BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. pikir atau penalaran yang merubah tidak tau menjadi tau dan menghilangkan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. telah mewujudkan hasil yang positif di berbagai bidang, yaitu adanya. dan bertambah cenderung lebih cepat (Nugroho, 2000).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Reni Ratna Nurul Fauziah, 2013

Insomnia merupakan gangguan tidur yang memiliki berbagai penyebab. Menurut Kaplan dan Sadock (1997), insomnia adalah kesukaran dalam memulai atau

RITA ROGAYAH DEPT.PULMONOLOGI DAN ILMU KEDOKTERAN RESPIRASI FKUI

BAB 1 PENDAHULUAN. sebagai istilah bergesernya umur sebuah populasi menuju usia tua. (1)

BAB I PENDAHULUAN. lansia meningkat secara konsisten dari waktu ke waktu. Jumlah penduduk pada

BAB I PENDAHULUAN. Menurut laporan Perserikatan Bangsa-Bangsa (2011), pada tahun

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. biasanya progresif dan berhubungan dengan peningkatan respon inflamasi kronik

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan fisik yang tidak sehat, dan stress (Widyanto, 2014).

BAB I PENDAHULUAN. memiliki prioritas tertinggi dalam hirarki Maslow. Dimana seseorang memiliki

BAB I. Pendahuluan. melakukan pekerjaan tanpa memperdulikan kesehatan. Pekerjaan. hari dan berulang ulang akan mengakibatkan insomnia yang

Pola Tidur Diabetasi Efektif dan Konsisten

BAB I PENDAHULUAN. (ageing population). Adanya ageing population merupakan cerminan dari

BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sistem pelayanan kesehatan merupakan salah satu struktur

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa awal atau muda adalah masa transisi dari remaja ke dewasa yang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Lanjut usia (lansia) adalah perkembangan terakhir dari siklus kehidupan.

GAMBARAN KUALITAS TIDUR DAN GANGGUAN TIDUR PADA LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA BUDI LUHUR KOTA JAMBI

BAB I PENDAHULUAN. Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan bahwa jumlah. jiwa dengan usia rata-rata 60 tahun (Bandiyah, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. Usia lanjut dikatakan sebagai tahap akhir perkembangan pada daur

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Saat ini di seluruh dunia jumlah orang lanjut usia (lansia)

BAB I PENDAHULUAN. membentuk sel-sel baru, memperbaiki sel-sel tubuh yang rusak, dan memberi

BAB I PENDAHULUAN. Tidur adalah bagian dari ritme biologis tubuh untuk mengembalikan stamina.

BAB I PENDAHULUAN. Tenaga kesehatan di rumah sakit sangat bervariasi baik dari segi jenis

BAB I PENDAHULUAN Latar belakang masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

HUBUNGAN KEBIASAAN MANDI AIR HANGAT DENGAN GANGGUAN POLA TIDUR PADA USIA LANJUT DI DESA CANDEN KRAJAN KALIKOTES KLATEN

BAB I PENDAHULUAN. makanan, tempat tinggal, eliminasi, seks, istirahat dan tidur. (Perry, 2006 : 613)

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Tidur merupakan salah satu kebutuhan dasar. manusia yang termasuk kedalam kebutuhan dasar dan juga

HUBUNGAN TERAPI MANDI AIR HANGAT SEBELUM TIDUR DENGAN PENURUNAN KEJADIAN INSOMNIA PADA USIA LANJUT DI DESA TANJUNGAN WEDI KLATEN

BAB I PENDAHULUAN. Tidur merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia yang termasuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENELITIAN PENGARUH TERAPI MUSIK RELIGI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PASIEN PRE OPERASI DI RUANG BEDAH RSUP. DR. M. DJAMIL PADANG TAHUN 2012

KEBUTUHAN ISTIRAHAT DAN TIDUR. NIKEN ANDALASARI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Lanjut usia merupakan suatu proses perubahan yang bertahap dalam jangka

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan promotif dan preventif baik sehat maupun sakit.

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT KECEMASAN DENGAN KECENDERUNGAN INSOMNIA PADA LANSIA DI PANTI WREDHA DHARMA BAKTI SURAKARTA

Hipertensi (Tekanan Darah Tinggi)

Diabetes tipe 2 Pelajari gejalanya

Penyebab, gejala dan cara mencegah polio Friday, 04 March :26. Pengertian Polio

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Pengertian Judul Balai Kesehatan dan Olahraga untuk Lanjut Usia Di Solo. a. Balai. b. Kesehatan. c. Olahraga. d. Lanjut.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. negatif timbulnya gangguan perilaku seperti gangguan tidur atau insomnia.

KEBUTUHAN ISTIRAHAT DAN TIDUR. Niken Andalasari

BAB 1 PENDAHULUAN. lain. Manusia akan menjalani proses kehidupan yang memiliki 5 yakni

BAB 1 PENDAHULUAN. 11% dari seluruh jumlah penduduk dunia (± 605 juta) (World Health. meningkat menjadi 11.4% dibandingkan tahun 2000 sebesar 7.4%.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. istirahat bagi tubuh dan jiwa, atas kemauan dan kesadaran secara utuh atau

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT STRES DENGAN INSOMNIA PADA LANSIA DI DESA TAMBAK MERANG GIRIMARTO WONOGIRI

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini melibatkan 70 orang responden yang merupakan

C. Penyimpangan Tidur Kaji penyimpangan tidur seperti insomnia, somnambulisme, enuresis, narkolepsi, night terrors, mendengkur, dll

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Muti ah, 2016

BAB I PENDAHULUAN. berkaitan dengan gejala-gejala atau kecacatan yang membutuhkan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Menurut Undang-undang Nomor 13 tahun 1998 yang termuat

KUESIONER PENELITIAN HUBUNGAN ANTARA BEBAN KERJA DAN STRES KERJA PADA PERAWAT DI RUANGAN PERAWATAN BEDAH LANTAI 5 RUMAH

BAB I PENDAHULUAN. mengalami berbagai perkembangan penyakit yang bersifat degeneratif.

BAB I PENDAHULUAN. merupakan akibat buruk merokok, baik secara langsung maupun tidak langsung.

BAB I PENDAHULUAN. Insomnia merupakan gangguan tidur yang terjadi pada jutaan orang di

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan disegala bidang selama ini sudah dilaksanakan oleh

BAB 1 PENDAHULUAN. Koroner dan penyakit Valvular ( Smeltzer, et., al. 2010). Gangguan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. organ tubuh. Hal ini juga diikuti dengan perubahan emosi secara

BAB 1 PENDAHULUAN. hampir sepertiga masa hidup kita dihabiskan dengan tidur (Kryger, 2005).

Pengertian Irritable Bowel Syndrome (IBS)

BAB I PENDAHULUAN. yang memompa dengan kuat dan arteriol yang sempit sehinggga darah mengalir

BAB I PENDAHULUAN survei rutin yang dilakukan rutin sejak tahun 1991 oleh National Sleep

PENGANTAR KESEHATAN. DR.dr.BM.Wara K,MS Klinik Terapi Fisik FIK UNY. Ilmu Kesehatan pada dasarnya mempelajari cara memelihara dan

Strategi pemulihan gangguan jiwa berdasar stress vulnerability model

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ada (kurangnya aktivitas fisik), merupakan faktor resiko independen. menyebabkan kematian secara global (WHO, 2010)

BAB I PENDAHULUAN. orang permasalahan sulit tidur (insomnia) sering terjadi bersamaan dengan terjaga

BAB I PENDAHULUAN. seseorang dapat dikatakan stres ketika seseorang tersebut mengalami suatu

BAB I PENDAHULUAN. daya manusia yang berkualitas agar dapat dimanfaatkan dan digunakan. mempertahankan eksistensi bangsa di era yang akan datang.

BAB I PENDAHULUAN. Tidur merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia. Tidur sangat berperan. dampak pada fisiologis manusia, karena tidur berpengaruh

SATUAN ACARA PENYULUHAN POLA HIDUP SEHAT PADA LANSIA. Sub Pokok Bahasan : Pola Hidup Sehat dengan Gizi Seimbang Pada Lansia

BAB I PENDAHULUAN. yaitu lanjut usia yang berusia antara tahun, danfase senium yaitu lanjut usia

PENGARUH TERAPI MUSIK JAWA TERHADAP PENURUNAN TINGKAT INSOMNIA PADA LANSIA DI UPT PELAYANAN SOSIAL LANJUT USIA MAGETAN SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan untuk menjaga homeostatis dan kehidupan itu sendiri. Kebutuhan

Kurang atau Kelamaan Tidur Bisa menimbulkan kematian!

I. PENDAHULUAN. hidupnya sehari-hari dan menerima nafkah dari orang lain. Indonesia menurut survey Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2006

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Lansia adalah seseorang yang telah mencapai usia 60 (enam puluh) tahun

BAB 1 PENDAHULUAN. ekonomi masyarakat di negara maju maupun negara berkembang telah

BAB I PENDAHULUAN. tahun. Lanjut usia biasanya mengalami perubahan-perubahan fisik yang wajar,

BAB I PENDAHULUAN. dapat menyebabkan organ tubuh tidak bisa bekerja dengan maksimal,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang membutuhkan perhatian lebih dalam setiap pendekatannya. Berdasarkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kembali kehidupan, masa pensiun dan penyesuaian diri dengan peran-peran sosial

BAB I PENDAHULUAN. tetapi merasa badan tidak segar meskipun sudah tidur (Puspitosari, 2008).

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. dapat dicegah dan diobati, ditandai oleh hambatan aliran udara yang tidak

Latihan Olah Nafas Zhen Qi

KUESIONER TENTANG PENGETAHUAN IBU TENTANG PERSIAPAN MEMASUKI MASA MENOPAUSE DI DUSUN V DESA SAMBIREJO KECAMATAN BINJAI KABUPATEN LANGKAT TAHUN 2007

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

NAPPING DALAM KEPERAWATAN / KESEHATAN. Elly Nurachmah Departmen Keperawatan Medikal Bedah - FIKUI

BAB I PENDAHULUAN. semakin meningkat, menyebabkan jumlah penduduk yang berusia lanjut meningkat. dan cenderung bertambah lebih cepat (Nugroho, 2000).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tidur merupakan kebutuhan dasar bagi setiap manusia. Lima, Fransisco &

All rights reserved Brought to you by

BAB I PENDAHULUAN. dibuahi dan pembuahan ovum akhirnya berkembang sampai menjadi fetus

BAB V PEMBAHASAN DAN SIMPULAN. keperawatan kecemasan pada pasien pre operasi sectio caesarea di RSUD

BAB I PENDAHULUAN. fisiologis maupun psikologis. Segala yang dibutuhkan manusia untuk

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB I PENDAHULUAN. selama 24 jam atau lebih dan dapat menyebabkan kematian tanpa adanya

Transkripsi:

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Pengetahuan 2.1.1. Defeni Menurut Notoadmojo, (2003), mendefenisikan pengetahuan merupakan hasil tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Pengetahuan adalah dua hal yang mempunyai arti yang berbeda, hasil kerja pikir atau penalaran yang merubah tidak tau menjadi tau dan menghilangkan keraguan terhadap suatu perkara ( Budi. 2009). 2.1.2. Tingkat pengetahuan Tingkat pengetahuan ini dapat dibagi menjadi 6 tingkatan, yaitu : 1) Tahu (Know) Tahu diartikan sebagian pengingat suatu materi tidak dipelajari sebelumnya. Oleh karena itu tahu merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah. Kata kerja untuk mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang diprlajari antara lain menyebutkan, mengutarakan, mendefenisikan, menyatakan dan sebagainya. 2) Memahami Memahami merupakan suatu kemampaun untuk menjelaskan secara benar, tentang objek yang diketahui dan dapat dijelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan dan sebagainya 3) Aplikasi

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk mengutarakan materi yang telah dipelajari pada kondisi real atau sebenarnya. Aplikasi ini diartikan sebagai aplikasi / penggunaan hukum hukum rumus, metode dan prinsip. 4) Analisis Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek ke dalam komponen-komponen tetapi memahami oleh suatu struktur organisasi. Dan masih berkaitan satu sama lain. Kemampuan analisis ini dapat dilihat dari penggunaan kata kerja seperti dapat menggunakan (membuat bagan, membedakan, memisahkan, mengelompokkan, dan sebagainya) 5) Sintesis Menunjukkan pada suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian didalam suatu bentuk keseluruhan yang baru.dengan kata lain, sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun, merencanakan, dapat meringkas dan sebagai nya terhada teori atau rumusan - rumusan yang telah ada. 6) Evaluasi Evaluasi ini berkata dengan kemampuan untuk melakukan klasifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian-penilain ini berdasarkan pada suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau menggunakan kriteria - kriteria yang telah ada.

2.1.3. Pengetahuan Keluarga Menurut Bambang Joni karjono, Rejeki Andani (2009) Pengetahuan (edukasi) yang dapat diberikan baik kepada penderita maupun keluarga, meliputi : 1) Tunggu sampai terasa angat mengantuk sebbelum naik ketempat tidur. 2) Hindarkan pengguaan kamar tidur untuk kerja membaca atau menonton televisi. 3) Bangun tidur pagi hari pada jam yang sama, tidak perduli sudah berapa lama tidur. 4) Hindarkan minum kopi atau merokok 5) Lakukan olahraga ringan setiap pagi setelah bangun pagi 6) Kurangi tidur siang lakukan kegiatan / hobby yang menyenangkan 7) Kurangi jumlah minum setelah makan malam, hindari minuman alkhokol 8) Pelajari teknik reklasasi atau lakukan meditasi 9) Hindari gerakan badan yang berlebihan saat ditempat tidur 10) Lakukan doa sebelum tidur. 2.2 Cara Pengukuran Pengetahuan Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawacara atau angket yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subjek peneliti atau responden kedalam pengetahuan yang ingin kita ketahui dapat kita ukur dan disesuikan dengan tingkatan tersebut diatas ( Notoadmojo, 2003).

2.3 Defenisi Lansia Lansia adalah seseorang yang karena usianya mengalami perubahan biologis Psiloklogi dan sosial (Donna Iknatius, 1999). Lansia adalah seseorang yang dapat dinyatakan sebagai orang jompo atau lanjut usia setelah yang bersangkutan mencapai umur 55 tahun, tidak memiliki atau tidak berdaya mencari nafkah sendiri untuk keperluan hidupnya sehari- sehari dan menerima nafkah dari orang lain (UU.no 4 tahun 1999). Menurut WHO, lansia meliputi : a. Usia pertengahan (middle age) dampak usia 45 49 tahun b. Lanjut usia ( elderly ) = 60 dan 70 tahun c. Lanjut uia tua (old ) = antara 75 dan 90 tahun d. Usia sangat tua (very old ) = diastas 90 tahun ( Nugroho, 2000) 2.3.1 Dampak Insomnia Insomnia dapat memberikan dampak pada kualitas hidup, produktivitas, dan keselamatan.serta pada kondisi yang parah, dampaknya bisa lebih serius. Orang dengan insomnia lebih muda menderita depresi dibandingkan mereka yang biasa tidur dengan baik. Kekurangan tidur akibat insomnia memberi kontribusi pada timbulnya suatu penyakit termasuk penyakit jantung. Dampak mengantuk / ketiduran disiang hari dapat memberikan dampak waktu tidur malam susah. Tidur yang buruk, dapat menurunkan kemampuan dalam memenuhi tugas harian serta kurang menikmati aktivitas hidup.

2.3.2. Efek Insomnia Efek dari insomnia pada lansia, yaitu 1. Kurangnya energi 2. Sulit berkonsentrasi untuk berpikir. 3. Lalai karna kurang tidur (mengantuk) 4. Timbulnya penyakit penyakit kronis seperti : Artritis, osteoporosis, kanker, penyakit parkinson, demensia, katarak 2.4 Konsep Insomnia 2.4.1.Defenisi Insomnia Insomnia merupakan kesulitan tidur, tidur tidak tenang, kesulitan menahan tidur dan seringnya terbangun tengah malam, dan seringnya terbangun lebih awal, Imsomnia adalah kesulitan untuk masuk, mempertahankan dan memperoleh manfaat tidur, tidak berhubungan dengan masalah medis maupun psikologis (Rafknowledge, 2004 ) Insomnia merupakan gangguan tidur yang paling umum terjadi pada individu dewasa yaitu, ketidak mampuan tidur berdasarkan kualitas maupun kuantitas tidur (Potter dan perry, 2005).

2.4.2 Etiologi Gangguan Tidur Kebanyakan gangguan perubahan pola tidur pada lansia seiring bertambahnya usia (Radknowledge,2004): a. Perubahan tidur seiring perubahan b. Orang Syang lebih tua cenderung mengalami kondisi yang berlawanan dengan mutu dan durasi tidurnya. c. Tidur malam lebih mudah terganggu. d. Orang yang lebih tua cenderung mempunyai keinginan untuk tidur siang yang lebih besar dibandingkan orang muda. Insomnia primer adalah kesulitan untuk masuk, mempertahankan, dan memperoleh manfaat tidur, tidak berhubungan dengan masalah medis maupun psikologis ( Durand & Barlow,2003 ). Gangguan tidur primer terdiri atas : 1. gangguan tidur karena gangguan pernapasan 2. sindrom kaki kurang tenang 3. gangguan prilaku REM. Insomnia kronis lebih kompleks lagi dan sering kali diakibatkan faktor gabungan, termasuk yang mendasari fisik atau penyakit mental. Bagaimanapun, insomnia tidak karena faktor prilaku, termasuk penyalahgunaan kafein, alkohol, atau obat-obatan berbahaya lainnya. Insomnia idiopati merupakan insomnia yang sudah terjadi sejak dikehiddupan dini. Terkadang gangguan tidur ini sudah ada sejak lahir dan berlangsung sampai lansia. Penyebabnya tidak diketahui, ada dugaan yang mengatakan ada

ketidakseimbangan neorokimia otak di formasia retikulari batang otak atau disfungsi forebrain. 2.4.3 Jenis-jenis Insomnia : 1. Insomnia ringan atau hanya sementara biasanya dipicu oleh stres, suasana ramai/berisik, perbedaan suhu udara, perubahan lingkungan sekitar, masalah jadwal tidur dan bangun yang tidak teratur, efek samping pengobatan. 2. Insomnia kronis berlangsung lama dan seumur hidup disebabkan oleh kelainan tidur (seperti tidur apnea), diabetes sakit ginjal, atritis atau penyakit yang mendadak seringkali menyebabkan kesulitan tidur, insomnia kronis biasanya memerlukan intervensi psikiatri atau medis. 2.4.4 Faktor faktor Penyebab Insomnia Stres atau kecemasan dan kegelisahan yang dalam, biasanya karena memikirkan pemikirkan masalah yang sedang dihadapi. depresi selain menyebabkan insomnia, depresi juga bisa menimbulkan. Keinginan terus sepanjang waktu karena ingin melepaskan dari masalah yang dihadapi. Depresi bisa menyebabkan insomnia dan sebaliknya insomnia menyebabkan depresi. Kurang berolahraga juga bisa menjadi faktor sulit tidur yang signifikan. Penyebab lainnya bisa berkaitan dengan kondisi kondisi spesifik : a. usia lanjut (insomnia lebih sering terjadi pada orang berusia diatas 60 tahun. b. riwayat depresi/ penurunan.

Insomnia ringan atau hanya sementara biasanya dipicu oleh : a. stres b. suasa ramai / berisik. c. perbedaan suhu udara d. perubahan lingkungan sekitar e. masalah jadwal tidur dan bangun yang tidak teratur f. efek samping pengobatan. Menurut Rafknowledge, 2004, munculnya gejala-gejala insomnia dimulai dengan munculnya : 1. kesulitan jatuh tertidur (tidak tercapainya tidur nyenyak) keadaan ini bisa berlangsung sepanjang malam dan dalam tempo berhari-hari, berminggu-minggu, atau lebih. 2. merasa letih saat bangun tidur dan tidak merasakan kesegaran. mereka yang mengalami insomnia seringkali merasa tidak pernah tertidur sama sekali. 3. sakit kepala di pagi hari. Ini sering disebut efek mabuk padahal, nyatanya orang tersebut tidak minum-minum dimalam itu. 4. kesulitan berkonsentrasi 5. mudah marah 6. mata memerah 7. mengantuk di siang hari.

2.4.5 Penatalaksanaan Insomnia Pada Lansia Ada 10 kiat kiat yang membantu mendapatkan tidur yang higienis, menurut Rafknowledge, ( 2004 ): 1. Tentukan jadwal terarur untuk tidur dan bangun pagi 2. Usahakan mendapat tidur yang cukup, biasanya sekitar 8 jam 3. Tidurlah diruang dan tempat tidur yang sama setiap malam 4. Jaga agar tempat tidur bebas dari kebisingan dan gangguan, seperti telepon atau televisi 5. Ubah letak jam dinding 6. Jangan makan, minuman kafein dan minuman keras, atau merokok dalam tempo 2 atau 3 jam menjelang tidur. 7. minumlah segelas susu bila anda merasa lelah 8. lakukan olahraga di pagi hari 9. cobalah untuk membaca atau mendengarkan rekaman cara relaksasi di saat menjelang tidur 10. Bila anda terus terjaga dimalam hari, hindari waktu yang terang. Jika terdapat gangguan tidur seperti apnea tidur (timbul dikala saluran nafas tersumbat oleh lidah atau langit- langit, sehingga membuat orang tersebut kekurangan oksigen dan akibatnya menjadi terjaga) yang mengancam kehidupan, kondisi pasien memerlukkan rehabilitas melalui tindakan-tindakan seperti pengangkatan jaringan yang tersumbat dimulut dan hal yang mem pengaruhi jalan napas. Saat ini sudah banyak pusat- pusat gangguan tidur yang tersedia di seluruh negara untuk mengevaluasi gangguan tidur. Tempat-tempat tersebut, biasanya berkaitan dengan

lembaga penelitian dan kedokteran klinis atau universitas, dilengkapi dengan peralatan medis yang canggih untuk mendeteksi rekaman listrik diotak atau obstruksi pernafasan. Data-data tersebut membantu menentukan pengobatan yang terbaik untuk mengatasi kesulitan dan merehabilitas lansia sehingga dapat menikmati tidur yang berkualitas baik sampai akhir hidupnya. Faktor- faktor medis yang memberi pengaruh untuk mempertahankan kenormalan pada tidur : 1) pergi tidur hanya jika mengantuk 2) gunakan tempat tidur hanya untuk tidur ; jangan membaca, menonton televisi, atau makan ditempat tidur 3) jika tidak dapat tidur, bangun dan pindah keruangan lain. Bangun sampai benarbenar mengantuk, kemudian baru kembali ketempat tidur. Jika masih tidak bisa dilakukan dengan mudah, bangun lagi dari tempat tidur.tujuannya adalah menghubungkan antara tempat tidur dengan tidur cepat. Ulangi langkah ini sesering yang diperlukan sepanjang malam. 4) Siapkan alarm dan bangun diwaktu yang sama setiap pagi tanpa mempedulikan berapa banyak tidur di malam hari. hal ini membantu tubuh menetapkan irama tidur bangun yang konstan. 5) Jangan tidur disiang hari.

2.3.6 Intervensi Keperawatan Setelah mengetahui beberapa data tentang lansia mengalami insomnia maka tindakan tindakan yangdapat dilakukan keluarga ataupun perawat antara lain sebagai berikut ( Bahr, 2004 ) : a. Tidur hanya disaat sudah mengantuk hal ini bisa mengurangi saat-saat terjaga ditempat tidur. b. Mandilah dengan air hangat c. Istirahatlah dan rileks merupakan cara yang sangat baik. Tetapi jangan berlebihan. d. Lakukan pemijatan, guna memijat sebelum tidur supaya menghilangkan ketengangan pada otot - otot dan memudahkan tidur. e. Minum susu hangat sebelum tidur dapat menenangkan sistem saraf, dan membuat rileks. f. Makanlah makanan ringan. dengan sedikit makan ringan yang rendah protein dan tinggi karborhidrat, dan kue yang disantap kira- kira sejam sebelum waktu tidur, akan membantu anda tertidur lebih segera. g. Hindari kafein, alkohol, dan tembakau ini sudah sangat jelas. Mengomsumsi kafein, alkohol, dan tembakau, dapat menganggu usaha tidur. h. Tidur diruangan yang berventilasi baik, udara segar dan ruangan yang bersuhu normal memberi kontribusi pada perolehan tidur yang baik. i Tidur dengan posisi yang benar tidur posisi terlentang mungkin posisi terbaik untuk rileks dan memungkinkan organ-organ istirahat dengan benar. Jaga jadwal tidur teratur. j. Tubuh menyukai rutinitas yang tetap, baik anda suka ataupun tidak.

k. Jangan tidur terlalu lama, bangunlah pada jam yang sama setiap hari. l. Membuat rileks jari- jemari kaki. keadaan tubuh yang rileks adalah hal penting untuk perolehan tidur nyenyak. Jika tindakan tindakan ini gagal memperbaiki kualitas tidur, obat- obatan dapat bermanfaat untuk sementara waktu, tetapi hanya boleh menjadi upaya terakhir. Menurut Rafknowledge (2004), obat- obatan dapat membantu tidur, perawat yang terampil harus memiliki kewaspadaan yang tinggi berkaitan dengan penggunaan obatobatan untuk lansia. Jika terdapat bukti bukti adanya kondisi pada lansia, obatobatan harus dihentikan secara bertahap dan dilakukan non farmakologi.