BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dengan tujuan tertentu, atau Motivasi adalah usaha-usaha yang dapat

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. diminati mahasiswa saat ini, hal ini dikarenakan bahwa rata-rata mahasiswa

SKRIPSI. Diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan Program Sarjana (S1) pada Program Sarjana Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro

BAB II LANDASAN TEORI. ragam kebutuhan yang dapat mempengaruhi perilaku mereka. Terdapat lima

PENGARUH MOTIVASI TERHADAP MINAT MAHASISWA AKUNTANSI UNTUK MENGIKUTI PENDIDIKAN

Oleh: Andrias Nur Rochim. Dosen Pembimbing: Dra. Lilik Purwanti, M.Si., Ak ABSTRACT

BAB I PENDAHULUAN. diminat oleh mahasiswa saat ini. Dari hasil penelitian Tengker dan Morasa (2007)

BAB I PENDAHULUAN. ditujukan bagi seorang lulusan Sarjana Ekonomi jurusan

BAB I PENDAHULUAN 1 BAB I PENDAHULUAN. Tetapi dari hasil penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Ariani (2004)

BAB 1 PENDAHULUAN. Profesional sejalan dan seirama dengan kebutuhan akan jasa akuntansi didunia

BAB I PENDAHULUAN. Jurusan akuntansi merupakan salah satu jurusan yang memiliki banyak

Jurnal Akuntansi Indonesia, Vol. 2 No. 1 Januari 2013, Hal JURNAL AKUNTANSI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. tentang penyelenggaraan Pendidikan Profesi Akuntansi (PPAk), menyatakan

BAB 1 PENDAHULUAN. Pendidikan akuntansi di Indonesia sudah cukup lama diselenggarakan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

SKRIPSI. Diajukan Oleh : Muhammad Bazher /FE/AK. Kepada FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN JAWA TIMUR 2012

PENGARUH MOTIVASI DAN BIAYA PENDIDIKAN TERHADAP MINAT MAHASISWA AKUNTANSI UNTUK MENGIKUTI PENDIDIKAN. PROFESI AKUNTANSI (PPAk)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1 BAB I PENDAHULUAN. Akuntansi merupakan salah satu jurusan di fakultas ekonomi yang banyak

PENGARUH MOTIVASI TERHADAP MINAT MAHASISWA AKUNTANSI POLITEKNIK JAMBI UNTUK MENGIKUTI PENDIDIKAN PROFESI AKUNTANSI (PPAK)

PENGARUH MOTIVASI, BIAYA PENDIDIKAN, DAN LAMA PENDIDIKAN TERHADAP MINAT MAHASISWA UNTUK MENGIKUTI PENDIDIKAN PROFESI AKUNTANSI (PPAk)

BAB 1 PENDAHULUAN. Akuntansi merupakan salah satu jurusan ekonomi yang paling banyak

BAB I PENDAHULUAN. perguruan tinggi untuk mendapatkan gelar profesi Akuntan. Pendidikan ini harus

Oleh : Dima Nurfitri Apriani. Dosen Pembimbing : Prof. Dr. Made Sudarma, SE., MM., Ak. ABSTRAKSI

PENGARUH MOTIVASI TERHADAP MINAT MAHASISWA AKUNTANSI UNTUK MENGIKUTI PENDIDIKAN PROFESI AKUNTANSI (PPAk)

The 2 nd Accounting Conference, 1 st Doctoral Colloquium, and Accounting Workshop Depok, 4-5 November 2008

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Bab ini akan menguraikan pengertian Motivasi, Intelligent Quotient,

ABSTRAK. Kata kunci: mahasiswa akuntansi, mahasiswi akuntansi, profesi akuntan

BAB V PENUTUP. mengikuti Pendidikan Profesi Akuntansi (PPAk). mendukung hipotesis yang diajukan bahwa Motivasi kualitas

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan lingkungan organisasi dan perusahaan-perusahaan atau

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat diisi oleh para lulusannya. Dari hasil penelitian Basuki 1 menyebutkan

BAB I PENDAHULUAN. menjadi profesional di bidang akuntansi. Selain itu juga mereka termotivasi oleh

BAB I PENDAHULUAN. Meningkatnya perkembangan dunia bisnis saat ini memberikan lapangan kerja yang

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian yang sehat dan efisien. Seiring dengan berjalan nya kemajuan

SIMPOSIUM NASIONAL AKUNTANSI 9 PADANG

BAB I PENDAHULUAN. berkembang seiring dengan berjalannya waktu. Hal ini dapat disebabkan oleh

BAB I PENDAHULUAN. yang masih banyak diminati oleh para mahasiswa di fakultas ekonomi pada

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Profesi Akuntansi (PPAk) merupakan jenjang pendidikan

BAB V. Kesimpulan dan Saran. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan mengenai gambaran

BAB I PENDAHULUAN. terhadap tenaga kerja sebagai akuntan publik. perubahan mendasar sejak awal tahun 1990-an (Machfoedz, 1999).

FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PILIHAN STUDI LANJUT PPAK ATAU S-2 PADA STAFF BAGIAN ACCOUNTING DAN FINANCE. Ruth Angeline Parisha 10

PERSEPSI MAHASISWA AKUNTANSI TERHADAP LINGKUNGAN KERJA AKUNTAN PUBLIK (Survey Pada Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Surakarta)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perubahan yang cepat dalam masyarakat kita telah menyebabkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Abraham Maslow pada tahun Teori ini mengemukakan 5 kebutuhan hidup

Oleh Victor S. G. Tengker 1 Dra. Jenny Morasa, MSi, Ak 2. Abstrak

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. masyarakat sesuai dengan keahlian yang mereka miliki (Chua et al., 1991). Suatu

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Profesi Akuntan Publik memiliki peranan yang besar untuk mendukung

Tunjung Irmawati B

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Novy dwi febrianty Muhammad Ikbal Universitas Mulawarman

BAB 1 PENDAHULUAN. salah satu unsur dari Good Corporate Governnance. Sedangkan laporan keuangan

Faktor-faktor yang mempengaruhi minat mahasiswa jurusan akuntansi FE UNS mengikuti Pendidikan Profesi Akuntansi (PPA) Oleh: Indriani Budi Kurniawati

NASKAH PUBLIKASI PENGARUH MOTIVASI DAN BIAYA PENDIDIKAN TERHADAP MINAT MAHASISWA MENGIKUTI PENDIDIKAN PROFESI AKUNTANSI

BAB II RERANGKA PEMIKIRAN. Motivasi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (kbbi.web.id/motivasi, 2014)

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MINAT MAHASISWA AKUNTANSI UNTUK MENGIKUTI PENDIDIKAN PROFESI AKUNTANSI (PPAk) SKRIPSI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam penjelasan Wikipedia Bahasa Indonesia (2015) menyatakan

PENGARUH MOTIVASI TERHADAP MINAT MAHASISWA UNTUK MENGIKUTI PENDIDIKAN PROFESI AKUNTANSI (PPAk) SKRIPSI

BAB 5 SIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN

PERSEPSI MAHASISWA AKUNTANSI DALAM PEMILIHAN KARIR MENJADI PRAKTISI AKUNTANSI SYARIAH.

PENGARUH MOTIVASI TERHADAP MINAT MAHASISWA AKUNTANSI DI BANJARMASIN UNTUK MENGIKUTI PENDIDIKAN PROFESI AKUNTANSI (Studi Kasus: PTS Dan PTN)

BAB 1 PENDAHULUAN. mahasiswa dituntut memiliki kemampuan (skill) dan pengetahuan (knowledge)

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. Menurut Charles D, Spielberger (2005:63) menyebutkan bahwa:

PENGARUH PENDIDIKAN PROFESI AKUNTANSI TERHADAP MINAT DAN PERSEPSI MAHASISWA AKUNTANSI PADA KARIR SEBAGAI AKUNTAN PUBLIK SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. Mahasiswa eksekutif jurusan akuntansi Universitas Esa Unggul (UEU)

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... LEMBAR PERSETUJUAN... LEMBAR PENGESAHAN... KATA PENGANTAR... ABSTRAKSI... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Negara Indonesia merupakan salah satu negara yang terluas di Asia

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Program Studi Akuntansi.

BAB I PENDAHULUAN. semakin berat. Tantangan tersebut adalah diberlakukannya perdagangan bebas

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

(Survei Pada Perguruan Tinggi di Surakarta)

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. Istilah motivasi berasal dari kata motif yang dapat diartikan sebagai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Pesatnya kemajuan dunia teknologi dan informasi dan juga adanya

BAB I PENDAHULUAN. satunya disebabkan karena mereka ingin menjadi seorang akuntan yang

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

PENGARUH MOTIVASI TERHADAP MINAT MAHASISWA UNTUK MENGIKUTI PENDIDIKAN PROFESI AKUNTANSI (Studi Empiris pada Mahasiswa Akuntansi Universitas Brawijaya)

BAB I PENDAHULUAN. Menurut data Badan Statistik Indonesia menjelaskan sebagai berikut : Lowongan Pencari kerja

BAB I PENDAHULUAN. banyak memiliki alternatif untuk bekerja. Menurut Astami (2001) dalam

PERSEPSI MAHASISWA AKUNTANSI TERHADAP UJIAN SERTIFIKASI AKUNTAN PUBLIK (USAP)

DAFTAR PUSTAKA. Arens & Loebbecke, Auditing, Diterjemahkan oleh Amir Abadi. Edisi Kelima, Jilid I, Salemba Empat, Jakarta.

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. sebagai dasar untuk memberi jawaban sementara terhadap rumusan masalah yang

Icuk Rangga Bawono 1 Mochamad Novelsyah 2 Arum Lutfia 3 ABSTRACT

BAB I PENDAHULUAN. kode etik akuntan. Kode etik akuntan, yaitu norma perilaku yang mengatur

BAB I PENDAHULUAN. pekerjaannya pada era globalisasi saat ini. Hal ini disebabkan adanya tuntutan dari

BAB I PENDAHULUAN. bebas atau free trade antara negara-negara anggota ASEAN sehingga Institut

BAB I PENDAHULUAN. menjadikan Kantor Akuntan Publik menjadi sukses. Sebaliknya jika SDM. terutama pada era persaingan yang semakin kompetitif ini.

BAB 1 PENDAHULUAN. (dalam Iqbal, 2011) menyebutkan bahwa rata-rata mahasiswa memilih jurusan

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai suatu bidang pengetahuan dalam akuntansi, pemeriksaan

BAB I PENDAHULUAN. akan berkiprah dalam dunia kerja adalah sarjana ekonomi, khususnya dari jurusan

ESENSI Volume 13 No.2 Desember 2010

BAB V KESIMPULAN. melalui penyebaran kuesioner terhadap mahasiswa akuntansi STIE Perbanas

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ternyata jawabannya tidak membantu mengidentifikasi berbagai tindakan ilmiah yang

PENGARUH MOTIVASI TERHADAP MINAT MAHASISWA AKUNTANSI DI UPN VETERAN JAWA TIMUR UNTUK MENGIKUTI PENDIDIKAN PROFESI AKUNTANSI (PPAk)

Kurnia Purnamasari. Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Dian Nuswantoro Semarang

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MINAT PEMILIHAN KARIR MAHASISWA AKUNTANSI SEBAGAI AKUNTAN PUBLIK SKRIPSI

PENGARUH MOTIVASI, PERSEPSI DAN LAMA PENDIDIKAN TERHADAP MINAT MAHASISWA UNTUK MENGIKUTI PENDIDIKAN PROFESI AKUNTANSI

BAB II. TINJAUAN TEORETIS dan PERUMUSAN HIPOTESIS. Definisi akuntansi yang dikemukakan oleh American Institute of Certified

PERSEPSI MAHASISWA AKUNTANSI TERHADAP FAKTO-FAKTOR PEMILIHAN KARIER AKUNTAN PUBLIK (SURVEY DI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA DAN

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Motivasi Motivasi (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1998) adalah dorongan yang timbul pada diri seseorang, sadar atau tidak sadar untuk melakukan suatu tindakan dengan tujuan tertentu, atau Motivasi adalah usaha-usaha yang dapat menyebabkan seseorang atau kelompok orang tertentu tergerak melakukan sesuatu karena ingin mencapai tujuan yang dikehendakinya atau mendapat kepuasan dengan perbuatannya. Susilo (dalam Simarmata, 2002) mengatakan bahwa motivasi adalah faktor-faktor yang mendorong orang untuk bertindak dengan cara tertentu. Selanjutnya Widyastuti, dkk, (2004) menyatakan bahwa motivasi seringkali diartikan sebagai dorongan. Dorongan atau tenaga tersebut merupakan gerak jiwa dan jasmani untuk berbuat, sehingga motivasi merupakan suatu tenaga yang menggerakkan manusia untuk bertingkah laku di dalam perbuatannya yang mempunyai tujuan tertentu. Supardi dan Anwar (2004) mengatakan motivasi adalah keadaan dalam pribadi seseorang yang mendorong keinginan individu untuk melakukan kegiatan-kegiatan tertentu guna mencapai tujuan. Motivasi yang ada pada seseorang akan mewujudkan suatu perilaku yang diarahkan pada tujuan mencapai sasaran kepuasan. Jadi, motivasi bukanlah yang dapat diamati akan tetapi hal yang dapat disimpulkan adanya karena sesuatu perilaku yang tampak. 9

Siagian (2002), menyatakan bahwa yang diinginkan seseorang dari pekerjaannya pada umumnya adalah sesuatu yang mempunyai arti penting bagi dirinya sendiri dan bagi instansi. Menurut Heidjachman dan Husnan (2003), motivasi merupakan proses untuk mencoba mempengaruhi seseorang agar melakukan sesuatu yang kita inginkan. Untuk membangun produktivitas dan motivasi pekerja ada dua hal yang harus dilakukan: pertama, carilah pembayaran pekerjaan individual seseorang; dan kedua, bantu mereka mencapai pembayaran untuk setiap tugas tambahan yang diberikan sehingga baik kebutuhan instansi maupun individu tercapai. Menurut As'ad (2003), motivasi seringkali diartikan dengan istilah dorongan. Dorongan atau tenaga tersebut merupakan gerak jiwa dan jasmani untuk berbuat sehingga motivasi tersebut merupakan driving force yang menggerakkan manusia untuk bertingkah laku dan di dalam perbuatannya itu mempunyai tujuan tertentu. Lebih lanjut Wexley dan Yukl (dalam As'ad, 2003), memberikan batasan mengenai motivasi sebagai the process by which behavior is energized and directed. Motivasi merupakan hal yang melatar belakangi individu berbuat untuk mencapai tujuan tertentu. Seseorang yang denean sengaja mengikatkan diri menjadi bagian dari organisasi mempunyai latar belakang yang berbeda-beda, salah satunya adalah agar mereka dapat berinteraksi dengan manusia lainnya dan agar kebutuhan hidupnya dapat terpenuhi. Menurut Hasibuan (2003) motivasi berasal dari kata latin movere yang berarti dorongan atau daya penggerak. Motivasi ini hanya diberikan kepada 10

manusia, khususnya kepada para bawahan atau pengikut. Motivasi penting karena dengan motivasi ini diharapkan setiap individu karyawan mau bekerja keras dan antusias untuk mencapai produktivitas kerja yang tinggi. Motivasi harus dilakukan pimpinan terhadap bawahannya karena adanya dimensi tentang pembagian pekerjaan untuk dilakukan dengan sebaik-baiknya, bawahan sebetulnya mampu akan tetapi malas mengerjakannya, memberikan penghargaan dan kepuasan kerja. Pembahasan tentang teori-teori motivasi sudah banyak, namun ada beberapa yang cukup menonjol adalah antara lain sebagai berikut: Teori Maslow, mengenai tingkatan dasar manusia yaitu: kebutuhan fisiologi dasar, keselamatan dan keamanan, cinta/kasih sayang, penghargaan, serta aktualisasi diri (self actualization). Dari definisi tersebut diatas dapat dilihat bahwa : 1. Motivasi dimulai dari adanya perubahan energi atau tenaga dalam diri pribadi seseorang. 2. Motivasi ditandai dengan timbulnya perasaan yang mengarah ke tingkah laku seseorang. 3. Motivasi ditandai oleh reaksi-reaksi untuk mencapai tujuan. Swasta dan Sukatjo (2004) mengemukakan bahwa motivasi positif merupakan proses untuk mempengaruhi orang lain dengan cara memberikan penambahan tingkat kepuasan tertentu, misalnya dengan memberikan promosi, memberikan insentif atau tambahan penghasilan. Sedangkan, motivasi negatif, merupakan proses untuk mempengaruhi orang lain dengan cara menakut-nakuti atau mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu secara paksa. 11

2.1.2 Pengetahuan Pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui (Depdikbud,1995). Menurut Suriasumantri (2001), pengetahuan adalah pada hakikatnya merupakan segenap apa yang kita ketahui tentang suatu objek tertentu, termasuk di dalamnya adalah ilmu, jadi ilmu merupakan bagian dari pengetahuan lainnya seperti seni dan agama. Pengetahuan merupakan khasanah kekayaan mental yang secara langsung atau tidak langsung turut memperkaya kehidupan kita. Tiap-tiap jenis pengetahuan pada dasarnya menjadi jenis pertanyaan tertentu yang diajukan. Pengetahuan merupakan suatu hasil pengalaman ataupun terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indra manusia yaitu, indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui penglihatan dan pendengaran. Pengetahuan merupakan dasar untuk terbentuknya tindakan seseorang (Notoatmojo, 2002). Menurut Nawawi (2003) Pengetahuan itu diungkapkan atas dasar keinginan untuk diketahui semata-mata sampai memperoleh kejelasan tentang mengapa demikian atau apa sebabnya harus demikian. 2.1.3 Minat Stiggins (1994) menyatakan bahwa minat merupakan salah satu dimensidari aspek afektif yang banyak berperan dalam kehidupan seseorang. Aspekafektif adalah aspek yang mengidentifikasi dimensi-dimensi perasaan darikesadaran emosi, disposisi, dan kehendak yang mempengaruhi pikiran dantindakan seseorang. Dimensi afektif ini mencakup tiga hal penting yaitu 12

(1)berhubungan dengan perasaan mengenai obyek yang berbeda; (2) perasaanperasaantersebut memiliki arah yang dimulai dari titik netral ke kubu yangberlawanan, tidak positif dan tidak negatif; (3) berbagai perasaan yang memilikiintensitas yang berbeda, dari kuat ke sedang ke lemah. Aiken (1994) mengungkapkan definisi minat sebagai kesukaan terhadap kegiatan melebihi kegiatan lainnya. Ini berarti minat berhubungan dengan nilainilai yang membuat seseorang mempunyai pilihan dalam hidupnya (Anastasia dan Urbina, 1997). Selanjutnya, minat merupakan suatu perangkat mental yang terdiri dari campuran antara perasaan, harapan, pendirian, prasangka, rasa takut, atau kecederungan lain yang mengarahkan seseorang kepada suatu pilihan tertentu (Mappiare dalam Ginting, 2005). Minat (Semiawan, 1997) adalah suatu keadaan mental yang menghasilkan respon terarahkan kepada suatu situasi atau obyek tertentu yang menyenangkan dan memberi kepuasan kepadanya (satisfiers). Definisi ini menjelaskan bahwa minat berfungsi sebagai daya penggerak yang mengarahkan seseorang melakukan kegiatan tertentu yang spesifik. Motivasi adalah sumber untuk mempertahankan minat terhadap kegiatan dan menjadikan kegiatan sangat menyenangkan (excitement). Berdasarkan uraian ini nampak bahwa minat tidak hanya memiliki dimensi aspek afektif, tetapi juga aspek kognitif (Hurlock, 2004). Menurut Sandjaja (2006) minat merupakan suatu kecenderungan yang menyebabkan seseorang berusaha untuk mencari ataupun mencoba aktivitasaktivitas dalam bidang tertentu. Minat juga diartikan sebagai sikap positif terhadap aspek-aspek lingkungan. Selain itu, minat juga merupakan 13

kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan menikmati suatu aktivitas disertai dengan rasa senang. Meichati (1998) mengartikan minat sebagai perhatian yang kuat, intensif dan menguasai individu secara mendalam untuk tekun melakukan suatu aktivitas. Menurut Widyastuti (dalam Ellya Benny dan Yuskar, 2005) menyatakan minat adalah keinginan yang didorong oleh suatu keinginan setelah melihat, mengamati dan membandingkan serta mempertimbangkan dengan kebutuhan yang diinginkannya. Minat adalah kecenderungan hati yang tinggi terhadap sesuatu. Selanjutnya Kamus Umum Bahasa Indonesia mendefinisikan minat sebagai keinginan untuk memperhatikan atau melakukan sesuatu. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa ada beberapa hal yang perlu diperhatikan sehubungan dengan minat, yaitu : 1. Minat dianggap sebagai perantara faktor-faktor motivasional yang mempunyai dampak pada suatu perilaku. 2. Minat menunjukkan seberapa keras seseorang berani mencoba melakukan sesuatu. 3. Minat menunjukkan seberapa banyak upaya yang direncanakan seseorang untuk melakukan sesuatu. 2.1.4 Pendidikan Profesi Istilah profesi berasal dari bahasa Yunani, professues berarti suatu kegiatan atau pekerjaan yang dihubungkan dengan sumpah atau janji yang bersifat religius, sehingga ada ikatan batin bagi seseorang yang memiliki profesi tersebut untuk tidak melanggar dan memelihara kesucian profesinya. Menurut 14

International Federation of Accountants dalam Ellya Benny dan Yuskar (2006), yang dimaksud dengan profesi akuntan adalah semua bidang pekerjaan yang mempergunakan keahlian di bidang akuntansi. Keahlian tersebut mencakup bidang akuntan publik, akuntan internal yang bekerja pada perusahaan, akuntan yang bekerja di pemerintah, dan akuntan sebagai pendidik. Hall (1968) dalam artikel Professionalization and Bureaucratization pada American Sociological Review edisi Februari 1968 seperti yang dikutip Media edisi 28 September 2002, menyatakan bahwa profesi bercirikan sebagai berikut: 1. Pelayanannya bersifat untuk kepentingan publik (service to public). 2. Pengaturan kinerjanya ditentukan dan diawasi sendiri oleh profesi (self regulation). 3. Menguasai suatu keahlian pada bidang tertentu (dedicated to one s field). 4. Mandiri dalam pembiayaan pengembangan kinerja profesi (autonomy). Moenaf (1997) dalam Azizul Kholis (2002) menyebutkan ciri-ciri dari sebuah profesi yaitu: 1. Memiliki pengetahuan yang seragam (common body of knowledge) yang diperoleh dari proses pendidikan yang teratur yang dibuktikan dengan tanda lulus (ijazah) yang memberikan hak untuk melakukan suatu pekerjaan. 2. Pengakuan masyarakat atau pemerintah mengenai kewenangan untuk memberikan jasanya kepada khalayak ramai karena keahliannya yang merupakan monopoli profesi untuk memberikan jasa di bidang tertentu. 15

3. Suatu wadah kumpulan dari anggota berupa organisasi profesi untuk mengatur anggotanya serta dilengkapi dengan koe etik. 4. Mengutamakan dan mendahului pelayanan di atas imbalan jasa, tetapi 5. Tidak berarti bahwa jasanya diberikan tanpa imbalan. Cara ini yang membedakannya dengan kegiatan usaha. Ciri-ciri dari suatu profesi sebagaimana disebut oleh Carey dalam Ellya Benny dan Yuskar (2006) antara lain, adalah keahlian yang dimiliki seseorang yang diperoleh melalui proses pendidikan yang teratur dan dibuktikan dengan sertifikat yang diperoleh dari lembaga yang diakui yang memberikan kewenangan untuk melayani masyarakat dalam bidang keahlian tersebut, dari beberapa pendapat di atas, penulis menyimpulkan bahwa tidak semua jenis pekerjaan yang dijalankan oleh seseorang dapat disebut sebagai profesi. Suatu pekerjaan dapat disebut sebagai profesi jika pekerjaan tersebut berasal dari pengetahuan yang diperoleh melalui pendidikan khusus, memberikan pelayanan jasa tertentu, memiliki kode etik profesi, serta memiliki sebuah wadah organisasi profesi yang menaungi para anggotanya. Hal lain yang tak kalah penting pada profesi adalah kepercayaan. Kepercayaan merupakan pengakuan masyarakat terhadap kualitas jasa yang diberikan akuntan. Tanpa kepercayaan, profesi akuntan tidak akan bertahan lama. Pendidikan Profesi (PPAk) merupakan pendidikan yang diselenggarakan setelah menempuh pendidikan strata satu ekonomi jurusan akuntansi dengan tujuan untuk mendapatkan gelar Akuntan (Ak). Hal ini sesuai dengan isi SK Mendiknas No. 179/U/2001, perihal pemberian gelar akuntan (Ak), 16

yaitu sejak tanggal 31 Agustus 2004 seluruh lulusan S1 Jurusan tidak lagi bergelar Akuntan (Ak). Dasar hukum dari pelaksanaan PPAk adalah: 1. Naskah Kerjasama Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) dan Dirjen Pendidikan Tinggi (DIKTI) 2. SK Mendiknas 179/U/2001 tentang Penyelenggaraan Pendidikan Profesi. Pendidikan Profesi adalah suatu usaha yang bertujuan untuk menghasilkan akuntan profesional dengan standardisasi kualitas akuntan di Indonesia. Kurikulum dan silabus Pendidikan Profesi sudah didesain untuk untuk memenuhi persyaratan untuk menjadi akuntan professional yang ditentukan oleh International Financial Accounting Committee (IFAC). Adanya Pendidikan Profesi diharapkan dapat meningkatkan kualitas pendidikan khususnya akuntansi. Pendidikan akuntansi selayaknya diarahkan untuk memberi pemahaman konseptual yang didasarkan pada penalaran sehingga ketika akhirnya masuk ke dalam dunia praktik dapat beradaptasi dengan keadaan sebenarnya dan memiliki resistance to change yang rendah terhadap gagasan perubahan atau pembaruan yang menyangkut profesinya tersebut (Suwardjono, 1992). Dengan dikeluarkannya Surat Keputusan Menteri Pendidikan Nasional No. 179/U/2001 tentang penyelenggaraan Pendidikan Profesi mengakibatkan perlu adanya kelanjutan dari pendidikan sarjana program studi akuntansi. Hal ini berpengaruh terhadap masa studi mahasiswa ketika ingin terjun sebagai akuntan publik. Dengan demikian pada saat mahasiswa telah menyelesaikan program S-1, maka mereka dihadapkan pada tiga alternatif. Pertama, bekerja atau terjun ke 17

masyarakat sebagai sarjana ekonomi. Kedua, melanjutkan studi pasca sarjana untuk memperoleh gelar S-2. Atau ketiga, menempuh program Pendidikan Profesi untuk memperoleh gelar akuntan (Ak), yang notabene syarat untukterjun sebagai akuntan publik pada Kantor Akuntan Publik (KAP). Menjawab SK Mendiknas No. 179/U/2001 tersebut, maka beberapa perguruan tinggi berusaha menyelenggarakan Pendidikan Profesi. Berdirinya Pendidikan Profesi diberbagai perguruan tinggi ini tentu-nya diikuti dengan adanya sosialisasi kepada mahasiswa S1 akuntansi untuk memberikan pemahaman akan pentingnya Pendidikan profesi (profession education) bagi calon akuntan publik. Dalam kurun waktu lebih kurang lima tahun ini, proses sosialisasi baik melalui seminar, studium general, dan media lain diharapkan telah memberikan pemahaman yang masif. Tanpa adanya pemahaman yang masif maka akan berpengaruh pada orientasi dan keinginan mahasiswa akuntansi yang notabene sebagai calon pengguna jasa Pendidikan Profesi. 2.2 Penelitian Terdahulu Penulis merujuk pada beberapa penelitian terdahulu dalam melakukan penelitian, yaitu: Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu Pengaruh Motivasi dan Pengetahuan tentang Profesi Akuntan Publik terhadap Minat Mahasiswa untuk Mengikuti PPAk No. Peneliti Judul Variabel yang Hasil Penelitian 1. Widyastuti, dkk (2004) Penelitian Pengaruh Motivasi Terhadap Minat Mahasiswa Digunakan Variabel penelitian: dependen: minat mengikuti PPAk Variabel independen: motivasi kualitas, 1.Variabel motivasi karir merupakan faktor yang paling signifikan mempengaruhi minat 18

2. Fitriani dan Yuliarti (2004) 3. Benny dan Yuskar (2006) Untuk Mengikuti Pendidikan Profesi Perbedaan Persepsi antara Mahasiswa Senior dan Junior Mengenai ProfesiAkuntans i pada Program S1 Regular, S1 Ekstension, dan Program D3 Pengaruh Motivasi Terhadap Minat Mahasiswa Untuk Mengikuti Pendidikan Profesi (Studi motivasi karir, motivasi ekonomi, dan tingkat pendidikan Populasi: Mahasiswa di Yogyakarta Metode pengumpulan data: kuesioner Metode analisis data: analisis deskriptif, uji beda t-test dan analisis regresi ganda Variabel penelitian: dependen: persepsi terhadap profesi akuntansi Variabel independen: tingkat pendidikan dan jenis program pendidikan Variabel penelitian: dependen: minat mengikuti PPAk Variabel independen: motivasi kualitas, motivasi karir, motivasi ekonomi mahasiswa untuk mengikuti PPAk, sedangkan untuk motivasi kualitas dan motivasi ekonomi tidak signifikan mempengaruhi minat untuk mengikuti PPAk 2. Ada perbedaan minat antara mahasisiwa tingkat awal dan mahasiswa tingkat akhir Semakin senior (semakin lama Mahasiswamengikutipen didikan akuntansi), semakin mahasiswa tidak suka akuntansi dan semakin tidak ingin berkarir dan berprofesi sebagai akuntan, yang ditunjukkan dengan: pada program S-1 Reguler, persepsi mahasiswa senior terhadap akuntan sebagai profesi lebih Rendah dibandingkan dengan persepsi mahasiswa junior. Begitu pula pada program S-1 Ekstensi, persepsi mahasiswa senior terhadap akuntan sebagai karir lebih rendah dibandingkan persepsi mahasiswa junior. Namun pada program D- 3, tidak ada perbedaan antara junior dan senior. Variabel motivasi kualitas dan motivasi karir berpengaruh signifikan terhadap minat mahasiswa untuk mengikuti PPAk, sedangkan untuk motivasi ekonomi tidak signifikan mempengaruhi minat untuk mengikuti PPAk 19

4. Suranta dan Syafiqurrahm an (2006) 5. Tengker dan Morasa (2007) 6. Lisnasari dan Fitriany (2008) Empiris pada Perguruan Tinggi di Padang) Pengaruh Motivasi Terhadap Minat Mahasiswa Untuk Mengikuti Pendidikan Profesi (PPAk) Di Karesidenan Surakarta Pengaruh Motivasi Karir Terhadap Minat Mahasiswa Untuk Mengikuti Pendidikan Profesi (PPAk): Studi Pada Jurusan FE Unsrat Manado Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Minat Mahasiswa Untuk Mengikuti Pendidikan Profesi (PPAk): Studi Empiris di UI Variabel penelitian: dependen: minat mengikuti PPAk Variabel independen: motivasi kualitas, motivasi karir, motivasi ekonomi Variabel Penelitian: dependen: minat mengikuti PPAk Variabel independen: motivasi karir Variabel Peneliitian: dependen: minat mengikuti PPAk Variabel independen: motivasi karir, motivasi mencari ilmu, motivasi ekonomi, motivasi gelar, motivasi mengikuti USAP, biaya pendidikan PPAk dan lama pendidikan PPAk Variabel motivasi kualitas dan motivasi karir berpengaruh signifikan terhadap minat mahasiswa untuk mengikuti PPAk, sedangkan untuk motivasi ekonomi tidak signifikan mempengaruhi minat untuk mengikuti PPAk Motivasi karir berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat mengikuti PPAk Pada mahasiswa akuntansi ekstension, faktor yang mempengaruhi minat mengikuti PPAk adalah motivasi gelar, masa pendidikan, dan motivasi karier Pada mahasiswa akuntansi regular tidak ada satu pun faktor yang mempengaruhi minat mengikuti PPAk Pada mahasiswa PPAk, faktor yang mempengaruhi minat mengikuti PPAk adalah motivasi karier dan USAP 20

2.3 Kerangka Konseptual Menurut Sekaran (dalam Sugiyono, 2012 : 60), Kerangka Konseptual merupakan bagaimana teori berhubungan dengan berbagai faktor yang telah diidentifikasi sebagai masalah yang penting. Pengaruh motivasi dan pengetahuan tentang profesi akuntan publik merupakan sumber informasi yang bermanfaat dalam menentukan minat mahasiswa akuntansi untuk mengikuti Pendidikan Profesi. Kerangka konseptual dalam penelitian ini dapat dilihat sebagai berikut : Gambar 2.1 Gambar 2.1. Kerangka Konseptual Pengaruh Motivasi dan Pengetahuan tentang Profesi Akuntan Publik terhadap Minat Mahasiswa untuk Mengikuti PPAk Motivasi (X 1 ) H 1 Pengetahuan (x 2 ) Minat Mahasiswa Mengikuti PPAk (Y) H 2 H 3 Sejalan dengan kerangka konseptual diatas, maka dapat dijelaskan bahwa motivasi dan pengetahuan tentang profesi akuntan publik merupakan contoh variabel independen yang dapat mempengaruhi minat mahasiswa akuntansi mengikuti Pendidikan Profesi. Selanjutnya, minat mahasiswa akuntansi 21

mengikuti Pendidikan Profesi merupakan variabel dependen dalam penelitian tersebut. 2.4 Hipotesis Penelitian Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan (Sugiyono, 2012 : 64). Dalam penelitian ini, peneliti mengemukakan hipotesis sebagai berikut : H 1 : Motivasi mahasiswa berpengaruh signifikan secara parsial dan simultan terhadap minat mahasiswa akuntansi untuk mengikuti Pendidikan Profesi. H 2 : Pengetahuan tentang profesi akuntan publik berpengaruh signifikan secara parsial dan simultan terhadap minat mahasiswa akuntansi untuk mengikuti Pendidikan Profesi. H 3 : Motivasi dan Pengetahuan tentang profesi akuntan publik berpengaruh signifikan secara parsial dan simultan terhadap minat mahasiswa akuntansi untuk mengikuti Pendidikan Profesi. 22