Bab I PENDAHULUAN I. Latar Belakang Dewasa ini perang dalam dunia marketing adalah perang antar merek, suatu persaingan hanya untuk dominasi merek. Berbagai investor dan perusahaan akan menyadari merek sebagai aset perusahaan yang paling bernilai. Ini merupakan konsep yang sangat penting, sekaligus merupakan visi mengenai bagaimana mengembangkan, memperkuat, mempertahankan dan mengelola suatu perusahaan sehingga akan menjadi lebih penting memiliki sebuah pasar daripada memiliki sebuah perusahaan. Satu-satunya cara untuk menguasai pasar adalah memiliki pasar dengan merek yang dominan. Era globalisasi saat ini menjanjikan peluang dan tantangan bisnis baru bagi perusahaan yang beroperasi di Indonesia. Di satu sisi, era globalisasi memperluas pasar produk perusahaan di Indonesia dan di sisi lain, keadaan tersebut memunculkan persaingan yang semakin ketat baik antar perusahaan domestic maupun dengan perusahaan asing. Fenomena persaingan yang ada dalam era globalisasi akan semakin mengarahkan system perekonomian Indonesia ke mekanisme pasar yang memposisikan pemasar untuk selalu mengembangkan dan merebut pasar. Salah satu cara untuk mencapai keadaan tersebut adalah merek. Merek memegang peranan yang sangat penting. Salah satunya adalah menjembatani harapan konsumen pada saat produsen menjanjikan sesuatu kepada konsumen. Dengan demikian dapat diketahui adanya ikatan emosional yang tercipta 1
2 antara konsumen dengan perusahaan penghasil produk melalui merek. Pesaing bisa saja menawarkan produk yang mirip, tetapi mereka tidak mungkin menawarkan janji emosional yang sama Merek yang kuat akan memiliki ekuitas merek yang tinggi (Kotler dan Amstrong, dalam Durianto,2001:4). Ekuitas merek terjadi apabila konsumen akrab dengan nama merek tersebut dan memegang semua kebaikan dan keunikan nama merek. Jadi pengertian ekuitas merek adalah seperangkat aset dan liabilitas merek yang berkaitan dengan suatu merek yang menambah atau mengurangi nilai yang diberikan oleh suatu barang atau suatu jasa kepada perusahaan atau para pelanggan perusahaan. Jadi dapat dikatakan bahwa ekuitas merek menciptakan nilai pada konsumen maupun pada perusahaan. Bagi konsumen, ekuitas merek dapat mempengaruhi rasa percaya diri konsumen dalam pengambilan keputusan. Brand association (asosiasi merek) adalah segala kesan yang muncul dibenak seseorang yang terkait dengan ikatannya mengenai suatu merek (Durianto, 2001:69). Kesan-kesan yang terkait merek akan semakin meningkat dengan semakin banyaknya pengalaman konsumen dalam mengkonsumsi suatu merek atau dengan semakin seringnya penampakan merek tersebut dalam strategi komunikasinya, ditambah lagi jika kaitan tersebut didukung oleh suatu jaringan dari kaitan-kaitan lain. Suatu merek yang telah mapan akan memiliki posisi menonjol dalam persaingan bila didukung oleh berbagai asosiasi yang kuat. Berbagai asosiasi merek yang saling berhubungan akan menimbulkan suatu rangkaian yang disebut brand image.semakin banyaknya asosiasi yang saling berhubungan, semakin kuat brand image yang dimiliki oleh merek tersebut. Pada umumnya asosiasi merek (terutama yang berbentuk brand image) menjadi pijakan konsumen dalam keputusan pembelian dan loyalitasnya pada
3 merek yang bersangkutan. Dalam prakteknya didapati banyak sekali kemungkinan asosiasi dan variasi dari brand association yang dapat memberikan nilai bagi suatu merek, dipandang dari sisi perusahaan maupun dari sisi pengguna. Dalam memberikan nilai bagi suatu merek seringkali terjadi perbedaan kepuasan antara individu yang satu dengan individu yang lain. Perbedaan kepuasan tersebut disebabkan karena penilaian seseorang yang berbeda mengenai suatu obyek dan standar yang diberikan oleh tiap individu atas suatu obyek berbeda. Ada orang yang sudah merasa puas dengan apa yang dirasakan atas suatu obyek, tetapi ada juga yang merasa kurang puas atau tidak puas atas obyek yang sama. Perbedaaan tersebut daapt disebabkan oleh karakteristik yang berbeda dari masing-masing individu. Sekarang ini banyak sekali jenis atau merek the botol yang beredar di pasaran. Masing-masing teh tersebut memiliki karakteristik atau keunggulan yang berbeda-beda antara satu merek dengan merek yang lainnya. Dengan semakin banyaknya jenis teh botol yang beredar maka semakin ketat pula persaingan diantara produsen teh botol. Melihat kebutuhan konsumen akan minuman ringan, maka banayak beredar berbagai macam teh botol, diantaranya adalah teh botol sosro, frestea, fruittea, tekita, tebs, dan sebagainya. Masing-masing perusahaan menawarkan pada pasar atau konsumen akan atas produk yang diproduksinya serta menunjukkan keunggulan yang dimiliki dari produknya dibandingkan dengan produk sejenis dari perusahaan lain. Persaingan yang ketat tersebut menuntut produsen teh botol untuk dapat membuat suatu produk yang benar-benar berkualitas dan bermanfaat. Baik dari dari segi rasa, kenikmatan, isi, kemasan, sehingga konsumen dapat menentukan produk yang sesuai dengan kebutuhannya
4 Diantara merek-merek teh botol yang beredar di Indonesia saat ini, teh botol sosro dan frestea merupakan produk yang sudah dikenal dan menjadi pilihan dari sebagian orang di Indonesia. Berdasarkan latar belakang diatas, penulis tertarik untuk mengetahui perbandingan asosiasi merek teh botol sosro dan frestea yang selanjutnya dituangkan dalam bentuk penelitian dengan judul Analisis Perbandingan Asosiasi Merek Teh Botol Sosro dan Frestea Di Kota Yogyakarta. 1.2. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah diatas, penulis mengidentifikasi masalah yang akan dibicarakan dan diteliti adalah sebagai berikut : 1. Bagaimana profil konsumen teh botol sosro dan frestea? 2. Bagaimana asosiasi merek teh botol sosro di kota Yogyakarta? 3. Bagaimana asosiasi merek teh botol frestea di kota Yogyakarta? 4. Apakah terdapat perbedaan asosiasi merek teh botol sosro dan asosiasi merek teh botol frestea ditinjau dari profil konsumen yang terdiri dari jenis kelamin, usia, pekerjaan? 1.3. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui profil konsumen teh botol sosro dan frestea di kotayogyakarta. 2. Untuk mengetahui asosiasi merek teh botol sosro di kota Yogyakarta. 3. Untuk mengetahui asosiasi merek teh botol frestea di kota Yogyakarta.
5 4. Untuk mengetahui apakah ada perbedaan asosiasi merek teh botol sosro dan asosiasi merek teh botol frestea ditinjau dari profil konsumen yang terdiri dari jenis kelamin, usia, pekerjaan. 1.4. Kontribusi Penelitian Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memiliki manfaat bagi beberapa pihak antara lain : 1. Bagi perusahaan, mendapatkan masukan mengenai kepuasan konsumen terhadap asosiasi produknya yang dapat digunakan sebagai dasar pengambilan kebijakan dalam hal produk maupun strategi pemasaran yang dapat diterapkan perusahaan 2. Bagi penulis, penelitian ini dilakukan sebagai aplikasi ilmu-ilmu yang sudah diperoleh di bangku perkuliahan dan untuk memenuhi syarat sebagai mahasiswa fakultas ekonomi jurusan manajemen Universitas Duta Wacana untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi. 3. Bagi pihak lain, penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan bacaan yang bermanfaat dalam menambah wawasan dalam bidang manajemen pemasaran. 1.5. Batasan Masalah Agar masalah yang diteliti terarah dan sesuai dengan tujuan penelitian, maka ditentukan batasan masalah sebagai berikut : 1. Penelitian dilakukan di Kota Yogyakarta. 2. Responden dalam penelitian ini adalah orang yang membeli dan mengkonsumsi teh botol sosro atau frestea. 3. Penelitian terbatas pada asosiasi merek
6 Asosiasi merek adalah segala kesan yang muncul di benak seseorang yang terkait dengan ingatannya mengenai suatu merek (Durianto, 2001:69). Variabel yang digunakan sebagai dasar pembentukan asosiasi merek teh botol sosro dan frestea mengacu pada variabel dari bauran pemasaran. Variabel bauran pemasaran yang digunakan berdasarkan pada variabel bauran pemasaran dari Philip Kotler yang terdiri dari produk, harga, distribusi dan promosi. a. Produk Produk adalah sekumpulan atribut yang nyata, didalamnya sudah tercakup warna, harga, prestise, pabrik dan pelayanan dari pabrik yang mungkin diterima oleh pembeli sebagai sesuatu yang mungkin diterima oleh pembeli sebagai sesuatu yang mungkin bisa memuaskan keinginannya (Stanton, 1997:225).Pegukuran faktor produk diteliti melalui variabel sebagai berikut : - Rasa yang enak - Kemasan menarik - Isi / kapasitas teh b. Harga harga adalah jumlah uang yang dibutuhkan untuk memperoleh beberapa kombinasi pada sebuah produk dan pelayanan yang menyertainya (Stanton, 1997:308). Pengukuran faktor harga diteliti melalui variabel sebagai berikut : - Harga yang sesuai dengan kualitas produk - Harga yang terjangkau
7 c. Distribusi Distribusi menunjukkan berbagai kegiatan yang dilakukan perusahaan untuk menjadikan produknya dapat diperoleh dan tersedia bagi konsumen (Stanton, 1997:310). Pengukuran faktor distribusi diteliti melalui variabel sebagai berikut : - Saluran distribusi yang luas - Jumlah agen yang banyak - Produk mudah didapat d. Promosi Promosi merupakan usaha dibidang informasi, himbauan atau persuasi dan komunikasi yang dibuat untuk mengarahkan seseorang atau organisasi pada tindakan yang menciptakan penjualan dalam pemasaran (Stanton,1997:320). Pengukuran faktor promosi diteliti melalui variabel sebagai berikut : - Promosi yang intensif - Promosi di media cetak yang menarik - Promosi di media elektronik yang menarik - Slogan mudah diingat 4. profil responden yang digunakan dalam penelitian ini adalah : a. Jenis kelamin : laki-laki dan wanita b. Usia Karakteristik usia dapat membedakan seseorang dalam cara berpikir dan bersikap serta dapat mempengaruhi dalam pengambilan keputusan untuk memilih dan membeli produk dari beberapa merek yang ada. Usia muda biasanya bertindak emosional. Usia dewasa lebih bisa
8 mengendalikan emosinya dan dapat berpikir secara rasional (Dharmesta, 2000:23). Pembagian usia dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : - Usia 15-25 - Usia >25-35 - Usia >35-45 - Usia >45-55 - Usia >55 c. Pekerjaan - Pelajar / Mahasiswa - Pegawai Negeri - Pegawai Swasta - Wiraswata - Lain-lain