III. METODOLOGI PENELITIAN. mencatat, mengumpulkan serta menyalin data-data yang diperlukan dari dinas atau instansi

Ukuran: px

Mulai penontonan dengan halaman:

Download "III. METODOLOGI PENELITIAN. mencatat, mengumpulkan serta menyalin data-data yang diperlukan dari dinas atau instansi"

Erlin Budiman
6 tahun lalu
Tontonan:

1 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Dalam penelitian ini, data yang digunakan adalah data sekunder yang diperoleh dengan cara mencatat, mengumpulkan serta menyalin data-data yang diperlukan dari dinas atau instansi yang memiliki keterkaitan terhadap penelitian ini. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. Data dari Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Lampung Utara 2. Data dari Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Lampung Utara 3. Data dari Badan Pusat Statistik Kabupaten Lampung Utara 4. Undang-undang No.32 Tahun 2004 Tentang Otonomi Daerah 5. Literatur-literatur tentang otonomi daerah, pembangunan daerah, dan lain-lain B. Teknik Pengumpulan Data Dalam rangka memperoleh berbagai informasi yang akurat bagi penelitian ini, maka teknik pengumpulan data yang akan digunakan adalah wawancara secara mendalam dan dokumentasi. 1. Wawancara Teknik ini dilakukan dengan cara tanya jawab antara peneliti dengan beberapa narasumber yang dianggap telah memenuhi atau relevan dengan penelitian ini. Wawancara ini dilakukan secara terbuka serta mendalam agar dapat memberikan

2 kesempatan kepada narasumber tersebut dalam rangka menjawab secara bebas. Hal ini bertujuan untuk memperoleh kejelasan dari sumber-sumber data tersebut yang belum dipahami oleh peneliti, serta untuk memperoleh pengertian maupun penjelasan yang lebih mendalam tentang realita dari obyek yang diteliti. 2. Dokumentasi Teknik dokumentasi dilakukan dalam rangka mengumpulkan data-data yang bersifat tertulis baik berupa dokumen, arsip, buku, maupun literatur tertulis lainnya yang selaras serta mendukung penyelesaian penelitian ini. C. Alat Analisis Metode analisis yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif yaitu dengan menggunakan metode analisis proporsional dan pertumbuhan untuk mengetahui besarnya kontribusi dan perkembangan penerimaan retribusi sektor perkebunan dalam mendukung penerimaan Pendapatan Asli Daerah (PAD). Sementara menurut Hadari Nawawi, penelitian deskriptif adalah penelitian yang bersifat penjelasan. Penelitian ini dimaksudkan sebagai penjelasan masalah yang diselidiki dengan menggambarkan kondisi subyek maupun obyek penelitian berdasarkan fakta yang tampak sebagaimana adanya (Nawawi, 1996 : 63). Penerimaan retribusi sektor perkebunan secara total terhadap penerimaan PAD Kabupaten Lampung Utara dapat dihitung dengan menggunakan rumus: Total Penerimaan Retribusi Sektor Perkebunan % Kontribusi (t) = X 100%

3 Total Pendapatan Asli Daerah (PAD) Ketepatan atau tingkat pencapaian penerimaan retribusi sektor perkebunan dapat dihitung dengan menggunakan rumus: Realisasi Ketepatan atau tingkat pencapaian = X 100% Target Target penerimaan PAD dari sektor perkebunan Kabupaten Lampung Utara dapat dihitung dengan menggunakan rumus trend linier, yaitu: Y = a + bx Keterangan: a, b : konstanta X : waktu (tahun) Y : penerimaan retribusi sektor perkebunan (rupiah) D. Gambaran Umum Lokasi Penelitian Secara geografis, Kabupaten Lampung Utara terletak pada 104 o 40 sampai dengan 105 o 08 Bujur Timur dan 4 o 34 sampai dengan 5 o 06 Lintang Selatan dengan batas-batas sebagai berikut: Sebelah utara berbatasan dengan Kabupeten Way Kanan Sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Lampung Tengah Sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Tulang Bawang Sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Lampung Barat Kabupaten Lampung Utara telah menempuh sejarah yang panjang, berliku, dan dinamis. Situs online Pemda Lampung Utara ( menjelaskan pada awal masa kemerdekaan, berdasarkan UU No. 1 tahun 1945, Lampura merupakan wilayah administratif

4 di bawah Keresidenan Lampung yang terbagi atas beberapa kewedenan, kecamatan dan marga. Pemerintahan marga dihapuskan dengan Peraturan Residen 3 Desember 1952 Nomor 153/1952, dan dibentuklah Negeri yang menggantikan status marga dengan pemberian hak otonomi sepenuhnya berkedudukan di bawah kecamatan. Dengan terjadinya pemekaran beberapa kecamatan, terjadilah suatu negeri di bawah beberapa kecamatan, sehingga dalam tugas pemerintahan sering terjadi benturan. Status pemerintahan negeri dan kewedanan juga dihapuskan dengan berlakunya UU No. 18 tahun Berdasarkan UU No. 4 Drt tahun 1965 juncto UU No. 28 tahun 1959 tentang Pembentukan Daerah Otonom Kabupaten-Kabupaten dalam Lingkungan Sumatera Selatan, terbentuklah Kabupaten Lampung Utara dibawah Propinsi Sumatera Selatan. Dengan terbentuknya Propinsi Lampung berdasarkan UU No. 14 tahun 1964 maka Kabupaten Lampung Utara masuk sebagai bagian dari Propinsi Lampung. Kabupaten Lampung Utara telah mengalami tiga kali pemekaran sehingga wilayah yang semula seluas ,50 Km2 kini tinggal 2.725,63 Km2. Pemekaran wilayah pertama terjadi dengan terbentuknya Kabupaten Lampung Barat berdasarkan UU No. 6 tahun 1991, sehingga wilayah Lampung Utara berkurang 6 kecamatan yaitu: Sumber Jaya, Balik Bukit, Belalau, Pesisir Tengah, Pesisir Selatan dan Pesisir Utara. Pemekaran kedua tejadi dengan terbentuknya Kabupaten Tulang Bawang berdasarkan UU No. 2 tahun Wilayah Lampung Utara kembali mengalami pengurangan sebanyak 4 kecamatan yaitu : Menggala, Mesuji, Tulang bawang Tengah dan Tulang Bawang Udik. Pemekaran ketiga terjadi dengan terbentuknya Kabupaten Way Kanan berdasarkan UU No.

5 12 tahun Lampung Utara kembali berkurang 6 kecamatan yaitu : Blambangan Umpu, Pakuan Ratu, Bahuga, Baradatu, Banjit dan Kasui. Kabupaten Lampura, saat ini tinggal 8 kecamatan yaitu : Kotabumi, Abung Selatan, Abung Timur, Abung Barat, Sungkai Selatan, Sungkai Utara, Tanjung Raja dan Bukit Kemuning. Berdasarkan Perda No. 20 tahun 2000 jumlah kecamatan dimekarkan menjadi 16 kecamatan dengan mendefinitifkan 8 kecamatan pembantu yaitu : Kotabumi Utara, Kotabumi Selatan, Abung Semuli, Abung Surakarta, Abung Tengah, Abung Tinggi, Bunga Mayang dan Muara Sungkai. Sedangkan hari kelahiran Kabupaten Lampung Utara Sikep ini, setelah melalui berbagai kajian, disepakati jatuh tanggal 15 Juni 1946 dan ini disyahkan dalam Perda Nomor 6 tahun Berdasarkan Perda Nomor 8 tahun 2006 tanggal 15 Agustus 2006 telah dimekarkan kembali 7 kecamatan yang baru yaitu sebagai berikut : 1. Kecamatan Hulu Sungkai ibukota Gedung Maripat 2. Kecamatan Sungkai Tengah ibukota Batu Nangkop 3. Kecamatan Sungkai Barat ibukota Sinar Harapan 4. Kecamatan Sungkai Jaya ibukota Cempaka 5. Kecamatan Abung Pekurun ibukota Pekurun 6. Kecamatan Abung Kunang ibukota Aji Kagungan 7. Kecamatan Blambangan Pagar ibukota Blambangan Sehingga saat ini di Lampung Utara menjadi 23 kecamatan. Sejak berdiri hingga sekarang telah 16 orang putra terbaik memimpin kabupaten ini : 1. Burhanudin

6 2. Ahmad Akuan 3. Zainal Abidin Pagar Alam 4. Raden Sarikun 5. Raden Sumbaji 6. Pangeran Ingguan ( ) 7. A. Somad ( ) 8. M. Syarif ( ) 9. A. Rivai ( ) 10. TRA Syukri ( ) 11. Djuaini Ahmad ( ) 12. Masno Asmono ( ) 13. Djufri A.H. Adam ( ) 14. Ahmad Gumbira ( ) 15. Hairi Fasyah ( ) & Drs.Zainal Abidin, MM ( ) 16. Drs.Zainal Abidin, MM & Rohimat Aslam ( ) E. Keadaan Alam Lokasi Penelitian 1. Luas Wilayah Kabupaten Lampung Utara secara umum terbagi menjadi 2 (dua) unit topografi yaitu topografi berbukit sampai bergunung dan daerah river basin. Bentang alam wilayah Kabupaten Lampung Utara bervariasi antara berbukit dan bergunung yang berbeda pada ketinggian m dari permukaan laut dengan kemiringan 30% 60%.

7 2. Iklim Kabupaten Lampung Utara berdasarkan Schmid Ferguson termasuk dalam katagori iklim B.2 yang dicirikan banyaknya curah hujan, bulan basah 6 8 bulan, dan bulan kering 2 4 bulan pertahun. Suhu rata-rata harian 23 c 34 c dan intensitas sinar matahari merata sepanjang tahun. 3. Tanah Kabupaten Lampung Utara memiliki berbagai jenis tanah, antara lain podlosik merah kuning, andosol, latosol, coklat. Tekstur tanah lapisan atas umumnya terbagi menjadi tiga bagian penyabaran, yaitu: pasir 20%, liat 16%, dan debu 64%. Jenis tanah podlosik merah kuning umumnya terdapat di Kecamatan Muara Sungkai, Bunga Mayang, dan sebagian Sungkai Selatan. Jenis tanah andosol dan latosol coklat umumnya terdapat di Kecamatan Abung Barat dan Abung Tengah. 4. Penggunaan Lahan Berdasarkan penggunaan lahan di Kabupaten Lampung Utara dibagi menjadi dua golongan yaitu lahan sawah yang diperuntukkan sebagai sawah teknis, setengah teknis, sederhana non pengairan umum, tadah hujan dan sawah rawa. Golongan kedua adalah lahan kering yang digunakan untuk pekarangan, tegal/kebun, hutan negara, hutan rakyat, perkebunan, dan lainnya. Luas sawah sebesar Ha (4,30%) dan lahan kering Ha (95,70%). Penggunaan terbesar lahan sawah adalah sawah teknis seluas Ha. Kecamatan Abung Timur merupakan lumbung sawah terbesar dengan luas sawah teknis Ha. Sementara penggunaan lahan kering terbesar digunakan untuk perkebunan seluas

8 Ha. Selanjutnya tegal/kebun seluas Ha dan hutan negara Ha. Areal perkebunan terluas terdapat di Kecamatan Tanjung Raja Ha. Kemudian Abung Selatan Ha, Abung Barat 8.676, Sungkai Utara Ha, dan Bunga Mayang Ha.

dokumen-dokumen yang mirip

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Propinsi Lampung merupakan salah satu propinsi yang terdapat di Pulau

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Kondisi Wilayah Propinsi Lampung 1. Geografi Propinsi Lampung merupakan salah satu propinsi yang terdapat di Pulau Sumatera dengan luas wilayah 35.288,35 Km 2. Propinsi