HUBUNGAN PERAWATAN PAYUDARA DENGAN PRODUKSI ASI PADA IBU PRIMIPARA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS WONGKADITI KOTA GORONTALO Ulfin I. Djumadi, Rama P. Hiola, Wirda Y. Dulahu 1 Jurusan Keperawatan Universitas Negeri Gorontalo Ulfind@yahoo.com ABSTRAK Ulfin I, Djumadi. 2014. Hubungan antara Perawatan Payudara dengan Produksi ASI pada Ibu Primipara di Wilayah Kerja Puskesmas Wongkaditi Kota Gorontalo. Skripsi, Jurusan S1 Keperawatan, Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan dan Keolahragaan, Universitas Negeri Gorontalo. Pembimbing I DR. Hj. Rama P. Hiola, M.Kes dan Pembimbing II Ns. Wirda Y. Dulahu, S.Kep, M.Kep. Air Susu Ibu (ASI) merupakan makanan terbaik yang dibutuhkan bayi sejak lahir tanpa makanan tambahan. Didalamnya terkandung semua zat gizi yang dibutuhkan oleh bayi. Namun dewasa ini, ASI yang dihasilkan oleh ibu primipara cenderung sedikit bahkan tidak ada, sehingga untuk meningkatkan pemberian ASI antara lain dengan melakukan perawatan payudara. Tujuan penelitian ini ingin mengetahui hubungan antara perawatan payudara dengan produksi ASI pada ibu primipara. Penelitian ini menggunakan desain Cross sectional dengan tehnik pengambilan sampel yaitu Purposive sampling, menggunakan instrumen berupa kuesioner, dengan jumlah sampel sebanyak 34 responden. Analisis data yang digunakan adalah uji statistik Fisher s Exact Test. Berdasarkan hasil penelitian dari 34 responden didapatkan sebagian besar responden dalam perawatan payudara kategori baik, sebanyak 29 responden (85,3%). Kemudian didapatkan sebagian besar responden berproduksi ASI banyak, yaitu 23 responden (67,6%). Dari hasil uji statistik Fisher s Exact Test diperoleh hasil nilai Exact Sig. sebesar 0,002 < 0,05 artinya terdapat hubungan antara perawatan payudara dengan produksi ASI pada ibu primipara. Simpulan pada penelitian ini adalah adanya hubungan perawatan payudara dengan produksi ASI pada Ibu Primipara. Kemudian disarankan agar perawatan payudara dapat dilakukan secara rutin untuk kelancaran produksi ASI. Kata Kunci : Produksi ASI, Perawatan Payudara, Ibu Primipara 1 Ulfin I. Djumadi, NIM : 841 410 077 Rama P. Hiola, Wirda Y. Dulahu, Program Studi Ilmu Keperawatan, Jurusan Keperawatan, Fakultas Ilmu-ilmu Kesehatan dan Keolahragaan, Universitas Negeri Gorontalo
Secara global angka pemberian ASI eksklusif pada bayi 0-6 bulan masih rendah. Menurut Menteri Kesehatan RI pada tahun 2012 cakupan ASI Eksklusif di India mencapai 46%, di Philippines 34%, di Vietnam 27% dan di Myanmar 24%. Tahun 2006, WHO mengeluarkan Standar Pertumbuhan Anak yang menekankan pentingnya pemberian ASI kepada bayi sejak lahir sampai usia 6 bulan. Di Indonesia, cakupan pemberian ASI eksklusif pada tahun 2011 yaitu 61,5%. Sedangkan pada tahun 2012 menunjukkan adanya penurunan yakni 48,6% (Kemenkes RI). Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo dalam Pemeriksaan Status Gizi (2013), menyatakan bahwa persentase bayi yang mendapat ASI Eksklusif tahun 2010 yaitu 19.98%, tahun 2012 meningkat menjadi 37.65%, sedangkan tahun 2013 jumlah bayi yang mendapatkan ASI eksklusif yaitu meningkat menjadi 51.8% (Dinkes Prov. Gorontalo, 2013). Air Susu Ibu (ASI) merupakan makanan terbaik untuk bayi yang didalamnya memiliki tiga aspek yang berperan penting dalam perkembangan dan kecerdasan otak antara lain aspek gizi, aspek kekebalan dan aspek kejiwaan. Namun, dewasa ini ASI yang dihasilkan oleh ibu menyusui terutama pada ibu yang baru pertama mengalaminya (Ibu Primipara) cenderung sedikit bahkan tidak ada. Hal ini diakibatkan banyak ASI yang memenuhi payudara sehingga mengakibatkan kecepatan produksi akan semakin menurun. ASI diproduksi atas hasil kerja gabungan antara hormon dan refleks. Dimana, hormon prolaktin berperan penting dalam produksi ASI, dan hormon oksitosin yang diproduksi oleh bagian belakang kelenjar hipofisis yang berperan dalam sekresi ASI. Serta adanya refleks neurohormonal menyebabkan ASI di payudara akan mengalir melalui rangsangan gerakan menghisap bayi. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi produksi ASI antara lain faktor makanan ibu, faktor hisapan bayi, riwayat penyakit yang diderita, faktor obatobatan, dan faktor istirahat serta perawatan payudara. Untuk mempercepat produksi ASI adalah dengan pengosongan payudara lebih sering sehingga cepat pengisian kembali yakni dengan melakukan perawatan payudara secara rutin. Berdasarkan hasil survei awal di Puskesmas Wongkaditi Kota Gorontalo didapatkan data ibu yang memberikan ASI eksklusif pada tahun 2011 yaitu 58 ibu (38,7%), pada tahun 2012 yaitu 65 ibu (36,9%), sedangkan pada tahun 2013 hanya 80 ibu (42,1%). Berdasarkan hasil wawancara dengan salah seorang petugas kesehatan bahwa dari 5 ibu yang telah memiliki bayi, 4 diantaranya yang tidak memberikan ASI eksklusif diakibatkan ASInya tidak keluar. Ini diakibatkan ibu tidak melakukan perawatan setelah melahirkan. Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti tertarik untuk meneliti tentang : Hubungan Perawatan Payudara Dengan Produksi ASI Pada Ibu Primipara di Wilayah Kerja Puskesmas Wongkaditi Kota Gorontalo. Penelitian ini dilakukan di Puskesmas Wongkaditi yang berlokasi di Jln. Ir. H Juosep Dali Kota Gorontalo. Waktu penelitian ini dilaksanakan selama satu bulan, mulai tanggal 13 Februari sampai 13 Maret 2014. Metode penelitian yang digunakan yaitu deskriptif analitik dengan rancangan Cross Sectional. Dalam penelitian Cross Sectional, variabel dependen dan independen yang terjadi pada
objek penelitian diukur dan dikumpulkan satu kali saja pada waktu yang sama. Pada penelitian ini, teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah Purposive Sampling, yaitu dimana setiap anggota populasi tidak memiliki kesempatan yang sama untuk diambil sebagai sampel, dengan seluruh jumlah populasi digunakan sebagai sampel, yaitu sebanyak 34 orang. Setelah semua data terkumpul, kemudian data tersebut akan dianalisa dengan menggunakan sistem komputer yakni dengan menggunakan program SPSS, analisa data yang digunakan adalah Analisa data univariat yang meliputi umur ibu, pendidikan terakhir, pekerjaan dan setiap variabel penelitian yaitu perawatan payudara dan produksi ASI dan Analisa bivariat yaitu perawatan payudara sebagai variabel independen dengan produksi ASI pada ibu primipara sebagai variabel dependen. Data dianalisis dengan menggunakan uji statistik Fisher s Exact Test. Tabel 4.1 Distribusi Responden Berdasarkan Umur di Wilayah Kerja Puskesmas Wongkaditi Kota Gorontalo Umur Frekuensi (Tahun) 17 19 20 21 22 23 24 25 26 N % 1 2,9 2 5,9 6 17,6 5 14,7 6 17,6 3 8,8 7 20,6 1 2,9 3 8,8 Total 34 100 Sumber : Data Primer 2014 Berdasarkan hasil penelitian, pada tabel 4.1 menunjukkan bahwa dari 34 ibu primipara sebagian besar berusia 24 tahun yaitu sebanyak 7 responden (20,6%). Tabel 4.2 Distribusi Responden Berdasarkan Pendidikan di Wilayah Kerja Puskesmas Wongkaditi Kota Gorontalo Frekuensi Pendidikan SD SMP SMA/SMK Sarjana N % 3 8,8 6 17,6 23 67,6 2 5,9 Total 34 100 Sumber : Data Primer 2014 Berdasarkan hasil penelitian, pada tabel 4.2 menunjukkan bahwa sebagian besar ibu primipara berpendidikan SMA/SMK yaitu sebanyak 23 responden (67,6%). Tabel 4.3 Distribusi Responden Berdasarkan Pekerjaan di Wilayah Kerja Puskesmas Wongkaditi Kota Gorontalo
Pekerjaan IRT Mahasiswa Pegawai Honorer PNS Frekuensi N % 31 91,2 1 2,9 1 2,9 1 2,9 Total 34 100 Sumber : Data Primer 2014 Berdasarkan hasil penelitian, pada tabel 4.3 menunjukkan bahwa sebagian besar ibu primipara berdasarkan pekerjaan ibu primipara yaitu Ibu Rumah Tangga sebanyak 31 responden (91,2%). Tabel 4.4 Distribusi Perawatan Payudara Pada Ibu Primipara di Wilayah Kerja Puskesmas Wongkaditi Kota Gorontalo Perawatan Payudara Kurang Baik Frekuensi N % 5 14,7 29 85,3 Total 34 100 Sumber : Data Primer 2014 Berdasarkan tabel 4.4 dapat diketahui bahwa sebagian besar responden melakukan perawatan payudara dengan baik yaitu sebanyak 85,3%. Tabel 4.5 Distribusi Produksi ASI Pada Ibu Primipara di Wilayah Kerja Puskesmas Wongkaditi Kota Gorontalo Produksi Frekuensi ASI Sedikit Banyak N % 11 32,4 23 67,6 Total 34 100 Sumber : Data Primer 2014 Berdasarkan tabel 4.5 diatas dapat diketahui bahwa sebagian besar ibu primipara memiliki produksi ASI yang banyak yaitu 67,6%. Tabel 4.6 Hubungan Perawatan Payudara dengan Produksi ASI Pada Ibu Primipara di Wilayah Kerja Puskesmas Wongkaditi Kota Gorontalo. Produksi ASI Pada Ibu Primipara Perawatan Payudara Sedikit Banyak Total N % N % N % Kurang 5 14,7 0 0 5 14,7 Baik 6 17,6 23 67,6 29 85,3 Total 11 32,4 23 67,6 34 100 Sumber : Data Primer 2014 Exact Sig. (2- sided) 0,002
Pada tabel 4.6 menyimpulkan bahwa sebagian besar ibu primipara yang melakukan perawatan payudara dengan baik, menghasilkan produksi ASI yang banyak. Setelah diukur dengan menggunakan uji Fisher s Exact Test, diperoleh hasil bahwa nilai Exact Sig. (2-sided) sebesar 0,002 < 0,05 dari nilai yang didapatkan maka dapat disimpulkan terdapat hubungan antara perawatan payudara dengan produksi ASI pada Ibu Primipara di Wilayah Kerja Puskesmas Wongkaditi Kota Gorontalo. Berdasarkan hasil penelitian pada tabel 4.6 dalam hubungan perawatan payudara dengan produksi ASI pada ibu primipara diketahui bahwa hasil analisis proporsi yaitu sebanyak 23 ibu primipara (67,6%) memiliki perawatan payudara baik yang produksi ASInya banyak. Berdasarkan hasil penelitian, maka peneliti berasumsi hal ini dipengaruhi oleh ibu primipara secara rutin melakukan perawatan payudara. Dimana perawatan payudara dapat merangsang hypopise untuk mengeluarkan hormonhormon yang berperan penting dalam produksi ASI agar lancar terutama hormon oksitosin. Dimana, oksitosin berpengaruh dalam proses pengeluaran ASI dari kelenjar payudara. Dengan adanya hormon ini akan membuat otot saluran ASI dapat berkontraksi, sehingga ASI mudah dihisap oleh bayi. Berdasarkan hasil penelitian, maka peneliti berasumsi hal ini dipengaruhi oleh ibu primipara secara rutin melakukan perawatan payudara. Dimana perawatan payudara dapat merangsang hypopise untuk mengeluarkan hormonhormon yang berperan penting dalam produksi ASI agar lancar terutama hormon oksitosin. Dimana, oksitosin berpengaruh dalam proses pengeluaran ASI dari kelenjar payudara. Dengan adanya hormon ini akan membuat otot saluran ASI dapat berkontraksi, sehingga ASI mudah dihisap oleh bayi. Dengan merangsang payudara akan mempengaruhi hypopise untuk mengeluarkan hormon progesteron dan estrogen lebih banyak lagi dan hormon axycotin (Heryani, 2012 : 156). Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan tentang Hubungan Perawatan Payudara Dengan Produksi ASI Pada Ibu Primipara Di Wilayah Kerja Puskesmas Wongkaditi Kota Gorontalo yang telah dilakukan oleh peneliti, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Dari 34 orang ibu primipara yang di teliti di Puskesmas Wongkaditi Kota Gorontalo tahun 2014, didapatkan sebagian besar dalam perawatan payudara baik yaitu sebanyak 29 responden (85,3%). Hal ini dipengaruhi oleh rutinnya melakukan perawatan payudara. 2. Dari 34 orang ibu primipara yang di teliti di Puskesmas Wongkaditi Kota Gorontalo tahun 2014, didapatkan sebanyak 23 responden (67,6%) berproduksi ASI banyak. Hal ini dipengaruhi oleh makanan dan sering melakukan perawatan payudara. 3. Dari hasil uji statistik dengan menggunakan uji Fisher s Exact Test, diperoleh hasil bahwa nilai Exact Sig. (2-sided) sebesar 0,002 < 0,05 dari nilai yang didapatkan maka dapat disimpulkan terdapat hubungan antara perawatan payudara dengan produksi ASI pada Ibu Primipara di Wilayah Kerja Puskesmas Wongkaditi Kota Gorontalo.
Saran 1. Bagi Puskesmas Wongkaditi Dpat meningkatkan program pendidikan kesehatan tentang pentingnya ASI dan pentingnya perawatan payudara kepada ibu yang hendak akan menyusui khususnya pada ibu primipara. Terlebih lagi sekarang ini dimana-mana sudah maraknya pemasaran susu formula. 2. Bagi pelayanan kesehatan a. Dapat meningkatkan peran serta perawat/bidan dalam memberikan pendidikan kesehatan kepada ibu hamil persiapan menyusui pada saat antenatal care tentang pentingnya ASI dan perawatan payudara khususnya pada ibu primipara. b. Perawat maupun tenaga kesehatan lainnya disarankan untuk meningkatkan caring pada ibu primipara yang akan menyusui, misalkan memberikan penjelasan dan informasi lebih mengenai perawatan payudara untuk meningkatkan produksi ASI. 3. Bagi Profesi Keperawatan Dpat meningkatkan dan mengembangkan ilmu keperawatan maternitas tentang perawatan payudara agar dapat memberikan asuhan keperawatan secara optimal. 4. Bagi Peneliti Selanjutnya Dapat dijadikan referensi dan tolak ukur bagi peneliti selanjutnya dalam meneliti variable lain yang berhubungan dengan produksi ASI. Daftar Pustaka Almira, Sally. (2013). Faktor-faktor Kegagalan Pemberian Asi Eksklusif Pada Bayi 0-6 Bulan di Kelurahan Tegal Sari Kecamatan Kisaran Barat. Skripsi, Fakultas Keperawatan Universitas Sumatra Utara. Anonim. (2008). Produksi ASI dan Faktor yang Mempengaruhinya.http://creasoft.wordpress.com/2008/05/08/produksi-asidan-faktor-yang-mempengaruhinya.html, diakses 26 Nopember 2013. Anonim.(2008).PerawatanPayudara.http://creasoft.wordpress.com/2008/05/04/per awatan-payudara.html, diakses 6 Desember 2013. Astari, A.M (2008). Perawatan Payudara Pada Masa Antenatal Pada Pasien Ibu Primipara Post Partum di RSUD Dr. Saiful Anwar Malang. Skripsi, Fakuktas Kedokteran Universitas Brawijaya. Atmawati, Cintami. (2010). Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang ASI Dengan Perilaku Perawatan Payudara Di Rumah Bersalin An Nisa Surakarta. Skripsi, Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret. Bagus, Raden. (2010). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pemberian Asi Eksklusif Pada Bayi Usia 0-6 Bulan Di Desa Benelan Lor Kabat-
Banyuwangi.http://bejocommunity.blogspot.com/2010/12/kti-faktor-faktoryang-mempengaruhi.html, diakses 9 Desember 2013. Bahiyatun. (2009). Buku Ajar Asuhan Kebidanan Nifas Normal. Jakarta : EGC Detikhealth. (2012). Hanya 33,6% Bayi di Indonesia yang Mendapat ASI Eksklusif.http://health.detik.com/read/2012/09/19/132344/2025874/764/han ya-336-bayi-di-indonesia-yang-dapat-asi-eksklusif.html, diakses 6 Desember 2013. Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo. (2013). Cakupan ASI Ekslusif di Provinsi dan Kota Gorontalo, Sasaran Balita dan Ibu Hamil. Fatmah, Laila. (2013). Cara-cara Mendapatkan Pengetahuan.http://lailafathimah.blogspot.com/2013/07/cara-caramendapatkan-pengetahuan.html, diakses 12 Desember 2013. Fitria, Ayu. (2012). Faktor-Faktor yang Berhubungan Dengan Kelancaran Produksi ASI Pada Ibu Menyusui Di Rumah Bersalin Hartini Desa Jeulingke Kota Banda Aceh. Jurnal, STIKES U Budiyah Banda Aceh. Heryani, Reni. (2012). Buku Ajar Asuhan Kebidanan Ibu Nifas dan Menyusui. Jakarta : Trans Info Media. Indiarti. (2008). Perawatan Payudara Bagi Ibu Menyusui. http://www.infobunda.com, diakses 26 Maret 2014. Indra Astuti, Reni. (2012). Let Down Refleks Kunci Semburan ASI.http://thedoctorundercover.wordpress.com/tag/asi.html, diakses 9 Desember 2013. Innayatullaili. (2011). Pengaruh Perawatan Payudara Terhadap Kelancaran ASI Pada Ibu Nifas Primipara Di Puskesmas Arjasa Kangean. Skripsi, Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiah Surabaya. Johnson, Ruht. (2004). Buku Ajar Praktik Kebidanan. Jakarta : EGC. Kementerian Kesehatan. (2005). Panduan Pelayanan Antenatal Care. Jakarta : Kementerian Kesehatan RI Kementerian Kesehatan. (2010). Profil Kesehatan Indonesia. Jakarta : Kementerian Kesehatan RI Kementerian Kesehatan. (2011). Pusat Data dan Informasi Profil Kesehatan Indonesia 2010. Jakarta : Kementerian Kesehatan RI.
Kementerian Kesehatan. (2012). Pusat Data dan Informasi Profil Kesehatan Indonesia 2011. Jakarta : Kementerian Kesehatan RI. Kementerian Kesehatan. (2013). Pusat Data dan Informasi Profil Kesehatan Indonesia 2012. Jakarta : Kementerian Kesehatan RI. Lestari, Dian. (2009). Faktor-faktor yang Mempengaruhi Terhadap Pemberian ASI Eksklusif. Jurnal, FKM Universitas Indonesia. Mardiyaningsih, Eko. (2010). Efektivitas Kombinasi Teknik Marmet Dan Pijat Oksitosin Terhadap Produksi Asi Ibu Post Seksio Sesarea Di Rumah Sakit Wilayah Jawa Tengah. Tesis, FIK Universitas Indonesia. Nasution, Yunara Ningrum. (2012). Gambaran Persepsi Terhadap Bentuk Putting Payudara dan Pemberian ASI Pada Ibu Primipara. Skripsi, Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia. Notoatmodjo, Soekidjo. (2010). Metode Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. Notoadmodjo, Soekidjo. (2005). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta. Nurhati, M. (2009). Kehamilan dan Persiapan Persalinan. Jakarta : Garamond. Rahmi, Laili. 2010. Hubungan Usia, Tingkat Pendidikan, Dukungan Suami, Dan Dukungan Keluarga Dengan Tingkat Kecemasan Menjelang Persalinan Pada Ibu Primigravida Trimester III Di Poliklinik Kebidanan RSUP Dr.M.Djamil Padang Tahun 2009. Penelitian Keperawatan Maternitas Fakultas Keperawatan Universitas Andalas. Riyanto, Agus. (2011). Aplikasi Metode Penelitian Kesehatan. Yogyakarta : Nuha Medika. Riyanto, Agus. (2013). Statistik Deskriptif Untuk Kesehatan. Yogyakarta : Nuha Medika. Roesli. (2008). Inisiasi Menyusu Dini Plus ASI Eksklusif. Jakarta : Pustaka Bunda. Ronald H.S. (2011). Pedoman dan Perawatan Kehamilan yang Sehat dan Menyenangkan. Bandung : Nuansa Aulia. Setiadi. (2013). Konsep dan Praktik Penulisan Riset Keperawatan. Yogyakarta : Graha Ilmu.
Simkin, P. (2008). Panduan Lengkap Kehamilan, Melahirkan dan Bayi. Jakarta : Arcan. Sri Purwanti, Hubertin. (2004). Konsep Penerapan ASI Eksklusif. Jakarta : EGC. Syaifuddin, M.K. (2006). Anatomi dan Fisiologi untuk Mahasiswa Keperawatan. Jakarta : EGC Yuliarti, Nurheti. (2010). Keajaiban ASI : Makanan Terbaik untuk Kesehatan, Kecerdasan dan Kelincahan Si Kecil. Yogyakarta : ANDI..