I. PENDAHULUAN. optimal sesuai kebutuhan konsumen (Departemen Pertanian, 2005).

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. membawa dampak yang tidak baik bagi manusia. Tumpukan sampah. tersebut jika dibiarkan dapat menimbulkan pencemaran, penyakit serta

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Latar Belakang. Produktivitas padi nasional Indonesia dalam skala regional cukup tinggi

TINJAUAN PUSTAKA. A. Kompos Limbah Pertanian. menjadi material baru seperti humus yang relatif stabil dan lazim disebut kompos.

KUALITAS UNSUR HARA KOMPOS CAMPURAN LIMBAH KULIT PISANG KEPOK Musa paradisiaca dan Azolla microphylla

SYLABUS MATA KULIAH PERTANIAN ORGANIK

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pupuk merupakan suatu bahan yang mengandung satu atau lebih unsur hara bagi tanaman. Bahan tersebut dapat berasal

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kubis adalah kalori (25,0 kal), protein (2,4 g), karbohidrat (4,9 g), kalsium (22,0

PEMANFAATAN KULIT BUAH PISANG (Musa paradisiaca L. ) DENGAN PENAMBAHAN DAUN BAMBU (EMB) DAN EM-4 SEBAGAI PUPUK CAIR NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

EFEKTIFITAS PENYIRAMAN EM

BAB I PENDAHULUAN. keberadaan pupuk anorganik dipasaran akhir-akhir ini menjadi langka.

I. PENDAHULUAN. Pisang merupakan komoditas buah-buahan yang populer di masyarakat karena

BAB I PENDAHULUAN. kandungan gizi cukup, nilai ekonomis tinggi serta banyak digunakan baik untuk

PENDAHULUAN. Dewasa ini kebutuhan jagung untuk pakan sudah lebih dari 50% kebutuhan

I. PENDAHULUAN. Teknologi revolusi hijau di Indonesia digulirkan sejak tahun 1960 dan

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Caisin merupakan tanaman dengan iklim sub-tropis, namun mampu

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Konsumsi kedelai di Indonesia setiap tahun semakin meningkat, seiring dengan

BAB I PENDAHULUAN. limbah, mulai dari limbah industri makanan hingga industri furnitur yang

I. PENDAHULUAN. Bawang merah (Allium ascalonicum L.) adalah tanaman semusim yang tumbuh

IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 1. Tinggi tanaman padi akibat penambahan jenis dan dosis amelioran.

PENDAHULUAN. Ultisol merupakan salah satu jenis tanah di Indonesia yang mempunyai sebaran luas,

BAB I PENDAHULUAN. mengurangi pemakaian pestisida. Limbah padat (feses) dapat diolah. menjadi pupuk kompos dan limbah cair (urine) dapat juga diolah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Ultisols merupakan salah satu jenis tanah di Indonesia yang mempunyai sebaran

I. PENDAHULUAN. Tanaman pisang adalah salah satu komoditas yang dapat digunakan sebagai

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i. DAFTAR ISI... ii DAFTAR TABEL... v DAFTAR GAMBAR... vii

PUPUK KANDANG MK : PUPUK DAN TEKNOLOGI PEMUPUKAN SMT : GANJIL 2011/2011

PENGARUH MANAJEMEN JERAMI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI PADI SAWAH (Oryza sativa L.) Oleh: MUDI LIANI AMRAH A

I. PENDAHULUAN. Tanaman jagung manis merupakan tanaman yang sangat responsif terhadap

I. PENDAHULUAN. Kacang tanah (Arachis hypogaea L.) merupakan salah satu komoditi tanaman

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

I PENDAHULUAN. besar masyarakat Indonesia. Menurut Puslitbangtan (2004 dalam Brando,

PENDAHULUAN. Latar Belakang. sejak tahun Sentra produksi ubi jalar adalah Propinsi Jawa Barat, Jawa Tengah,

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara di Asia Tenggara yang sebagian besar

SKRIPSI. KUALITAS UNSUR HARA KOMPOS CAMPURAN LIMBAH KULIT PISANG KEPOK Musa paradisiaca dan Azolla microphylla

I. PENDAHULUAN. Larutan Mikroorganisme Lokal (MOL ) terbuat dari bahan-bahan alami,

I. PENDAHULUAN. Tomat (Lycopersicum esculentum Miil.) termasuk tanaman sayuran yang sudah

I. PENDAHULUAN. atau jamu. Selain itu cabai juga memiliki kandungan gizi yang cukup

VI. ANALISIS BIAYA USAHA TANI PADI SAWAH METODE SRI DAN PADI KONVENSIONAL

HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. tanaman padi salah satunya yaitu pemupukan. Pupuk merupakan salah satu faktor

I. PENDAHULUAN. Tanaman jagung merupakan salah satu komoditas strategis yang bernilai

I. PENDAHULUAN. sekali limbah khususnya limbah organik. Limbah organik yang berbentuk padat

SKRIPSI PEMANFAATAN LIMBAH CAIR BIOETANOL MENJADI PUPUK ORGANIK CAIR (POC)

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan dari pertanian organik itu sendiri diantaranya untuk menghasilkan produk

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. ternyata memiliki sebuah potensi besar yang luput terlihat. Salah satu limbah yang

Kata kunci : kompos, Azolla, pupuk anorganik, produksi

I. PENDAHULUAN. cruciferae yang mempunyai nilai ekonomis tinggi. Sawi memiliki nilai gizi yang

Pengemasan dan Pemasaran Pupuk Organik Cair

PEMBUATAN KOMPOS DARI LIMBAH PADAT ORGANIK YANG TIDAK TERPAKAI ( LIMBAH SAYURAN KANGKUNG, KOL, DAN KULIT PISANG )

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Kata kunci: jerami padi, kotoran ayam, pengomposan, kualitas kompos.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. utama MOL terdiri dari beberapa komponen yaitu karbohidrat, glukosa, dan sumber

I. PENDAHULUAN. Ubikayu merupakan salah satu tanaman penting di Indonesia. Ubikayu

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHU LUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Ternak ruminansia seperti kerbau, sapi, kambing dan domba sebagian besar bahan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. hewan atau manusia, seperti pupuk kandang, pupuk hijau, dan kompos,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

TENTANG REKOMENDASI PEMUPUKAN N, P, DAN K PADA PADI SAWAH SPESIFIK LOKASI

I. PENDAHULUAN. Cabai (Capsicum annuum) merupakan komoditas sayuran yang memiliki nilai

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENDAHULUAN. sub tropis. Bukti sejarah menunjukkan bahwa penanaman padi di Zhejiang (Cina)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman bawang merah berakar serabut dengan sistem perakaran dangkal

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Hasil Sifat Kimia dan Fisik Latosol sebelum Percobaan serta Komposisi Kimia Pupuk Organik

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. sayur yang paling diminati oleh masyarakat Indonesia. Harga tanaman

BAB I PENDAHULUAN. dibudidayakan di air tawar dan disukai oleh masyarakat karena rasanya yang

I. PENDAHULUAN. Cabai (Capsicum annum L.) merupakan salah satu jenis sayuran penting yang

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

diperhatikan. Penelitian Machrodania (2015), dosis pemberian pupuk organik cair paling optimal pada tanaman kedelai yaitu 16,86 ml/l/polybag dan

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN. perlakuan Pupuk Konvensional dan kombinasi POC 3 l/ha dan Pupuk Konvensional

I. PENDAHULUAN. Tomat (Lycopersicon esculentum mill) merupakan tanaman yang berasal dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Sampah masih merupakan masalah bagi masyarakat karena perbandingan antara

HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. Bawang merah (Allium ascalonicum L.) merupakan komoditas hortikultura

PENDAHULUAN. Melon (Cucumis melo L.) merupakan salah satu buah yang dikonsumsi segar.

BAB I PENDAHULUAN. adanya kandungan karotin, Vitamin A, Vitamin B dan Vitamin C. Oleh karena itu,

PENGARUH BERBAGAI JENIS BAHAN ORGANIK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN CABAI (Capsicum annum L.)

Pemanfaatan Lindi sebagai Bahan EM4 dalam Proses Pengomposan

I. PENDAHULUAN. kebutuhan unsur hara tanaman. Dibanding pupuk organik, pupuk kimia pada

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. hidroponik yang ada yaitu sistem air mengalir (Nutrient Film Technique). Konsep

Jurnal Biology Education Vol. 4 No. 1 April 2015 PENGARUH PENAMBAHAN EM BUATAN DAN KOMERSIL PADA FERMENTASI PUPUK CAIR BERBAHAN BAKU LIMBAH KULIT BUAH

II. TINJAUAN PUSTAKA. Selada merupakan tanaman semusim polimorf (memiliki banyak bentuk),

I. PENDAHULUAN. tinggi perlu didukung oleh ketersediaan hijauan yang cukup dan kontinyu. Tetapi

BAB I PENDAHULUAN. dihasilkan perkebunan ataupun pabrik biji kopi yang jika tidak dimanfaatkan akan

I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

MATERI DAN METODE. Materi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Transkripsi:

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara beriklim tropis yang terkenal dengan kesuburan dan keanekaragaman flora maupun fauna sejak zaman penjajahan. Pisang (Musa paradisiaca) adalah salah satu komoditas buah unggulan di Indonesia yang didasarkan pada besarnya luas panen dan produksi pisang. Selain Musa paradisiaca terdapat lebih dari 200 jenis pisang lain yang terdapat di Indonesia, yang dapat membuka peluang dalam pemanfaatannya secara optimal sesuai kebutuhan konsumen (Departemen Pertanian, 2005). Pada wilayah Asia, Indonesia merupakan penghasil pisang terbesar karena 50% produksi pisang Asia dihasilkan oleh Indonesia. Menurut Susanti (2014), produktivitas pisang mencapai 60,70 ton/ha. Angka produksi yang tinggi tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor dalam perkembangan dan persebaran pisang tersebut, antara lain iklim, media tanam, dan ketinggian tempat. Walaupun Indonesia penghasil pisang terbesar se-asia, 90% dari produksi pisang digunakan untuk konsumsi dalam negeri, sedangkan untuk ekspor hanya 10%. Seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk dan kesadaran masyarakat untuk mengkonsumsi buah, maka semakin meningkat pula permintaan pisang, baik dalam bentuk pisang segar maupun sudah dalam bentuk olahan (Susanti, 2014). Seiring dengan peningkatan produktivitas dan semakin meningkatnya minat konsumen terhadap buah pisang, maka hal tersebut berkaitan erat pula terhadap sisa hasil dari kegiatan produksi atau limbah yang dihasilkan dari 1

2 pisang. Menurut Nasution dkk.(2014), kulit pisang merupakan 1/3 bagian dari buah pisang. Kulit pisang yang telah menjadi limbah biasanya hanya dimanfaatkan untuk pakan ternak dan kini mulai dimanfaatkan sebagai bahan dalam pembuatan pupuk. Upaya tersebut dilakukan untuk mengurangi atau mengantisipasi dampak yang akan terjadi jika kulit pisang dengan hasil produksi yang besar hanya akan menjadi tumpukan sampah yang menggunung dan pada akhirnya akan berdampak pada polusi udara dan sumber penyakit (Nasution dkk., 2014). Dewasa ini semakin banyak upaya yang dilakukan untuk memanfaatkan limbah organik menjadi pupuk yang mempunyai kualitas tidak kalah baik dengan pupuk anorganik. Penggunaan pupuk anorganik secara terus-menerus dapat merusak tanah. Pupuk anorganik dapat menurunkan ph tanah sehingga tanah menjadi masam, dapat pula membuat tanah menjadi padat dan mengeras, serta membunuh mikroorganisme tanah yang bermanfaat karena senyawa anorganik tidak dapat diurai oleh mikoorganisme tanah tersebut. Hal inilah yang menyebabkan penggunaan pupuk anorganik sebaiknya dikombinasikan atau bahkan digantikan oleh pupuk organik, karena pupuk organik bersifat ramah terhadap lingkungan (Khairunisa, 2015). Azolla microphylla merupakan tanaman air yang berpotensi menghasilkan nitrogen bagi tanaman. Sebenarnya Azolla microphylla telah sejak lama dimanfaatkan petani padi sebagai pupuk kompos, namun tahapan persiapannya memerlukan waktu yang lama dan kurang praktis. Oleh sebab itu, pada penelitian ini digunakan Azolla microphylla sebagai bahan yang

3 dikombinasikan dengan kulit pisang untuk menghasilkan kompos dengan kandungan hara yang sesuai standar SNI-19-7030-2004. B. Keaslian Penelitian Penelitian mengenai pemanfaatan kulit pisang sebagai pupuk kompos dengan campuran tanaman Mucuna bracteata telah dilakukan Akbari dkk. (2015) dengan EM-4 sebagai bioaktivatornya. Kulit pisang (Musa paradisiaca) yang digunakan adalah sebanyak 5 kg dan tanaman Mucuna bracteata sebanyak 0,5 kg serta bioaktivator EM-4 sebanyak 100 ml yang ditambahkan pada hari ke-0, 7, dan 14. Proses pengomposan dilakukan selama 21 hari. Parameter yang digunakan untuk menguji kualitas kompos adalah nitrogen (N), fosfor (P), dan kalium (K) pada hari ke-7, 14, dan 21. Hasil terbaik yang diperoleh dalam penelitian tersebut adalah kadar nitrogen 3,44%, kadar fosfor 0,35%, dan kalium 9,85%, sedangkan waktu pengomposan terbaik dalam menghasilkan unsur hara yang paling optimal adalah pada hari ke-21. Hasil perolehan kadar N, P, dan K pada penelitian ini berada di atas batas minimum syarat kelayakan kompos menurut SNI tahun 2004, sehingga kompos yang dihasilkan dikatakan layak menjadi alternatif pupuk kompos yang baik. Penelitian lainnya yang menggunakan kulit pisang Musa paradisiaca untuk dijadikan sebagai pupuk juga telah dilakukan oleh Sriningsih (2014). Penelitian tersebut bertujuan untuk mengetahui kandungan N, P, dan K pupuk cair dari kulit buah pisang dengan penambahan EMB dan EM-4. Hasil analisis menunjukkan bahwa Effective Microorganism Bamboo (EMB) dan EM-4

4 dengan konsentrasi yang berbeda berpengaruh nyata terhadap kandungan N, P, dan K pupuk cair. Kandungan hara yang paling tinggi adalah penggunaan EM- 4 konsentrasi 125 ml, yaitu N sebanyak 0,17%, P sebanyak 106,53 ppm, dan K sebanyak 1696,60 ppm. Penelitian mengenai Azolla sp yang dimanfaatkan sebagai kompos dalam upaya meningkatkan hasil padi sawah telah dilakukan oleh Kustiono dkk (2012). Dengan membandingkannya dengan pupuk anorganik hasil penelitian menunjukkan bahwa aplikasi kompos Azolla sp dosis 6 ton/ha pada tanaman varietas Ciherang mampu menghasilkan gabah 8,67 ton/ha, perlakuan dosis pupuk anorganik 100% dosis anjuran (300 kg/ha Urea; 75 kg/ha SP36; 50 kg/ha KCl) pada tanaman padi sawah varietas Ciherang mampu menghasilkan gabah 8,09 ton/ha. Peningkatan penggunaan pupuk anorganik dan kompos Azolla meningkatkan persentase gabah isi hingga 90,8%. C. Rumusan Masalah 1. Apakah kompos campuran limbah kulit pisang kepok Musa paradisiaca dan Azolla microphylla yang dihasilkan mengandung unsur hara makro dan mikro sesuai standar SNI kompos yang berlaku? 2. Komposisi formula mana yang menghasilkan kompos campuran limbah kulit pisang kepok Musa paradisiaca dan Azolla microphylla dengan kandungan hara terbaik?

5 D. Tujuan 1. Mengetahui kualitas unsur hara makro dan mikro pada kompos campuran limbah kulit pisang kepok musa paradisiaca dan Azolla microphylla. 2. Mengetahui komposisi formula kompos campuran limbah kulit pisang kepok Musa paradisiaca dan Azolla microphylla dengan kandungan hara terbaik. E. Manfaat Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dan memperkaya alternatif pupuk kompos yang sesuai dengan standar pupuk SNI serta menambah data base hak paten Negara Indonesia.