disarankan buku pelajaran tersebut belum tentu menarik dan mudah dipahami siswa.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN. masyarakat, dengan proses pemahaman mulai dari masyarakat ke individu.

BAB I PENDAHULUAN. sastra sangat dipengaruhi oleh bahasa dan aspek-aspek lain. Oleh karena

BAB I PENDAHULUAN. berarti tulisan, istilah dalam bahasa Jawa Kuna berarti tulisan-tulisan utama.

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra lahir dari hasil kreatifitas dan imajinasi manusia, serta pemikiran dan

ANALIS NILAI-NILAI PENDIDIKAN PADA KUMPULAN CERPEN SENYUM KARYAMIN KARYA AHMAD TOHARI DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS X SMA

PENDAHULUAN. sosialnya. Imajinasi pengarang dituangkan dalam bentuk bahasa yang kemudian

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah

BAB I PENDAHULUAN. salah satu wujud karya seni yang bermedium bahasa. Menurut Goldmann (1977:

BAB I PENDAHULUAN. penjelas kalimat pada peristiwa itu terjadi. Tidak hanya keterangan waktu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dilukiskan dalam bentuk tulisan. Sastra bukanlah seni bahasa belaka, melainkan

BAB 1 PENDAHULUAN. siswa dalam mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia di sekolah. Siswa. dalam Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar.

BAB V PENUTUP. dalam novel-novel yang ditulis oleh para pengarang yang berasal. dari Jawa. Deskripsi warna lokal Jawa dalam novel Indonesia terdiri

KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR SEKOLAH MENENGAH ATAS/SEKOLAH MENENGAN KEJURUAN/ MADRASAH ALIYAH/MADRASAH ALIYAH KEJURUAN (SMA/SMK/MA/MAK)

BAB I PENDAHULUAN. manusia serta segala problema kehidupannya tidak dapat terpisah-pisah. Sastra

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

1. PENDAHULUAN. pembelajaran sastra berlangsung. Banyak siswa yang mengeluh apabila disuruh

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. diistilahkan dengan proses cerita, proses narasi, narasi atau cerita berplot. Prosa

BAB I PENDAHULUAN. Hubungan antara sastra dengan bahasa bersifat dialektis (Wellek dan Warren,

4. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR BAHASA INDONESIA SMA/MA/SMK/MAK (PEMINATAN)

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan hasil kreasi sastrawan melalui kontemplasi dan refleksi setelah menyaksikan

3. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR BAHASA INDONESIA SMA/SMK/MA/MAK

BAB I PENDAHULUAN. dengan dilakukannya proses pembelajaran manusia akan mampu berkembang.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan kemampuan dan keterampilan berpikir siswa. atau kaidah kebahasaan. Selain itu, Mahsun (2014:97) berpendapat:

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Anak adalah titipan Yang Mahakuasa. Seorang anak bisa menjadi anugerah

Nikke Permata Indah Pendidikan Bahasa Indonesia Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan pengalaman dan pengamatannya terhadap kehidupan. Kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Manusia umumnya mempunyai bidang keahlian untuk menunjang kelangsungan

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan kehidupan yang diwarnai oleh sikap, latar belakang dan

BAB I PENDAHULUAN. baik itu puisi maupun prosa (cerita pendek dan novel). Pemilihan sumber bacaan

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. khususnya bahasa Indonesia sebagai salah satu mata pelajaran yang penting dan

BAB I PENDAHULUAN. dan gaya penulisan. Menulis merupakan suatu kemampuan berbahasa yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran yang

KISI UJI KOMPETENSI 2014 MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. dibedakan atas empat aspek keterampilan, yaitu keterampilan menyimak,

KETERAMPILAN MEMPRODUKSI TEKS CERITA PENDEK DENGAN BERBANTUAN MEDIA FILM SISWA KELAS XI SMAN 4 PADANG ARTIKEL ILMIAH

BAB I PENDAHULUAN. Sastra sebagai cabang dari seni, yang keduanya unsur integral dari

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan berbahasa siswa baik lisan maupun tulisan. Pada semua jenjang pendidikan,

BAB I PENDAHULUAN. berarti di dalamnya bernuansakan suasana kejiwaan sang pengarang, baik

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keterampilan menganalisis diajarkan dengan tujuan agar siswa mampu

BAB I PENDAHULUAN. Pembuatan film yang diangkat dari sebuah novel bukanlah hal baru. Para

BAB I PENDAHULUAN. pikiran, gagasan, pemahaman, dan tanggapan perasaan penciptanya tentang

2. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR BAHASA INDONESIA SMP/MTs

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan dan keadaan sosial masyarakat baik secara langsung maupun tidak

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

2015 PENERAPAN TEKNIK MENULIS BERANTAI DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS ULASAN FILM ATAU DRAMA

REPRESENTASI KRITIK SOSIAL DALAM ANTOLOGI CERPEN SENYUM KARYAMIN KARYA AHMAD TOHARI: KAJIAN SOSIOLOGI SASTRA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. banyak diteliti dengan berbagai pendekatan. Hal tersebut dilakukan sebagai

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Nikke Permata Indah, 2015

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran adalah sebuah proses, pada proses tersebut adanya perubahan dan

Prakata. iii. Bandung, September Penulis

89. Mata Pelajaran Sastra Indonesia untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/Madrasah Aliyah (MA) Program Bahasa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

BAB 1 PENDAHULUAN. (Hasanuddin, 1996:1). Dimensi pertama, drama sebagai seni lakon, seni peran

BAB I PENDAHULUAN. kualitas pendidikan saat ini adalah lemahnya para pendidik dalam menggali

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Karya sastra tidak lahir dalam kekosongan budaya (Teew, 1991:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi. Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia sehari-hari (Djojosuroto, 2000:3). Persoalan yang menyangkut

I. PENDAHULUAN. dalamnya terdapat pengilustrasian, pelukisan, atau penggambaran kehidupan

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

2015 PEMBELAJARAN MENULIS CERPEN MELALUI TRANSFORMASI FILM DOKUMENTER

BAB 1 PENDAHULUAN. dikatakan Zakaria dalam tulisannya "Berapa Dosis Imajinasi dalam Cerpen?" yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB 3 METODE DAN TEKNIK PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan salah satu kebutuhan manusia, sehingga memegang. pada keterampilan menyimak, berbicara, membaca, dan menulis.

BAB 1 PENDAHULUAN. Pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia dalam kurikulum satuan tingkat

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan teks sesuai dengan tujuan dan fungsi sosialnya. Pembelajaran berbasis

BAB I PENDAHULUAN. Sastra merupakan hasil pekerjaan seni kreasi manusia. Sastra dan manusia erat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan sekolah, keterampilan menulis selalu dibelajarkan. Hal ini disebabkan oleh menulis

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan dan intelektual, sosial,

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. ke jenjang menengah itu, pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia merupakan

ANALISIS PSIKOLOGI TOKOH UTAMA NOVEL HUJAN DI BAWAH BANTAL KARYA E. L. HADIANSYAH DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI SMA

I. PENDAHULUAN. Sastra merupakan tulisan yang bernilai estetik dengan kehidupan manusia sebagai

BAB I PENDAHULUAN. keadaan sekitar yang dituangkan dalam bentuk seni. Peristiwa yang dialami

H. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR BAHASA INDONESIA SMALB TUNADAKSA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Peningkatan Keterampilan Menulis Cerpen dengan Strategi Copy The Master Melalui Media Audio Visual pada Siswa Kelas IX-C SMPN 2 ToliToli

I. PENDAHULUAN. Bahasa memiliki peran penting bagi kehidupan manusia karena bahasa adalah milik

KEMAMPUAN MENGONVERSI TEKS DRAMA MENJADI TEKS CERPEN OLEH SISWA KELAS XI SMK MULTI KARYA TAHUN PEMBELAJARAN 2016/2017

BAB I PENDAHULUAN. global. Salah satu komponen penting dari sistem pendidikan tersebut adalah kurikulum,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kegiatan belajar-mengajar merupakan kegiatan inti dari pendidikan formal

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Sastra dapat dipergunakan sebagai sarana untuk menanamkan, memupuk, serta mengembangkan nilai-nilai yang diyakini baik oleh keluarga, masyarakat, dan bangsa terutama nilai-nlai sosial. Sebagai hasil imajinatif, sastra selain berfungsi sebagai hiburan yang menyenangkan, juga berguna untuk menambah pengalaman batin bagi para pembacanya. Sastra juga dapat dijadikan alat untuk membentuk karakter siswa menjadi pribadi yang baik, manusiawi, dan berkarakter. Hal tersebut berpengaruh terhadap pemilihan bahan ajar sastra di sekolah. Bahan ajar merupakan salah satu komponen pengajaran sastra di sekolah ditunjang oleh pemilihan bahan ajar yang sesuai dengan kebutuhan materi sastra serta mengacu pada kompetensi inti dan kompetensi dasar. Selain itu, nilai-nilai yang terkandung dalam suatu bahan ajar sastra penting untuk dianalisis lebih lanjut sehingga dalam pengajaran sastra dapat direalisasikan dalam kehidupan siswa. Pembelajaran sastra sangat dominan disajikan di kelas XI Semester 1. Dua topik utamanya adalah pembelajaran cerita pendek (cerpen) dan pantun. Berdasarkan buku siswa yang ditulis oleh Maryanto dkk. dalam pembelajaran cerpen, siswa diharapkan dapat membaca, membedah, memahami kaidah kebahasaan, menafsirkan makna, menelaah proses kreatif, memahami karakter, mengonversi, sampai mampu menulis cerpen. Tentu tidak semua cerpen menarik, bahkan teks cerpen yang disarankan buku pelajaran tersebut belum tentu menarik dan mudah dipahami siswa. Tujuan pengajaran teks cerpen di SMA menurut kurikulum nasional dilakukan di kelas XI Semester 1. Siswa diwajibkan memahami materi cerita pendek, pantun dan drama. Tiga genre sastra tersebut secara substansi dipelajari melalui pendekatan dua aspek yaitu aspek pengenalan dan aspek penciptaan. 1

2 Cerita pendek (cerpen) sebagai salah satu karya sastra diharapkan bisa membantu guru dan siswa dalam melaksanakan pembelajaran. Cerpen dapat dijadikan bahan perenungan untuk mencari pengalaman karena cerpen mengandung nilai-nilai bermasyarakat, pendidikan, kehidupan. Nilai-nilai sosial dalam sebuah cerpen diharapkan bisa direalisasikan oleh siswa setelah mengapresiasi cerpen. Dewasa ini, guru-guru bahasa dan sastra Indonesia kurang selektif dalam memilih karya sastra untuk dijadikan bahan pembelajaran. Guru seharusnya bisa lebih selektif dalam memilih karya sastra khususnya cerpen sebagai bahan ajar yang sesuai dengan bacaan siswa. Salah satu pengarang yang cerpennya banyak mengangkat persoalan sosial adalah Ahmad Tohari. Kumpulan cerpennya yang layak untuk dijadikan bahan ajar cerpen di SMA adalah kumpulan cerpen Senyum Karyamin. Mahayana (Tohari, 2015) mengungkapkan bahwa dalam kumpulan cerpen ini banyak diceritakan kehidupan pedesaan yang masih lugu, kumuh, telanjang, bodoh, dan alami. Di tengah kehidupan yang terbelakang kehidupan pedesaan masih menjanjikan kedamaian yang tulus tanpa pamrih. Dunia pedesaan adalah dunia yang jujur dan senantiasa mengutamakan keharmonisan serta keselarasan hubungan makhluk dengan dunia sekitarnya. Masalah lingkungan hidup yang jarang dijadikan latar oleh pengarang Indonesia merupakan daya pikat dan nilai tambah cerpen karya Ahmad Tohari di tengah-tengah kebudayaan popular yang berorientasi pada kemewahan. Senyum Karyamin adalah kumpulan cerpen karya Ahmad Tohari yang diterbitkan oleh PT Gramedia tahun 1989. Buku tersebut menghimpun 14 Cerpen. Cerpen-cerpen tersebut berjudul; Senyum Karyamin, Jasa-Jasa buat Sanwirya, Si Minem beranak bayi, Surangbanglus, Tinggal Matanya Berkedip-kedip, Ah Jakarta, Blokeng, Syukuran Sutabawor, Rumah yang Terang, Kenthus, Orang-orang Seberang Kali, Wangon Jatilawang, dan Pengemis dan Shalawat Badar.

3 Ronggeng Dukuh Paruk, yang diterbitkan tahun 1982, berkisah tentang pergulatan penari tayub di dusun kecil Dukuh Paruk pada masa pergolakan komunis. Salahsatu karya Ahmad Tohari ini dianggap kekiri-kirian oleh Pemerintahan Orde baru, sehingga Ahmad Tohari diintrogasi selama berminggu. Hingga akhirnya Tohari menghubungi sahabatnya Gus Dur, dan akhirnya terbebas dari intimidasi dan jerat Hukum. Novel ini telah difilmkan oleh sutradara Ifa Irfansyah dengan judul Sang Penari (2011). Tohari memberikan apresiasi yang tinggi terhadap para pembuat film tersebut dan berujar ini akan jadi dokumentasi visual yang menari versi rakyat, bukan versi kota sebagaimana dalam film-film sebelumnya. Untuk mengatasi keterbatasan bahan ajar cerpen yang berasal dari buku teks, maka perlu dilakukan upaya pemilihan bahan ajar. Bahan ajar untuk pengajaran sastra bisa berasal dari buku kumpulan cerpen. Banyak kumpulan cerpen yang dapat digunakan guru untuk dijadikan bahan ajar cerpen. Maka pemilihan bahan ajar cerita pendek yang baik dapat mencapai pembelajaran yang baik. Kurikulum nasional meminta cerpen yang mengandung nilai-nilai kehidupan. Cerpen-cerpen karya Ahmad Tohari adalah cerpen yang banyak mengandung nilainilai kehidupan, salah satunya nilai sosial. Peneliti memilih tiga cerpen untuk dikaji, yaitu; Surabanglus, Orang-Orang Seberang Kali, dan Pengemis dan Shalawat Badar. Ketiga cerpen ini dinilai cocok dan relevan untuk dijadikan bahan ajar apresiasi cerpen di SMA. Dengan dipilihnya tiga cerpen ini peneliti mengharapkan tujuan pengajaran teks cerpen yang baik dalam membentuk sikap positif siswa dengan mengedepankan tema Potret gotong royong mayarakat kalangan bawah.

4 B. Rumusan Masalah Penelitian Adapun rumusan masalah yang dikaji dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Bagaimana struktur cerpen Surangbanglus, Orang-orang Seberang Kali, dan Pengemis dan Shalawat Badar karya Ahmad Tohari? 2. Bagaimana nilai-nilai sosial pada cerpen Surangbanglus, Orang-orang Seberang Kali, dan Pengemis dan Shalawat Badar karya Ahmad Tohari? 3. Bagaimana rancangan bahan ajar dengan mengapresasi cerpen Surangbanglus, Orang-orang Seberang Kali, dan Pengemis dan Shalawat Badar karya Ahmad Tohari sebagai bahan ajar di SMA? C. Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian ini untuk memperoleh deskripsi mengenai; 1. struktur cerpen Surangbanglus, Orang-orang Seberang Kali, dan Pengemis dan Shalawat Badar karya Ahmad Tohari; 2. nilai-nilai sosial pada cerpen Surangbanglus, Orang-orang Seberang Kali, dan Pengemis dan Shalawat Badar karya Ahmad Tohari; 3. rancangan bahan ajar dengan mengapresiasi teks cerpen Surangbanglus, Orang-orang Seberang Kali, dan Pengemis dan Shalawat Badar karya Ahmad Tohari sebagai bahan ajar di SMA. D. Manfaat Penelitian Adapun manfaat penelitian ini ditujukan bagi penelitian guru sebagai berikut. a. Bagi peneliti Penelitian ini dapat menambah wawasan dan pengalaman dalam kegiatan belajar mengajar cerpen di SMA. b. Bagi guru Hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan untuk menambah wawasan kreatifitas guru dalam kegiatan belajar mengajar khususnya dalam pembelajaran teks cerpen di SMA.

5 E. Struktur Organisasi Skripsi ini terdiri atas 5 bab. Bab pertama yaitu pendahuluan yang mencakup latar belakang, identifikasi masalah, rumusan masalah, tujuan, manfaat, dan struktur organisasi penelitian. Bab kedua berisi ihwal pendekatan sosiologi sastra, cerpen, bahan ajar, fungsi sastra. Bab tiga berisi metodologi penelitian yang mencakup metode penelitian, desain penelitian, sumber data penelitian, definisi operasional, instrumen penelitian, prosedur penelitian, teknik pengumpulan data, dan teknik pengolahan data. Bab empat berisi pembahasan. Bab lima yaitu penutup yang berisi simpulan dan saran penelitian.

6