BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. hutan belantara merupakan kebanggaan pada usia muda. Di tengah perjalanannya rombongan

BAB I PENDAHULUAN. kontrak perkebunan Deli yang didatangkan pada akhir abad ke-19.

Revolusi Fisik atau periode Perang mempertahankan Kemerdekaan. Periode perang

BAB I PENDAHULUAN. Serdang Bedagai, semasa pemerintahan Presiden Megawati Soekarnoputri.

BAB I PENDAHULUAN. menjadi satu kesatuan yang utuh dan sekaligus unik.

BAB I PENDAHULUAN. Kabupaten Labuhan Batu merupakan salah satu Kabupaten terluas di

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan teknologi. Perkembangan teknologi mengakibatkan terjadinya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang Masalah. Peninggalan sejarah merupakan warisan budaya masa lalu yang

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. 25 Juni 2007 tentang Pembentukan Kabupaten Batu Bara. Kabupaten Asahan

PEMERINTAH KABUPATEN BATU BARA UNIT LAYANAN PENGADAAN (ULP) BARANG/JASA PEMERINTAH

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara kepulauan yang begitu kaya, indah dan

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 1993 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG UNDANG NOMOR 5 TAHUN 1992 TENTANG BENDA CAGAR BUDAYA

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan kesultanan. Umumnya jabatan ini diduduki oleh orang orang

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 1993 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 5 TAHUN 1992 TENTANG BENDA CAGAR BUDAYA

BAB I PENDAHULUAN. dari target yang ditetapkan. Kegiatan pertambangan mengalami penurunan seiring

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 1993 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 5 TAHUN 1992 TENTANG BENDA CAGAR BUDAYA

BAB I PENDAHULUAN. Peninggalan sejarah merupakan warisan budaya masa lalu yang

BAB IV GAMBARAN UMUM KABUPATEN ROKAN HILIR. Rokan Hilir adalah sebuah kabupaten di Provinsi Riau

BAB I PENDAHULUAN. yang terbentang sepanjang Selat Malaka dan Selat Karimata.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Suku Banjar termasuk suku bangsa di negeri ini, selain memiliki kesamaan

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKALIS NOMOR 09 TAHUN 2004 TENTANG PEMBENTUKAN DESA TANJUNG LEBAN KECAMATAN BUKIT BATU KABUPATEN BENGKALIS

BAB I PENDAHULUAN. kerang, sekam padi, atau pecahan tembikar yang dihaluskan (grog), mempunyai

BUPATI BANDUNG BARAT

BAB I PENDAHULUAN. Masalah kemiskinan adalah masalah yang tidak ada habisnya untuk. dibahas, apalagi Indonesia penduduk terpadat ke empat dunia masih

BAB I PENDAHULUAN. menjadi dominan adalah Suku Dayak bukit sebagai penduduk asli kesamaan itu

BAB I PENDAHULUAN. Kisaran terbagi menjadi dua kecamatan yaitu Kecamatan Kisaran Timur dan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Warisan pra kolonial di Tanah Karo sampai sekarang masih dapat dilihat

BAB IV GAMBARAN UMUM TEMPAT PENELITIAN ha, terletak pada kordinat 101'21 BT. Batas Kabupaten Rokanbb

BAB III DESKRIPSI WILAYAH KAJIAN

BAB I PENDAHULUAN. Suku bangsa Melayu di Sumatera Timur mendiami daerah pesisir timur

BAB IV GAMBARAN UMUM KOTA PEKANBARU IV.1 Sejarah Pekanbaru. Nama Pekanbaru dahulunya dikenal dengan nama "Senapelan" yang pada

BAB I PENDAHULUAN. besar terdiri dari dataran tinggi dan bukit-bukit yang terletak antara

PEMERINTAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR

III. METODOLOGI PENELITIAN. mencatat, mengumpulkan serta menyalin data-data yang diperlukan dari dinas atau instansi

BAB I PENDAHULUAN. dalam sekelompok masyarakat. Masyarakat terbentuk oleh

BAB I PENDAHULUAN. Daerah Kabupaten Batubara yang terletak pada kawasan hasil pemekaran

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang mempunyai beragam suku, agama dan budaya, ada

BAB IV PENUTUP. Arkeologi bawah laut merupakan sebagian tapak tinggalan dari kegiatan

BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Dunia pariwisata merupakan salah satu sumber daya yang dapat. dimanfaatkan. Sesuai perkembangannya kepariwisataan bertujuan

PEMERINTAH KABUPATEN BATU BARA UNIT LAYANAN PENGADAAN (ULP) BARANG/JASA PEMERINTAH

LANGKAH DAN STRATEGI. Paparan Bupati Batu Bara. Pada Tanggal 08 Januari 2015 di Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian R.

PANITIA PENGADAAN BARANG/ JASA

BAB I PENDAHULUAN. di Katulistiwa. Sejak awal abad Masehi, Pulau Sumatera telah

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Dumai merupakan sebuah dusun kecil dipesisir timur propinsi Riau. Dumai merupakan

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2007 TENTANG PEMBENTUKAN KABUPATEN BATU BARA DI PROVINSI SUMATERA UTARA

BAB I PENDAHULUAN. Penulisan sejarah adalah penulisan tentang kejadian-kejadian pada masa lampau

BAB I PENDAHULUAN. laut ini, salah satunya ialah digunakan untuk memenuhi kebutuhan pangan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Tinggalan budaya masa lalu sebagai hasil kreativitas merupakan buah

MODUL III PENDAFTARAN CAGAR BUDAYA

BAB I PENDAHULUAN. Usaha kecil menempati posisi strategis dalam perekonomian di Indonesia

BAB V KESIMPULAN. dituliskan dalam berbagai sumber atau laporan perjalanan bangsa-bangsa asing

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Selain itu, Indonesia juga merupakan negara dengan garis pantai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kota Tanjung Balai adalah sebuah kota yang berdiri sendiri sebagai kota

Pola pemukiman berdasarkan kultur penduduk

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2007 TENTANG PEMBENTUKAN KABUPATEN BATU BARA DI PROVINSI SUMATERA UTARA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2007 TENTANG PEMBENTUKAN KABUPATEN BATU BARA DI PROVINSI SUMATERA UTARA

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Museum Terbuka Museum Terbuka merupakan museum yang berada di

PENDAHULUAN. raksasa mulai dari pengadaan sarana produksi (bibit, pupuk, pestisida) proses

BAB I PENDAHULUAN. membentang luas lautan yang merupakan pesisir utara pulau Jawa. Kabupaten

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Nama Pekanbaru dahulunya dikenal dengan nama Senapelan yang

BAB I PENDAHULUAN. menurut sumber lisan turun-menurun berasal dari bahasa simalungun: sima-sima dan

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Kota Tanjung Balai adalah salah satu kota di provinsi Sumatera Utara.

BAB I PENDAHULUAN. multi dimensional baik fisik, sosial, ekonomi, politik, maupun budaya.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Negara Indonesia adalah negara dengan penduduk yang terdiri dari

BAB 4 GAMBARAN UMUM KABUPATEN BENGKALIS DAN PERKEMBANGAN PERIKANANNYA

PETUNJUK TEKNIS PEMBENTUKAN TIM PENDAFTARAN CAGAR BUDAYA BAGI PEMERINTAH PROVINSI DAN KABUPATEN/KOTA

REKLAMASI PANTAI DI PULAU KARIMUN JAWA

2.1 Gambaran Umum Provinsi Kalimantan Timur A. Letak Geografis dan Administrasi Wilayah

BAB I PENDAHULUAN. kemiskinan semakin menjadi primadona sejak krisis ekonomi melanda Indonesia

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA TENTANG NOMOR 10 TAHUN 1993 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 5 TAHUN 1992 TENTANG BENDA CAGAR BUDAYA

BAB I PENDAHULUAN. dari beberapa suku bangsa yang berasal dari propinsi, yaitu Fukien dan Kwantung

KONDISI UMUM Batas Geografis dan Administratif Situs Candi Muara Takus

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Sejarah terbentuknya Kabupaten Lampung Selatan erat kaitannya dengan dasar

PENJELASAN ATAS QANUN PROVINSI NANGGROE ACEH DARUSSALAM NOMOR : 14 TAHUN 2002 TENTANG KEHUTANAN PROVINSI NANGGROE ACEH DARUSSALAM

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Pada masa lalu, wilayah nusantara merupakan jalur perdagangan asing

BAB I PENDAHULUAN. keberagaman suku, agama, ras, budaya dan bahasa daerah. Indonesia memiliki

BUPATI PESISIR SELATAN

Kondisi Geografis dan Penduduk

IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

menghubungkan satu kebudayaan dengan kebudayaan lain.

I. PENDAHULUAN. Permukiman menunjukkan tempat bermukim manusia dan bertempat tinggal menetap dan

BAB I PENDAHULUAN. Agama Islam di Desa Sukkean Kecamatan Onanrunggu Kabupaten Samosir.

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi nasional yang mencapai 5,7 persen (Tempo.co,2014). hal

PENDAHULUAN. sektor perikanan dan kelautan (Nontji, 2005, diacu oleh Fauzia, 2011:1).

TIPOLOGI EKOSISTEM DAN KERAWANANNYA

BUPATI KOTABARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

METODE MAGANG. Tempat dan Waktu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Arsip mempunyai peranan penting dalam proses penyajian informasi bagi

Partisipasi Masyarakat dalam Rehabilitasi Mangrove di Beberapa Desa Pesisir Kabupaten Rembang: Tinjauan Berdasarkan Tahap Perencanaan

BAB 1 PENDAHULUAN. dan kawasan yang memiliki m nilai arti kesejarahan ataupun aupun nilai seni

PEMERINTAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT

PENGEMBANGAN MASJID AGUNG DEMAK DAN SEKITARNYA SEBAGAI KAWASAN WISATA BUDAYA

SURVEI KAPAL TENGGELAM DI PERAIRAN PULAU PONGOK, KABUPATEN BANGKA SELATAN, PROPINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

BAB I PENDAHULUAN. Bermukim merupakan salah satu cerminan budaya yang. merepresentasikan keseluruhan dari teknik dan objek, termasuk didalamnya cara

IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KERINCI TAHUN 2011 NOMOR 3

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Batu Bara adalah sebuah wilayah pesisir Sumatra Utara (Sumatera Timur). Dalam catatan Anderson, wilayah ini sudah dihuni sejak tahun 1720 M. Penduduk yang menghuni wilayah ini adalah orang-orang Minangkabau yang datang bermigrasi ke Batu Bara. Tujuan mereka adalah untuk melakukan migrasi dan perdagangan. Mereka datang ke Batu Bara melalui jalur trasportasi laut dan sungai yang ada di Bengkalis (Lukman Sinar, 1989: 131). Datangnya orang-orang Minangkabau ke wilayah Batu Bara ini kemudian memunculkan daerah-daerah pemukiman. Daerah pemukiman tersebut ditemukan disekitar sungai yang ada di Batu Bara. Sungai tersebut adalah sungai Bedagai Mati, Sungai Tanjung, dan Pagurawan. Kampung-kampung masa itu yang ada di Sungai Batu Bara ialah Bagan sebelah kiri, ada 75 buah rumah penduduknya nelayan, menyusul Bogak disebelah kanan, sungai Memudik dengan 100 buah rumah, kemudian kampung, tempat kediaman Datuk dengan 200 buah rumah diketiga buah kampung ini berdiam kebanyakan nahkoda dan anak buah kapal perahu-perahu dagang. Wanita disini terkenal karena penenun kain sedikit diatas Bagan, sungai terbagi dua, yang pertama Tanah Datar dan kedua Lima Puluh. Diatas sungai tanah Datar kita dapati kampung-kampung Pematang, Labuhan Ruku, Terusan, Pahang, Pelangkai, Padang Genting, Kampung, Panjang, Sejamput, Kelobot, Kelubi, Simpang, Lima Puluh. Diatas sungai Lima Laras ada kampung Nibung Angus, Kampung Lalang, Sentang, Pinang, Kedah, Asam Bacang, Pengalai, Raja dan Tanjung Rawa. Nama-nama kampung tersebut diberi nama sesuai dengan daerah asal mereka di Sumatera Barat. Setiap daerah pemukiman tersebut dipimpin oleh kepala kempung. Daerah yang lebih berkembang dari daerah lainnya kemudian membentuk suatu komunitas yang lebih besar, seperti sebuah kerajaan (kedatukan), karena diaerah tersebut terdapat banyak saudagar-saudagar kaya. Daerah-daerah tersebut adalah Lima Laras, Tanah Datar, Bogak, dan Lima Puluh.

2 Dari beberapa daerah yang berada di Kabupaten Batu Bara, tersebar situssitus sejarah. Hal ini dibuktikan dari banyaknya benda-benda cagar budaya yang berasal dari kerajaan-kerajaaan yang pernah ada di Kabupaten Batu Bara, seperti kerajaan Lima puluh, Lima Laras, Bogak, Pagurawan dan masih banyak lagi kerajaan-kerajaan kecil lainnya. Sebagai contoh mariam, seperti mariam yang ada di Pagurawan, Lima Laras, Indrapura dan makam, seperti makam raja kedatukan Indrapura, dan kedakukan Lima Puluh dan masih banyak lagi tersebar di wilayah Kabupaten Batu Bara. Keadaan situs-situs sejarah yang ada di wilayah Batu Bara ini kurang mendapat perhatian dari masyarakat sekitar maupun dari pemerintah daerah, hal ini diperparah lagi bahwa banyak generasi dari pendudduk Batu Bara yang tidak mau tahu terhadap eksistensi dari situs-situs yang ada di lingkungannya, padahal situs-situs sejarah itu sangat berharga mengingat situs merupakan bagian dari suatu peristiwa sejarah yang pernah ada di wilayah Batu Bara. Agar situs-situs sejarah tidak hilang dimakan zaman, atau tidak dirusak oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab, maka dilakukanlah kajian dan penelitian data, dan untuk mendapatkan penilaian objektif dengan berdasarkan pada ketentuan yang berlaku mengingat bahwa pengelolaan situs-situs bersejarah yang ada memerlukan kajian dan pengaturan yang rasional, profesional, dan bertanggung jawab sesuai dengan kondisi dan potensi daerah masing-masing. Untuk mengetahui apa yang menjadi peninggalan-peninggalan dari setiap daerah, maka harus dilakukan pengidentifikasian dari tiap-tiap daerah yang ada di daerah Batu Bara. Setelah peneliti melakukan observasi awal, peneliti mengidentifikasi ada 6 wilayah situs yang akan diteliti, yang meliputi kecamatan Medang Deras, Air Putih, Talawi, Lima Puluh dan Tanjung Tiram yang dulunya merupakan basis kerajaan-kerajaan yang pernah berdiri di wilayah Batu Bara, seperti, di Kecamatan Medang Deras sekarang dulunya merupakan Kerajaan Pagurawan, kecamatan Air Putih pernah disini didirikan Istana Kedatukan Indrapura, di Kecamatan Talawi dulunya terdapat Kantor Keresidenan Baru Bara Zaman Belanda, serta kecamatam Lima Puluh dahulunya ada kedatukan yang besar disana, yakni kedatukan Lima Puluh dan kecamatan Tajung Tiram yang dahulunya merupakan basis dari kedatukan Bogak dan masih banyak lagi. Dalam

3 penelitian ini menurut Metode Penelitin Arkeologi (1999: 21-22) Penjajagan dalam arkeologi adalah pengamatan tinggalan arkeologi di lapangan untuk memperoleh gambaran tentang potensi data arkeologi dari suatu tempat atau areal, seperti jenis tinggalan arkeologi atau luas situs. Dalam penjajagan ini, peneliti melakukan pengamatan terhadap keadaan lingkungan dan pencataatan tentang jenis tinggalan arkeologi kemudian menandai kedalam peta (plotting). Penjajagan ini memberikan dua kemungkinan yaitu: 1. Merupakan awal bagi penyususnan strategi penelitian selanjutnya. 2. Langsung menghasilkan interpretasi dari suatu situs berdasarkan catatan yang dibuat oleh peneliti. Survei adalah pengamatan tinggalan arkeologis disertai dengan analisis yang dalam. Selain itu survei juga dapat dilakukan dengan cara mencari informasi dari penduduk. Tujuan survei untuk memperoleh data atau situs arkeologi yang belum pernah ditemukan sebelumnya atau penelitian ulang terhadap benda atau situs yang pernah diteliti. Survei dapat pula berarti melacak berita dalam literatur atau data, karena adanya laporan temuan. Sebagai contoh survei permukaan, Survei permukaan tanah adalah kegiatan dengan cara mengamati permukaan tanah dari jarak dekat. Pengamatan tersebut untuk mendapatkan data arkeologi dalam konteksnya dengan lingkungan sekitarnya antara lain jenis tanah (tanah pasir, tanah liat, tanah kapur, dll.), keadaan permukaan bumi (bukit, dataran tinggi, dataran rendah, lembah sungai, pegunungan, dsb.), dan keadaan flora (tanaman palawija, jenis-jenis tanaman keras, padang ilalang, dsb.). Selain itu, untuk mengetahui hubungan antar data arkeologi. Dulunya daerah Batu Bara merupakan daerah otonomi tersendiri yang dulu disebut afdeling. Setiap afdeling dibawah kuasa seorang residen. Batu Bara dengan sembilan kedatukan yang ada didalamnya menjadi afdeling Batu Bara, berkedudukan di Labuhan Ruku (Anwardi, dkk. 2011: 120). Berdasarkan Undang-Undang No. 11 tahun 2010 bahwa: Cagar budaya merupakan kekayaan budaya, bangsa sebagai wujud pemikiran dan perilaku kehidupan manusia yang penting artinya bagi pemahaman dan perkembangan sejarah, ilmu pengetahuan dan kebudayaan dalam kehidupan bermasyarakat,

4 berbangsa dan bernegara sehingga perlu dilestarikan dan dikelola secara tepat melalui upaya perlindungan, pengembangan dan pemanfaatan dalam rangka memajukan kebudayaan nasional untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Undang-Undang cagar budaya Nomor 11 tahun 2010 pasal 1 ayat 6 menyatakan bahwa: Pendaftaran adalah upaya pencatatan benda, bangunan, stuktur, lokasi, dan/atau satuan ruang geografis untuk diusulkan sebagai cagar budaya kepada pemerintah Kabupaten/Kota atau perwakilan Indonesia di luar negeri atau selanjutnya dimasukkan dalam Register Nasional Cagar Budaya. Dengan adanya Undang-Undang tersebut pemerintah serta masyarakat diarahkan untuk melindungi maupun untuk melestarikan peninggalan-peninggalan bersejarah itu. Seperti dalam prasurvey saya masih banyak masyarakat Batu Bara yang belum mengetahui situs-situs bersejarah yang ada di Batu Bara. Padahal situs-situs sejarah itu hingga sampai kini ada yang masih utuh dan ada yang sudah tidak utuh, hal ini dikarenakan proses pelapukan dari alam seperti hujan, panas matahari dan ada juga sengaja dilakukan oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab dikarenakan ada sebagian masyarakat percaya bahwa situs-situs sejarah itu memiliki hal-hal yang unik seperti situs mariam peninggalan kedatukan Pagurawan yang menurut penuturan warga setempat mariam itu telah hilang sebanyak 2 buah mariam yang dikarenakan diduga oleh orang-orang tertentu menyimpan emas. Dari penjajagan yang saya lakukan di 7 kecamatan setidaknya lebih banyak yang tidak terawat seperti istana Lima Laras, Istana Kedatukan Indrapura, Makam Datuk Lima Laras dan masih banyak lagi, yang kebanyakan disebabkan dibiarkan saja oleh masyarakat setempat sehingga lebih mudah terjadi proses pelapukan dari situs-situs tersebut sebagai contoh makam Istana Kedatukan Lima Laras yang tidak dibuat pelindung yang bisa menutupi makam tersebut agar lebih tahan lama dari proses pelapukan dan masih bayak lagi dengan situs-situs lainnya. Namun ada juga situs sejarah yang terawat dengan baik (masih utuh) seperti situs cagar budaya kantor Keresidenan Belanda di Labuhan Ruku, makam Datuk Lima Puluh Wan Alang, beserta mesjid peninggalannya mesjid Hasanah yang berada di Simpang Dolok, dan mesjid Indrapura, serta mesjid Lima Laras terawat dengan baik. Hal ini dikarenakan situs tersebut masih digunakan seperti

5 kantor Keresidenan Belanda di Labuhan Ruku yang kini sebagai kantor Perpustakaan Arsip dan Dokumentasi Batu Bara, sementara mesjid dari peninggalan datuk datuk tersebut masih digunakan hingga kini sebagai tempat melakukan ibadah, sehingga keadaannya hingga sekarang masih kelihatan baik (utuh). Dari uraian diatas, peneliti melihat bahwa terdapat banyak lokasi situssitus sejarah yang terabaikan di wilayah bekas kerajaan Batu Bara yang terabaikan, serta masih banyak masyarakat yang berada dilokasi situs tidak mengetahui bahkan cenderung apatis, sementara situs-situs itu sangat penting, terkhusus bagi pembeajaran sejarah. Sementara pemerintah telah mengeluarkan UU Cagar Budaya yang bertujuan untuk melendungi, menyelamatkan dan memelihara situs-situs sejarah. Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul: Situs-Situs Bersejarah Di Kabupaten Batu Bara Propinsi Sumatera Utara. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang diatas dapat diidentifikasi beberapa masalah antara lain: 1. Daerah-daerah dan kondisi saat ini yang menjadi tempat peninggalan situs-situs bersejarah di Kabupaten Batu Bara. 2. Mengklasifikasikan (mengelompokkan) dari berbagai situs-situs sejarah yang ada di Kabupaten Batu Bara. 3. Apa- apa saja manfaat dari situs-situs sejarah di Kabupaten Batu Bara bagi masyarakat dan pemerintah. 4. Kepedulian masyarakat dan pemerintah dalam melestarikan dan menyelamatkan situs-situs bersejarah.

6 C. Rumusan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah diatas maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : 1. Daerah-daerah mana saja dan bagaimana kondisi saat ini yang menjadi tempat peninggalan situs-situs sejarah di Kabupaten Batu Bara. 2. Situs apa saja yang diklasifikasikan yang menjadi tempat peninggalan situs-situs sejarah di Kabupaten Batu Bara. 3. Apa-apa saja manfaat dari situs-situs sejarah di Kabupaten Batu Bara bagi masyarakat dan pemerintah. 4. Usaha-usaha apa saja yang dilakukan oleh masyarakat serta pemerintah dalam melestarikan dan menyelamatkan situs-situs bersejarah tersebut. D. Tujuan Penelitian Untuk menjawab pertanyaan penelitian, adapun yang menjadi tujuan penelitian dalam penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui lokasi dan kondisi yang menjadi tempat peninggalan situs-situs bersejarah di Kabupaten Batu Bara. 2. Untuk mengetahui latar belakang sejarah dari situs-situs yang ada di Kabupaten Batu Bara. 3. Untuk mengetahui kepedulian masyarakat serta pemerintah dalam melestarikan dan meyelamatkan situs-situs bersejarah tersebut. E. Manfaat Penelitian Berdasarkan adanya tujuan diatas, maka adapun manfaat yang ingin diperoleh sesudah melakukan penelitian ini adalah: 1. Untuk menambah wawasan maupun pengetahuan peneliti dalam situssitus bersejarah yang ada di Kabupaten Batu Bara. 2. Supaya masyarakat luas khususnya masyarakat Batu Bara mengetahui bahwa Batu Bara banyak menyimpan situs-situs bersejarah.

7 3. Peneliti mengharapkan supaya masyarakat maupun pemerintah menjaga dan melestarikan situs-situs bersejarah tersebut. 4. Sebagai bahan pertimbangan bagi peneliti lainnya yang akan meneliti masalah yang sama. 5. Untuk menambah bahan pembelajaran bagi mahasiswa Jurusan Sejarah UNIMED. 6. Peneliti mengharapkan agar dapat menambah wawasan kepada pembaca mengenai situs-situs bersejarah yang ada di Kabupaten Batu Bara. 7. Supaya pemerintah menetapkan Undang-Undang khususnya di Batu Bara agar situs-situs bersejarah tersebut dapat diselamatkan dengan baik.