BUPATI SAMPANG PROVINSI JAWA TIMUR

dokumen-dokumen yang mirip
BUPATI SIDOARJO PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 38 TAHUN 2013 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2013 NOMOR 41 SERI E

BUPATI DEMAK PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI DEMAK NOMOR 53 TAHUN 2015 TENTANG

PERATURAN BUPATI SINJAI NOMOR 38 TAHUN 2013 TENTANG PENGEMBANGAN DAN PEMBINAAN KEMAMPUAN PROFESIONAL PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN

WALIKOTA BANJAR PERATURAN WALIKOTA BANJAR NOMOR 48 TAHUN 2013 TENTANG

BUPATI JEMBER SALINAN PERATURAN BUPATI JEMBER NOMOR 21.1 TAHUN 2013 TENTANG

N O M O R & y T A H U N

BUPATI CIAMIS PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 49 TAHUN 2013 TENTANG PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN PROFESIONAL PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN

BUPATI BLORA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 25 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG

PERATURAN MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI NOMOR 16 TAHUN 2009 TENTANG JABATAN FUNGSIONAL GURU DAN ANGKA KREDITNYA

BUPATI GARUT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 730 TAHUN 2012 TENTANG MEKANISME PENGANGKATAN DAN PENUGASAN PENGAWAS SATUAN PENDIDIKAN

JABATAN FUNGSIONAL GURU DAN ANGKA KREDITNYA

BUPATI MADIUN BUPATI MADIUN,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANDUNG BARAT,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Sesuai tanggung jawabnya bahwa guru adalah tenaga pendidik

PERATURAN BERSAMA MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR : 03/V/PB/2010 NOMOR : 14 TAHUN 2010

BUPATI DEMAK PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI DEMAK NOMOR 55 TAHUN 2015 TENTANG

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 27 TAHUN 2010 TENTANG PROGRAM INDUKSI BAGI GURU PEMULA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI NOMOR 16 TAHUN 2009 TENTANG JABATAN FUNGSIONAL GURU DAN ANGKA KREDITNYA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TRENGGALEK,

MENJADI GURU UTAMA DENGAN PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN. Oleh : Dra. Nuraeni T, M.H BAB I. PENDAHULUAN

BUPATI SIDOARJO PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 25 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PENUGASAN GURU PEGAWAI NEGERI SIPIL SEBAGAI KEPALA SEKOLAH

PERATURAN WALIKOTA MOJOKERTO NOMOR 75 TAHUN 2014 TENTANG OPTIMALISASI TATA KELOLA PENGANGKATAN KEPALA SEKOLAH 01 KOTA MOJOKERTO

Walikota Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat

BUPATI JEMBER PERATURAN BUPATI JEMBER NOMOR 56 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 22 TAHUN 2015 TENTANG

PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR : 89 TAHUN 2012

BUPATI BANYUWANGI PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 7 TAHUN 2018 TENTANG

WALIKOTA TASIKMALAYA

BUPATI PAMEKASAN PERATURAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PAMEKASAN,

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 72 Tahun : 2016

BUPATI BANJAR PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI BANJAR NOMOR 59 TAHUN 2014 TENTANG URAIAN TUGAS UNIT PELAKSANA TEKNIS SEKOLAH

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2017 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 74 TAHUN 2008 TENTANG GURU

BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 51 TAHUN2013 TENTANG PEMBINAAN DAN PENINGKATAN KEMAMPUAN PROFESIONAL PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN

3. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara

WALIKOTA PADANG PERATURAN WALIKOTA PADANG NOMOR 31 TAHUN 2013 TENTANG PENGAWAS SEKOLAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PADANG,

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 28 TAHUN 2010 TENTANG PENUGASAN GURU SEBAGAI KEPALA SEKOLAH/MADRASAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI NOMOR: 21 TAHUN 2010 TENTANG

PEDOMAN PENGELOLAAN PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,

2016, No Jabatan dan Pangkat Bagi Guru Bukan Pegawai Negeri Sipil; Mengingat : 1. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan R

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA TENTANG JABATAN FUNGSIONAL GURU DAN ANGKA KREDITNYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

4. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 6, Tambahan Lembaran

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 92 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI SUMEDANG PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 32 TAHUN 2014 TENTANG

17. Peraturan Daerah Kabupaten Tangerang Nomor 08 Tahun 2010 tentang Organisasi Perangkat Daerah Kabupaten Tangerang (Lembaran Daerah Tahun 2010

2016, No Peraturan Presiden Nomor 23 Tahun 2010 tentang Badan Narkotika Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 60); 4.

jtä ~Éàt gtá ~ÅtÄtçt

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR : 29 TAHUN 2013

PERATURAN BERSAMA MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL DAN NOMOR 01/III/PB/2011 NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG

PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 24 TAHUN 2011 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI PEKALONGAN PERATURAN BUPATI PEKALONGAN NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2008 TENTANG

BUPATI MALANG PROVINSI JAWA TIMUR

PEDOMAN PENGELOLAAN PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 92 TAHUN 2014 TENTANG

WALIKOTA TANGERANG SELATAN

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2008 TENTANG

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG POLA KARIER PEGAWAI DI LINGKUNGAN BADAN NARKOTIKA NASIONAL

BERITA DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR : 1 TAHUN 2013 PERATURAN BUPATI MAJALENGKA NOMOR 1 TAHUN 2013

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 73 Tahun : 2015

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN KEPALA LEMBAGA SANDI NEGARA NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG SERTIFIKASI KOMPETENSI PEJABAT FUNGSIONAL SANDIMAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR 4 TAHUN 2007 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DI KOTA TASIKMALAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 107 Tahun : 2016

DIKLAT CALON TIM PENILAI JABATAN FUNGSIONAL GURU

PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN KEHUTANAN NEGERI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,

2 Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 (L

- 3 - Pasal Jabatan

2 2. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara R

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 27 TAHUN 2010 TENTANG PROGRAM INDUKSI BAGI GURU PEMULA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA SINGKAWANG PROVINSI KALIMANTAN BARAT

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA

BUPATI PACITAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PACITAN NOMOR 6 TAHUN 2013 TENTANG

PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN GURU BK MELALUI PENILAIAN KINERJA DAN PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN. Siti Fitriana

2016, No mineral untuk mencapai persyaratan kompetensi teknis dan dapat dilaksanakan secara berjenjang; d. bahwa berdasarkan pertimbangan seba

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2005 TENTANG GURU DAN DOSEN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2005 TENTANG GURU DAN DOSEN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA,

PEMERINTAH KABUPATEN SAMPANG

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 28 TAHUN 2016 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA,

BUPATI SIDOARJO PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 29 TAHUN 2012 TENTANG TUGAS BELAJAR DAN IZIN BELAJAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

2 Indonesia Tahun 2014 Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5494); 2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2014 tentang Majelis Permusya

WALIKOTA BUKITTINGGI PROVINSI SUMATERA BARAT

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN BADAN PEMERIKSA KEUANGAN NOMOR 4 TAHUN 2010

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG

BUPATI LOMBOK BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

KENAIKAN JABATAN/PANGKAT GURU. Badan Kepegawaian, Pendidikan dan Pelatihan Kabupaten Banyumas 2017

BUPATI SEMARANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI SEMARANG NOMOR 32 TAHUN 2016 TENTANG GERAKAN LITERASI KABUPATEN SEMARANG

Transkripsi:

-1 - BUPATI SAMPANG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SAMPANG NOMOR 33 TAHUN 2018 TENTANG PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN BAGI GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SAMPANG, Menimbang : a. Bahwa komitmen Nasional untuk meningkatkan daya saing Sumber Daya Manusia Indonesia serta mutu pendidikan perlu adanya pembinaan dan pengembangan keprofesian berkelanjutan bagi Guru dan Tenaga Kependidikan; b. Bahwa upaya peningkatan profesionalitas Guru dan Tenaga Kependidikan, sumber daya manusia dan mutu pendidikan pada satuan Pendidikan Formal dan Non Formal, satuan pendidikan wajib melaksanakan Pembinaan dan Pengembangan keprofesian yang Berkelanjutan; c. Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b perlu menetapkan Peraturan Bupati Sampang tentang Pembinaan dan Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan bagi Guru dan Tenaga Kependidikan. Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokokpokok Kepegawaian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1974 Nomor 55 Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3041) sebagaimana diubah bag

-2 - dengan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 1999 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Kepegawaian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 169 Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3890); 2. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Lembaran Negara Tahun 2003 Nomor 78 Tambahan Lembaran Negara Nomor 4301); 3. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4437) sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang- Undang Nomor 12 Tahun 2008 (Lembaran Negara Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4844); 4. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 157, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4536); 5. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintah Provinsi dan Pemerintah bupaten/kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737); 6. Peraturan Pemerintah Nomor 48 Tahun 2008 tentang Pendanaan Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 194, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4864); 7. Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 194, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4941); 8. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2017 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru bag

-3 - (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 107); 9. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Dan Reformasi Birokrasi Nomor 16 Tahun 2009 Tentang Jabatan Fungsional Guru Dan Angka Kreditnya; 10. Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 137 Tahun 2014 tentang Standar Nasional Pendidikan Anak Usia Dini; 11. Peraturan Bersama Menteri Pendidikan Nasional dan Kepala Badan Kepegawaian Negara Nomor 03/V/PB/2010 dan Nomor 14 Tahun 2010 tentang Petunjuk Pelaksanaan Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya; 12. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 12 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi dan Kompetensi Pengawas Sekolah; 13. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 13 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi dan Kompetensi Kepala Sekolah; 14. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru; 15. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 27 Tahun 2008 Tentang Standar Kompetensi Konselor; 16. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 27 Tahun 2010 Tentang Program Induksi Bagi Guru Pemula; 17. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 35 Tahun 2010 Petunjuk Teknis Pelaksanaan Jabatan Fungsional Guru Dan Angka Kreditnya; 18. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 38 Tahun 2010 Tentang Penyesuaian Jabatan Fungsional Guru; 19. Peraturan Daerah bupaten Sampang Nomor 7 Tahun 2016 tentang penyelenggara Pendidikan (Lembaran Daerah bupaten Sampang Tahun 2016 Nomor 4); 20. Peraturan Bupati Sampang Nomor 85 Tahun 2016 tentang Pembentukan Organisasi, Tugas dan Fungsi, Serta Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Dinas Pendidikan bupaten bag

-4 - Sampang (Lembaran Daerah bupaten Sampang Tahun 2016 Nomor 85); 21. Peraturan Bupati Sampang Nomor 37 Tahun 2017tentang Petunjuk Teknis Penyelenggaraan Pendidikan (Lembaran Daerah bupaten Sampang Tahun 2017 Nomor 37). MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN BUPATI SAMPANG TENTANG PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN BAGI GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan ini yang dimaksud dengan: 1. Daerah adalah bupaten Sampang; 2. Bupati adalah Bupati Sampang; 3. PemerintahDaerah adalah Sampang 4. Pemerintah adalah Pemerintah Pusat; 5. Menteri adalah Menteri yang bertanggungjawab dalam Bidang Pendidikan Nasional; 6. Dinas adalah Dinas Pendidikan bupaten Sampang; 7. Kepala Dinas adalah Kepala Dinas bupaten Sampang; 8. Pendidik adalah Guru, Kepala Sekolah atau sebutan lain yang sesuai dengan kekhususannya, serta berpartisipasi dalam penyelenggaraan pendidikan; 9. Tenaga kependidikan adalah anggota masyarakat yang mengabdikan diri dan diangkat untuk menunjang penyelenggaraan pendidikan yaitu Pengawas Sekolah; 10. Penyelenggara pendidikan adalah Pemerintah, Pemerintah Daerah, atau masyarakat yang menyelenggarakan pendidikan pada jalur Pendidikan Formal; 11. Satuan Pendidikan adalah kelompok layanan pendidikan yang menyelenggarakan pendidikan pada jalur pendidikan formal, nonformal dan informal pada setiap jenjang dan jenis pendidikan; bag

-5-12. Profesional adalah pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan seseorang dan menjadi sumber penghasilan kehidupan yang memerlukan keahlian, kemahiran, atau kecakapan yang memenuhi standar mutu atau norma tertentu serta memerlukan pendidikan profesi; 13. Kualifikasi akademik adalah ijazah jenjang pendidikan akademik yang harus dimiliki oleh pendidik dan tenaga kependidikan sesuai dengan jenis, jenjang dan satuan pendidikan formal di tempat penugasan; 14. Kompetensi adalah seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati dan dikuasai oleh Guru dan Tenaga Kependidikan dalam melaksanakan tugas keprofesionalan; 15. Sertifikat adalah bukti formal sebagai wujud pengakuan yang diberikan kepada Guru dan Tenaga Kependidikan sebagai tenaga profesional atas keikut sertaannya dalam kegiatan yang bersesuaian; 16. Organisasi profesi adalah perkumpulan yang berbadan hukum yang didirikan dan diurus oleh pendidik atau tenaga kependidikan untuk mengembangkan profesionalitasnya dan non komersial; 17. Lembaga Pendidikan dan Pelatihan adalah lembaga yangdiberi tugas oleh pemerintah untuk menyelenggarakan program pendidikan dan pelatihan formal dalam pengembangan ilmu kependidikan dan non kependidikan; 18. Pembinaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan adalah proses, cara, dan perbuatan dalam membina guru yang dilakukan melalui alur sistematis dan terarah untuk meningkatkan kompetensi sesuai jabatan fungsionalnya dan atau jabatan lainnya melalui alur karier vertikal, horisontal, atau diagonal; 19. Alur karier Vertikal pendidik, yaitu proses pengembangan karier pendidik sesuai jenjang jabatan fungsionalnya; 20. Alur karier Vertikal adalah pemindahan pendidik Pegawai Negeri Sipil dari jabatannya ke jenjang jabatan pendidik yang setingkat lebih tinggi; 21. Alur karier Horizontal pendidik yaitu pemindahan pendidik Pegawai Negeri Sipil dari jabatan fungsional pendidik kedalam jabatan fungsional lainnya atau ke dalam jabatan struktural dalam peringkat yang setara dengan kompetensinya dan sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku; 22. Alur karier diagonal pendidik yaitu pemindahan Pegawai Negeri Sipil dari jabatan fungsional pendidik ke dalam jabatan fungsional lainnya atau ke dalam jabatan struktural dalam peringkat yang setingkat lebih bag

-6 - tinggi dengan kompetensi yang setara sesuai dengan ketentuan perundang-undangan; 23. Pengembangan Profesional Pendidik dan Tenaga Kependidikan adalah pertumbuhan profesional yang dicapai seorang pendidik atau tenaga kependidikan sebagai hasil dari bertambahnya kompetensi, pengalaman dan pengamatan secara seksama atas cara mengajarnya/cara kerjanya yang mencakup pembelajaran informal dan formal yang direncanakan secara sistematis untuk mencapai kemajuan dan pengembangan dalam profesinya; 24. Program induksi adalah kegiatan orientasi, pelatihan di tempat kerja, pembimbingan, dan praktik pemecahan berbagai permasalahan dalam proses pembelajaran/bimbingan dan konseling bagi guru pemula pada sekolah/madrasah di tempat tugasnya; 25. Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan yang selanjutnyadisingkat PKB adalah kegiatan pengembangan kompetensi guru yang dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan, bertahap, berkelanjutan untuk meningkatkan profesionalitasnya; 26. Penilaian Kinerja Guru adalah penilaian dari tiap butir kegiatan tugas utama guru dalam rangka pembinaan karir kepangkatan dan jabatannya. BAB II RUANG LINGKUP Pasal 2 (1) Ruang Lingkup Pembinaan dan Pengembangan Keprofesian yang diatur dalam peraturan Bupati ini adalah Guru, Kepala Sekolah dan Pengawas Sekolah; (2) Pendidik dan Tenaga Kependidikan pada satuan pendidikan Jenjang Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Dasar Pasal 3 (1) Pembinaan dan Pengembangan Profesional Guru, Kepala Sekolah dan Pengawas di selenggarakan dengan : a. Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (Continuous Professional Development) bagi Guru, Kepala Sekolah dan Pengawas yang berbasis kelompok kerja; bag

-7 - b. Peningkatan sistem Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (Continuous Professional Development) bagi Guru, Kepala Sekolah dan Pengawas yang bersertifikat Pendidik dan/atau belum bersertifikat pendidik dapat dilaksanakan secara mandiri dan/ atau karena penugasan; c. Pengembangan sistem insentif dan promosi atau peningkatan karir guru, kepala sekolah dan pengawas sekolah berbasis peningkatan kompetensi dan kinerja. (2) Pembinaan dan pengembangan sebagaimana yang dimaksud pada ayat (1) bersifat terbuka, adil, akuntabel, transparan, dan partisipatif. BAB III KEBIJAKAN STRATEGIS PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN PROFESI PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN Pasal 4 Kebijakan Strategis Pembinaan dan Pengembangan Profesi dan rier Guru, Kepala Sekolah dan Pengawas Sekolah oleh Pemerintah Daerah meliputi: a.program Induksi bagi Guru Pemula; b.penilaian Kinerja Guru; c.pengembangan Keprofesian Berkelanjutan. Pasal 5 (1) Pembinaan dan Pengembangan Profesional Pendidik dan Tenaga Kependidikan dilakukan melalui Pengembangan Profesi dan rier; (2) Pembinaan dan Pengembangan rier Pendidik dan Tenaga Kependidikan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi: penugasan, kenaikan pangkat dan promosi. Pasal 6 (1) Pemerintah Daerah wajib membina dan mengembangkan profesionalitas Pendidik dan Tenaga Kependidikan pada satuan pendidikan yang diselenggarakan oleh pemerintah dan masyarakat; (2) Penyelenggara pendidikan oleh masyarakat berkewajiban membina dan mengembangkan profesional Pendidik dan Tenaga Kependidikan pada satuan pendidikan yang diselenggarakannya; (3) Pemerintah Daerah wajib membantu pembinaan dan pengembangan profesional pendidik dan tenaga kependidikan pada satuan formal yang diselenggarakan oleh masyarakat. bag

-8 - Pasal 7 (1) Guru dan Tenaga Kependidikan wajib mengikuti pendidikan dan pelatihan yang sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya; (2) Guru dan Tenaga Kependidikan yang telah mengikutipendidikan dan pelatihan diberikan sertifikat sebagai bukti penyelesaian mengikuti pendidikan dan pelatihan penjenjangan; (3) Guru dan Tenaga Kependidikan yang telah mengikuti pendidikan dan pelatihan wajib melakukan desiminasi dilingkungan satuan pendidikan setempat dan menyusun laporan kegiatan atas keikutsertaannya dalam pendidikan dan pelatihan terkait. BAB IV PROGRAM INDUKSI BAGI GURU PEMULA Pasal 8 (1) Guru CPNS untuk menjadi guru PNS diwajibkan mengikuti program induksi, pendidikan dan pelatihan prajabatan; (2) Program induksi bagi guru pemula wajib dilaksanakan oleh satuan pendidikan tempat guru pemula bertugas untuk jangka waktu 1 (satu) tahun dan dapat diperpanjang paling lama 1 (satu) tahun. Pasal 9 Peserta Program Induksi adalah: a. Guru Pemula berstatus Calon Aparatur Sipil Negara (CASN) yang ditugaskan pada sekolah yang diselenggarakan oleh Pemerintah atau Pemerintah Daerah; b. Guru Pemula berstatus Aparatur Sipil Negara (ASN) mutasi dari jabatan lain. Pasal 10 (1) Guru Pemula diberi hak memperoleh bimbingan dalam hal: a. Pelaksanaan proses pembelajaran, bagi guru kelas dan guru mata pelajaran; b. Pelaksanaan proses bimbingan dan konseling, bagi guru bimbingan dan konseling; c. Pelaksanaan tugas lain yang relevan dengan fungsi sekolah/madrasah. bag

-9 - (2) Guru pemula yang telah menyelesaikan program induksi dengan nilai kinerja paling kurang kategori baik berhak memperoleh sertifikat program induksi yang dikeluarkan oleh Dinas Pendidikan. BAB V PENILAIAN KINERJA GURU Pasal 11 Penilaian Kinerja Guru sebagai bagian dari pembinaan guru terkait Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB). Pasal 12 Unsur yang dinilai dalam Penilaian Kinerja Guru, difokuskan pada kemampuan guru dalam menerapkan semua kompetensi dan keterampilan yang diperlukan pada proses pembelajaran, pembimbingan, atau pelaksanaan tugas yang relevan dengan fungsi sekolah. Pasal 13 (1) Penilaian Kinerja Guru dilakukan sekali dalam setahun, prosesnya dilakukan sepanjang tahun untuk memantau unjuk kerja guru dalam menerapkan semua kompetensi dan keterampilan yang diperlukan pada proses pembelajaran; (2) Rentang waktu antara pelaksanaan kegiatan evaluasi diri dan kegiatan Penilaian Kinerja Guru adalah 2 (dua) semester; (3) Kegiatan Penilaian Kinerja Guru diawali dengan kegiatan evaluasi diri yang dilaksanakan pada awal semester; (4) Diantara kegiatan evaluasi diri dan kegiatan Penilaian Kinerja Guru dilakukan pengembangan keprofesian berkelanjutan. Pasal 14 (1) Kegiatan Penilaian Kinerja Guru di tingkat satuan pendidikan dilaksanakan dalam 4 (empat) tahapan, yaitu persiapan, pelaksanaan, penilaian, dan pelaporan; (2) Penilaian Kinerja Guru sebagaimana dimaksud ayat (1) dilakukan oleh kepala sekolah; (3) Apabila kepala sekolah tidak dapat melaksanakan sendiri, kepala sekolah dapat menunjuk guru senior yang memenuhi kriteria sebagai penilai. bag

-10 - BAB VI PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN Pasal 15 (1) Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan, bertahap, dan berkelanjutan untuk meningkatkan keprofesian Guru, Kepala Sekolah dan Pengawas Sekolah; (2) Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan didasarkan pada dua hal, yaitu hasil Evaluasi Diri dan Hasil Penilaian Kinerja Guru. Pasal 16 (1) Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan, meliputi kegiatan pengembangan diri, publikasi ilmiah, dan karya inovatif; (2) Kegiatan pengembangan diri sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi diklat fungsional dan kegiatan kolektif guru untuk mencapai dan/atau meningkatkan kompetensi profesi guru yang mencakup : kompetensi pedagogis, kepribadian, sosial, dan profesional; (3) Publikasi Ilmiah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan rya Tulis Ilmiah yang telah dipublikasikan kepada masyarakat sebagai bentuk kontribusi guru terhadap peningkatan kualitas proses pembelajaran di sekolah dan pengembangan dunia pendidikan secara umum; (4) Publikasi ilmiah sebagaimana dimaksud pada ayat (3) terdiri atas: a. presentasi pada forum ilmiah; b. publikasi Ilmiah atas hasil penelitian atau gagasan ilmu di bidang Pendidikan Formal; c. publikasi buku pelajaran, buku pengayaan, dan pedoman guru. (5) rya inovatif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan karya yang bersifat pengembangan, modifikasi atau penemuan baru sebagai bentuk kontribusi guru terhadap peningkatan kualitas proses pembelajaran di sekolah dan pengembangan dunia pendidikan, sains/teknologi dan seni; (6) rya inovatif sebagaimana dimaksud pada ayat (4) terdiri atas: a. Menemukan teknologi tepat guna; b. Menemukan/menciptakan karya seni; c. Membuat/memodifikasi alat pelajaran/peraga/praktikum; d. Mengikuti pengembangan penyusunan standar, pedoman, soal dan sejenisnya. bag

-11 - BAB VII SUMBER DAYA PENDIDIKAN Bagian Kesatu Kelembagaan Pasal 17 (1) Kelembagaan penyelenggara Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB) meliputi satuan pendidikan, kelompok kerja dan musyawarah kerja; (2) Kelembagaan penyelenggara Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB) sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan di dalam sekolah, jaringan sekolah dan kepakaran lainnya; (3) Kepakaran lainnya yang dimaksud sebagaimana ayat (2) adalah lembaga pemerintah dan/atau non pemerintah yang terakreditasi. Bagian Kedua Ketenagaan Pasal 18 Ketenagaan dalam kegiatan Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan mencakup: a. Pengawas sekolah; b. Pengawas sekolah Pemandu; c. Kepala sekolah; d. Kepala sekolah Pemandu; e. Koordinator Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan; f. Guru Pemandu; g. Guru Pembimbing. Bagian Ketiga Sarana dan Prasarana Pasal 19 Pemerintah Daerah berkewajiban menyediakan dan memfasilitasi sarana dan prasarana penyelenggaraan pembinaan dan Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan bagi Guru dan Tenaga Kependidikan. bag

-12 - Bagian Keempat Pendanaan Pasal 20 (1) Pemerintah Daerah mengalokasikan anggaran untuk pengembangan keprofesian berkelanjutan Guru dan Tenaga Kependidikan yang ada di wilayahnya melalui APBD; (2) Pendanaan penyelenggaraan pembinaan dan pengembangan keprofesian berkelanjutan bagi Guru dan Tenaga Kependidikan dapat menggunakan sumber lain yang sah dan/atau biaya atas kemauan diri sendiri; (3) Bagi Guru, kepala sekolah dan pengawas penerima tunjangan profesi wajib melakukan pengembangan diri melalui kegiatan pengembangan keprofesian berkelanjutan yang dikoordinasikan oleh paguyuban; (4). Paguyuban sebagaimana yang dimaksud ayat (3) meliputi KKG, MGMP, KKKS, MKKS dan KKPS. Bagian Kelima Manajemen Pasal 21 (1) Satuan Pendidikan melakukan perencanaan kebutuhan pembinaan dan pengembangan keprofesian berkelanjutan Guru dan Tenaga Kependidikan berdasarkan evaluasi diri guru dan Penilaian Kinerja Guru; (2) Kepala Dinas menetapkan pelaksanaan pembinaan dan Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan Guru dan Tenaga Kependidikan berdasarkan usulan dari Satuan Pendidikan, Kelompok Kerja dan Musyawarah Kerja; (3) Satuan pendidikan menjamin, dukungan peningkatan kompetensi guru untuk meningkatkan kompetensi dan/atau keprofesiannya sesuai dengan profil kinerjanya di tingkat sekolah maupun kabupaten; (4) Kepala Unit Pelaksana Teknis Daerah Sekolah Dasar merencanakan, melaksanakan, mengevaluasi dan melaporkan pelaksanaan kegiatan Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan di sekolah ke dinas pendidikan melalui Koordinator Wilayah Kecamatan Bidang Pendidikan; (5) Kepala Unit Pelaksana Teknis Daerah Sekolah Menengah Pertama merencanakan, melaksanakan, mengevaluasi dan melaporkan pelaksanaan kegiatan Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan di sekolah ke Dinas Pendidikan; (6) Kelompok Kerja Guru, Musyawarah Guru Mata Pelajaran, Kelompok Kerja Kepala Sekolah dan Kelompok Kerja Pengawas Sekolah wajib merencanakan, melaksanakan, mengevaluasi dan melaporkan bag

-13 - pelaksanaan kegiatan Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan yang telah dilaksanakan ke Dinas Pendidikan; (7) Dinas Pendidikan melakukan monitoring dan mengevaluasi kegiatan Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan dan Penilaian Kinerja Guru yang telah dilaksanakan oleh satuan pendidikan, Kelompok Kerja dan Musyawarah Kerja untuk menjamin terlaksananya kegiatan secara efektif, efisien, objektif, adil, dan akuntabel. BAB VIII KETENTUAN PENUTUP Pasal 22 Ketentuan lebih lanjut pembinaan dan Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan bagi Guru dan Tenaga Kependidikan diatur lebih lanjut olehkepala Dinas Pendidikan. Pasal 23 Peraturan Bupati ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Bupati ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah bupaten Sampang. Ditetapkan di : Sampang Pada tanggal : 24 Juli 2018 Pj. BUPATI SAMPANG, ttd H. JONATHAN JUDIANTO Diundangkan di : Sampang Pada tanggal : 24 Juli 2018 SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN SAMPANG, ttd PUTHUT BUDI SANTOSO, SH. M.Si Pembina Utama Muda NIP. 19610114 198603 1 008 BERITA DAERAH KABUPATEN SAMPANG TAHUN 2018 NOMOR : 33 bag