BAB I PENDAHULUAN. Wulandari, 2014 PROFIL KETERAMPILAN BERKOMUNIKASI DAN INTERPRETASI SISWA SMA PADA KONSEP SISTEM EKSKRESI MELALUI PRAKTIKUM

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Ratu Dita Dwi Hedianti, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Endro Widodo, 2014 Efektivitas pembelajaran berbasis praktikum pada uji zat makanan di kelas XI

I. PENDAHULUAN. Sains khususnya biologi sangat penting perannya dalam mendorong kemajuan

I. PENDAHULUAN. Mata pelajaran Biologi merupakan bagian dari IPA. Pendidikan Ilmu. hipotesis, menggunakan alat dan bahan secara benar dengan selalu

53. Mata Pelajaran Biologi untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/Madrasah Aliyah (MA) A. Latar Belakang B. Tujuan

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran pada hakekatnya harus dapat memberikan kesempatan bagi

I. PENDAHULUAN. kaitannya dengan kehidupan sehari-hari. Sains berkaitan dengan cara mencari

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Ilmu kimia merupakan bagian dari Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yang berkaitan

BAB I PENDAHULUAN. Biologi merupakan suatu cabang ilmu yang banyak mengandung konsep

BAB I PENDAHULUAN. (Tim BSNP, 2006: 1). Menurut Rustaman et al., (2005: 12) biologi merupakan ilmu

BAB I PENDAHULUAN. dan fungsi alat-alat tubuh organisme dengan segala keingintahuan. Segenap

1. PENDAHULUAN. Sains merupakan ilmu yang berkaitan dengan cara mencari tahu dan proses

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berkaitan dengan cara mencari tahu tentang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Devi Esti Anggraeni, 2013

12. Mata Pelajaran Biologi Untuk Paket C Program IPA

I. PENDAHULUAN. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan ilmu yang berkaitan dengan cara

I. PENDAHULUAN. alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya sekedar penguasaan. kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Tri Suci Handayani, 2013

I. PENDAHULUAN. Sains merupakan pengetahuan yang tersusun secara sistematis, yang

BAB I PENDAHULUAN. Bagaimana mata dapat melihat? bagaimanakah dengan terjadinya siang

I. PENDAHULUAN. sehari-hari. Namun dengan kondisi kehidupan yang berubah dengan sangat

Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berkaitan dengan cara mencari tahu (inquiry) tentang

BAB I PENDAHULUAN. Keterampilan proses sains merupakan keterampilan intelektual yang sering

BAB I PENDAHULUAN. (inquiry) tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Biologi sebagai salah satu bidang IPA menyediakan berbagai pengalaman

BAB I PENDAHULUAN. kualitas sumber daya manusia dan sangat berpengaruh terhadap kemajuan suatu

BAB I PENDAHULUAN. Biologi merupakan salah satu bidang IPA yang menyediakan berbagai

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. meliputi keterampilan mengamati dengan seluruh indera, mengajukan

I. PENDAHULUAN. Keseluruhan dalam proses pendidikan di sekolah, pembelajaran merupakan

2015 PEMBELAJARAN BERBASIS PRAKTIKUM UNTUK MENINGKATKAN SIKAP ILMIAH DAN PENGUASAAN KONSEP SISTEM EKSKRESI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. pada semua tingkat perlu terus-menerus dilakukan sebagai antisipasi

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah IPA adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang mahluk hidup, lingkungan, dan interaksinya.

BAB I PENDAHULUAN. bidang sains berada pada posisi ke-35 dari 49 negera peserta. dalam bidang sains berada pada urutan ke-53 dari 57 negara peserta.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Deshinta Nugraheni, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Dalam hal ini melibatkan keterampilan dan penalaran. Untuk. untuk kreatif, percaya diri dan berfikir kritis.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. Memasuki abad ke-21, sistem pendidikan nasional menghadapi tantangan yang

I. PENDAHULUAN. artinya, tujuan kegiatan adalah perubahan tingkah laku, baik yang. segenap aspek organisme atau pribadi. Kegiatan pembelajaran seperti

I. PENDAHULUAN. keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

BAB I PENDAHULUAN. berimplikasi pada semua guru yang memiliki tanggung jawab untuk. atas diantaranya adalah siswa harus memiliki kemampuan dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. memaknai pembelajaran dengan baik (Fauzan, 2012). pengembangan aspek sensori-motorik, afektif, dan nilai-nilai (value).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Prima Mutia Sari, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Putri Siti Alhajjah, 2013

II. TINJAUAN PUSTAKA. Selama proses pembelajaran media sangat diperlukan karena dapat membantu

BAB I PENDAHULUAN. siswa dan komunikasi timbal balik yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk

BAB I PENDAHULUAN. belajar untuk mengamati, menentukan subkompetensi, menggunakan alat dan

Skripsi Oleh: Lilis Rahmawati NIM K

I. PENDAHULUAN. Rumpun ilmu IPA erat kaitannya dengan proses penemuan, seperti yang. dinyatakan oleh BSNP (2006: 1) bahwa Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) atau sains sangat berkaitan erat dengan cara

II. TINJAUAN PUSTAKA. penyalur pesan guna mencapai tujuan pembelajaran. Dalam kegiatan

2014 IDENTIFIKASI KETERAMPILAN PROSES SAINS DAN SIKAP ILMIAH YANG MUNCUL MELALUI PEMBELAJARAN BERBASIS PRAKTIKUM PADA MATERI NUTRISI KELAS XI

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan sistem pendidikan nasional merupakan satu kesatuan utuh

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu masalah yang dihadapi dunia pendidikan kita adalah masih

I. PENDAHULUAN. kaitannya dengan kehidupan sehari-hari. Sains berkaitan dengan cara mencari

DALAM PEMBELAJARAN AKTIF STUDENT CREATED CASE STUDIES

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. studi, menemukan dan mengembangkan produk produk sains, dan sebagai

I. PENDAHULUAN. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan ilmu yang berkaitan dengan cara

PROFIL PERTANYAAN SISWA KELAS XI IPA SMA NEGERI 6 TANJUNGPINANG PADA MATERI SISTEM PERTAHANAN TUBUH BERDASARKAN QUESTION CATEGORY SYSTEM FOR SCIENCE

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. IPA (sains) pada hakekatnya terdiri atas tiga komponen, yaitu produk,

TINJAUAN PUSTAKA. (a) pandangan dari samping (wajah orang), (b) lukisan (gambar) orang dr

BAB I PENDAHULUAN. terhadap keberhasilan belajar siswa. Belajar yang efektif dapat membantu siswa

BAB I PENDAHULUAN. biologi belum secara maksimal diterapkan, terutama dalam pengembangan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. terbuka, artinya setiap orang akan lebih mudah dalam mengakses informasi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsipprinsip

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembelajaran biologi penguasaan konsep-konsep biologi sangat

BAB I PENDAHULUAN. Praktikum biologi merupakan kegiatan yang tidak dapat dipisahkan dalam

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Kurikulum 2013 lebih menekankan pada pembelajaran dengan memperkuat

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) dan Ilmu Pengetahuan dan

I. PENDAHULUAN. dianamis dan sarat perkembangan. Oleh karena itu, perubahan atau. dengan perubahan budaya kehidupan. Perubahan dalam arti perbaikan

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan kualitas pendidikan merupakan masalah yang harus diselesaikan

I. PENDAHULUAN. Pembelajaran adalah suatu proses interaksi yang kompleks dan mengandung

I. PENDAHULUAN. demikian akan menimbulkan perubahan dalam dirinya yang. memungkinkannya untuk berfungsi secara menyeluruh dalam kehidupan

dari proses maupun hasil pendidikan (Trianto, 2010:7-8).

BAB I PENDAHULUAN. yang terjadi, tidak memungkinkan bagi guru bertindak sebagai satu-satunya

BAB I PENDAHULUAN. pihak dapat memperoleh informasi dengan cepat dan mudah dari berbagai

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran yang membangun spirit kewirausahaan. bidang ilmu biologi sering disebut dengan bioentrepreneurship.

BAB I PENDAHULUAN. berlandaskan pada kurikulum satuan pendidikan dalam upaya meningkatkan. masyarakat secara mandiri kelak di kemudian hari.

Hasil belajar biologi siswa ditinjau dari penggunaan berbagai metode mengajar dengan pendekatan discovery

BAB I PENDAHULUAN. Mata pelajaran biologi sangat erat kaitannya dalam kehidupan seharihari.

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan kurikulum KTSP (2006) saat ini siswa dituntut untuk dapat

2014 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD TERHADAP KETERAMPILAN BERKOMUNIKASI TULISAN DAN PENGUASAAN KONSEP SISTEM EKSKRESI SISWA KELAS XI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. nantinya dapat mempengaruhi terhadap hasil belajar siswa di sekolah.

BAB I PENDAHULUAN. peserta didik dan mata pelajaran melalui pendekatan sciencetific learning

I. PENDAHULUAN. waktu. Model-model pembelajaran konvensional kini mulai ditinggalkan

BAB I PENDAHULUAN. yang diungkapkan oleh Piaget (Carin, 2000) yang mengemukakan tentang cara

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Mata pelajaran biologi merupakan salah satu mata pelajaran yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada Kurikulum 1994 Sekolah Dasar maupun Sekolah Menengah menekankan penggunaan pendekatan keterampilan proses dalam pengajaran IPA (Rustaman et al., 2005). Pendidikan IPA menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi agar peserta didik menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah. Pendidikan IPA diarahkan untuk mencari tahu dan berbuat sehingga dapat membantu peserta didik untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang dirinya sendiri dan alam sekitar (BNSP, 2006: 451). Biologi sebagai salah satu bidang IPA menyediakan berbagai pengalaman belajar untuk memahami konsep dan proses sains. Keterampilan proses ini meliputi keterampilan mengamati, mengajukan hipotesis, menggunakan alat dan bahan secara baik dan benar dengan selalu mempertimbangkan keamanan dan keselamatan kerja, mengajukan pertanyaan, menggolongkan dan menafsirkan data serta mengkomunikasikan hasil temuan secara lisan atau tertulis, menggali dan memilah informasi faktual yang relevan untuk menguji gagasan-gagasan atau memecahkan masalah sehari-hari (BNSP, 2006: 451). Dalam kehidupan sehari-hari tanpa disadari keterampilan proses tersebut dilakukan oleh siswa. Misalnya dalam proses pembelajaran dengan menggunakan metode praktikum siswa melakukan pengamatan, membuat hipotesis, menggunakan alat dan bahan secara baik dan benar dengan selalu mempertimbangkan keamanan dan keselamatan kerja dengan pengawasan dari pendidik, mengajukan pertanyaan, menggolongkan dan menafsirkan data serta mengkomunikasikan hasil pengamatan secara lisan atau tertulis. Pembelajaran Biologi di SMA mengandung beberapa materi yang bersifat abstrak dan beberapa konsep yang termasuk proses-proses fisiologis. Materi 1

2 pembelajaran Biologi sangat berhubungan dengan lingkungan dan kehidupan sehari-hari misalnya, materi sistem ekskresi. BNSP (2006: 456) menyatakan analisis materi yang akan disampaikan dalam pembelajaran mengacu pada standar kompetensi dan kompetensi dasar yang tercantum dalam kurikulum. Materi sistem ekskresi merupakan salah satu konsep yang harus disampaikan kepada siswa SMA kelas XI semester genap. Standar kompetensi pada konsep sistem ekskresi adalah menjelaskan struktur dan fungsi organ manusia dan hewan tertentu, kelainan dan atau penyakit yang mungkin terjadi serta implikasinya yang Salingtemas. Kompetensi dasar pada konsep sistem ekskresi adalah menjelaskan keterkaitan antara struktur, fungsi dan proses serta kelainan atau penyakit yang terjadi pada sistem ekskresi pada manusia dan hewan (misalnya pada ikan dan serangga). Dilihat dari kompetensi dasar tersebut siswa dituntut tidak hanya menjelaskan saja, tetapi siswa juga dituntut dalam mengidentifikasi struktur dan fungsi pada sistem ekskresi serta mengidentifikasi proses-proses fisiologis dalam sistem ekskresi, mengidentifikasi kandungan urin dan mengamati sistem ekskresi hewan dan salah satunya dapat menutut keterampilan siswa untuk melakukan suatu pengujian. Pada sistem ekskresi manusia dapat dilakukan dengan pengujian pada urin manusia. Untuk membuktikan mengenai kandungan yang terdapat pada urin dan mengidentifikasi kelainan atau penyakit pada sistem ekskresi manusia yang berkaitan dengan struktur dan fungsi dari organ-organ ekskresi manusia. Berdasarkan hasil observasi di sekolah, guru sering menggunakan sistem teacher centered yang berupa ceramah dalam menyampaikan materi. Hal ini dapat menghambat siswa untuk memahami materi sistem ekskresi dilihat dari karakteristiknya yang berhubungan dengan proses-proses fisiologis. Dalam mengatasi hal tersebut, guru dapat menggunakan metode lain yang dapat membuat siswa lebih memahami materi sistem ekskresi. Salah satu metode yang dapat digunakan dengan karakteristik materi yang merupakan proses-proses fisiologis yaitu metode praktikum. Menurut Woolnough dan Allsop (dalam Rustaman, et al., 2003) kegiatan praktikum menunjang materi pelajaran,

3 membantu siswa untuk menemukan teori dan membuktikan teori. Praktikum juga dapat membentuk ilustrasi bagi konsep dan prinsip Biologi. Dengan menggunakan metode praktikum dalam pembelajaran dapat melatih siswa mengkomunikasikan hasil pengamatannya dan dapat menghubungkan hasilhasil pengamatan, menemukan pola dalam suatu seri pengamatan dan menyimpulkan berdasarkan hasil praktikum yang telah dilakukan. Komunikasi pada hakikatnya adalah suatu proses sosial, yaitu sesuatu yang berjalan antar manusia. Rustaman et al., (2005) menyatakan mengkomunikasikan sesuatu adalah suatu cara bagi seseorang untuk mengekspresikan atau menyatakan berbagai perasaan atau pemikiran. Berkomunikasi dapat membantu dalam proses penyusunan pikiran, menghubungkan suatu gagasan dengan gagasan lain. Komunikasi juga memungkinkan untuk memperoleh informasi atau gagasan - gagasan baru yang dapat membantu memahami suatu permasalahan dengan baik. Penelitian yang berkaitan dengan kemampuan komunikasi dan interpretasi sebelumnya pernah dilakukan Lina (2010) dengan judul Profil Kemampuan Komunikasi Dan Interpretasi Siswa SMA Berdasarkan Gender Pada Konsep Sistem Sistem Reproduksi Manusia. Hasilnya menunjukan gender tidak berpengaruh terhadap kemampuan komunikasi dan interpretasi hasilnya tidak berbeda signifikan antara siswa laki-laki dan siswa perempuan. Profil merupakan gambaran seseorang, lembaga, organisasi, benda ataupun wilayah. Profil dapat menggambarkan seseorang atau lembaga secara umum (Kemhan, 2014). Dalam penelitian ini profil keterampilan berkomunikasi dan interpretasi siswa SMA pada konsep sistem ekskresi berupa data yang dapat menggambarkan profil keterampilan berkomunikasi dan interpretasi yang dimiliki siswa yang menjadi sampel penelitian. Berdasarkan latar belakang di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang keterampilan berkomunikasi dan interpretasi siswa SMA sehingga penelitian ini berjudul Profil Keterampilan Berkomunikasi Dan Interpretasi Siswa SMA Pada Konsep Sistem Ekskresi Melalui Praktikum.

4 B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, masalah yang diteliti dirumuskan sebagai berikut : Bagaimanakah profil keterampilan berkomunikasi dan interpretasi siswa SMA pada konsep sistem ekskresi melalui praktikum? Permasalahan diatas dapat dirumuskan dalam pertanyaan penelitian sebagai berikut : 1. Bagaimanakah kemampuan berkomunikasi siswa setelah melakukan praktikum konsep sistem ekskresi? 2. Bagaimanakah kemampuan interpretasi siswa setelah melakukan praktikum konsep sistem ekskresi? 3. Bagaimanakah respon siswa terhadap berbagai hal yang berhubungan dengan pembelajaran melalui praktikum uji urin? C. Batasan Masalah Agar permasalahan yang diteliti tidak terlalu luas, maka dibuat batasan masalah sebagai berikut: 1. Keterampilan berkomunikasi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah berkomunikasi secara tertulis. Indikator keterampilan berkomunikasi yang diteliti meliputi, menggambarkan data empiris hasil percobaan atau pengamatan dengan tabel, membuat grafik hasil pengamatan, menjelaskan hasil percobaan atau penelitian dan membaca gambar. 2. Keterampilan interpretasi yang diteliti adalah menghubungkan hasil-hasil pengamatan, menemukan pola dalam suatu seri pengamatan dan membuat kesimpulan. 3. Materi yang akan menjadi pokok bahasan dalam pembelajaran selama penelitian berlangsung adalah sistem ekskresi pada manusia yaitu, ginjal yang

5 meliputi keterkaitan struktur, fungsi, dan proses serta kelainan atau penyakit pada sistem ekskresi manusia. 4. Praktikum yang dilakukan yaitu praktikum uji kandungan urin meliputi, uji kandungan ph, amonia, klorida dan glukosa. D. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan memperoleh gambaran dan informasi tentang keterampilan berkomunikasi dan keterampilan interpretasi siswa SMA pada konsep sistem ekskresi setelah melakukan praktikum uji urin. E. Manfaat Penelitian 1. Bagi Siswa a. Memberikan informasi pada siswa tentang kemampuan berkomunikasi dan interpretasi yang dimilikinya. b. Sebagai bahan kajian untuk lebih memotivasi siswa dalam meningkatkan keterampilan berkomunikasi dan interpretasi. c. Melatih kemampuan berkomunikasi dan interpretasi. d. Memberikan pengalaman belajar secara langsung pada siswa yang melibatkan keterampilan - keterampilan kognitif atau intelektual, manual dan sosial. e. Meningkatkan pemahaman siswa pada konsep ekskresi melalui praktikum uji urin. 2. Bagi Guru

6 a. Sebagai informasi tentang praktikum dapat dijadikan sebagai metode pembelajaran pada konsep sistem ekskresi dilihat dari karakteristiknya yang berhubungan dengan proses - proses fisiologis. b. Memberikan informasi profil keterampilan berkomunikasi dan interpretasi siswa melalui praktikum. c. Dapat menjadi sumber informasi untuk menambah ilmu pengetahuan mengenai keterampilan berkomunikasi dan interpretasi. 3. Bagi Peneliti Lain a. Kekurangan yang dihadapi dalam penelitian ini, dapat dijadikan salah satu rujukan untuk penelitian profil keterampilan berkomunikasi dan interpretasi siswa melalui praktikum terhadap pokok bahasan yang berbeda. b. Memberikan gambaran tentang kemampuan berkomunikasi dan interpretasi Siswa SMA pada konsep sistem ekskresi melalui praktikum.