BAB I PENDAHULUAN. Kualitas laporan keuangan akan meningkatkan kualitas informasi yang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan yang baik atau yang biasa disebut Good Government

BAB I PENDAHULUAN. dalam satu periode. Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan (PSAP) No.1

BAB I PENDAHULUAN. Peraturan Pemerintah No.105 Tahun 2000 tentang Pengelolaan Keuangan

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah baik pihak internal dan eksternal yang informasi tersebut dapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Laporan keuangan sektor publik merupakan posisi keuangan penting

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Meningkatnya tuntutan masyarakat terhadap penyelenggaraan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. pemerintahan yang baik (good government governance), telah mendorong

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan yang baik (good government governance), telah mendorong

BAB I PENDAHULUAN. Pelaporan keuangan sektor publik khususnya laporan keuangan. pemerintah adalah wujud dan realisasi pengaturan pengelolaan dan

BAB I PENDAHULUAN. memberikan informasi yang jelas tentang aktivitas suatu entitas ekonomi dalam

BAB I PENDAHULUAN. signifikan dalam organisasi/instansi. Hal ini ditandai dengan semakin

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan yang baik (good governance government). Good governance. yang sejalan dengan prinsip demokrasi dan pasar yang efisien.

BAB I PENDAHULUAN. yang dilaksanakan secara periodik (Mardiasmo, 2002). penyelenggaraan pemerintahan yang diatur dalam Undang-Undang Nomor 17

BAB I PENDAHULUAN. atau memproduksi barang-barang publik. Organisasi sektor publik di Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. lebih meningkatkan akuntabilitas publik. Akuntabilitas publik merupakan

BAB I PENDAHULUAN. di Indonesia namun juga di negara-negara lain (Indra Bastian, 2010:5).

BAB I PENDAHULUAN. Dinamika perkembangan sektor publik di Indonesia saat ini adalah semakin

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan tuntutan masyarakat terhadap terselenggaranya

BAB I PENDAHULUAN. keuangan yang tepat, jelas, dan terukur sesuai dengan prinsip transparansi dan

BAB I PENDAHULUAN. menerapkan akuntabilitas publik. Akuntabilitas publik dapat diartikan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Kualitas Laporan Keuangan adalah laporan keuangan yang dapat memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian Good governance merupakan function of governing, salah satunya

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan yang baik (good government governance), telah mendorong

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dewasa ini masyarakat Indonesia semakin menuntut pemerintahan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Governance (GGG) sejak tahun 2003 telah mengeluarkan undang-undang

BAB I PENDAHULUAN. kolusi, nepotisme, inefisiensi dan sumber pemborosan negara. Keluhan birokrat

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah dalam mengelola keungan dengan sebaik-baiknya guna mencapai

BAB 1 PENDAHULUAN. disebut dengan Good Governance. Pemerintahan yang baik merupakan suatu

BUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan yang baik (good government governance), telah mendorong

BAB I PENDAHULUAN. daerah dan penyelenggaraan operasional pemerintahan. Bentuk laporan

BAB I PENDAHULUAN. keuangan dibuat untuk memberi informasi kepada pengguna internal dan

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan adanya pelaksanaan otonomi daerah menuntut pemerintah harus memberikan

BAB 1 PENDAHULUAN. mandiriurusan pemerintahannya sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah. mengamanatkan bahwa setiap kepala daerah wajib menyampaikan laporan

BAB 1 PENDAHULUAN. yang dapat diraih melalui adanya otonomi daerah.indonesia memasuki era otonomi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ghia Giovani, 2015

BAB I PENDAHULUAN. ini bukan hanya orang-orang dari bidang akuntansi yang dapat memahami laporan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. menguatnya tuntutan akuntabilitas atas organisasi-organisasi publik tersebut,

BAB I PENDAHULUAN. Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah yang

BAB I PENDAHULUAN. berupa laporan keuangan. Fenomena yang terjadi di Indonesia adalah

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan sejak adanya amandemen terhadap Undang-Undang Dasar 1945.

BAB I PENDAHULUAN. tuntutan akuntabilitas atas lembaga-lembaga publik baik di pusat maupun di

BAB II LANDASAN TEORI. Laporan keuangan adalah catatan informasi suatu entitas pada suatu periode

BAB I PENDAHULUAN. Good governace merupakan function of governing, salah satunya

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan pembangunan Sub Sektor Peternakan di Provinsi Jawa Barat

BAB I PENDAHULUAN. tersebut berhasil menjalankan tugas dengan baik atau tidak (Suprapto, 2006).

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. kebijakan yang telah ditetapkan, dan ketentuan. Selain itu, pengawasan intern atas

BAB I PENDAHULUAN. informasi yang jelas tentang aktivitas suatu entitas ekonomi dalam satu periode

BAB I PENDAHULUAN. roda perusahaan manajemen akan diawasi oleh fungsi satuan pengawasan internal

BAB I PENDAHULUAN. yang mensyaratkan bentuk dan isi laporan pertanggungjawaban pelaksanaan

BAB 1 PENDAHULUAN. menguatnya tuntutan akuntabilitas atas lembaga-lembaga publik, baik di pusat

BAB I PENDAHULUAN. tanggungjawabnya kepada pihak pemberi amanah (principal) yang memiliki hak

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Pertimbangan yang

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan yang baik (good governance). Untuk mewujudkan tata. kelola tersebut perlunya sistem pengelolaan keuangan yang lebih

BAB I PENDAHULUAN. pertanggungjawaban yang dilaksanakan secara periodik (Stanbury, 2003

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Good Government Governance di Indonesia semakin meningkat.

BAB I PENDAHULUAN. sebagai dasar pengambilan keputusan. Oleh karena itu pemerintah diharuskan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian. Dalam rangka pelaksanaan kewenangan Pemerintah Daerah sebagaimana

BAB I PENDAHULUAN. Hal tersebut seiring dengan fenomena yang terjadi dalam perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. Konsep good governance memiliki arti yang luas dan sering dipahami

BAB I PENDAHULUAN. pun berlaku dengan keluarnya UU No. 25 tahun 1999 yang telah direvisi UU No. 33 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. Dengan adanya Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang

BAB I PENDAHULUAN. dilaksanakan secara periodik (Mardiasmo, 2006, hal 17). Pemerintah harus mampu untuk

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah daerah diberi kewenangan untuk penyelenggaraan pengelolaan

BAB I PENDAHULUAN. meningkat, peran akuntansi semakin dibutuhkan, tidak saja untuk kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. Pada sistem pemerintahan yang ada di Indonesia, setiap pemerintah daerah

BAB I PENDAHULUAN. semua bidang kehidupan berbangsa dan bernegara diatur secara sentral dari pusat

BAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka mewujudkan pemerintahan yang bersih dan berwibawa

BAB I PENDAHULUAN. menjadi isu yang sangat penting di pemerintahan Indonesia. Salah satu kunci

BAB I PENDAHULUAN. Isu tentang sistem pengendalian internal pemerintahan (SPIP) mendapat

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia ini adalah menguatnya tuntutan akuntabilitas atas lembagalembaga

BAB I PENDAHULUAN. dewasa ini adalah menguatnya tuntutan akuntabilitas atas lembaga-lembaga

BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Seiring dengan adanya perubahan masa dari orde baru ke era

BAB I PENDAHULUAN. Seiring perkembangan Akuntansi Sektor Publik di Indonesia, maka wujud

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor: 8 Tahun 2006

BAB I PENDAHULUAN. daerah merupakan tujuan penting dalam reformasi akuntansi dan administrasi

BAB I PENDAHULUAN. Berlakunya Otonomi Daerah di Pemerintahan Indonesia, sehingga setiap

BAB I PENDAHULUAN. menjalankan tugas dan fungsi yang sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. telah membawa perubahan terhadap sistem politik, sosial, kemasyarakatan serta

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian. Supriyanto dan Suparjo (2008) mengungkapkan :

BAB I PENDAHULUAN. (Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah) berupa Laporan Keuangan. Akuntansi

BAB I PENDAHULUAN. Tata kelola pemerintahan yang baik (Good Government Governance)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. principal. (Donaldson dan Davis, 1991). Teori stewardship berasumsi

BAB I PENDAHULUAN. khususya di tingkat Pemerintah Daerah. Korupsi sebenarnya termasuk salah

I. PENDAHULUAN. Perubahan paradigma pengelolaan keuangan baik pemerintah pusat maupun

BAB I PENDAHULUAN. Badan Pemeriksa Keuangan ialah lembaga yang dimaksudkan. Selain

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Secara Parsial, efektivitas sistem pengendalian internal pemerintah daerah

BAB I PENDAHULUAN. yang baik (good governance government), telah mendorong pemerintah pusat dan

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini pemerintah dituntut untuk mewujudkan prinsip-prinsip yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Perhatian utama masyarakat pada sektor publik atau pemerintahan adalah

BAB I PENDAHULUAN. manusia, sistem pengendalian internal (Windiatuti, 2013). daerah adalah (1) komiten pimpinan (Management Commitment) yang kuat

BAB I PENDAHULUAN. menarik untuk dikaji, mengingat semakin menguatnya tuntutan akuntabilitas atas

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini akan membahas mengenai latar belakang penelitian, rumusan

BAB I PENDAHULUAN. melalui laporan keuangan pemerintah daerah yang digunakan sebagai dasar

BAB I PENDAHULUAN. baik ( good governance government ). Hal tersebut dapat diwujudkan melalui

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kualitas laporan keuangan akan meningkatkan kualitas informasi yang disajikan dalam laporan keuangan. Para pengguna laporan keuangan yakin dalam mengambil keputusan karena didasarkan pada informasi yang telah dipersiapkan dengan baik, disetujui dan diaudit secara transparan, dapat dipertanggung jawabkan dan berkualitas (Payamta, 2006 : 83 ). Pendapat tersebut menunjukkan bahwa kualitas laporan keuangan adalah sejauh mana laporan keuangan menyajikan informasi yang benar dan jujur. Hal ini berarti bahwa kualitas laporan keuangan menunjukkan konsep kualitas informasi dari laporan tersebut. Ada banyak pihak yang mengandalkan informasi keuangan yang disajikan dan dipublikasikan oleh organisasi nirlaba dengan kegunaan berbeda-beda, sehingga laporan yang disajikan tersebut harus berkualitas. Laporan keuangan dikatakan berkualitas jika laporan keuangan yang disajikan tersebut memenuhi syarat normatif yaitu relevan, andal, dapat dibandingkan dan dapat dipahami. Pengguna laporan keuangan berasal dari berbagai pihak dengan kepentingan yang berbeda-beda. Pengguna laporan keuangan rumah sakit umum antara lain masyarakat, wakil rakyat, lembaga pengawas, lembaga pemeriksa, pihak yang memberi atau berperan dalam proses donasi, investasi dan pinjaman, serta pemerintah. Dalam PP No. 71 Tahun 2010 Bab I Pasal I diungkapkan bahwa, karakteristik kualitas laporan keuangan adalah ukuran-ukuran normatif yang perlu diwujudkan dalam informasi akuntansi sehingga dapat memenuhi tujuannya. 1

Karakteristik kualitas yang merupakan prasyarat normatif antara lain relevan, andal, dapat dibandingkan dan dapat dipahami. Arfianti (2011) menyebutkan bahwa, selain kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD) yang belum maksimal, Badan Pemeriksaan Keuangan juga menemukan adanya kasus dugaan korupsi. Pada pemeriksaan semester II tahun 2008, ada 11 dugaan tindak pidana yang dilaporkan ke KPK, 6 diantaranya terkait dengan Laporan Keuangan Pemerintah Daerah. Disamping itu, sekitar 683 objek pemeriksaan yang diperiksa oleh BPK, hampir separuhnya didominasi oleh pemerintah daerah. Hal ini dikarenakan adanya keterlambatan penyampaian LKPD dari waktu yang telah ditentukan. Adapun LKPD yang terlambat berjumlah 191 dari total 469 pemerintaha daerah. Dengan demikian hanya 275 pemerintah daerah yang menyerahkan LKPD secara tepat waktu. Berdasarkan berita BPK RI perwakilan Provinsi Bengkulu atas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Tahun Anggaran 2012 disebutkan bahwa Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) tersebut mengungkap bahwa Kabupaten Bengkulu Utara dapat meningkatkan opininya dari Wajar Dengan Pengecualian (WDP) di TA 2011 menjadi Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) di TA 2012. Dengan adanya peningkatan opini tersebut, apakah laporan keuangan yang diterbitkan juga menunjukkan adanya kualitas yang baik sehingga dapat dipergunakan dengan banyak tujuan dari pengguna yang berbeda. Rumah Sakit Umum merupakan usaha jasa yang memberikan jasa pelayanan sosial dibidang kesehatan. Menurut Tati Suhartati Joesron, (2003:1) Rumah Sakit adalah badan usaha nirlaba (Non Profit Oriented), meskipun demikian dalam proses usahanya tidak terlepas dari persaingan, sehingga memerlukan suatu organisasi yang kuat dengan sumberdaya pendukung yang berkualitas. Dewasa ini 2

dengan banyaknya Rumah Sakit Umum yang berdiri di kota Medan memunculkan persaingan Rumah Sakit Negeri dan Swasta yang dinamis dan kompetitif, oleh karena itu diperlukan manajemen dan sumber daya yang inovatif yang secara terus-menerus mengembangkan kemampuan individual dan membentuk organisasi yang kuat untuk meningkatkan keunggulan daya saing. Keunggulan daya saing yang dapat diciptakan oleh perusahaan dapat dicapai dengan salah satu cara, yaitu suatu sistem informasi yang mampu merangkap, mencipta dan memanipulasi informasi internal dan eksternal secara efektif dan efisien. Rumah sakit masa kini adalah suatu korporat bisnis. Ada manajemen puncak yang menetapkan kebijakan dan strategi, melakukan perencanaan, penganggaran, fasilitasi, penempatan SDM, koordinasi pelaksanaan, melakukan pengawasan, dan bertanggung jawab secara umum terhadap keseluruhan kegiatan dan kinerja korporat. Hal ini mendorong Rumah Sakit Umum membutuhkan penanganan tentang kualitas informasi akuntansi karena peran Rumah Sakit Umum berkembang dari lembaga sosial menjadi lembaga usaha.namun demikian agar Rumah Sakit Umum tetap bertahan dan tumbuh, maka pihak manajemen harus memperhitungkan keuntungan dengan tidak mengurangi fungsi sosialnya. Dengan perkembangan tersebut Rumah Sakit Umum harus didukung laporan keuangan yang berkualitas. Untuk dapat memenuhi karakteristik kualitas tersebut, maka pengelolaan keuangan di rumah sakit umum tidak terlepas dari peran pegawai yang mengelola dan melakukan pelaporan keuangan. Selain itu, dengan memanfaatkan kemajuan teknologi informasi maka pekerjaan tersebut akan lebih mudah untuk dilaksanakan. Oleh karena itu, pegawai yang bekerja dalam pengelolaan keuangan harus memiliki kapasitas yang baik dalam mengelola keuangan rumah sakit umum dengan memanfaatkan kemajuan teknologi 3

informasi. Jika yang terjadi sebaliknya, maka pemanfaatan teknologi justru akan mempersulit pekerjaan pegawai. Menurut Yosefrinaldi (2013), kapasitas sumber daya manusia adalah kemampuan sumber daya manusia untuk melaksanakan tugas dan tanggungjawab yang diberikan kepadanya dengan bekal pendidikan, pelatihan, dan pengalaman yang cukup memadai. Sumber daya manusia merupakan pilar penyangga utama sekaligus penggerak roda organisasi dalam usaha mewujudkan visi, misi dan tujuan dari organisasi nirlaba atau rumah sakit umum tersebut. Sebagai wujud dalam upaya pencapaian tujuan organisasi, sumber daya manusia merupakan elemen dari organisasi yang memiliki peran sangat penting. Sehingga harus dapat dipastikan bahwa pengelolaan sumber daya manusia tersebut dapat dijalankan sebaik mungkin guna membantu upaya pencapaian yang dimaksud oleh organisasi bersangkutan. Dalam pengelolaan keuangan yang baik, pegawai rumah sakit umum harus memiliki sumber daya manusia yang berkualitas, yang didukung dengan latar belakang pendidikan akuntansi, sering mengikuti pendidikan dan pelatihan, dan mempunyai pengalaman dibidang keuangan. Sehingga untuk menerapkan sistem akuntansi, Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas tersebut akan mampu memahami logika akuntansi dengan baik. Kegagalan sumber daya manusia dalam memahami dan menerapkan logika akuntansi akan berdampak pada kekeliruan laporan keuangan yang dibuat dan ketidaksesuaian laporan dengan standar yang ditetapkan. Setelah sumber daya manusia, pemanfaatan teknologi juga memiliki pengaruh terhadap kualitas laporan keuangan terutama keterandalan dan ketepatwaktuan. Hasil penelitian menyebutkan bahwa, pemanfaatan teknologi berpengaruh terhadap ketepatwaktuan Laporan Keuangan. Hal ini menunjukkan 4

bahwa pemanfaatan teknologi akan meningkatkan ketepatwaktuan Laporan Keuangan. Kewajiban pemanfaatan teknologi informasi oleh organisasi nirlaba berkewajiban untuk mengembangkan dan memanfaatkan kemajuan teknologi informasi untuk meningkatkan kemampuan mengelola keuangan organisasi, dan menyalurkan informasi keuangan organisasi kepada pelayanan publik. Selain wajib untuk memanfaatkan kemajuan teknologi informasi, Sistem Pengendalian Internal yang memadai juga sangat diperlukan. Berdasarkan PP No. 60 Tahun 2008 Bab I Pasal I tentang Sistem Pengendalian Internal, Sistem Pengendalian Intern adalah proses yang integral pada tindakan dan kegiatan yang dilakukan secara terus menerus oleh pimpinan dan seluruh pegawai untuk memberikan keyakinan yang memadai atas tercapainya tujuan organisasi melalui kegiatan yang efektif dan efisien, keandalan pelaporan keuangan, pengamanan aset negara, dan ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan. Pengawasan dalam sistem pengendalian internal diarahkan antara lain untuk mendapatkan keyakinan yang wajar terhadap efektivitas dan efisiensi organisasi, keandalan pelaporan keuangan, dan kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan. Untuk mewujudkan integrasi kebijakan pengawasan penyelenggaraan kegiatan operasional, maka pembinaan Aparat Pengawas Internal dan lembaga publik harus dilakukan secara terus-menerus (series of actions and on going basis). Disamping itu, diperlukan perubahan pola pikir (mind set) Aparat Pengawas Internal sebagai pemberi peringatan dini (early warning) terhadap temuan pelanggaran atau penyimpangan yang berindikasi korupsi, kolusi, dan nepotisme (Armando, 2013). Pengembangan mutu karyawan juga mempengaruhi kualitas laporan keuangan. Pengembangan mutu karyawan berarti menyangkut usaha-usaha meningkatkan pengetahuan karyawan dan keahlian atau keterampilannya. 5

Pengembangan mutu karyawan dimaksudkan untuk mendorong karyawan bekerja lebih keras dan baik, berusaha memiliki tingkat moral yang tinggi dan karenanya akan menghasilkan tugas-tugas yang dikerjakan secara efisien.tingkat mutu karyawan sangat berpengaruh juga terhadap keinginanya untuk melakukan kecurangan (fraud) dalam pelaporan laporan keuangan. Seluruh pegawai atau karyawan cenderung tidak akan melakukan fraud jika mereka percaya bahwa mereka akan ditangkap bila melakukan fraud. Fraud masih dapat dilakukan meskipun sistem pengendalian yang kuat adalah dengan melakukan pengawasan misalnya melakukan pemeriksaan kebenaran seluruh isi data dan dokumen oleh pimpinan atau bila perlu oleh audit internal dan harus dibuktikan dengan tandatangan, tanggal dan waktu dilakukannya pemeriksaan tersebut. Hubungan antara pengembangan mutu karyawan dengan kualitas laporan keuangan itu sendiri berkaitan erat. Tanggung jawab seorang pegawai atau karyawan sangat mempengaruhi kualitas laporan keuangan. Semakin buruk mutu dari pegawai atau karyawan tersebut memungkinkan mereka untuk menentukan kualitas laporan keuangan dan jika semakin baik mutu dari setiap karyawan tersebut bisa dikatakan dapat meningkatkan kualitas laporan keuangan tersebut. Dari uraian diatas, topik tersebut menarik untuk dijadikan sebagai judul penelitian, dan menjadikan penelitian Ariesta dan Yosefrinaldi sebagai rujukan. Maka judul dari penelitian ini adalah : Pengaruh Kapasitas Sumber Daya Manusia, Pemanfaatan Teknologi Informasi, Sistem Pengendalian Internal Dan Pengembangan Mutu Karyawan Terhadap Kualitas Laporan Keuangan Rumah Sakit Umum Yang Terdapat di Kota Medan 6

1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang permasalahan tersebut diatas, maka penelitian ini dimaksudkan untuk menjawab rumusan masalah sebagaimana berikut ini : 1. Apakah kapasitas sumber daya manusia berpengaruh terhadap kualitas laporan keuangan Rumah Sakit Umum kota Medan? 2. Apakah pemanfaatan teknologi informasi berpengaruh terhadap kualitas laporan keuangan Rumah Sakit Umum kota Medan? 3. Apakah sistem pengendalian Internal berpengaruh terhadap kualitas laporan keuangan Rumah Sakit Umum kota Medan? 4. Apakah pengembangan mutu karyawan berpengaruh terhadap kualitas laporan keuangan Rumah Sakit Umum kota Medan? 5. Apakah kapasitas sumber daya manusia, pemanfaatan teknologi informasi, sistem pengendalian internal dan pengembangan mutu karyawan berpengaruh secara simultan terhadap kualitas laporan keuangan Rumah Sakit Umum kota Medan? 1.3 Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menguji secara empiris : 1. Pengaruh kapasitas sumber daya manusia terhadap kualitas laporan keuangan Rumah Sakit Umum kota Medan. 2. Pengaruh pemanfaatan teknologi informasi terhadap kualitas laporan keuangan Rumah Sakit Umum kota Medan. 3. Pengaruh sistem pengendalian internal terhadap kualitas laporan keuangan Rumah Sakit Umum kota Medan 7

4. Pengaruh pengembangan mutu karyawan terhadap kualitas laporan keuangan Rumah Sakit Umum kota Medan. 5. Pengaruh kapasitas sumber daya manusia, pemanfaatan teknologi informasi, sistem pengendalian internal dan pengembangan mutu karyawan berpengaruh secara simultan terhadap kualitas laporan keuangan Rumah Sakit Umum kota Medan. 1.4 Manfaat Penelitian 1. Teoritis Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai referensi tentang bahan informasi yang digunakan dalam memperbaiki kualitas laporan keuangan rumah sakit umum melalui kapasitas sumber daya manusia, pemanfaatan teknologi informasi, sistem pengendalian internal dan pengembangan mutu karyawan sehingga tujuan pemerintahan dapat tercapai. 2. Praktis Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan mahasiswa dalam berpikir dan menjadi bahan informasi bagi pihak yang berkepentingan serta menambah literatur perpustakaan sehingga dapat memberikan manfaat bagi semua pihak. 8