai tugas: a. menyusun rencana dan program kerja Bidang; b. mengkoordinasikan program kerja masing-masing Kepala Seksi; c. mengkoordinasikan para Kepala Seksi; d. menilai prestasi kerja bawahan; e. membimbing dan memberi petunjuk kepada Kepala Seksi dan bawahan; f. menyusun rencana kerja Bidang; g. merumuskan kebijakan pelaksanaan kesiapan dan penyelamatan masyarakat dari ancaman perang, bencana alam dan bencana akibat ulah manusia; h. membina satuan tugas perlindungan masyarakat di wilayah Provinsi Bali; i. menciptakan pengamanan swakarsa dan berperan aktif menjaga keamanan dan ketertiban Pemilu; k. melaksanakan tugas kedinasan lainnya yang ditugaskan oleh l. melaporkan hasil pelaksanaan tugas kepada Kepala Satuan.

10 Pasal 14 (1) Kepala Seksi Peningkatan Sumber Daya Manusia mempunyai tugas: d. menyiapkan bahan perumusan kebijakan peningkatan sumber daya manusia Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Bali dan perlindungan masyarakat; e. mengevaluasi bahan-bahan kebijakan kurikulum dan pelatihan dalam rangka peningkatan sumber daya manusia Satuan Polisi Pamong Praja dan perlindungan masyarakat; f. merumuskan jenis-jenis pelatihan peningkatan sumber daya manusia satuan perlindungan masyarakat sesuai dengan kondisi obyektif di lapangan; g. mengevaluasi pelaksanaan pelatihan dalam rangka peningkatan sumber daya manusia Satuan Polisi Pamong Praja dan perlindungan masyarakat; h. melaksanakan kerjasama dan koordinasi dengan Dinas/Instansi/Lembaga/Satuan Kerja terkait dalam rangka meningkatkan sumber daya manusia satuan perlindungan masyarakat; i. menyusun laporan pelaksanaan pelatihan peningkatan sumber daya manusia Satuan Polisi Pamong Praja dan perlindungan masyarakat; k. melaksanakan tugas kedinasan lainnya yang ditugaskan oleh l. melaporkan hasil pelaksanaan tugas kepada Kepala Bidang. (2) Kepala Seksi Pengerahan dan Pengendalian mempunyai tugas: d. menyiapkan bahan perumusan kebijakan di bidang pengerahan dan pengendalian perlindungan masyarakat; e. mengumpulkan dan menganalisa bahan di bidang pengerahan dan pengendalian upaya perlindungan masyarakat; f. mengerahkan dan pengendalian serta mengevaluasi sumber daya dalam rangka perlindungan masyarakat; g. mengerahkan dan pengendalian upaya-upaya perlindungan masyarakat; h. mengkoordinasikan dengan instansi terkait segala upaya yang terkait dengan perlindungan masyarakat; i. menyusun laporan kegiatan pengerahan dan pengendalian sumber daya manusia di bidang perlindungan terhadap masyarakat; k. melaksanakan tugas kedinasan lainnya yang ditugaskan oleh l. melaporkan hasil pelaksanaan tugas kepada Kepala Bidang.

11 BAB VII KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL Pasal 15 Kelompok Jabatan Fungsional mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas Satuan Polisi Pamong Praja sesuai dengan keahlian dan kebutuhan. BAB VIII KETENTUAN PENUTUP Pasal 16 Peraturan Gubernur ini mulai berlaku pada tanggal 2 Januari 2012. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Gubernur ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Provinsi Bali. Ditetapkan di Denpasar pada tanggal 14 Nopember 2011 GUBERNUR BALI, MADE MANGKU PASTIKA Diundangkan di Denpasar pada tanggal 14 Nopember 2011 SEKRETARIS DAERAH PROVINSI BALI, I MADE JENDRA BERITA DAERAH PROVINSI BALI TAHUN 2011 NOMOR 86