A. Pekerjaan Instalasi Air Kotor. 1. Mengenal Pekerjaan Instalasi Air Kotor Sistem pembuangan air kotor adalah system pembuangan untuk air buangan yang berasal dari kloset, urinal, bidet, dan air buangan yang mengandung kotoran manusia dari alat plambing lainnya (black water). Sistem pembuangan air bekas adalah system pembuangan untuk air buangan yang berasal dari bathtub, wastafel, sink dapur dan lainnya (grey water). Untuk suatu daerah yang tidak tersedia riol umum yang dapat menampung air bekas, maka dapat di gabungkan ke instalasi air kotor terlebih dahulu. Sistem pembuangan air hujan sistem pembuangan air hujan harus merupakan system terpisah dari system pembuangan air kotor maupun air bekas, karena bila di campurkan sering terjadi penyumbatan pada saluran dan air hujan akan mengalir balik masuk ke alat plambing yang terendah. Sistem air buangan khusus sistem pembuangan air yang mengandung gas, racun, lemak, limbah pabrik, limbah rumah sakit, pemotongan hewan dan lainnya yang bersifat khusus. Gambar 2.4. Instalasi Air Kotor 2. Faktor Penunjang Perencanaan Instalasi Air Kotor a. Cara Pengaliran Pembuangan Air Kotor Sistem gravitasi air buangan mengalir dari tempat yang lebih tinggi ke tempat yang lebih rendah secara gravitasi ke saluran umum yang letaknya lebih rendah.
Gambar 2.5. Skema system pembuangan grafitasi Sistem bertekanan adalah sistem yang menggunakan alat (pompa) karena saluran umum letaknya lebih tinggi dari letak alat plambing, sehingga air buangan di kumpulkan terlebih dahulu dalam suatu bakpenampungan, kemudian di pompakan keluar ke roil umum. Sistem ini mahal, tetapi biasa di gunakan pada bangunan yang mempunyai alat alat plambing di basement pada bangunan tinggi / bertingkat banyak. Gambar 2.6. Pipa venpada system pembuangan b. Bagian-bagian Sistem Pembuangan 1). Alat alat plambing yang di gunakan untuk pembuangan seperti bathtub,wastafel, bak bak cuci piring, cuci pakaian, kloset, urinal, bidet, dsb. 2). Pipa pipa pembuangan. 3). Pipa ven.
4). Perangkap dan penangkap ( interceptor ). 5). Bak penampung dan tangki septic. 6). Pompa pembuangan. c. Pipa Perangkap Pembuangan 1). Perangkap yang di pasang pada alat plambing dan pipa pembuangan, dan Gambar 2.7. Saluran Pipa Perangkap Pembuangan 2). Perangkap yang menjadi satu dengan alat plambing. Gambar 2.8. Perangkap dengan plambing Pipa pipa yang berfungsi sebagai pipa pembuangan harus memiliki ukuran pipa yang sama atau lebih besar dengan ukuran lubang keluar pipa perangkap alat plambing dan untuk mencegah efek sifon pada air yang ada dalam perangkap. Jarak tegak dari ambang puncak perangkap sampai pipa mendatar di bawahnya tidak
lebih dari 60 cm. Gambar 2.9. Saluran Pipa Perangkap Pembuangan d. Persyaratan Pipa Perangkap 1). Penangkap yang sesuai harus dipasang sedekat mungkin dengan alat plambing yang di layaninya, dengan maksud agar pipa pembuangan yang mungkin mengalami gangguan sependek mungkin. 2). Konstruksinya harus mudah dibersihkan, dilengkapi dengan tutup yang mudah dibuka dan letak dari penangkap dalam ruang sedemikian rupa sehingga sampah dari penangkap mudah dibuang keluar ruang. 3). Konstruksi penangkap harus mampu secara efektif memisahkan. 3. Tangki septic dan rembesan Tangki septic sebenarnya serupa saja dengan bak penampungan air kotor, tetapi lebih ditujukan penggunannya untuk menampung air kotor buangan dari bangunan ditempat yang tidak terjangkau oleh riol umum/kota. Prinsip kerja dari tangki septik adalah mengolah dan memisahkan antara air dengan kotoran dengan cara pengendapan. Pengolahan dilakukan oleh bakteri anaerobic yang meru bah kotoran baku menjadi Lumpur. Air hasil pemisahan (70% lebih bersih) dialirkan keluar secara gravitasi dan diresapkan ketanah, sedangkan hasil endapan (Lumpur) harus dibuang secara berkala dengan bantuan layanan mobil tangki air kotor pemerintah setempat. Dengan demikian tangki septic biasanya terletak diluar bangungan (mudah dicapai mobil tangki) dan tidak ada peralatan pompa yang dipasangkan. Gambar 2.10. Sistem pembuangan dengan tangki septictank
Gambar 2.11. Komponen sistem pembuangan Gambar 2.12. Syarat jarak komponen system tangki septictank 4. Langkah Kerja Instalasi Air Kotor a. Buatlah gambar sederhana rancangan instalasi air kotor rumah. b. Hitunglah kebutuhan pipa PVC dan jenis sambungan yang dibutuhkan. c. Potong pipa PVC ke dalam aneka ukuran yang dibutuhkan.
d. Pasang alat alat plambing disetiap tempat yang telah ditentukan seperti bathtub, kloset, urinal, dan bidet dikamar mandi, kemudian bak cuci dapur, bak cuci pakaian ditempat cuci pakaian, dan juga wastafel di tempat tempat yang telah ditentukan e. Pasang sambungan keluar alat plambing untuk penyaluran air kotor ke ambang perangkap sesuai dengan alat plambing masing-masing berbeda alat plambing maka berbeda juga jenis yang digunakan. f. Rakitlah tahap demi tahap semua pipa pembuangan dan pipa ven yang telah dipotong sesuai ukuran, sesuai rancangan pada gambar kemudian letakkan pada daerah yang sudah ditentukan, g. Jika perakitan di pasang dibawah tanah maka harus dilakukan penggalian menggunakan cangkul atau sekop untuk instalasi pipa terlebih dahulu, dan jika instalasi diletakkan didalam dinding maka dilakukan pembongkaran dinding terlebih dahulu. h. Untuk menyambung pipa dengan sambungan pipa, caranya oleskan lem pipa pada ujung pipa yang akan dimasukkan pada sambungan, lalu masukkan dalam sambungan pipa. Setelah pipa pipa selesai disambung pasang ke system pembuangan kemudian dipasangkan ke sumur resapan / tangki septictank. i. Setelah sudah dipasang pada septcitank selanjutnya di pasang pipa menuju kotak distribusi yang disalurkan ke pipa resapan atau menggunakan sumur resapan dari beton prefabrikasi untuk di buang. j. Setelah pipa dan alat alat terpasang jika dilakukan penginstalan didalam tanah maka dilakukakan penutupan kembali dengan tanah ataupun dicor dan diberi penutup lantai, jika didalam tembok maka di tutup kembali dengan dicor menggunakan beton dan jangan lupa untuk mengecek apakah ada kebocoran atau sudah baik. 5. Perawatan Pipa Air Kotor a. Metode Pembersihan Pipa dengan Rigid System Metode seperti ini juga sudah agak lama diaplikasikan dalam pembersihan pipa, namun teknologinya juga telah semakin berkembang, metode rigid ini adalah dengan memasukkan kawat spiral, kemudian kawat spiral tersebut dimasukkan sambil diputar-putar, dengan diputar-putarnya rigid tersebut maka
kerak/lumut dalam pipa akan terlepas dari dinding pipa sehingga pipa menjadi bersih. Namun kelemahan dari sistem rigid ini adalah apabila ada sambungan pipa berbentuk T maka pada titik tersebut akan dibongkar dinding/lantai yang ada sambungan T tersebut, tentunya hal tersebut akan memerlukan waktu yang lama, dan akan merusak keindahan dinding/lantai rumah anda. anda harus cat ulang dinding tersebut, harus mengganti keramik yang telah pecah terkena bobokan pipa tersebut. pastinya akan sangat susah untuk menyamakan warna cat dan motif keramik yang pecah tersebut, mengingat keramik yang telah kita beli 5 tahun yang lalu, pasti tidak akan ada motif yang sama apabila kita membelinya sekarang. Metoda Rigid system ini paling banyak diaplikasikan untuk pembersihan instalasi air kotor/air buangan dari westafel/kitchen sink. b. Metode Pembersihan Pipa dengan Flushing Metode Flushing umumnya banyak dilakukan di proyek-proyek konstruksi pada saat kontraktor plumbing akan test commisioning, hal ini dilakukan untuk membersihkan sisa-sisa kotoran semen/pasir yang terdapat dalam pipa. metode flushing dilakukan dengan menyemprotkan air atau udara bertekanan kedalam instalasi pipa, sehingga memaksa sisa-sisa kotoran semen/pasir/lumut dalam pipa dapat keluar. cara seperti ini cukup efektif untuk pipa-pipa instalasi baru, apabila pipa anda telah terpasang lama tentunya akan sangat beresiko kebocoran/pecah pipa instalasi dirumah anda. Metode flusing juga BANYAK dipakai oleh Jasa pembersihan pipa lain, yaitu dengan memberikan tekanan angin pada pipa pipa instalasi dengan posisi semua kran ditutup dan pada tekanan 8 bar salah satu kran dibuka untuk mengeluarkan kerak pipa, setelah setelai lalu ke kran berikutnya, metode ini HANYA mengeluarkan kerak terlunak saja, karena kerak yang dikeluarkan hanya keluar akibat perubahan efek tekanan air dalam pipa saja sehingga hanya kerak terlunak saja yang bisa dikeluarkan, kira-kira 30-40% kerak pipa saja yang bisa dibersihkan/keluarkan. dan teknis pembersihannya biasanya hanya membersihkan pipa antar titik kran saja, bukan dibersihkan dari sumber utamanya (toren/pompa) ke instalasi tiap tiap titik kran. c. Metode Pembersihan Pipa dengan Hydro Dynamic Sistem.
Metode ini yang digunakan indocleanpipe. metode ini hampir sama dengan metode flushing, hanya saja metode ini menggunakan 2 media : air dan udara menjadi satu kesatuan, dengan mesin C-Box mampu menciptakan 4 type gelombang/pusaran air dalam pipa dengan bentuk pusaran air yang bertekanan tinggi, sehingga kerak/lumut dan sumbatan pipa dikikis sedikit demi sedikit oleh gelombang tersebut dan dipaksa keluar melalui kran-kran yang kita buka, 4 Pola Gelombang tersebut Seperti gambar dibawah ini. Gambar 2.14. Cleaning mode Hydro Dynamic metode pembersihan dengan hydro dynamic sistem ini hanya memerlukan waktu 3 sampai 4 jam untuk membersihkan pipa 1 rumah dengan 3-4 kamar mandi. dan metode ini mampu membersihkan hingga lebih dari 95% kerak dalam pipa, karena jika kita asumsikan 100% itu berarti kondisi pipa 100% baru, Gambar 2.15. hasil pembersihan