BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. terutama pada penguasaan dan pengembangan disiplin ilmu pengetahuan,

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. bangsa, juga memiliki intelektual akademik yang baik demi menghadapi era

BAB I PENDAHULUAN. pada setiap individu tanpa memandang usia, jenis kelamin, atau statusnya sebagai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menggunakan waktu dengan efektif sehingga efisiensi waktu menjadi sangat penting

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kemampuan untuk membagi waktunya dengan baik dalam menyelesaikan

BAB I PENDAHULUAN. Mahasiswa adalah murid pada pendidikan tinggi dan memulai jenjang. kedewasaan (Daldiyono, 2009). Mahasiswa digolongkan pada tahap

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dapat menjadi generasi-generasi yang tangguh, memiliki komitmen terhadap

HUBUNGAN ANTARA PEMALASAN SOSIAL DENGAN PROKRASTINASI AKADEMIK. S K R I P S I Untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam mencapai derajat Sarjana S-1

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. hari esok untuk menyelesaikannya. Menunda seakan sudah menjadi kebiasaan

1.1 Latar Belakang. Hubungan Antara..., Bagus, Fakultas Psikologi 2016

BAB. I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. tugas. Terkadang manusia merasa semangat untuk melakukan sesuatu namun

2014 GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB PROKRASTINASI AKAD EMIK D ALAM MENYELESAIKAN SKRIPSI PAD A MAHASISWA PSIKOLOGI UPI

BAB I PENDAHULUAN. Mahasiswa merupakan masa yang memasuki masa dewasa, pada masa tersebut

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Mahasiswa merupakan suatu tahapan pendidikan formal yang menuntut

BAB I PENDAHULUAN. Pada zaman sekarang, pendidikan merupakan salah satu sarana utama dalam

BAB I PENDAHULUAN. dunia pendidikan. Perguruan Tinggi sebagai salah satu jenjang pendidikan di

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang mengutamakan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi ini, setiap orang dituntut untuk memiliki keahlian

BAB I PENDAHULUAN. masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, serta cakupan dan batasan masalah.

BAB I PENDAHULUAN. Mahasiswa adalah label yang diberikan kepada seseorang yang sedang menjalani

BAB I PENDAHULUAN. segala bidang dan karenanya kita dituntut untuk terus memanjukan diri agar bisa

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa kanak-kanak menuju

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dan siswa sering melakukan prokrastinasi tugas-tugas akademik. Burka dan Yuen

HUBUNGAN ANTARA REGULASI DIRI DANGAN PROKRASTINASI MENYELESAIKAN TUGAS PADA ASISTEN MATA KULIAH PRAKTIKUM NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia yang berkualitas. Sebuah pendidikan terjadi proses belajar

BAB I PENDAHULUAN. karena pada dasarnya belajar merupakan bagian dari pendidikan. Selain itu

sendiri seperti mengikuti adanya sebuah kursus suatu lembaga atau kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. yaitu untuk mewujudkan masyarakat yang lebih baik.tidak dipungkiri lagi

BAB I PENDAHULUAN. Mahasiswa merupakan salah satu bagian atau unsur dari universitas atau

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. waktu yang dimiliki. Artinya, seseorang menyelesaikan pekerjaan di bawah waktu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dan dapat bertanggung jawab di dunia sosial. Mengikuti organisasi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sekolah tertentu. Siswa SMP dalam tahap perkembangannya digolongkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. diharapkan Indonesia bisa lebih tumbuh dan berkembang dengan baik disegala

BAB I PENDAHULUAN. Masa kini semakin banyak orang menyadari arti pentingnya pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. dunia kerja nantinya. Perguruan Tinggi adalah salah satu jenjang pendidikan setelah

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan. Pendidikan merupakan salah satu syarat tercapainya Sumber Daya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. maju dan akhiran crastinus yang berarti keputusan hari esok. Jadi prokrastinasi

BAB I PENDAHULUAN. Tuntutlah ilmu setinggi bintang di langit, merupakan semboyan yang

BAB I PENDAHULUAN. juga merupakan calon intelektual atau cendikiawan muda dalam suatu

BAB 1 PENDAHULUAN. Setiap harinya manusia dihadapkan dengan berbagai macam tugas, mulai

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan sekolah, terutama di kalangan mahasiswa. Berdasarkan hasil

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 1. Pengertian Prokrastinasi Akademik.

HUBUNGAN SELF EFFICACY DENGAN PROKRASTINASI AKADEMIK PADA MAHASISWA FAKULTAS PSIKOLOGI KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI UNIKA SOEGIJAPRANATA SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Siti Solihah, 2015

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. non-formal dan informal. Setiap jenis pendidikan tersebut memiliki tujuan yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. mengembangkan kualitas produknya. Karyawan merupakan harta terpenting bagi

BAB II LANDASAN TEORI. Pada Bab ini akan dibahas beberapa landasan teori sebagai dasar untuk melihat

BAB I PENDAHULUAN. Fakultas Psikologi merupakan salah satu Fakultas yang berada di

BAB 1 PENDAHULUAN. di perguruan tinggi dengan jurusan tertentu. Mahasiswa diharapkan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. Istilah procrastination berasal dari bahasa latin procrastinare dengan

BAB I PENDAHULUAN. satunya adalah perannya sebagai seorang mahasiswa. Banyak sekali

BAB I PENDAHULUAN. yang membedakan dengan makhluk lainnya. Kelebihan yang dimiliki manusia

BAB I PENDAHULUAN. yang tertuang dalam Undang- undang Republik Indonesia No. 20 tahun tentang Sistem Pendidikan Nasional, pasal 3 yaitu :

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. penilaian bahkan sampai pada penulisan tugas akhir. Cheating merupakan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dan akhiran crastinus yang berarti keputusan hari esok. Jika

BAB I PENDAHULUAN. informal (seperti pendidikan keluarga dan lingkungan) dan yang terakhir adalah

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah Menengah Atas (SMA) adalah salah satu bentuk pendidikan formal yang

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. mengerjakan tugas-tugas studi, baik itu yang bersifat akademis maupun non

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. siswa. Menurut Sarwono (1978) mahasiswa adalah setiap orang yang secara resmi

HUBUNGAN ANTARA KONTROL DIRI DENGAN PROKRASTINASI AKADEMIK PADA SISWA SMA NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini perguruan tinggi di Bandung sudah sangat banyak, sehingga

BAB I PENGANTAR. A. Latar Belakang Masalah. Pada awal abad ke-21 ini, telah memasuki suatu rentangan waktu yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. oleh dinamika-dinamika untuk mengakarkan diri dalam menghadapi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Riska Tyas Perdani, 2015

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan menengah. Tujuan pendidikan perguruan tinggi ialah untuk

BAB I PENDAHULUAN. perilaku prokrastinasi itu sendiri membawa dampak pro dan kontra terhadap

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. bidang akademik, dimana hasil akhir pendidikan dapat mempengaruhi masa depan seseorang

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan sumber daya manusia di Indonesia. Oleh sebab itu, sekarang ini

BAB I PENDAHULUAN. kata, mahasiswa adalah seorang agen pembawa perubahan, menjadi seorang

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Andalas dengan beban sebesar empat satuan kredit semester (SKS),

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Hampir semua Universitas mewajibkan mahasiswa untuk menyusun

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Bandura self efficacy adalah kepercayaan individu pada kemampuannya untuk

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran Subyek Penelitian Berdasarkan Jenis Kelamin

HUBUNGAN ANTARA MANAJEMEN DIRI DENGAN PROKRASTINASI KERJA PADA PEGAWAI NEGERI SIPIL SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. Perguruan Tinggi atau Institut dalam era globalisasi saat ini memiliki

LAMPIRAN. PDF created with FinePrint pdffactory Pro trial version

[ISSN VOLUME 3 NOMOR 2, OKTOBER] 2016

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kancah psikologi, fenomena prokrastinasi merupakan istilah lain dari

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan formal di Indonesia setelah lulus Sekolah Dasar (SD). Di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sebagai Universitas yang memiliki semboyan Wacana Keilmuan dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dyah Kusuma Ayu Pradini, 2014

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Universitas Bina Nusantara yang sedang mengerjakan skripsi. Penyebaran

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. dilakukan terus menerus sepanjang hidup manusia baik secara formal maupun

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensinya semaksimal mungkin. Oleh. berharap agar sekolah dapat mempersiapkan anak-anak untuk menjadi warga

2016 PROFIL PROKRASTINASI AKADEMIK SISWA BERDASARKAN TEORI ENAM TIPE PROKRASTINASI DAN IMPLIKASINYA BAGI PENGEMBANGAN PROGRAM BIMBINGAN

BAB 1 PENDAHULUAN. oleh kedua orang tuanya untuk mengikuti pembelajaran yang diselenggarakan di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENGANTAR. A. Latar Belakang Masalah. Mahasiswa di Indonesia sebagian besar masih berusia remaja yaitu sekitar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 2005: 11). Unsur-unsur dalam dakwah adalah subjek (da i), objek (mad u), materi,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Baik itu tuntutan dari orang tua yang ingin segera melihat putra-putrinya

BAB I PENDAHULUAN. menjalani jenjang pendidikan di universitas atau sekolah tinggi (KBBI, 1991). Dalam

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berdasarkan Keputusan Menteri Pendidikan Nasional RI Nomor 178/U/2001, akademik merupakan sebuah penyampaian ilmu yang diarahkan terutama pada penguasaan dan pengembangan disiplin ilmu pengetahuan, teknologi, dan/atau seni tertentu, yang mencakup program pendidikan. Program Pendidikan Akademik adalah program pendidikan yang diarahkan terutama pada penguasaan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni. Program Pendidikan Akademik terdiri dari Program Sarjana, Program Magister, dan Program Doktor (Andarini dan Fatma, 2013). Pendidikan merupakan proses mendidik dengan tujuan menciptakan seseorang yang berkualitas dan berkarakter, sehingga memiliki harapan untuk mencapai cita-cita. Pendidikan tinggi memiliki tuntutan akademis dan tuntutan non-akademis yang berbeda. Pada sisi akademis, mahasiswa memperoleh kebebasan untuk menetapkan target sendiri dalam belajar, menentukan kapan akan lulus, mata ajaran yang akan diambil, dan waktu belajar. Selain itu ia memiliki kebebasan untuk memilih kegiatan kemahasiswaan yang akan diikuti. Namun ia juga dituntut untuk bertanggung-jawab atas pilihan dan tindakannya dengan pengajar/dosen berperan sebagai fasilitator. Sedangkan pada sisi nonakademis, mahasiswa dituntut untuk mampu berinteraksi dengan rekan-rekan yang heterogen pada sisi usia, minat, dan kebutuhan (Tim OBM, 2008). 1

2 Mahasiswa adalah pembelajar aktif dan kritis yang dituntut untuk mampu mengatur diri dan waktunya serta menyelesaikan persoalan yang ia temui. Mahasiswa juga diharapkan mampu bekerjasama dengan rekan-rekannya agar dapat berkolaborasi dalam mengikuti proses pembelajaran. Selain mampu bekerjasama, mahasiswa diharapkan mampu belajar secara mandiri. Hal ini mulai dari merencanakan (menentukan tujuan, target, strategi dan waktu) belajar, menentukan sumber belajar yang akan digunakan, sampai menjalankan rencana tersebut secara teratur. Mahasiswa juga diharapkan mampu bertahan mengerjakan tugas dan mengatasi hambatan yang ditemui tanpa mengandalkan bimbingan dan dukungan dari pihak lain yang berlebihan (Tim OBM, 2008). Salah satu kriteria mahasiswa yang berhasil adalah yang memiliki kemampuan manajerial waktu yang baik dan memiliki batas waktu untuk setiap pengerjaan tugasnya (Martin dan Osborne dalam Tim OBM, 2008). Memasuki era teknologi dan globalisasi, manusia dituntut untuk dapat menggunakan waktu dengan efektif sehingga efisiensi waktu menjadi sangat penting. Namun sampai sekarang masih dijumpai ketidaksiapan dalam melaksanakan tuntutan tersebut. Mengulur waktu dan melakukan penundaan terhadap tugas dan kewajiban adalah salah satu ketidaksiapan yang masih terjadi sekarang. Karakteristik utama belajar di Perguruan Tinggi adalah kemandirian. Mahasiswa dituntut untuk lebih banyak belajar sendiri, mencari sumber belajar dan buku-buku sendiri, tanpa banyak diatur, diawasi dan dikendalikan oleh dosen-

3 dosennya. Untuk itu mahasiswa harus siap mental menghadapi kesulitan dan hambatan-hambatan belajar. Seorang mahasiswa yang mempunyai kesulitan dalam menyeimbangkan kemampuan menghadapi perkuliahannya akan mengalami keterlambatan, ataupun gagal dalam menyelesaikan tugas sesuai batas waktu yang telah di tentukan. Mahasiswa yang mengalami hal tersebut dikatakan sebagai seorang yang melakukan penundaan. Sehingga penundaan dapat dikatakan sebagai salah satu perilaku yang tidak efisien dalam menggunakan waktu dan adanya kecenderungan untuk tidak segera memulai suatu kerja ketika menghadapi suatu tugas. Perilaku menunda dalam kajian ilmu psikologi disebut dengan istilah prokrastinasi. Menurut Ghufron (dalam Andarini dan Fatma, 2013) prokrastinasi merupakan suatu penundaan atau kecenderungan menunda-nunda memulai suatu pekerjaan, namun prokrastinasi juga bisa dikatakan sebagai penghindaran tugas dan ketakutan untuk gagal mengerjakan tugas. Penundaan juga bisa mengakibatkan seseorang kehilangan kesempatan dan peluang yang datang. Masalah prokrastinasi perlu ditangani dengan harapan agar perilaku prokrastinasi tidak mengganggu perilaku dan aktivitas mahasiswa dalam menghadapi perkuliahannya. Burka dan Yuen (1983) mengemukakan bahwa prokrastinasi terjadi pada setiap individu tanpa memandang usia, jenis kelamin, atau statusnya sebagai pekerja atau pelajar. William memperkirakan bahwa 90% mahasiswa dari perguruan tinggi telah menjadi seorang prokrastinator, 25% adalah orang suka

4 menunda-nunda kronis dan mereka adalah pada umumnya berakhir mundur dari perguruan tinggi. Senada dengan penelitian tersebut, peneliti melakukan pengambilan data awal terhadap 10 orang asisten mata kuliah praktikum di Universitas Muhammadiyah Surakarta. Pengambilan data awal dilakukan pada tanggal 25-26 Maret 2015. Tujuan dari pengambilan data awal ini adalah untuk mengetahui berapa orang asisten yang melakukan prokrastinasi, saat apa asisten melakukan prokrastinasi, alasan asisten melakukan prokrastinasi, dan kegiatan apa yang dilakukan asisten saat mereka memilih untuk menunda pekerjaannya. Hasil data awal disebutkan bahwa 100% asisten yang ditanya pernah melakukan prokrastinasi dalam mengerjakan tugas. Asisten dalam melakukan prokrastinasi didapatkan hasil bahwa 30% dengan alasan bad mood, 50% dengan alasan banyak memiliki kegiatan lain, dan 20% dengan alasan karena mereka merasa masih banyak memiliki waktu luang. Hasil perolehan data mengenai alasan asisten melakukan prokrastinasi, didapatkan hasil bahwa 50% menyebutkan merasa malas saat akan mengerjakan tugas tersebut, dan 50% lainnya menyebutkan alasannya karena masih ada pekerjaan lain yang harus diselesaikan. Selain itu, untuk perolehan data dari kegiatan yang dilakukan asisten saat memilih untuk menunda mengerjakan tugas didapatkan hasil bahwa 40% asisten mengatakan kegiatan yang dilakukan adalah main atau nonton, dan 60% lainnya mengatakan kegiatan yang dilakukan ialah mengerjakan tugas lain yang menjadi prioritas.

5 Tugas asisten sebagian besar meliputi pengecekan alat sebelum praktikum, membimbing praktikan dalam melakukan praktikum, memberikan asistensi untuk persiapan praktikum maupun pembuatan laporan praktikum, mengkoreksi laporan, menilai laporan, dan memberikan soal pretest sebelum dilakukan praktikum. Dengan demikian maka penting sekali peran seorang asisten bagi dosen yang mengampu mata kuliah praktikum (Purnamasari, 2014). Kenyataannya asisten mata kuliah praktikum memiliki status ganda yakni sebagai asisten dan sebagai mahasiswa, sehingga banyak diantara mereka menunda-nunda tugas seperti mengoreksi laporan, menunda untuk merekap hasil nilai dan diserahkan kepada dosen, mengecek alat praktikum, mengisi jurnal praktikum dan absen laboratorium. Asisten mata kuliah praktikum harus bisa membagi waktu agar semua tugasnya terselesaikan dengan baik (Purnamasari, 2014). Menurut Ursia, Siaputra dan Sutanto (2013) di masa kini, biasanya pelaku penundaan aktivitas (prokrastinastor) akan mendapatkan berbagai kenikmatan dan keuntungan, misalnya ketenangan pikiran serta kesempatan melakukan hal-hal yang disenangi. Ketika dihadapkan pada pilihan antara melakukan sesuatu yang menyenangkan sekarang atau memberikan manfaat, namun baru dirasakan nanti, kemampuan individu untuk mengendalikan diri sangatlah berperan. Oleh karena itu, pada tugas yang bersifat mandiri seperti ini, mahasiswa memerlukan kontrol diri yang baik untuk segera mengerjakan dan berhenti menunda-nunda. Jadwal pengumpulan tugas dan tingkat kesulitan tugas juga merupakan faktor penentu muncul dan tidaknya fenomena prokrastinasi. Hasil penelitian yang

6 dilakukan oleh Janssen dan Carton (dalam Philips, 2012) menyatakan bahwa ada hubungan antara tugas yang sulit dengan perilaku prokrastinasi yang dilakukan oleh mahasiswa. Tugas yang dirasa sulit oleh mahasiswa cenderung akan makin ditunda, sedangkan tugas yang dianggap mudah cenderung akan dikerjakan terlebih dahulu. Prokrastinasi jika dibiarkan berlarut-larut pada gilirannya akan menimbulkan stres kerja atau sumber dari stres kerja (Beheshtifar, Hoseinifar & Moghadam, 2011). Oleh karenanya, perlu dicari faktor penyebab prokrastinasi agar perilaku prokrastinasi tersebut dapat dihindarkan dari pekerja, termasuk pada asisten mata kuliah praktikum. Menurut Schraw, Wadkins, & Olafson (2007), pemicu munculnya perilaku prokrastinasi ini, salah satunya adalah adanya pemikiran irasional yang terdapat pada diri individu, seperti masih ada waktu panjang untuk mengerjakan tugas ini, selain itu adanya keinginan untuk memperoleh kesenangan (reinforcement) sesaat yang lebih menarik juga menjadi penyebab munculnya perilaku prokrastinasi misalnya: memilih main game, nonton atau nongkrong tanpa ada batas waktu daripada belajar sesuai dengan jadwal yang telah dibuatnya. Hal ini dipengaruhi oleh pertahanan atau kontrol diri yang rendah pada diri seseorang. Hasil penelitian oleh Janssen dan Carton (1999) menemukan faktor pada diri individu yang mempengaruhi seseorang untuk mempunyai suatu kecenderungan perilaku prokrastinasi, antara lain rendahnya kontrol diri, self consciuous, self esteem, self efficacy, dan kecemasan sosial. Prokrastinasi dapat terjadi dalam kehidupan sehari-hari, namun prokrastinasi pada mahasiswa

7 menunjukkan frekuensi tertinggi dibandingkan prokrastinasi pada hal yang lainnya. Ferrari dan Tice (2000) membagi prokrastinasi menjadi 2 jenis tugas, yaitu prokrastinasi akademik dan non akademik. Dalam hal ini, tugas sebagai asisten dimasukkan ke dalam jenis tugas akademik, karena masih berhubungan dengan kegiatan perkuliahan (akademik). Tugas-tugas akademik tersebut diantaranya tugas menulis, membaca, beljara menghadapi ujian, menghadiri pertemuan (kuliah), tugas administratif, dan kinerja akademik secara keseluruhan. Solomon dan Rothblum (1984) menyebutkan mahasiswa yang melakukan prokrastinasi paling banyak dalam tugas menulis sebanyak 46%. Selain itu dalam tugas membaca sebanyak 30,1%, belajar untuk ujian 27,6%, menghadiri pertemuan kuliah 23%, dalam tugas administratif 10,6%, dan kinerja akademik secara keseluruhan 10,2% mahasiswa melakukan prokrastinasi terhadap aktivitas perkuliahan. Solomon dan Rothblum (1984) mengemukakan bahwa prokrastinasi dilakukan seseorang karena kecemasan, perfeksionis, susah mengambil keputusan, ketergantungan dan selalu membutuhkan bantuan, keputusan diri yang rendah, malas, kurang asertif, ketakutan untuk sukses, susah mengatur waktu, kurang adanya kontrol diri, adanya risiko yang diakibatkan dan pengaruh dari teman. Menurut Elfida (dalam Muniroh, 2013), kontrol diri berkaitan dengan cara individu mengendalikan emosi serta dorongan-dorongan dari dalam dirinya. Mengontrol diri dalam hal ini berarti mendekati suatu situasi dengan menggunakan

8 sikap yang rasional untuk merespon situasi tersebut dan mencegah munculnya reaksi yang berlebihan. Thompson (dalam Smet, 1994) mengatakan bahwa seseorang merasa memiliki kontrol diri ketika mereka mampu mengenal apa yang dapat dan tidak dapat dipengaruhi lewat tindakan pribadi dalam sebuah situasi, ketika mereka memfokuskan pada bagian yang dapat dikontrol lewat tindakan pribadi, dan ketika mereka yakin bahwa mereka memiliki kemampuan agar supaya berperilaku dengan sukses. Dari pemaparan yang telah diuraikan mengenai prokrastinasi, dapat disimpulkan bahwa diperlukan kemampuan asisten untuk mengatur strategi pencapaian, menentukan target, mengontrol kegiatannya, serta memikirkan segala sesuatu yang berhubungan dengan pencapaian tujuan yang diinginkan dan pada akhirnya mampu mengevaluasi kesuksesannya ketika menjadi seorang asisten sehingga menjadikan mereka memiliki dorongan yang kuat untuk belajar dan berpartisipasi aktif dalam tugasnya menjadi seorang asisten. Berdasarkan fenomena dan penelitian terdahulu yang telah dijelaskan diatas, maka rumusan dalam penelitian ini adalah apakah ada hubungan antara kontrol diri dengan prokrastinasi akademik pada asisten mata kuliah praktikum? Dan oleh karena itu, penulis mengajukan judul Hubungan antara kontrol diri dengan prokrastinasi akademik pada asisten mata kuliah praktikum.

9 B. Tujuan Penelitan Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui: 1. Hubungan antara kontrol diri dengan prokrastinasi akademik pada asisten mata kuliah praktikum 2. Peranan atau sumbangan efektif kontrol diri dengan prokrastinasi akademik pada asisten mata kuliah praktikum 3. Tingkat kontrol diri pada asisten mata kuliah praktikum 4. Tingkat prokrastinasi akademik pada asisten mata kuliah praktikum C. Manfaat Penelitian Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut: 1. Manfaat teoritis Penelitian ini diharapkan memperluas ilmu pengetahuan, khususnya psikologi. Serta memberikan manfaat teoritis bagi bidang ilmu psikologi pendidikan dan sosial, khususnya mengenai kontrol diri dan prokrastinasi akademik 2. Manfaat praktis a. Bagi Subjek Yaitu asisten mata kuliah praktikum, dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat lebih mengontrol diri agar tidak melakukan prokrastinasi akademik dengan berlebihan yang nantinya akan menimbulkan dampak negatif baik pada diri sendiri maupun orang lain.

10 b. Bagi Dosen Mata Kuliah Praktikum Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan informasi mengenai kontrol diri dan prokrastinasi akademik serta dampaknya pada aktivitas asisten mata kuliah praktikum. Serta diharapkan dosen dalam memberikan tugas-tugas kepada asistennya tidak menimbulkan tekanan yang berlebihan. c. Bagi Peneliti Selanjutnya Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan informasi serta data-data penelitian mengenai kontrol diri dan prokrastinasi akademik untuk dapat dijadikan acuan dalam penelitian selanjutnya yang terkait.