PT CATUR SENTOSA ADIPRANA Tbk DAN ENTITAS ANAK. Laporan Keuangan Konsolidasian 30 Juni 2012 (Tidak Diaudit)

dokumen-dokumen yang mirip
PT CATUR SENTOSA ADIPRANA Tbk DAN ENTITAS ANAK. Laporan Keuangan Konsolidasian 30 September 2012 (Tidak Diaudit)

PT CATUR SENTOSA ADIPRANA Tbk DAN ENTITAS ANAK. Laporan Keuangan Konsolidasian 31 Maret 2013 (Tidak Diaudit)

31 Maret Maret 2011 (Tiga Bulan) (Tiga Bulan) ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI

PT CATUR SENTOSA ADIPRANA Tbk DAN ENTITAS ANAK. Laporan Keuangan Konsolidasian 31 Maret 2014 (Tidak Diaudit)

PT CATUR SENTOSA ADIPRANA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN. Laporan Keuangan Konsolidasian 30 Juni 2011 (Tidak Diaudit)

PT CATUR SENTOSA ADIPRANA Tbk DAN ENTITAS ANAK. Laporan Keuangan Konsolidasian 31 Maret 2012 (Tidak Diaudit)

Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian 1 3. Laporan Laba Rugi Komprehensif Konsolidasian 4-5. Laporan Perubahan Ekuitas Konsolidasian 6-7

PT SEKAWAN INTIPRATAMA Tbk DAN ENTITAS ANAK

LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN

Lihat Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi yang merupakan Bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan ini

PT PANASIA INDOSYNTEC Tbk DAN ENTITAS ANAK LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN 30 JUNI 2012 DAN 31 DESEMBER 2011 Disajikan dalam Rupiah


PT CATUR SENTOSA ADIPRANA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN

PT TIPHONE MOBILE INDONESIA Tbk DAN ENTITAS ANAK

PT PANASIA INDO RESOURCES Tbk DAN ENTITAS ANAK LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN 30 SEPTEMBER 2012 DAN 31 DESEMBER 2011 Disajikan dalam Rupiah

PT SURYA TOTO INDONESIA Tbk. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 Juni 2010 dan 2009 ( Dalam Rupiah )

PT SELAMAT SEMPURNA Tbk. DAN ENTITAS ANAK. Laporan Keuangan Konsolidasian (Tidak Diaudit) 31 Maret 2012 (Mata Uang Rupiah Indonesia)

PT SEKAWAN INTIPRATAMA Tbk DAN ENTITAS ANAK

PT SMR UTAMA Tbk DAN ENTITAS ANAK. Laporan keuangan konsolidasian untuk tiga (3) bulan yang berakhir pada tanggal 31 Maret 2012 dan 2011

PT SEKAWAN INTIPRATAMA Tbk DAN ENTITAS ANAK

PT EVER SHINE TEX Tbk DAN ENTITAS ANAK

PT RICKY PUTRA GLOBALINDO Tbk dan ANAK PERUSAHAAN LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI. Pada tanggal 30 Maret 2012 dan 2011 (Tidak Diaudit)

PT SEKAWAN INTIPRATAMA Tbk DAN ENTITAS ANAK

BAB III GAMBARAN UMUM ATAS PT MMS. Sejarah Singkat dan Perkembangan Perusahaan

PT SEKAWAN INTIPRATAMA Tbk DAN ENTITAS ANAK

PT STAR PETROCHEM Tbk DAN ENTITAS ANAK Laporan Keuangan Konsolidasian 30 September 2015 (Tidak Diaudit) dan 31 Desember 2014 (Diaudit) Serta Untuk

PT SMR UTAMA Tbk DAN ENTITAS ANAK. Laporan keuangan konsolidasian untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada tanggal 30 September 2012 dan 2011

30 Juni 31 Desember

PT MUSTIKA RATU Tbk DAN ENTITAS ANAK

PT GEMA GRAHASARANA Tbk DAN ENTITAS ANAK

PT MITRA PEMUDA TBK DAN ENTITAS ANAK

PT YANAPRIMA HASTAPERSADA Tbk

PT PENYELENGGARA PROGRAM PERLINDUNGAN INVESTOR EFEK INDONESIA

PT ALKINDO NARATAMA TBK

PT ALKINDO NARATAMA Tbk DAN ENTITAS ANAK

Jumlah Aset Lancar 164,324,439, ,734,437,903

PT YANAPRIMA HASTAPERSADA Tbk

PT SIANTAR TOP Tbk LAPORAN KEUANGAN UNTUK ENAM BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 JUNI 2007 DAN 2006 (TIDAK DIAUDIT)

PT COWELL DEVELOPMENT Tbk. DAN ENTITAS ANAK

Perusahaan berdomisili dan pabriknya berlokasi di Bandung, Jawa Barat. Kantor pusat Perusahaan beralamat di Jl. Garuda 153/74, Bandung, Jawa Barat.

PT SKYBEE Tbk DAN ENTITAS ANAK

PT Dynaplast Tbk. dan Anak Perusahaan

PT MAHAKA MEDIA TBK. DAN ENTITAS ANAK

PT SKYBEE Tbk DAN ENTITAS ANAK

PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk

PT FORTUNE INDONESIA Tbk DAN ENTITAS ANAK

PT MUSTIKA RATU Tbk DAN ENTITAS ANAK

PT YANAPRIMA HASTAPERSADA Tbk

PT YULIE SEKURINDO Tbk LAPORAN KEUANGAN (TIDAK DIAUDIT) 30 SEPTEMBER 2011 DAN 30 SEPTEMBER 2010 (MATA UANG INDONESIA)

PT SELAMAT SEMPURNA Tbk. DAN ENTITAS ANAK. Laporan Keuangan Konsolidasian (Tidak Diaudit) 30 Juni 2012 (Mata Uang Rupiah Indonesia)

PT STAR PETROCHEM Tbk DAN ENTITAS ANAK Laporan Keuangan Konsolidasian Untuk Tahun Yang Berakhir 31 Desember 2015 dan 2014 Beserta LAPORAN AUDITOR

Susunan Dewan Komisaris dan Direksi Perusahaan pada tanggal 30 September 2011 dan 31 Desember 2010 adalah sebagai berikut: Tahun 2011 Tahun 2010

PT Alam Karya Unggul Tbk (d/h PT Aneka Kemasindo Utama Tbk) dan Entitas Anak

PT YULIE SEKURINDO Tbk LAPORAN KEUANGAN (TIDAK DIAUDIT) 30 JUNI 2010 DAN 2009 (MATA UANG INDONESIA)

PT. PRIMARINDO ASIA INFRASTRUCTURE, Tbk. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN PER 30 JUNI 2014 DAN 31 DESEMBER 2013

PT STAR PETROCHEM Tbk DAN ENTITAS ANAK Laporan Keuangan Konsolidasian 31 Maret 2016 (Tidak Diaudit) dan 31 Desember 2015 (Diaudit) Serta Untuk

PT. NUSANTARA INTI CORPORA TBK DAN ENTITAS ANAK

PT RODA VIVATEX Tbk DAN ENTITAS ANAK LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI UNTUK LAPORAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL - TANGGAL 31 MARET 2013 DAN 2012

PT YULIE SEKURINDO Tbk LAPORAN KEUANGAN (TIDAK DIAUDIT) 31 MARET 2011 DAN 2010 (MATA UANG INDONESIA)

PT STAR PETROCHEM Tbk DAN ENTITAS ANAK Laporan Keuangan Konsolidasian 31 Maret 2015 (Tidak Diaudit) dan 31 Desember 2014 (Diaudit) Serta Untuk

PT EVERGREEN INVESCO Tbk DAN ENTITAS ANAK. Laporan Keuangan Konsolidasian

DAFTAR ISI. Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian Laporan Laba Rugi Dan Penghasilan Komprehensif Lain Konsolidasian... 3

PT EVER SHINE TEX Tbk DAN ENTITAS ANAKNYA

PT MITRA PEMUDA TBK DAN ENTITAS ANAK

PT Electronic City Indonesia Tbk dan Entitas Anak

PT. NUSANTARA INTI CORPORA, Tbk

PT LION METAL WORKS Tbk DAN ENTITAS ANAK

PT STAR PETROCHEM Tbk DAN ENTITAS ANAK Laporan Keuangan Konsolidasian 30 September 2014 (Tidak Diaudit) dan 31 Desember 2013 (Diaudit) Serta Untuk

PT YANAPRIMA HASTAPERSADA TBK

PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk

PT NUSA KONSTRUKSI ENJINIRING Tbk (d/h PT DUTA GRAHA INDAH Tbk) DAN ENTITAS ANAK

PT. NUSANTARA INTI CORPORA TBK DAN ENTITAS ANAK

PT PANASIA INDOSYNTEC Tbk DAN ENTITAS ANAK

PT BATAVIA PROSPERINDO INTERNASIONAL Tbk DAN ENTITAS ANAK LAPORAN KEUANGAN INTERIM KONSOLIDASIAN

PT PELAYARAN BAHTERA ADHIGUNA DAN ENTITAS ANAK LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2014

PT MUSTIKA RATU Tbk DAN ENTITAS ANAK

PT MITRA PEMUDA TBK DAN ENTITAS ANAK

Daftar Isi. Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian 1-2. Laporan Laba Rugi Komprehensif Konsolidasian 3-4. Laporan Perubahan Ekuitas Konsolidasian 5

PT MUSTIKA RATU Tbk DAN ENTITAS ANAK

30 September 31 Desember Catatan

1 Januari 2010/ 31 Desember 31 Desember 31 Desember (Disajikan kembali)

PT JAYA REAL PROPERTY TBK LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN Per 30 Juni 2011 dan 31 Desember 2010 (Dalam Ribuan Rupiah) 31 Desember 2010

PT GOLDEN RETAILINDO Tbk. Laporan Keuangan Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2012 Dan 2011 Dan Laporan Auditor Independen

PT FORTUNE INDONESIA Tbk DAN ENTITAS ANAK

Daftar Isi. Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian Laporan Laba Rugi Komprehensif Konsolidasian...4-5

PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk

LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN PT EVERGREEN INVESCO Tbk DAN ENTITAS ANAK

PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk

PT SAT NUSAPERSADA Tbk DAN ENTITAS ANAK LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2013 DAN 2012 D A N LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN

Laporan keuangan konsolidasian untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2016 dan Beserta Laporan Auditor Independen

PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk

PT YULIE SEKURINDO Tbk LAPORAN KEUANGAN (TIDAK DIAUDIT) 31 MARET 2013 DAN 31 MARET 2012 (MATA UANG INDONESIA)

PT YULIE SEKURINDO Tbk LAPORAN KEUANGAN (TIDAK DIAUDIT) 30 JUNI 2011 DAN 30 JUNI 2010 (MATA UANG INDONESIA)

PT GARUDA METALINDO Tbk

Catatan 31 Maret Maret 2010

Daftar Isi. Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian 1-3. Laporan Laba Rugi dan Penghasilan Komprehensif Lain Konsolidasian 4

PT EVER SHINE TEX Tbk DAN ENTITAS ANAKNYA

PT POOL ADVISTA INDONESIA Tbk DAN ENTITAS ANAK

PT KAWASAN INDUSTRI JABABEKA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN


Transkripsi:

PT CATUR SENTOSA ADIPRANA Tbk DAN ENTITAS ANAK Laporan Keuangan Konsolidasian 30 Juni 2012 (Tidak Diaudit)

Daftar Isi Halaman Neraca Konsolidasi... 1-3 Laporan Laba Rugi Konsolidasi... 4 Laporan Perubahan Ekuitas Konsolidasi. 5 Laporan Arus Kas Konsolidasi.. 6 Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi... 7-49 ***************************

LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN 30 Juni 2012 dan 31 Desember 201 (Disajikan dalam Ribuan Rupiah) 30 Juni 2012 31 Desember 2011 Catatan (tidak diaudit) (audited) ASET ASET LANCAR Kas dan setara kas 2d,2q,2u, 4 42.151.149 30.853.320 Investasi jangka pendek 2e,2q,2u, 5, 10 10.093.868 8.922.534 Piutang usaha 2f,2u,6,10,13 Pihak ketiga netto 651.290.538 561.113.264 Pihak berelasi 2 g, 6,7 4.192.491 4.585.051 Piutang lain-lain 68.410.577 37.070.766 Persediaan 2 h, 7, 8,10,13 825.564.262 817.463.961 Biaya dibayar dimuka 2 i,2j 42.397.852 24.659.098 Pajak dibayar dimuka 12a 6.262.100 846.290 Aset lancar lainnya 16.978.053 21.547.866 JUMLAH ASET LANCAR 1.667.340.890 1.507.062.150 ASET TIDAK LANCAR Aset tetap setelah dikurangi akumulasi 2 j, 2 k,2l, 9, 10,13 620.016.164 415.158.002 Aset pajak tangguhan bersih 2 r, 12g 27.380.719 27.374.456 Sewa jangka panjang dibayar dimuka 2 i,2j 22.328.710 26.977.228 Taksiran pajak penghasilan 12b 13.296.436 20.334.415 Aset tidak lancar lainnya 11.393.902 12.275.385 JUMLAH ASET TIDAK LANCAR 694.415.931 502.119.486 JUMLAH ASET 2.361.756.821 2.009.181.636 =============== =============== Catatan atas laporan keuangan konsolidasi terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasi secara keseluruhan. 1

LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN (lanjutan) 30 Juni 20112 dan 31 Desember 2011 (Disajikan dalam Ribuan Rupiah) 30 Juni 2012 31 Desember 2011 Catatan (tidak diaudit) (audited) LIABILITAS DAN EKUITAS LIABILITAS JANGKA PENDEK Hutang Bank Jangka Pendek 2q,2u,10,13 514.338.352 443.100.323 Hutang Usaha Pihak Ketiga 2u2q,11, 618.078.100 567.935.240 Pihak berelasi 2g,2u,7b, 11 196.739.173 193.321.586 Hutang Lain-lain 52.039.557 33.570.728 Hutang Pajak 2r,12 c 18.102.995 10.264.765 Beban Masih Harus Dibayar 18.476.754 13.257.997 Hutang Jangka Panjang yang JT dalam 1 tahun Hutang Bank bersih dan pinjaman lainnya 2u,13 23.796.911 19.154.479 Hutang sewa pembiayaan 2j,2u 889.516 540.972 JUMLAH LIABILITAS JANGKA PENDEK 1.442.461.359 1.281.146.090 LIABILITAS JANGKA PANJANG Hutang bank bersih dan pinjaman lainnya 2u13 202.311.432 66.836.691 Hutang sewa pembiayaan 2j,2u 1.328.279 116.221 Hutang pihak berelasi 2g,2u,7c - 800.000 Liabilitas imbalan kerja 2 o, 14 71.663.534 65.691.924 JUMLAH LIABILITAS JANGKA PANJANG 275.303.245 133.444.836 JUMLAH LIABILITAS 1.717.764.604 1.414.590.926 =============== =============== Catatan atas laporan keuangan konsolidasi terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasi secara keseluruhan. 2

LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN (lanjutan) 30 Juni 2012 dan 31 Desember 2011 (Disajikan dalam Ribuan Rupiah) 30 Juni 2012 31 Desember 2011 Catatan (tidak diaudit) (audited) EKUITAS Ekuitas yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk Modal Ditempatkan dan Disetor 16 289.503.780 289.503.780 Tambahan modal disetor bersih 2m,17 51.456.262 51.456.262 Selisih transaksi perubahan ekuitas Entitas Anak 2 t 32.314 32.314 Selisih Transaksi Restrukturisasi Entitas Sepengendali 2 s 426.356 426.356 Laba blm direalisasi kepemilikan surat berharga 2 u, 5 1.420.268 619.734 Saldo Laba telah ditentukan penggunaannya 1.000.000 800.000 belum ditentukan penggunaannya 228.977.899 188.823.315 Sub-jumlah 572.816.879 531.661.762 Kepentingan nonpengendali 2b, 15 71.175.339 62.928.948 JUMLAH EKUITAS 643.992.217 594.590.710 JUMLAH LIABILITAS DAN EKUITAS 2.361.756.821 2.009.181.636 =============== =============== Catatan atas laporan keuangan konsolidasi terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasi secara keseluruhan. 3

LAPORAN LABA RUGI KOMPREHENSIF KONSOLIDASIAN Bulan yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2012 dan 30 Juni 2011 (Disajikan dalam Ribuan Rupiah) 30 Juni 2012 30 Juni 2011 Catatan (Enam Bulan) (Enam Bulan) PENJUALAN BERSIH 2g,2n,7a,18 2.391.659.363 2.076.798.140 BEBAN POKOK PENJUALAN 2g,2n,7b,,19 2.075.233.412 1.807.945.732 LABA BRUTO 316.425.951 268.852.408 BEBAN USAHA 2n, 20 Penjualan 164.188.621 133.190.036 Umum dan administrasi 72.816.455 64.249.116 Jumlah Beban Usaha 237.005.076 197.439.152 Laba Usaha 79.420.876 71.413.256 Pendapatan Bunga 319.161 363.275 Biaya keuangan (30.870.224) (21.215.498) Lain-lain Bersih 9.434.166 9.507.761 Beban Lain-lain Bersih (21.116.898) (11.344.462) LABA SEBELUM PAJAK PENGHASILAN 58.303.978 60.068.794 MANFAAT (BEBAN) PAJAK PENGHASILAN 2r,12e,12g Kini (14.753.999) (15.268.767) Tangguhan 517.877 95.334 Beban Pajak Penghasilan (14.236.122) (15.173.432) LABA TAHUN BERJALAN 44.067.856 44.895.362 PENDAPATAN KOMPREHENSIF LAINNYA Laba yang belum direalisasi dari pemilikan surat berharga tersedia untuk dijual 800.534 (40.534) JUMLAH PENDAPATAN KOMPREHENSIF 44.868.390 44.854.828 LABA TAHUN BERJALAN YANG DAPAT DIATRIBUSIKAN KEPADA : Pemilik entitas induk 40.354.567 39.324.774 Kepentingan non pengendali 3.713.289 5.570.588 JUMLAH 44.067.856 44.895.362 =============== =============== JUMLAH PENDAPATAN KOMPREHENSIF TAHUN BERJALAN YANG DAPAT DIATRIBUSIKAN KEPADA : Pemilik entitas induk 41.155.101 39.284.241 Kepentingan non pengendali 15 3.713.289 5.570.588 JUMLAH 44.868.390 44.854.828 =============== =============== LABA BERSIH PER SAHAM YANG DAPAT DIATRIBUSIKAN KEPADA PEMILIK ENTITAS INDUK (dalam jumlah penuh) 14 14 =============== =============== Catatan atas laporan keuangan konsolidasi terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasi secara keseluruhan. 4

LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS KONSOLIDASIAN Untuk Periode Enam Bulan yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2012 dan 31 Desember 2011 (Disajikan dalam Ribuan Rupiah) Selisih nilai Laba Selisih transaksi yang belum Modal saham transaksi pemilikan direalisasi dari Saldo Laba ditempatkan Tambahan perubahan restruksturisasi surat berharga Telah Belum dan disetor modal disetor ekuitas Anak entitas tersedia untuk Ditentukan Ditentukan Kepentingan Catatan penuh - bersih Perusahaan sepengendali dijual Penggunaannya Penggunaannya non pengendali Ekuitas-bersih Saldo, 1 Januari 2011 289.503.780 51.456.262 32.314 426.357 467.734 600.000 127.768.601 52.704.914 522.959.962 Laba yang belum direalisasi dari pemilikan surat berharga tersedia untuk dijual 2u, 5 152.000 152.000 Pembentukan dana cadangan 25 200.000 (200.000) - Deviden kas (5.790.076) (1.710.000) (7.500.076) Penambahan setoran modal pihak non pengendali 3.675.000 3.675.000 Laba bersih tahun 2011 67.044.790 8.259.034 75.303.824 Saldo, 31 Desember 2011 289.503.780 51.456.262 32.314 426.357 619.734 800.000 188.823.315 62.928.948 594.590.710 Laba yang belum direalisasi dari pemilikan surat berharga tersedia untuk dijual 2u, 5 800.534 800.534 Pembentukan dana cadangan 25 200.000 (200.000) - Penambahan setoran modal pihak non pengendali 4.533.102 4.533.102 Laba bersih enam bulan 40.354.583 3.713.289 44.067.872 Saldo, 30 Juni 2012 289.503.780 51.456.262 32.314 426.357 1.420.268 1.000.000 228.977.898 71.175.339 643.992.217 Catatan atas laporan keuangan konsolidasi terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasi secara keseluruhan. 5

LAPORAN ARUS KAS KONSOLIDASI Untuk Periode Tiga Bulan yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 12 dan 30 Juni 2011 (Disajikan dalam Ribuan Rupiah) ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI 30 Juni 2012 30 Juni 2011 (Enam Bulan) (Enam Bulan) Penerimaan kas dari pelanggan 2.301.870.328 1.982.980.355 Pengeluaran kas kepada: Pemasok dan untuk beban operasi lainnya (2.051.505.716) (1.744.153.193) Beban Operasional (219.890.660) (168.658.039) Penerimaan (pengeluaran) kas dari operasi 30.473.952 70.169.124 Pembayaran untuk: Beban bunga (31.081.644) (20.280.534) Pajak (4.781.986) 9.488.177 Penerimaan dari pendapatan bunga 319.161 363.275 Kas bersih diperoleh dari (digunakan untuk) aktivitas operasi (5.070.518) 59.740.041 ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI Hasil penjualan aset tetap 860.065 1.293.510 Penurunan (peningkatan) investasi jangka pendek (370.800) (2.574.698) Pembayaran sewa jangka panjang 4.648.518 1.287.628 Perolehan aset tetap (205.418.342) (42.308.490) Penurunan (peningkatan) piutang kepada pihak-pihak berelasi - 165.424 Penerimaan Deviden - 30.400 Kas bersih diperoleh dari (digunakan untuk) aktivitas investasi (200.280.559) (42.106.226) ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN Perolehan (pembayaran) dari (ke) : Hutang sewa Pembiayaan 1.560.602 122.351 Hutang bank jangka pendek 71.238.029 (7.720.892) Hutang bank jangka panjang 140.117.173 2.645.630 Peningkatan (penurunan) hutang kepada pihak berelasi (800.000) 400.000 Penambahan modal disetor Entitas Anak yang diambil bagian oleh minoritas 4.533.102 2.080.000 Kas bersih yang diperoleh dari (digunakan untuk) aktivitas pendanaan 216.648.906 (2.472.910) PENINGKATAN (PENURUNAN) BERSIH KAS DAN SETARA KAS 11.297.829 15.160.906 KAS DAN SETARA KAS AWAL PERIODE 30.853.320 28.362.209 KAS DAN SETARA KAS AKHIR PERIODE 42.151.149 43.523.115 ===================== ===================== 6

1. UMUM a. Pendirian Perusahaan PT Catur Sentosa Adiprana ( Perusahaan ) didirikan berdasarkan akta notaris Hendra Karyadi, S.H., No. 93 tanggal 31 Desember 1983. Akta pendirian ini telah disahkan oleh Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No. C2-5216.HT.01-01.TH.1984 tanggal 18 September 1984 dan diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 1155 tanggal 27 November 1984, Tambahan No. 95. Pada tahun 2000, status hukum Perusahaan berubah menjadi Penanaman Modal Asing dan telah memperoleh persetujuan dari Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal dalam Surat Keputusan No. 208/V/PMA/2000 tanggal 21 Desember 2000 dan Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No. C-1701 HT.01.04-TH.2001 tanggal 7 Maret 2001. Anggaran dasar Perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan, dengan perubahan terakhir melalui akta notaris Dr. Irawan Soerodjo, S.H., Msi, No. 186 tanggal 25 Mei 2010, mengenai persetujuan perubahan ruang lingkup kegiatan Perusahaan. Akta perubahan tersebut telah disahkan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia dalam Surat Keputusan No. AHU-41979.AH.01.02.Tahun 2010, tanggal 25 Agustus 2010. Berdasarkan keputusan sirkuler pemegang saham Perusahaan tanggal 6 Juni 2007, para pemegang saham menyetujui perubahan status hukum Perusahaan dari perseroan terbatas dengan fasilitas Penanaman Modal Asing (PMA) menjadi perseroan terbatas non-fasilitas Penanaman Modal Asing (PMA)/Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN), termasuk memberikan persetujuan untuk mencabut dan/atau membatalkan setiap surat perjanjian Perusahaan yang berkaitan dengan Penanaman Modal Asing (PMA). Sesuai dengan pasal 3 Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan Perusahaan adalah sebagai distributor atau sub-distributor, agen atau pemasok bahan bangunan. Perusahaan mulai beroperasi secara komersial sejak tahun 1983. Perusahaan berdomisili di Jakarta dengan 35 (tiga puluh lima) cabang yang tersebar di seluruh Indonesia. Kantor pusat Perusahaan terletak di Jl. Daan Mogot Raya No. 234, Jakarta. PT Buanatata Adisentosa adalah entitas induk Perusahaan dan juga merupakan entitas induk terakhir dari Perusahaan dan Entitas Anak. b. Penawaran Umum Efek Perusahaan Berdasarkan akta notaris Dr. Irawan Soerodjo, S.H., MSi, No. 181 tanggal 21 September 2007, Perusahaan mengubah status Perusahaan dari Perseroan Tertutup menjadi Perseroan Terbuka dan nama Perusahaan menjadi PT Catur Sentosa Adiprana Tbk, peningkatan modal dasar dan pencatatan saham Perusahaan yang diterbitkan pada Bursa Efek Indonesia. Akta perubahan tersebut telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 11017 tanggal 9 November 2007, Tambahan No. 90 Berdasarkan Surat Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (BAPEPAM-LK) No. S-608/BL/2007 tanggal 30 November 2007, Pernyataan Pendaftaran Perusahaan dalam rangka Penawaran Umum Perdana telah dinyatakan efektif. Pada tanggal 12 Desember 2007, Perusahaan mencatatkan 600.000.000 lembar sahamnya dari modal ditempatkan dan disetor penuh dengan nilai nominal Rp100 (dalam jumlah penuh) per saham di Bursa Efek Indonesia. c. Susunan Entitas Anak Pada tanggal 30 Juni 2012 dan 31 Desember 2011, susunan Entitas Anak adalah sebagai berikut: Tahun Awal Persentase Pemilikan (%) Jumlah Aktiva Operasi Entitas Anak Domisili Kegiatan Usaha Komersial Juni 2012 Des 2011 Juni 2012 Des 2011 Pemilikan langsung/ PT Catur Mitra Sejati Jakarta Perdagangan 1997 99,65 99,65 577.096.870 496.302.697 Sentosa (CMSS) peralatan dan bahan bangunan PT Catur Karda Medan Distributor bahan 1995 99,00 99,00 16.894.418 28.484.410 Sentosa (CKS) bangunan PT Catur Sentosa Jakarta Distributor Consumer 2012 99,00-8.965.883 - Anugerah (CSAN) Good PT Caturaditya Jakarta Distributor bahan 1995 90,00 90,00 48.397.756 38.139.473 Sentosa (CAS) keramik Mulia 7

1. UMUM (lanjutan) c. Susunan Entitas Anak (lanjutan) Tahun Awal Persentase Pemilikan (%) Jumlah Aktiva Operasi Entitas Anak Domisili Kegiatan Usaha Komersial Juni 2012 Des 2011 Juni 2012 Des 2011 PT Catur Logamindo Yogyakarta Distributor bahan 1997 70,00 70,00 34.340.111 36.926.810 Sentosa (CLS) bangunan PT HCG Jakarta Distributor 2007 65,00 65,00 11.273.166 13.552.283 Indonesia (HCG) produk saniter PT Satya Galang Jakarta Distributor 1997 60,00 60,00 36.795.073 35.067.105 Kemika (SGK) bahan-bahan kimia PT Catur Shaw Jakarta Perdagangan 2009 60,00 60,00 29.597.889 21.949.786 Brother (CSB) furnitur PT Catur Hasil Lampung Distributor bahan 1997 55,00 55,00 38.297.512 39.694.562 Sentosa (CHS) bangunan PT Eleganza Tile Jakarta Distributor bahan 2010 51,00 51,00 22.081.209 13.027.139 Indonesia (ETI) bangunan PT Caturadiluhur Palembang Distributor bahan 1995 51,00 51,00 75.528.846 67.319.790 Sentosa (CALS) bangunan PT Kusuma Kemindo Jakarta Distributor 1990 51,00 51,00 147.763.091 142.945.032 Sentosa (KKS) bahan-bahan kimia Pemilikan tidak langsung melalui CMSS PT Mitra Bali Indah Surabaya Perdagangan 2001 99,35 99,35 54.193.460 62.619.391 (MBI), dimiliki peralatan dan CMSS dengan bahan bangunan pemilikan sebesar 99,7% pada Maret 2012 dan Desember 2011 Investasi di ETI Berdasarkan akta notaris Dr. Irawan Soerodjo, S.H., MSi, No. 236 tanggal 30 Agustus 2010, Perusahaan mendirikan sebuah Perseroan Terbatas dengan nama PT Eleganza Tile Indonesia. Akta pendirian tersebut telah disahkan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia, dalam surat keputusan No. AHU-50432.AH.01.01.Tahun 2010, tanggal 27 Oktober 2010. Modal dasar dari perusahaan ini berjumlah Rp20.000.000 yang terbagi dalam 20.000 saham, masing-masing mempunyai nilai nominal sebesar Rp1.000.000 (dalam jumlah penuh). Berdasarkan akta notaris Dr. Irawan Soerodjo, S.H., MSi, No. 21 tanggal 2 November 2011, Pemegang saham ETI menyetujui peningkatan modal ditempatkan dan disetor penuh dari Rp10.000.000 menjadi Rp12.500.000 yang terdiri dari 12.500 lembar saham. Perusahaan mengambil bagian sebanyak 1.275 saham atau sebesar Rp1.275.000 (51%) sedangkan sisanya sebanyak 1.225 saham atau sebesar Rp1.225.000 (49%) diambil oleh Tn. Budyanto Totong dan Ny. Lim Pit Fan. Atas peningkatan modal ditempatkan dan disetor penuh tersebut di atas, kepemilikan Perusahaan tetap sebesar 51%. Investasi di CSAN Berdasarkan akta notaris Dr. Irawan Soerodjo, S.H., MSi, No. 49 tanggal 5 April 2012, Perusahaan mendirikan sebuah Perseroan Terbatas dengan nama PT Catur Sentosa Anugerah. Akta pendirian tersebut telah disahkan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia, dalam surat keputusan No. AHU-19346.AH.01.01.Tahun 2012, tanggal 16 April 2012. Modal dasar dari perusahaan ini berjumlah Rp10.000.000 yang terbagi dalam 10.000 saham, masing-masing mempunyai nilai nominal sebesar Rp1.000.000 (dalam jumlah penuh). Jumlah saham yang ditempatkan dan disetor penuh adalah Rp.2.500.000. Perusahaan engabil bagian sebanyak 2.475 saham atau sebesar Rp. 2.475.000 (99%) sedangkan sisanya sebanyak 25 saham atau sebesar Rp. 25.000 (1%) diambil oleh Tn Budyanto Totong. 8

1. UMUM (lanjutan) d. Komisaris, direktur dan karyawan Susunan dewan komisaris Perusahaan pada tanggal 30 Juni 2012 dan 31 Desember 2011 adalah sebagai berikut: Dewan Komisaris Komisaris Utama Komisaris Komisaris Komisaris (Independen) : Tn. Drs. Jusuf Arbianto Tjondrolukito : Ny. Srililanti Totong : Tn. Darmawan Putra Totong : Ny. Henny Ratnasari Dewi Dewan Komisaris Komisaris (Independen) : Tn. Tan Alexander Song Susunan dewan direksi Perusahaan pada tanggal 30 Juni 2012 dan 31 Desember 2011 adalah sebagai berikut: Dewan Direksi Direktur Utama Direktur Direktur : Tn. Budyanto Totong : Ny. Dra. Tjia Tjhin Hwa : Tn Agoes Prasetyo Adhie Gaji dan tunjangan lain yang diberikan untuk Dewan Komisaris dan Direksi adalah sekitarrp. 2.260.611 pada Juni 2012 dan Rp. 8.270.906 tahun 2011 yang merupakan imbalan jangka pendek. Susunan Komite Audit Perusahaan pada tanggal 30 Juni 2012 dan 31 Desember 2011 adalah sebagai berikut: Ketua Anggota Tn. Tan Alexander Song Tn. Suhardi Ny. Fitria Perusahaan dan Entitas Anak memiliki 4.675 dan 4.621 karyawan tetap (tidak diaudit) masing-masing pada 30 Juni 2012 dan 31 Desember 2011. 2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING a. Dasar penyajian laporan keuangan konsolidasian Laporan keuangan konsolidasian telah disusun sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia ( SAK ), yang mencakup Pernyataan dan Interpretasi yang dikeluarkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia ( DSAK ) dan Peraturan-peraturan serta Pedoman Penyajian dan Pengungkapan Laporan Keuangan yang diterbitkan oleh BAPEPAM-LK. Seperti diungkapkan dalam catatancatatan terkait laporan keuangan konsolidasian, beberapa standar akuntansi yang telah direvisi dan diterbitkan, diterapkan efektif tanggal 1 Januari 2011 secara prospektif atau retrospektif. Laporan keuangan konsolidasian disusun sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan ( PSAK ) No. 1 (Revisi 2009), Penyajian Laporan Keuangan, yang diterapkan pada tanggal 1 Januari 2011. PSAK No. 1 (Revisi 2009) mengatur penyajian laporan keuangan, yaitu antara lain, tujuan pelaporan, komponen laporan keuangan, penyajian secara wajar, materialitas dan agregasi, saling hapus, perbedaan antara aset lancar dan tidak lancar dan liabilitas jangka pendek dan jangka panjang, informasi komparatif, konsistensi penyajian dan memperkenalkan pengungkapan baru, antara lain, sumber estimasi ketidakpastian dan pertimbangan, pengelolaan permodalan, pendapatan komprehensif lainnya, penyimpangan dari standar akuntansi keuangan dan pernyataan kepatuhan. Penerapan PSAK No. 1 (Revisi 2009) memberikan pengaruh yang signifikan bagi penyajian dan pengungkapan terkait dalam laporan keuangan konsolidasian. Kebijakan akuntansi yang diterapkan dalam penyusunan laporan keuangan konsolidasian selaras dengan kebijakan akuntansi yang diterapkan dalam penyusunan laporan keuangan konsolidasian Perusahaan dan Entitas Anak untuk bulan yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010, kecuali bagi penerapan beberapa PSAK yang telah direvisi efektif sejak tanggal 1 Januari 2011 seperti yang telah diungkapkan pada catatan ini. 9

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan) a. Dasar penyajian laporan keuangan konsolidasian (lanjutan) Laporan keuangan konsolidasian telah disusun berdasarkan basis akrual dan menggunakan konsep biaya historis, kecuali untuk akun tertentu yang diukur dengan menggunakan dasar seperti yang disebutkan dalam catatan yang relevan di bawah ini. Laporan arus kas konsolidasian menyajikan penerimaan dan pengeluaran kas yang diklasifikasikan dalam aktivitas operasi, investasi dan pendanaan. Arus kas dari aktivitas operasi disajikan dengan menggunakan metode langsung. Efektif tanggal 1 Januari 2011, Perusahaan dan Entitas Anak menerapkan PSAK No. 2 (Revisi 2009), "Laporan Arus Kas", yang menggantikan PSAK No. 2 dengan judul yang sama. Penerapan PSAK No. 2 (Revisi 2009) tidak memiliki dampak yang signifikan terhadap laporan keuangan konsolidasian. Mata uang pelaporan yang digunakan pada laporan keuangan konsolidasian adalah rupiah. b. Prinsip-prinsip konsolidasi Sejak Tanggal 1 Januari 2011 Efektif tanggal 1 Januari 2011, Perusahaan dan Entitas Anak menerapkan secara retrospektif PSAK No. 4 (Revisi 2009), Laporan Keuangan Konsolidasian dan Laporan Keuangan Tersendiri, kecuali beberapa hal berikut yang diterapkan secara prospektif: (i) rugi entitas anak yang menyebabkan saldo defisit bagi kepentingan nonpengendali ( KNP ); (ii) kehilangan pengendalian pada entitas anak; (iii) perubahan kepemilikan pada entitas anak yang tidak mengakibatkan hilangnya pengendalian; (iv) hak suara potensial dalam menentukan keberadaan pengendalian; dan (v) konsolidasi atas entitas anak yang memiliki pembatasan jangka panjang. PSAK No. 4 (Revisi 2009) mengatur penyusunan dan penyajian laporan keuangan konsolidasian untuk sekelompok entitas yang berada dalam pengendalian suatu entitas induk, dan akuntansi untuk investasi pada entitas anak, pengendalian bersama entitas dan entitas asosiasi ketika laporan keuangan tersendiri disajikan sebagai informasi tambahan. Penerapan PSAK No. 4 (Revisi 2009) tersebut tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap pelaporan keuangan, termasuk pengungkapan terkait, dalam laporan keuangan konsolidasian. Laporan keuangan konsolidasian meliputi akun-akun Perusahaan dan Entitas Anak dengan persentase pemilikan lebih dari 50%, baik secara langsung maupun tidak langsung. Seluruh transaksi material dan saldo akun antar perusahaan (termasuk laba atau rugi yang signifikan yang belum direalisasi) telah dieliminasi. Entitas Anak dikonsolidasi secara penuh sejak tanggal akuisisi, yaitu tanggal Perusahaan memperoleh pengendalian, sampai dengan tanggal entitas induk kehilangan pengendalian. Pengendalian dianggap ada ketika Perusahaan memiliki secara langsung atau tidak langsung melalui Entitas Anak, lebih dari setengah kekuasaan suara suatu entitas. Pengendalian juga ada ketika entitas induk memiliki setengah atau kurang kekuasaan suara suatu entitas jika terdapat: a) kekuasaan yang melebihi setengah hak suara sesuai perjanjian dengan investor lain; b ) kekuasaan untuk mengatur kebijakan keuangan dan operasional entitas berdasarkan anggaran dasar atau perjanjian; c) kekuasaan untuk menunjuk atau mengganti sebagian besar direksi atau organ pengatur setara dan mengendalikan entitas melalui direksi atau organ tersebut; atau d) kekuasaan untuk memberikan suara mayoritas pada rapat dewan direksi atau organ pengatur setara dan mengendalikan entitas melalui direksi atau organ tersebut KNP mencerminkan bagian atas laba atau rugi dan aset neto dari Entitas Anak yang tidak dapat diatribusikan secara langsung maupun tidak langsung pada Perusahaan, yang masing-masing disajikan dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian dan dalam ekuitas pada laporan posisi keuangan konsolidasian, terpisah dari bagian yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk. Rugi entitas anak yang tidak dimiliki secara penuh diatribusikan pada KNP bahkan jika hal ini mengakibatkan KNP mempunyai saldo defisit. Jika kehilangan pengendalian atas suatu entitas anak, maka Perusahaan dan Entitas Anak: menghentikan pengakuan aset (termasuk goodwill) dan liabilitas entitas anak; 10

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan) b. Prinsip-prinsip konsolidasi (lanjutan) Sejak Tanggal 1 Januari 2011 (lanjutan) menghentikan pengakuan jumlah tercatat setiap KNP; menghentikan pengakuan akumulasi selisih penjabaran, yang dicatat di ekuitas, bila ada; mengakui nilai wajar pembayaran yang diterima; mengakui setiap sisa investasi pada nilai wajarnya; mengakui setiap perbedaan yang dihasilkan sebagai keuntungan atau kerugian dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian; dan mereklasifikasi bagian induk atas komponen yang sebelumnya diakui sebagai pendapatan komprehensif lainnya ke laporan laba rugi komprehensif konsolidasian, atau mengalihkan secara langsung ke saldo laba. Sebelum Tanggal 1 Januari 2011 Bagian pemilikan pemegang saham minoritas pada aset bersih dan laba atau rugi bersih dari Entitas Anak yang dikonsolidasi sebelumnya disajikan sebagai Hak Minoritas atas Aset Bersih Anak Perusahaan yang Dikonsolidasikan pada neraca konsolidasi dan sebagai Hak Minoritas Atas Laba Bersih Anak Perusahaan dalam laporan laba rugi konsolidasi. Kerugian yang menjadi bagian dari pemegang saham minoritas pada suatu Entitas Anak dapat melebihi bagiannya dalam modal disetor Entitas Anak tersebut. Kelebihan tersebut dan kerugian lebih lanjut yang menjadi bagian pemegang saham minoritas dibebankan kepada Perusahaan sebagai pemegang saham mayoritas, kecuali pemegang saham minoritas memiliki kepentingan jangka panjang lainnya pada Entitas Anak terkait atau terdapat kewajiban yang mengikat pemegang saham minoritas dan pemegang saham minoritas mampu memenuhi kewajibannya. Apabila selanjutnya Entitas Anak melaporkan laba, maka laba tersebut harus dialokasikan kepada pemegang saham mayoritas, dalam hal ini, Perusahaan, sampai seluruh bagian kerugian pemegang saham minoritas yang sebelumnya dibebankan kepada Perusahaan dapat dipulihkan. c. Kombinasi bisnis Sejak Tanggal 1 Januari 2011 Efektif tanggal 1 Januari 2011, Perusahaan dan Entitas Anak menerapkan secara prospektif PSAK No. 22 (Revisi 2010), Kombinasi Bisnis yang berlaku bagi kombinasi bisnis yang terjadi pada atau setelah awal tahun/periode buku yang dimulai pada atau setelah tanggal 1 Januari 2011. PSAK No. 22 (Revisi 2010) menjelaskan transaksi atau peristiwa lain yang memenuhi definisi kombinasi bisnis guna meningkatkan relevansi, keandalan dan daya banding informasi yang disampaikan entitas pelapor dalam laporan keuangannya tentang kombinasi bisnis dan dampaknya. Sesuai dengan ketentuan transisi dari PSAK No. 22 (Revisi 2010), sejak tanggal 1 Januari 2011, Perusahaan dan Entitas Anak: menghentikan amortisasi goodwill; mengeliminasi jumlah tercatat goodwill negatif dan diakui sebagai laba atau rugi. Seperti diuraikan pada bagian ini, penerapan PSAK No. 22 (Revisi 2010) tersebut tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap pelaporan keuangan, berikut pengungkapan terkait dalam laporan keuangan konsolidasian. Kombinasi bisnis dicatat dengan menggunakan metode akuisisi. Biaya perolehan dari sebuah akuisisi diukur pada nilai agregat imbalan yang dialihkan, diukur pada nilai wajar pada tanggal akuisisi, dan jumlah setiap KNP pada pihak yang diakuisisi. Untuk setiap kombinasi bisnis, pihak pengakuisisi mengukur KNP pada entitas yang diakuisisi baik pada nilai wajar ataupun pada proporsi kepemilikan KNP atas aset neto yang teridentifikasi dari entitas yang diakuisisi. Biaya-biaya akuisisi yang timbul dibebankan langsung dan disertakan dalam bebanbeban administrasi. Ketika melakukan akuisisi atas sebuah bisnis, Perusahaan mengklasifikasikan dan menentukan aset keuangan yang diperoleh dan liabilitas keuangan yang diambil alih berdasarkan pada persyaratan kontraktual, kondisi ekonomi, dan kondisi terkait lain yang ada pada tanggal akuisisi. Hal ini termasuk pemisahan derivatif melekat dalam kontrak utama oleh pihak yang diakuisisi. 11

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan) c. Kombinasi bisnis (lanjutan) Sejak Tanggal 1 Januari 2011 (lanjutan) Dalam suatu kombinasi bisnis yang dilakukan secara bertahap, pihak pengakuisisi mengukur kembali kepentingan ekuitas yang dimiliki sebelumnya pada pihak yang diakuisisi pada nilai wajar tanggal akuisisi dan mengakui keuntungan atau kerugian yang dihasilkan dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian. Imbalan kontijensi yang dialihkan oleh pihak pengakuisisi diakui pada nilai wajar tanggal akuisisi. Perubahan nilai wajar atas imbalan kontijensi setelah tanggal akuisisi yang diklasifikasikan sebagai aset atau liabilitas, diakui dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian atau pendapatan komprehensif lainnya sesuai dengan PSAK No. 55 (Revisi 2006). Jika diklasifikasikan sebagai ekuitas, imbalan kontijensi tidak diukur kembali sampai penyelesaian selanjutnya diperhitungkan dalam ekuitas. Pada tanggal akuisisi, goodwill awalnya diukur pada harga perolehan yang merupakan selisih lebih nilai agregat dari imbalan yang dialihkan dan jumlah setiap KNP atas selisih jumlah dari aset teridentifikasi yang diperoleh dan liabilitas yang diambil alih. Jika imbalan tersebut kurang dari nilai wajar aset neto entitas anak yang diakuisisi, selisih tersebut diakui dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian. Setelah pengakuan awal, goodwill diukur pada harga perolehan dikurangi akumulasi kerugian penurunan nilai. Untuk tujuan uji penurunan nilai, goodwill yang diperoleh dari suatu kombinasi bisnis, sejak tanggal akuisisi dialokasikan kepada setiap Unit Penghasil Kas ( UPK ) dari Perusahaan dan Entitas Anak yang diharapkan akan bermanfaat dari sinergi kombinasi tersebut, terlepas dari apakah aset atau liabilitas lain dari pihak yang diakuisisi ditetapkan atas UPK tersebut. Jika goodwill telah dialokasikan pada suatu UPK dan operasi tertentu atas UPK tersebut dihentikan, maka goodwill yang diasosiasikan dengan operasi yang dihentikan tersebut termasuk dalam jumlah tercatat operasi tersebut ketika menentukan keuntungan atau kerugian dari pelepasan. Goodwill yang dilepaskan tersebut diukur berdasarkan nilai relatif operasi yang dihentikan dan porsi UPK yang ditahan. Sebelum Tanggal 1 Januari 2011 Sebagai perbandingan dengan persyaratan-persyaratan tersebut di atas, kebijakan akuntansi atas kombinasi bisnis sebelum tanggal 1 Januari 2011: Kombinasi bisnis dicatat dengan menggunakan metode pembelian. Biaya-biaya transaksi yang secara langsung dapat diatribusikan pada akuisisi merupakan bagian dari harga perolehan akuisisi. KNP (sebelumnya dikenal sebagai hak minoritas) diukur berdasarkan proporsi atas nilai tercatat aset neto teridentifikasi. Kombinasi bisnis yang diperoleh secara bertahap diakui sebagai tahap-tahap yang terpisah. Tambahan kepemilikan saham tidak mempengaruhi goodwil yang telah diakui sebelumnya; ketika perusahaan dan entitas anak mengakuisisi sebuah bisnis, derivatif melekat yang dipisahkan dari kontrak utama oleh pihak yang diakuisisi tidak diukur kembali pada saat akusisi, kecuali kombinasi bisnis menyebabkan perubahan syarat-syarat kontrak yang secara signifikan merubah arus kas yang semula disyaratkan dalam kontrak; imbalan kontijensi diakui jika, dan hanya jika, Perusahaan dan Entitas Anak mempunyai kewajiban saat ini, yaitu kemungkinan besar atas arus ekonomis keluar, yang dapat secara memadai diestimasi. Penyesuaian setelah tanggal akuisisi terhadap imbalan kontijensi diakui sebagai bagian dari goodwill. d. Kas dan Setara kas Deposito berjangka dengan jangka waktu 3 (tiga) bulan atau kurang sejak tanggal penempatan, dan tidak digunakan sebagai jaminan, diklasifikasikan sebagai Setara Kas. e. Investasi jangka pendek Deposito berjangka yang digunakan sebagai jaminan tanpa pembatasan penggunaan atau yang jatuh temponya lebih dari tiga bulan tetapi kurang dari satu tahun pada saat investasi diklasifikasikan sebagai Investasi Jangka Pendek. Deposito berjangka yang digunakan sebagai jaminan dalam perjanjian dengan supplier untuk menjadi distributor atau sub-distributor, disajikan sebagai bagian dari Aset Tidak Lancar Lainnya. 12

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan) f. Cadangan penurunan nilai Sebelum tahun 2010, cadangan penurunan nilai, jika ada, ditetapkan berdasarkan evaluasi manajemen terhadap kolektibilitas masing-masing piutang pada akhir tahun. Mulai tahun 2010, nilai cadangan ditentukan berdasarkan kebijakan yang dijabarkan pada Catatan 2t g. Transaksi dengan pihak-pihak berelasi Efektif tanggal 1 Januari 2011, Perusahaan dan Entitas Anak menerapkan PSAK No. 7 (Revisi 2010), Pengungkapan Pihak-pihak Berelasi. PSAK revisi ini mensyaratkan pengungkapan hubungan, transaksi dan saldo pihak-pihak berelasi, termasuk komitmen dalam laporan keuangan konsolidasian. Tidak terdapat dampak signifikan dari penerapan PSAK yang direvisi tersebut terhadap laporan keuangan konsolidasian Perusahaan dan Entitas Anak. Rincian saldo dan transaksi yang material dengan pihak-pihak berelasi disajikan dalam Catatan 7. h. Persediaan Persediaan dinyatakan sebesar nilai yang lebih rendah antara biaya perolehan atau nilai realisasi bersih (the lower of cost or net realizable value). Biaya perolehan ditentukan dengan metode rata-rata tertimbang (weighted-average method). Penyisihan persediaan usang dibentuk untuk mengurangi nilai tercatat persediaan ke nilai realisasi bersih. i. Biaya dibayar di muka Biaya dibayar di muka diamortisasi selama masa manfaat dengan menggunakan metode garis lurus. Bagian tidak lancar dari biaya dibayar di muka, kecuali sewa disajikan sebagai bagian dari Aktiva Tidak Lancar Lainnya pada laporan posisi keuangan konsolidasian. j. Sewa Menurut PSAK No. 30 (Revisi 2007), Sewa, sewa yang mengalihkan secara substansial seluruh risiko dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan aset, diklasifikasikan sebagai sewa pembiayaan. Selanjutnya, suatu sewa diklasifikasikan sebagai sewa operasi, jika sewa tidak mengalihkan secara substansial seluruh risiko dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan aset. Berdasarkan PSAK No. 30 (Revisi 2007), dalam sewa pembiayaan, lessee mengakui aset dan kewajiban dalam laporan posisi keuangan pada awal masa sewa, sebesar nilai wajar aset sewaan atau sebesar nilai kini dari pembayaran sewa minimum, jika nilai kini lebih rendah dari nilai wajar. Pembayaran sewa dipisahkan antara bagian yang merupakan beban keuangan dan bagian yang merupakan pelunasan kewajiban sewa. Beban keuangan dialokasikan pada setiap periode selama masa sewa, sehingga menghasilkan tingkat suku bunga periodik yang konstan atas saldo kewajiban. Rental kontinjen dibebankan pada periode terjadinya. Beban keuangan tercermin dalam laba atau rugi. Aset sewaan (disajikan sebagai bagian dari aset tetap) disusutkan selama jangka waktu yang lebih pendek antara umur manfaat aset sewaan dan periode masa sewa, jika tidak ada kepastian yang memadai bahwa lessee akan mendapatkan hak kepemilikan pada akhir masa sewa. Dalam sewa operasi, lessee mengakui pembayaran sewa sebagai beban dengan dasar garis lurus (straight-line basis) selama masa sewa. k. Aktiva tetap Aset tetap dinyatakan sebesar biaya perolehan dikurangi akumulasi penyusutan dan rugi penurunan nilai, jika ada. Biaya perolehan termasuk biaya penggantian bagian aset tetap saat biaya tersebut terjadi, jika memenuhi kriteria pengakuan. Selanjutnya, pada saat inspeksi yang signifikan dilakukan untuk kelangsungan dari pengoperasian suatu aset tetap, setiap biaya dari setiap inspeksi yang signifikan itu diakui ke dalam jumlah tercatat ( carrying amount ) aset tetap sebagai suatu penggantian jika memenuhi kriteria pengakuan. Semua biaya pemeliharaan dan perbaikan yang tidak memenuhi kriteria pengakuan dibebankan ke operasi berjalan. Penyusutan aset tetap dihitung dengan menggunakan metode saldo menurun ganda, kecuali bangunan dan renovasi bangunan sewa yang disusutkan dengan menggunakan metode garis lurus, berdasarkan taksiran masa manfaat aset tetap sebagai berikut: 13

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan) k. Aktiva tetap (lanjutan) Tahun Bangunan 20 Renovasi bangunan sewa 2-15 Kendaraan 4-8 Peralatan kantor, toko dan gudang 4-8 Tanah dinyatakan berdasarkan biaya perolehan dan tidak diamortisasi. Aset dalam penyelesaian dinyatakan berdasarkan biaya perolehan dan disajikan sebagai bagian dari aset tetap. Biaya perolehan aset dalam penyelesaian tersebut akan dialihkan ke akun aset tetap yang bersangkutan apabila telah selesai dan siap untuk digunakan Sesuai dengan PSAK No. 47, Akuntansi Tanah, Perusahaan mencatat harga perolehan tanah secara terpisah dari biaya pengurusan legal yang terjadi untuk memperoleh hak atas tanah serta pengeluaran untuk perpanjangan hak. Pengeluaran tersebut ditangguhkan dan disajikan sebagai bagian dari Aset Tidak Lancar Lainnya pada neraca konsolidasi dan diamortisasi selama umur hukum hak Biaya signifikan sehubungan dengan renovasi bangunan sewa dikapitalisasi dan diamortisasi selama masa sewa. Jumlah tercatat aset tetap dihentikan pengakuannya pada saat dilepaskan atau saat tidak ada manfaat ekonomis masa depan yang diharapkan dari penggunaan atau pelepasannya. Laba atau rugi yang timbul dari penghentian pengakuan aset (dihitung sebagai perbedaan antara jumlah neto hasil pelepasan dan jumlah tercatat dari aset) dimasukkan dalam laporan laba rugi pada tahun aset tersebut dihentikan pengakuannya. Pada setiap akhir tahun buku, nilai residu, umur manfaat dan metode penyusutan aset tetap di-review, dan jika sesuai dengan keadaan, disesuaikan secara prospektif. l. Penurunan nilai aset non keuangan Sejak Tanggal 1 Januari 2011 Efektif tanggal 1 Januari 2011, Perusahaan dan Entitas Anak menerapkan secara prospektif PSAK No. 48 (Revisi 2009), Penurunan Nilai Aset, termasuk goodwill dan aset yang berasal dari kombinasi bisnis sebelum tanggal 1 Januari 2011. PSAK No. 48 (Revisi 2009) menetapkan prosedur-prosedur yang diterapkan entitas agar aset dicatat tidak melebihi jumlah terpulihkannya. Suatu aset dicatat melebihi jumlah terpulihkannya jika nilai tercatatnya melebihi jumlah yang akan dipulihkan melalui penggunaan atau penjualan aset. Pada kasus demikian, aset mengalami penurunan nilai dan PSAK yang direvisi ini mensyaratkan entitas mengakui rugi penurunan nilai. PSAK yang direvisi ini juga menentukan kapan entitas membalik suatu rugi penurunan nilai dan pengungkapan yang diperlukan. Seperti diuraikan pada bagian ini, penerapan PSAK No. 48 (Revisi 2009) tersebut tidak memberikan pengaruh yang berarti terhadap pelaporan keuangan. Pada setiap akhir periode pelaporan, Perusahaan dan Entitas Anak menilai apakah terdapat indikasi suatu aset mengalami penurunan nilai. Jika terdapat indikasi tersebut atau pada saat pengujian penurunan nilai asset diperlukan maka Perusahaan dan Entitas Anak membuat estimasi jumlah terpulihkan atas aset tersebut. Jumlah terpulihkan yang ditentukan untuk aset individual adalah jumlah yang lebih tinggi antara nilai wajar aset atau UPK dikurangi biaya untuk menjual dengan nilai pakainya, kecuali aset tersebut tidak menghasilkan arus kas masuk yang sebagian besar independen dari aset atau kelompok aset lain. Jika nilai tercatat aset lebih besar daripada nilai terpulihkannya, maka aset tersebut dipertimbangkan mengalami penurunan nilai dan nilai tercatat aset diturunkan nilainya menjadi sebesar nilai terpulihkannya. Rugi penurunan nilai dari operasi yang berkelanjutan diakui pada laporan laba rugi komprehensif konsolidasian sebagai rugi penurunan nilai. 14

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan) l. Penurunan nilai aset non keuangan (lanjutan ) Sejak Tanggal 1 Januari 2011 (lanjutan) Dalam menghitung nilai pakai, estimasi arus kas masa depan neto didiskontokan ke nilai kini dengan menggunakan tingkat diskonto sebelum pajak yang menggambarkan penilaian pasar kini dari nilai waktu uang dan risiko spesifik atas aset. Dalam menentukan nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual, digunakan harga penawaran pasar terakhir, jika tersedia. Jika tidak terdapat transaksi tersebut, Perusahaan dan Entitas Anak menggunakan model penilaian yang sesuai untuk menentukan nilai wajar aset. Perhitungan-perhitungan ini dikuatkan oleh penilaian berganda atau indikator nilai wajar yang tersedia. Penilaian dilakukan pada akhir setiap periode pelaporan tahunan apakah terdapat indikasi bahwa rugi penurunan nilai yang telah diakui dalam periode sebelumnya untuk aset selain goodwill mungkin tidak ada lagi atau mungkin telah menurun. Jika indikasi dimaksud ditemukan, maka entitas mengestimasi jumlah terpulihkan aset tersebut. Kerugian penurunan nilai yang telah diakui dalam periode sebelumnya untuk aset selain goodwill dibalik hanya jika terdapat perubahan asumsi-asumsi yang digunakan untuk menentukan jumlah terpulihkan aset tersebut sejak rugi penurunan nilai terakhir diakui. Dalam hal ini, jumlah tercatat aset dinaikkan ke jumlah terpulihkannya. Pembalikan tersebut dibatasi sehingga jumlah tercatat aset tidak melebihi jumlah terpulihkannya maupun jumlah tercatat, neto setelah penyusutan, seandainya tidak ada rugi penurunan nilai yang telah diakui untuk aset tersebut pada tahun sebelumnya. Pembalikan rugi penurunan nilai diakui dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian. Setelah pembalikan tersebut, penyusutan aset tersebut disesuaikan di periode mendatang untuk mengalokasikan jumlah tercatat aset yang direvisi, dikurangi nilai sisanya, dengan dasar yang sistematis selama sisa umur manfaatnya. Goodwill diuji untuk penurunan nilai setiap tahun dan ketika terdapat suatu indikasi bahwa nilai tercatatnya mengalami penurunan nilai. Penurunan nilai bagi goodwill ditetapkan dengan menentukan jumlah tercatat tiap UPK (atau kelompok UPK) dimana goodwill terkait. Jika jumlah terpulihkan UPK kurang dari jumlah tercatatnya, rugi penurunan nilai diakui. Rugi penurunan nilai terkait goodwill tidak dapat dibalik pada periode berikutnya. Sesuai dengan PSAK No. 19 (Revisi 2010), piranti lunak yang tidak merupakan bagian terkait dari suatu perangkat keras diamortisasi menggunakan metode garis lurus selama 4 tahun dan dinilai untuk penurunan nilai saat terdapat indikasi penurunan nilai. Perusahaan dan Entitas Anak melakukan reviu atas periode amortisasi dan metode amortisasi untuk piranti lunak setidaknya setiap akhir tahun buku. Nilai residu diasumsikan sama dengan nol. Sebelum Tanggal 1 Januari 2011 Berdasarkan kebijakan akuntansi yang diterapkan terhadap penurunan nilai aset non keuangan sebelum tanggal 1 Januari 2011, sesuai dengan PSAK No. 48, Penurunan Nilai Aktiva, Perusahaan dan Entitas Anak menelaah apabila terdapat indikasi penurunan nilai aset pada tanggal laporan posisi keuangan konsolidasian. Jika terdapat indikasi penurunan nilai aset, Perusahaan dan Entitas Anak melakukan estimasi terhadap nilai yang dapat dipulihkan dari aset tersebut. Kerugian atas penurunan nilai aset diakui sebagai beban pada operasi berjalan. m. Biaya emisi efek ekuitas Biaya emisi efek yang terjadi sehubungan dengan penerbitan efek ekuitas dikurangkan langsung dari tambahan modal disetor yang diperoleh dari penerbitan efek tersebut. n. Pengakuan pendapatan dan beban Efektif tanggal 1 Januari 2011, Perusahaan dan Entitas Anak mengadopsi PSAK No. 23 (Revisi 2010), Pendapatan. PSAK revisi ini mengidentifikasi kondisi terpenuhinya kriteria pengakuan pendapatan, sehingga pendapatan dapat diakui, dan mengatur perlakuan akuntansi atas pendapatan yang timbul dari transaksi dan kejadian tertentu, serta memberikan panduan praktis dalam penerapan kriteria mengenai pengakuan pendapatan. Tidak terdapat dampak signifikan dari standar akuntansi yang direvisi tersebut terhadap laporan keuangan konsolidasian Perusahaan dan Entitas Anak. Pendapatan diakui bila besar kemungkinan manfaat ekonomi akan diperoleh oleh Perusahaan dan Entitas Anak dan jumlahnya dapat diukur secara handal. Pendapatan diukur pada nilai wajar pembayaran yang diterima, tidak termasuk diskon, rabat dan pajak pertambahan nilai. 15

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan) n. Pengakuan pendapatan dan beban (lanjutan) Pendapatan dari penjualan diakui bila risiko dan manfaat kepemilikan barang secara signifikan telah dipindahkan kepada pembeli, yang umumnya bersamaan waktunya dengan pengiriman dan penerimaannya. Beban diakui pada saat terjadinya dengan menggunakan dasar akrual. o. Liabilitas Imbalan kerja Perusahaan dan Entitas Anak mengakui kewajiban imbalan kerja yang tidak didanai berdasarkan Undangundang Ketenagakerjaan No. 13 tahun 2003 tanggal 25 Maret 2003 ( UU No. 13 ) dan PSAK No. 24 (Revisi 2004) Imbalan Kerja. Berdasarkan PSAK No. 24 (Revisi 2004), biaya imbalan kerja dihitung berdasarkan UU No. 13 dengan menggunakan metode perhitungan aktuarial projected unit credit. Keuntungan atau kerugian aktuarial diakui sebagai penghasilan atau beban apabila akumulasi keuntungan atau kerugian aktuarial bersih yang belum diakui untuk masing-masing program pada akhir periode pelaporan sebelumnya melebihi jumlah 10% dari kewajiban imbalan pasti pada tanggal tersebut. Keuntungan atau kerugian aktuarial yang melewati 10% ini diakui selama rata-rata sisa masa kerja karyawan dengan menggunakan metode garis lurus. Biaya jasa lalu yang timbul akibat pengenalan program imbalan pasti atau perubahan kewajiban imbalan kerja dari program sebelumnya harus diamortisasi sampai imbalan kerja tersebut telah menjadi hak karyawan. Perhitungan biaya imbalan kerja periode Maret 2012 dan 2011 berdasarkan estimasi sementara. p. Goodwill negatif Sebelum 1 Januari 2011, goodwill negatif diamortisasi dengan menggunakan metode garis lurus selama 20 tahun. Sejak 1 Januari 2011, goodwill diukur berdasarkan kebijakan yang dijabarkan pada Catatan 2c. q. Transaksi dan saldo dalam mata uang asing Transaksi dalam mata uang asing dicatat berdasarkan kurs yang berlaku pada saat transaksi dilakukan. Pada tanggal neraca, aktiva dan kewajiban moneter dalam mata uang asing dijabarkan ke dalam mata uang rupiah menggunakan kurs terakhir yang berlaku pada tanggal tersebut dan laba atau rugi kurs yang terjadi dikredit atau dibebankan pada operasi tahun berjalan. Pada tanggal 30 Juni 2012 dan 31 Desember 2011, kurs yang digunakan adalah sebagai berikut: Mata Uang Asing Juni 2012 Des 2011 (dalam jumlah penuh) 1 Dolar Amerika Serikat 9.480 9.068 1 Euro 11.801 11.739 r. Pajak penghasilan Beban pajak kini ditetapkan berdasarkan taksiran laba kena pajak tahun berjalan. Aktiva dan kewajiban pajak tangguhan diakui atas perbedaan temporer antara aktiva dan kewajiban untuk tujuan komersial dan untuk tujuan perpajakan setiap tanggal pelaporan. Manfaat pajak di masa mendatang, seperti saldo rugi fiskal yang belum digunakan, diakui sejauh besar kemungkinan realisasi atas manfaat pajak tersebut. Pengaruh pajak untuk satu tahun dialokasikan pada usaha tahun berjalan, kecuali untuk pengaruh pajak dari transaksi yang langsung dibebankan atau dikreditkan ke ekuitas. Pajak tangguhan dihitung dengan menggunakan tarif pajak yang berlaku atau secara substansial telah berlaku pada tanggal neraca. Perubahan nilai tercatat aset dan kewajiban pajak tangguhan yang disebabkan oleh perubahan tarif pajak dibebankan atau dikreditkan pada tahun berjalan, kecuali untuk transaksi-transaksi yang sebelumnya telah langsung dibebankan atau dikreditkan ke ekuitas. Untuk setiap perusahaan yang dikonsolidasi, pengaruh pajak atas perbedaan temporer dan akumulasi rugi pajak, yang masing-masing dapat berupa aset atau liabilitas, disajikan dalam jumlah neto untuk masing-masing perusahaan tersebut. 16

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan) r. Pajak penghasilan (lanjutan) Perubahan terhadap kewajiban perpajakan diakui pada saat Surat Keputusan Pajak diterima atau jika dilakukan banding pada saat hasil banding atas surat keputusan pajak tersebut telah ditetapkan. s. Selisih nilai transaksi restrukturisasi entitas sepengendali Berdasarkan PSAK No. 38 mengenai Akuntansi Restrukturisasi Entitas Sepengendali, tidak ada laba atau rugi yang diakui pada saat terjadi pengalihan aktiva, kewajiban, saham dan instrumen pemilikan lainnya di antara entitas sepengendali. Oleh karena transaksi restrukturisasi entitas sepengendali tidak mengakibatkan perubahan substansi ekonomi pemilikan atas aktiva, kewajiban, saham atau instrumen pemilikan lainnya yang dipertukarkan, maka aktiva maupun kewajiban yang pemilikannya dialihkan dicatat sesuai dengan nilai buku berdasarkan metode penyatuan kepemilikan. Selisih antara nilai pengalihan dengan nilai buku sehubungan dengan restrukturisasi entitas sepengendali dicatat sebagai akun Selisih Transaksi Restrukturisasi Entitas Sepengendali, dan disajikan sebagai bagian dari ekuitas pada laporan posisi keuangan konsolidasian. Saldo akun Selisih Nilai Transaksi Restrukturisasi Entitas Sepengendali dapat berubah pada saat hilangnya status substansi sepengendalian antara entitas yang pernah bertransaksi; atau pelepasan saham atau instrumen kepemilikan lainnya yang mendasari terjadinya selisih transaksi restrukturisasi entitas sepengendali ke pihak lain yang tidak sepengendali. Perubahan selisih nilai transaksi restrukturisasi entitas sepengendali tersebut diakui sebagai laba atau rugi yang direalisasi pada tahun berjalan. t. Selisih transaksi perubahan ekuitas Entitas Anak Sesuai dengan PSAK No. 40, Akuntansi Perubahan Ekuitas Entitas Anak atau Perusahaan Asosiasi, selisih nilai tercatat penyertaan Perusahaan dan bagian proposional atas nilai wajar aset bersih Entitas Anak yang timbul dari perubahan pada ekuitas Entitas Anak, yang bukan berasal dari transaksi antara Perusahaan dan Entitas Anak terkait, dicatat sebagai Selisih Transaksi Perubahan Ekuitas Entitas Anak dan disajikan sebagai bagian dari Ekuitas dalam laporan posisi keuangan konsolidasian. u. Instrumen Keuangan Efektif tanggal 1 Januari 2010, Perusahaan dan Entitas Anak mengadopsi PSAK No. 50 (Revisi 2006), Instrumen Keuangan: Penyajian dan Pelaporan (PSAK No. 50R), dan PSAK No. 55 (Revisi 2006), Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran (PSAK No. 55R), yang menggantikan PSAK No. 50, Akuntansi untuk Investasi Efek Tertentu, dan PSAK No. 55 (Revisi 1999), Akuntansi untuk Instrumen Derivatif dan Aktivitas Lindung Nilai. PSAK No. 50R mengatur persyaratan tentang penyajian instrumen keuangan dan mengidentifikasi informasi yang harus diungkapkan. Persyaratan penyajian tersebut berlaku terhadap klasifikasi instrumen keuangan, dari perspektif penerbit, dalam aset keuangan, kewajiban keuangan, dan instrumen ekuitas; pengklasifikasian yang terkait dengan suku bunga, dividen, kerugian dan keuntungan, dan keadaan di mana aset keuangan dan kewajiban keuangan akan saling hapus. PSAK ini mensyaratkan pengungkapan, antara lain, informasi mengenai faktor yang mempengaruhi jumlah, waktu dan tingkat kepastian arus kas masa datang yang terkait dengan instrumen keuangan dan kebijakan akuntansi yang digunakan untuk instrumen tersebut. PSAK No. 55R mengatur prinsip-prinsip dasar pengakuan dan pengukuran aset keuangan, kewajiban keuangan, dan kontrak pembelian dan penjualan item non keuangan. Pernyataan ini, antara lain, memberikan definisi dan karakteristik terhadap derivatif, kategori instrumen keuangan, pengakuan dan pengukuran, akuntansi lindung nilai dan penetapan hubungan lindung nilai. Tidak terdapat penyesuaian transisi dari penerapan awal secara prospektif standar revisi tersebut atas laporan keuangan konsolidasi Perusahaan dan Entitas Anak pada tanggal 1 Januari 2010. 17