Penerapan Pendekatan Scientific untuk Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar Fisika Siswa X MIA 1 SMA Negeri 1 Karanganom Hana Kholida, Sarwanto, Dyah Fitriana Masithoh Pendidikan Fisika, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta, Indonesia hanhankholida@gmail.com ABSTRACT This research aims to improve: (1)student s motivationin class X MIA 1 SMA Negeri 1 Karanganom through the application of scientific approach, (2) student s physics learningachievement in classx MIA 1 SMA Negeri 1 Karanganom through the application of scientific approach.this research was a ClassroomActionResearch(CAR). It has held in three cycles with Kemmis & Mc. Taggart. Each cycle was begun with preparation stagethen continued toimplementation phase that consists of planning, action, observation, and reflection. The research subject wasx MIA 1 students ofsma Negeri 1 Karanganom onacademic Year 2014/2015 that consists of 36 students. The data was collected through document review,test, observation, and interview to the teacher and students. The techniques of data analysis used descriptivequalitative analysis. Based on the study and data analysis of this research, it can be concluded that (1) application of scientific approach could improve student s motivation in class X MIA 1 SMA Negeri 1 Karanganom Klaten. It can be seen from improvement of student s motivation in the first cycle,there are seven indicators that have not reached the target achievement yet of the ten indicators. After the repairs until the third cycle, all indicators have reached the target of success (2) application of scientific approachcould improve student s physics learning achievement in class X MIA 1 SMA Negeri 1 Karanganom Klaten. First, it can be seen from improvement of students saffective aspect in the first cycle,there are nine indicators that have not reached the target achievement yet of thirteen indicators. After the repairs until the third cycle, all indicators have reached the target of success. Finally, student s psychomotor aspect in the first cycle in, there are four indicators that have not reached the target achievement yet of seven indicators of success. After the repairs until the third cycle result all indicators have reached the target of success. Keywords : scientific approach, student s motivation, student s physics learning achievement ABSTRAK Tujuan dari penelitian ini yaitu: 1) meningkatkan motivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran Fisika dengan menggunakan pendekatan scientific kelas X MIA 1 SMA Negeri 1 Karanganom; 2) meningkatkan hasil belajar Fisika dengan menggunakan pendekatan scientific kelas X MIA 1 SMA Negeri 1 Karanganom. Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) dengan model Kemmis dan Mc. Taggart, yang dilaksanakan dalam tiga siklus. Setiap siklus diawali dengan tahap persiapan dan dilanjutkan dengan tahap pelaksanaan siklus yang terdiri atas perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. Subjek penelitian adalah siswa kelas X MIA SMA Negeri 1 Karanganom Klaten Tahun Ajaran 2014/2015 sebanyak 36 siswa. Data diperoleh melalui kajian dokumen, tes tertulis, observasi, dan wawancara. Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis data deskriptif kualitatif. Berdasarkan analisis data dan pembahasan dalam penelitian ini dapat disimpulkan bahwa: (1) penerapan pendekatan scientific dapat meningkatkan motivasi siswa kelas X MIA 1 SMA Negeri 1 Karanganom. Hal ini dapat dilihat dari peningkatan motivasi siswa,pada siklus I terdapat tujuh indikator yang belum mencapai target ketercapaian dari sepuluh indikator. Setelah dilakukan perbaikan sampai pada siklus III, semua indikator telah mencapai target keberhasilan (2) penerapan pendekatan scientific dapat meningkatkan hasil belajar Fisika siswa kelas X MIA 1 SMA Negeri 1 Karanganom Klaten. Hal ini dapat dilihat dari peningkatan pada ranah sikap siswa, pada siklus I terdapat sembilan indikator yang belum mencapai target keberhasilan dari tiga belas indikator. Setelah dilakukan perbaikan sampai pada siklus III, semua indikator telah mencapai target keberhasilan. Kemudian pada aspek keterampilan, pada siklus I terdapat empat indikator yang belum mencapai target keberhasilan dari tujuh indikator. Setelah dilakukan perbaikan sampai pada siklus III diperoleh hasil semua indikator telah mencapai target keberhasilan.
Kata Kunci : pendekatan scientific, motivasi belajar siswa, hasil belajar Fisika PENDAHULUAN Pendekatan scientifc atau lebih umum dikatakan pendekatan ilmiah merupakan pendekatan dalam kurikulum 2013. Menurut Maria Varales dan Michael Ford dalam Atsnan (2013), karakteristik dari scientific adalah doing science. Proses pembelajaran scientific merupakan perpaduan antara proses pembelajaran yang semula terfokus pada eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi kemudian dilengkapi dengan mengamati, menanya, menalar, mencoba, dan mengkomunikasikan (Kemendikbud,2013). Langkah-langkah pendekatan ilmiah (scientific approach) dalam proses pembelajaran meliputi menggali informasi melaui pengamatan, bertanya, percobaan, kemudian mengolah data atau informasi, menyajikan data atau informasi, dilanjutkan dengan menganalisis, menalar, kemudian menyimpulkan, dan mencipta. Pendekatan scientific sebaiknya diterapkan oleh setiap sekolah, salah satunya adalah SMA Negeri 1 Karanganom. Berdasarkan hasil observasi di SMA Negeri 1 Karanganom, diketahui bahwa dalam kegiatan pembelajaran, pembelajaran Fisika yang berlangsung masih berpusat pada guru, guru menyampaikan materi dalam satu arah. Penekanan aktivitas belajar lebih banyak pada buku teks dan kemampuan mengungkapkan kembali isi buku tersebut, kurang menekankan pada ketrampilan proses. Ketuntasan belajar siswa hanya diarahkan pada penguasaan konsep, sehingga sangat sedikit menyentuh pertumbuhan sikap dan keterampilan. Menurut Bloom dalam Anas Sudijono (2008), hasil belajar dibagi dalam tiga ranah, yakni ranah pengetahuan, ranah sikap, dan ranah keterampilan. Selain hal tersebut, berdasarkan wawancara dengan siswa diperoleh fakta bahwa siswa kurang menyukai pelajaran Fisika. Hal ini ditunjukkan siswa dengan melakukan kegiatan yang tidak berhubungan dengan pelajaran Fisika, misalnya bergurau dengan teman, ataupun menggunakan Hp. Hal ini berarti pada diri siswa tidak terangsang afeksinya untuk melakukan sesuatu sehingga tidak terjadi perubahan energi.artinya, motivasi belajar siswa rendah. Motivasi sangat diperlukan dalam belajar. Menurut Hamalik (2001), motivasi dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu motivasi intrinsik dan ekstrinsik. Motivasi intrinsik adalah motivasi yang berasal pada diri siswa sendiri. Sedangkan motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang timbul karena adanya rangsangan dari luar. Sadirman (2011) menyatakan bahwa ada beberapa cara untuk menumbuhkan motivasi siswa, yaitu: memberi angka, hadiah, saingan atau kompetisi, ego-involvement, memberi ulangan, mengetahui hasil, pujian, hukuman, hasrat untuk belajar, minat, dan tujuan yang diakui. Berdasarkan kajian dokumen, hasil belajar ranah pengetahuan siswa pada materi Elastisitas Zat Padat menunjukkan ada sekitar 94,4% siswa yang belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). KKM yang ditetapkan oleh pihak sekolah yaitu 75.Jadi, berdasarkan hasil observasi, kajian dokumen, dan wawancara diketahui bahwa motivasi dan hasil belajar Fisika siswa masih cenderung rendah. Nasution (2010) menyatakan bahwa hasil belajar akan menjadi optimal, apabila terdapat motivasi dalam diri peserta didik. Penelitian yang telah dilakukan Setyaningsih (2013) menunjukkan bahwa penerapan pendekatan scientific dalam pembelajaran mampu meningkatkan hasil belajar sikap siswa. Penelitian lain yaitu yang dilakukan oleh Funny (2014) menunjukkan bahwa penerapan pendekatan scientific dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Berdasarkan masalah yang sudah ada, maka perlu adanya upaya untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa. Penelitian ini dilakukan untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar Fisika melalui penerapan pendekatan scientific. METODE PENELITIAN Penelitian dilaksanakan di SMA Negeri 1 Karanganom kelas X MIA 1 Tahun Ajaran 2014/2015. Penelitian dilaksanakan pada bulan Januari-Juli 2015. Subjek penelitian adalah siswa SMA Negeri 1 Karanganom kelas X MIA 1 Tahun Ajaran 2014/2015. Objek penelitian ini adalah motivasi dan hasil belajar Fisika siswa kelas
X MIA 1 SMA Negeri 1 Karanganom Tahun Ajaran 2014/2015. Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan model Kemmis & Mc. Taggart yang terdiri dari empat komponen, yaitu: perencanaan (planning), tindakan (acting), pengamatan (observing) dan refleksi (reflecting). Hubungan keempat komponen itu dipandang sebagai satu siklus. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan observasi, wawancara, tes tertulis, dan dokumentasi. Pada penelitian ini uji kredibilitas yang digunakan adalah dengan menggunakan bahan referensi. Menurut Sugiyono (2013) bahan referensi adalah adanya pendukung untuk membuktikan data yang telah ditemukan oleh peneliti, misalnya foto atau video yang autentik, sehingga menjadi lebih dapat dipercaya. Data-data dari hasil penelitian di lapangan diolah dan dianalisis secara deskriptif kualitatif. Menurut Sugiyono (2013) teknik analisis deskriptif kualitatif mengacu pada model analisis Miles dan Huberman yang dilakukan dalam tiga komponen yaitu reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan, serta verifikasi. HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian ini diawali dengan kegiatan observasi awal yang berkaitan dengan kelas X MIA 1 SMA Negeri 1 Karanganom dengan tujuan untuk mengetahui gambaran keadaan kelas X MIA 1. Adapun kegiatan yang dilaksanakan wawancara, observasi kelas, dan kajian dokumen.pada penelitian ini dilakukan dalam tiga siklus. Siklus I dilaksanakan dalam satu kali pertemuan atau 4 jam pelajaran, yaitu tanggal 25 Februari 2015.Pada siklus I materi yang digunakan adalah suhu dan pemuaian yang terdiri dari empat percobaan yaitu alat ukur suhu, pemuaian zat cair, pemuaian zat padat, dan pemuaian zat gas. Pada akhir siklus I dilakukan tes tertulis kemampuan pengetahuan yang terdiri atas 10 butir soal uraian. Sepanjang siklus I observasi juga dilakukan untuk mengamati motivasi, aspek sikap, dan keterampilan siswa. Untuk mendukung hasil observasi tersebut, penilaian juga dilakukan dengan melihat rekaman video selama pembelajaran. Setelah itu peneliti melakukan wawancara kepada siswa untuk mendapatkan informasi lebih lanjut mengenai hasil observasi. Ketercapaian kemampuan pengetahuan dilihat dari persentase ketercapaian hasil belajar melalui nilai tes tertulis yang dilakukan di akhir siklus. Penelitian pada siklus I ini telah mengalami peningkatan baik dari motivasi maupun hasil belajar Fisika siswa. Akan tetapi, peningkatan kedua aspek ini belum maksimal karena belum mencapai target ketercapaian yang ditentukan. Hasil observasi menunjukkan bahwa siswa masih kurang percaya diri ketika mengikuti pembelajaran, siswa kurang fokus saat pembelajaran, dan siswa kurang memperhatikan penjelasan guru. Oleh karena itu, siklus I dikatakan belum berhasil dan perlu adanya tindakan siklus II. Siklus II dilaksanakan dalam satu kali pertemuan atau 4 jam pelajaran, yaitu tanggal 11 Maret 2015. Pada siklus II materi yang digunakan adalah kalor dan perpindahan kalor yang terdiri dari empat percobaan yaitu kalor dan hubungannya dengan suatu zat, konduksi, konveksi, dan radiasi.pelaksanaan tes kemampuan pengetahuan, observasi motivasi, sikap, dan keterampilan dilakukan sama seperti pada siklus I. Penelitian pada siklus II ini telah mengalami peningkatan baik motivasi maupun hasil belajar Fisika siswa. Peningkatan kedua aspek ini belum mencapai target keberhasilan. berdasarkan hasil observasi diperoleh data siswa masih kurang percaya diri dalam mengikuti kegiatan pembelajaran, keterampilan bertanya siswa masih kurang, dan masih terdapat siswa yang kurang fokus dalam percobaan. Oleh karena itu, siklus II dikatakan belum berhasil dan perlu adanya tindakan siklus III. Siklus III dilaksanakan satu kali pertemuan, yaitu tanggal 29 April 2015, dengan alokasi waktu 4 x 45 menit. Materi yang digunakan pada siklus III adalah pembiasan cahaya dengan dua percobaan yaitu pembiasan cahaya pada prisma dan pembiasan cahaya pada kaca plan paralel. Pelaksanaan tes kemampuan pengetahuan, observasi motivasi, sikap, dan keterampilan dilakukan sama seperti pada siklus I dan siklus II.
Penelitian pada siklus III ini telah mengalami peningkatan baik dari motivasi maupun hasil belajar Fisika siswa. Peningkatan kedua aspek ini sudah mencapai target ketercapaian yang ditentukan. Oleh karena itu, siklus III dikatakan telah berhasil. Berdasarkan Gambar 1, dapat dilihat peningkatan motivasi belajar siswa pada siklus I ke siklus II dan siklus III. Pada siklus I terdapat tujuh indikator yang belum mencapai target ketercapaian dari sepuluh indikator. Setelah dilakukan pada siklus II masih terdapat empat indikator yang belum mencapai target keberhasilan. Sehingga dilakukan perbaikan pada siklus III. Setelah dilakukan perbaikan pada siklus III, semua indikator telah mencapai target keberhasilan. Adanya peningkatan hasil untuk tiap indikator motivasi dari siklus I ke siklus II, dikarenakan pada kegiatan pendahuluan di siklus II apersepsi yang diberikan lebih menarik dibandingkan pada siklus I sehingga dapat menarik perhatian siswa untuk mengikuti pembelajaran. Selain hal tersebut pada siklus II interaksi atau kedekatan antara guru dan siswa lebih baik. Hal ini sesuai dengan pernyataan Santrock dalam Sri Wening (2014) yang menyatakan bahwa motivasi belajar siswa membutuhkan pertalian yang kuat diantara komponen pembelajaran seperti teman sebaya dan guru di dalam lingkungan belajar. Adanya peningkatan hasil untuk tiap indikator motivasi dari siklus II ke siklus III, dikarenakan guru melakukan pendekatan pada masing-masing kelompok, dan ternyata tindakan yang dilakukan guru berhasil meningkatkan keterampilan bertanya siswa. Guru juga selalu menghargai pertanyaanpertanyaan yang diberikan oleh siswa dan berusaha menjawabnya dengan baik. Gambar 1. Hasil Pencapaian Motivasi Belajar Siswa Peningkatan hasil belajar sikap siswa dapat dilihat pada Gambar 2. Pada siklus I terdapat sembilan indikator yang belum mencapai target keberhasilan dari tiga belas indikator. Setelah dilakukan perbaikan pada siklus II masih terdapatlima indikator yang belum mencapai target keberhasilan. Sehingga diperlukan perbaikan pada siklus III. Pada siklus III semua indikator telah mencapai target keberhasilan. Adanya peningkatan hasil belajar siswa pada ranah sikap dari siklus I ke siklus II, dikarenakan pada siklus II guru lebih luwes dan mudah berinteraksi dengan siswa. Pola interaksi ini dapat meningkatkan hasil belajar pada ranah sikap yang berkenaan dengan nilai-nilai moral, sikap positif, dan norma yang berlaku. Selain hal tersebut sebelum pembelajaran dimulai guru memberikan informasi kepada siswa bahwa soal tes yang akan keluar berdasarkan kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan. Dan satu hari sebelumnya guru telah membagikan hasil tes pada siklus I kepada siswa. Hal ini dilakukan supaya siswa lebih giat belajar. Sesuai dengan pendapat Sadirman (2011) bahwa dengan mengetahui hasil belajar, akan mendorong siswa untuk lebih giat belajar. Adanya peningkatan hasil belajar pada ranah sikap dari siklus II ke siklus III ditandai dengan meningkatnya rasa percaya diri siswa dalam mengikuti pembelajaran Fisika. Karena siswa percaya diri dalam mengikuti pembelajaran Fisika sehingga siswa terlihat lebih berani dalam mempresentasikan hasil percobaan, mau bertanya tentang hal yang belum jelas, dan berani menyimpulkan pada kegiatan pembelajaran. siklus 1 siklus 2 siklus 3 Ketercapaian (%) 150 100 50 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Indikator
150 Siklus1 siklus2 siklus3 100 50 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10111213 siklus 1 siklus 2 siklus 3 Gambar 2. Pencapaian Hasil Belajar Siswa Ranah Sikap Peningkatan hasil belajar keterampilan siswa dapat dilihat pada Gambar 3. Pada siklus I terdapat empat indikatoryang belum mencapai target keberhasilan dari tujuh indikator. Setelah dilakukan perbaikan pada siklus II masih terdapat dua indikator yang belum mencapai target keberhasilan. Sehingga diperlukan perbaikan pada siklus III. Pada siklus III semua indikator telah mencapai target keberhasilan. Adanya peningkatan hasil belajar ranah keterampilan dari siklus I ke siklus II, karena pada siklus II guru membagi kelompok dari dua kelompok besar menjadi sembilan kelompok. Jika pada siklus I guru membagi kelompok dengan cara berhitung satu sampai tiga, pada siklus II pembagian kelompok dilakukan menggunakan teori Spin Wish yang dikemukakan oleh Rofa (2010). Rofa (2010) menyatakan dalam pembagian kelompok dilakukan dengan aturan silang. Artinya bahwa setiap kelompok tidak terjadi secara homogenitas kemampuan. Keaktifan siswa yang digunakan sebagai acuan adalah hasil belajar pada siklus I. Adanya peningkatan dari siklus II ke siklus III, pada siklus III guru mengatur posisi duduk siswa dengan cara berahadapan satu sama lain sehingga semua siswa dapat terlibat dalam kegiatan percobaan, sedangkan pada siklus II hanya terdapat lima kelompok dari sembilan kelompok yang duduk secara berhadapan. Ketercapain (%) 150 100 50 0 1 2 3 4 5 6 7 Indikator Gambar 3. Pencapaian Hasil Belajar Siswa Ranah Keterampilan Berdasarkan hasil penelitian pada siklus II, diketahui bahwa motivasi dan hasil belajar Fisika siswa telah berhasil mencapai target ketercapain. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa penerapan pendekatan scientific dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar Fisika siswa kelas X MIA 1 SMA Negeri 1 Karanganom. KESIMPULAN Berdasarkan analisis data dan pembahasan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa: Penerapan pendekatan scientific dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar Fisika siswa kelas X MIA 1 SMA Negeri 1 Karanganom Tahun Ajaran 2014/2015. Hal ini dapat dilihat dari hasil motivasi pada siklus I terdapat tujuh indikator yang belum mencapai target ketercapaian dari sepuluh indikator. Setelah dilakukan perbaikan sampai pada siklus III, semua indikator telah mencapai target keberhasilan.pada hasil belajar sikap, pada siklus I terdapat sembilan indikator yang belum mencapai target keberhasilan dari tiga belas indikator. Setelah dilakukan perbaikan sampai pada siklus III, semua indikator telah mencapai target keberhasilan. Kemudian pada aspek keterampilan, pada siklus I terdapat tiga indikator yang belum mencapai target keberhasilan dari tujuh indikator. Setelah dilakukan perbaikan sampai pada siklus III diperoleh hasil semua indikator telah mencapai target keberhasilan. DAFTAR PUSTAKA Atsnan, Rahmita. (2013). Penerapan Pendekatan Scientific dalam Pembelajaran Matematika SMP Kelas VIII Materi Bilangan (Pecahan). Prosiding Seminar Nasional Matematika dan
Pendidikan Matematika 2013. Yogyakarta : Universitas Negeri Yogyakarta : 54. Hamalik, Oemar. (2001). Proses Belajar mengajar. Jakarta : Bumi Aksara Kemdikbud. 2013. Pengembangan Kurikulum 2013. Paparan Mendikbud dalam Sosialisasi Kurikulum 2013. Jakarta :Kemdikbud Nasution,S. (2010). Didktit Asas-Asas Mengajar. Jakarta ; PT Bumi Aksara. Rofa, Yulia Azhar. (2010). Teori Spin Wish: Teori Pembentukan Kelompok Belajar yang Idea. Diperoleh 10 Maret 2015, dari https://rofaneutron.wordpress.com /karyaku/teori/teori-spin-wishteori-pembentukan-kelompokbelajar-yang-ideal/ Sadirman. (2011). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta : Rajawali Sri Wening. (2014). Peningkatan Motivasi Belajar Siswa untuk Pencapaian Kompetensi Menggambar Proporsi Tubuh Melalui Metode Peer Teaching. Jurnal Pendidikan Vokasi, Vol 4, Nomor 1Hal. 5 Sudijono, A. (2008). Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Sugiyono. (2013). Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung : Alfabeta Tim Penyusun. 2013. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 65 Tahun 2013 Tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta.