BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Pengetahuan 2.1.1. Defeni Menurut Notoadmojo, (2003), mendefenisikan pengetahuan merupakan hasil tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Pengetahuan adalah dua hal yang mempunyai arti yang berbeda, hasil kerja pikir atau penalaran yang merubah tidak tau menjadi tau dan menghilangkan keraguan terhadap suatu perkara ( Budi. 2009). 2.1.2. Tingkat pengetahuan Tingkat pengetahuan ini dapat dibagi menjadi 6 tingkatan, yaitu : 1) Tahu (Know) Tahu diartikan sebagian pengingat suatu materi tidak dipelajari sebelumnya. Oleh karena itu tahu merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah. Kata kerja untuk mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang diprlajari antara lain menyebutkan, mengutarakan, mendefenisikan, menyatakan dan sebagainya. 2) Memahami Memahami merupakan suatu kemampaun untuk menjelaskan secara benar, tentang objek yang diketahui dan dapat dijelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan dan sebagainya 3) Aplikasi
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk mengutarakan materi yang telah dipelajari pada kondisi real atau sebenarnya. Aplikasi ini diartikan sebagai aplikasi / penggunaan hukum hukum rumus, metode dan prinsip. 4) Analisis Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek ke dalam komponen-komponen tetapi memahami oleh suatu struktur organisasi. Dan masih berkaitan satu sama lain. Kemampuan analisis ini dapat dilihat dari penggunaan kata kerja seperti dapat menggunakan (membuat bagan, membedakan, memisahkan, mengelompokkan, dan sebagainya) 5) Sintesis Menunjukkan pada suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian didalam suatu bentuk keseluruhan yang baru.dengan kata lain, sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun, merencanakan, dapat meringkas dan sebagai nya terhada teori atau rumusan - rumusan yang telah ada. 6) Evaluasi Evaluasi ini berkata dengan kemampuan untuk melakukan klasifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian-penilain ini berdasarkan pada suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau menggunakan kriteria - kriteria yang telah ada.
2.1.3. Pengetahuan Keluarga Menurut Bambang Joni karjono, Rejeki Andani (2009) Pengetahuan (edukasi) yang dapat diberikan baik kepada penderita maupun keluarga, meliputi : 1) Tunggu sampai terasa angat mengantuk sebbelum naik ketempat tidur. 2) Hindarkan pengguaan kamar tidur untuk kerja membaca atau menonton televisi. 3) Bangun tidur pagi hari pada jam yang sama, tidak perduli sudah berapa lama tidur. 4) Hindarkan minum kopi atau merokok 5) Lakukan olahraga ringan setiap pagi setelah bangun pagi 6) Kurangi tidur siang lakukan kegiatan / hobby yang menyenangkan 7) Kurangi jumlah minum setelah makan malam, hindari minuman alkhokol 8) Pelajari teknik reklasasi atau lakukan meditasi 9) Hindari gerakan badan yang berlebihan saat ditempat tidur 10) Lakukan doa sebelum tidur. 2.2 Cara Pengukuran Pengetahuan Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawacara atau angket yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subjek peneliti atau responden kedalam pengetahuan yang ingin kita ketahui dapat kita ukur dan disesuikan dengan tingkatan tersebut diatas ( Notoadmojo, 2003).
2.3 Defenisi Lansia Lansia adalah seseorang yang karena usianya mengalami perubahan biologis Psiloklogi dan sosial (Donna Iknatius, 1999). Lansia adalah seseorang yang dapat dinyatakan sebagai orang jompo atau lanjut usia setelah yang bersangkutan mencapai umur 55 tahun, tidak memiliki atau tidak berdaya mencari nafkah sendiri untuk keperluan hidupnya sehari- sehari dan menerima nafkah dari orang lain (UU.no 4 tahun 1999). Menurut WHO, lansia meliputi : a. Usia pertengahan (middle age) dampak usia 45 49 tahun b. Lanjut usia ( elderly ) = 60 dan 70 tahun c. Lanjut uia tua (old ) = antara 75 dan 90 tahun d. Usia sangat tua (very old ) = diastas 90 tahun ( Nugroho, 2000) 2.3.1 Dampak Insomnia Insomnia dapat memberikan dampak pada kualitas hidup, produktivitas, dan keselamatan.serta pada kondisi yang parah, dampaknya bisa lebih serius. Orang dengan insomnia lebih muda menderita depresi dibandingkan mereka yang biasa tidur dengan baik. Kekurangan tidur akibat insomnia memberi kontribusi pada timbulnya suatu penyakit termasuk penyakit jantung. Dampak mengantuk / ketiduran disiang hari dapat memberikan dampak waktu tidur malam susah. Tidur yang buruk, dapat menurunkan kemampuan dalam memenuhi tugas harian serta kurang menikmati aktivitas hidup.
2.3.2. Efek Insomnia Efek dari insomnia pada lansia, yaitu 1. Kurangnya energi 2. Sulit berkonsentrasi untuk berpikir. 3. Lalai karna kurang tidur (mengantuk) 4. Timbulnya penyakit penyakit kronis seperti : Artritis, osteoporosis, kanker, penyakit parkinson, demensia, katarak 2.4 Konsep Insomnia 2.4.1.Defenisi Insomnia Insomnia merupakan kesulitan tidur, tidur tidak tenang, kesulitan menahan tidur dan seringnya terbangun tengah malam, dan seringnya terbangun lebih awal, Imsomnia adalah kesulitan untuk masuk, mempertahankan dan memperoleh manfaat tidur, tidak berhubungan dengan masalah medis maupun psikologis (Rafknowledge, 2004 ) Insomnia merupakan gangguan tidur yang paling umum terjadi pada individu dewasa yaitu, ketidak mampuan tidur berdasarkan kualitas maupun kuantitas tidur (Potter dan perry, 2005).
2.4.2 Etiologi Gangguan Tidur Kebanyakan gangguan perubahan pola tidur pada lansia seiring bertambahnya usia (Radknowledge,2004): a. Perubahan tidur seiring perubahan b. Orang Syang lebih tua cenderung mengalami kondisi yang berlawanan dengan mutu dan durasi tidurnya. c. Tidur malam lebih mudah terganggu. d. Orang yang lebih tua cenderung mempunyai keinginan untuk tidur siang yang lebih besar dibandingkan orang muda. Insomnia primer adalah kesulitan untuk masuk, mempertahankan, dan memperoleh manfaat tidur, tidak berhubungan dengan masalah medis maupun psikologis ( Durand & Barlow,2003 ). Gangguan tidur primer terdiri atas : 1. gangguan tidur karena gangguan pernapasan 2. sindrom kaki kurang tenang 3. gangguan prilaku REM. Insomnia kronis lebih kompleks lagi dan sering kali diakibatkan faktor gabungan, termasuk yang mendasari fisik atau penyakit mental. Bagaimanapun, insomnia tidak karena faktor prilaku, termasuk penyalahgunaan kafein, alkohol, atau obat-obatan berbahaya lainnya. Insomnia idiopati merupakan insomnia yang sudah terjadi sejak dikehiddupan dini. Terkadang gangguan tidur ini sudah ada sejak lahir dan berlangsung sampai lansia. Penyebabnya tidak diketahui, ada dugaan yang mengatakan ada
ketidakseimbangan neorokimia otak di formasia retikulari batang otak atau disfungsi forebrain. 2.4.3 Jenis-jenis Insomnia : 1. Insomnia ringan atau hanya sementara biasanya dipicu oleh stres, suasana ramai/berisik, perbedaan suhu udara, perubahan lingkungan sekitar, masalah jadwal tidur dan bangun yang tidak teratur, efek samping pengobatan. 2. Insomnia kronis berlangsung lama dan seumur hidup disebabkan oleh kelainan tidur (seperti tidur apnea), diabetes sakit ginjal, atritis atau penyakit yang mendadak seringkali menyebabkan kesulitan tidur, insomnia kronis biasanya memerlukan intervensi psikiatri atau medis. 2.4.4 Faktor faktor Penyebab Insomnia Stres atau kecemasan dan kegelisahan yang dalam, biasanya karena memikirkan pemikirkan masalah yang sedang dihadapi. depresi selain menyebabkan insomnia, depresi juga bisa menimbulkan. Keinginan terus sepanjang waktu karena ingin melepaskan dari masalah yang dihadapi. Depresi bisa menyebabkan insomnia dan sebaliknya insomnia menyebabkan depresi. Kurang berolahraga juga bisa menjadi faktor sulit tidur yang signifikan. Penyebab lainnya bisa berkaitan dengan kondisi kondisi spesifik : a. usia lanjut (insomnia lebih sering terjadi pada orang berusia diatas 60 tahun. b. riwayat depresi/ penurunan.
Insomnia ringan atau hanya sementara biasanya dipicu oleh : a. stres b. suasa ramai / berisik. c. perbedaan suhu udara d. perubahan lingkungan sekitar e. masalah jadwal tidur dan bangun yang tidak teratur f. efek samping pengobatan. Menurut Rafknowledge, 2004, munculnya gejala-gejala insomnia dimulai dengan munculnya : 1. kesulitan jatuh tertidur (tidak tercapainya tidur nyenyak) keadaan ini bisa berlangsung sepanjang malam dan dalam tempo berhari-hari, berminggu-minggu, atau lebih. 2. merasa letih saat bangun tidur dan tidak merasakan kesegaran. mereka yang mengalami insomnia seringkali merasa tidak pernah tertidur sama sekali. 3. sakit kepala di pagi hari. Ini sering disebut efek mabuk padahal, nyatanya orang tersebut tidak minum-minum dimalam itu. 4. kesulitan berkonsentrasi 5. mudah marah 6. mata memerah 7. mengantuk di siang hari.
2.4.5 Penatalaksanaan Insomnia Pada Lansia Ada 10 kiat kiat yang membantu mendapatkan tidur yang higienis, menurut Rafknowledge, ( 2004 ): 1. Tentukan jadwal terarur untuk tidur dan bangun pagi 2. Usahakan mendapat tidur yang cukup, biasanya sekitar 8 jam 3. Tidurlah diruang dan tempat tidur yang sama setiap malam 4. Jaga agar tempat tidur bebas dari kebisingan dan gangguan, seperti telepon atau televisi 5. Ubah letak jam dinding 6. Jangan makan, minuman kafein dan minuman keras, atau merokok dalam tempo 2 atau 3 jam menjelang tidur. 7. minumlah segelas susu bila anda merasa lelah 8. lakukan olahraga di pagi hari 9. cobalah untuk membaca atau mendengarkan rekaman cara relaksasi di saat menjelang tidur 10. Bila anda terus terjaga dimalam hari, hindari waktu yang terang. Jika terdapat gangguan tidur seperti apnea tidur (timbul dikala saluran nafas tersumbat oleh lidah atau langit- langit, sehingga membuat orang tersebut kekurangan oksigen dan akibatnya menjadi terjaga) yang mengancam kehidupan, kondisi pasien memerlukkan rehabilitas melalui tindakan-tindakan seperti pengangkatan jaringan yang tersumbat dimulut dan hal yang mem pengaruhi jalan napas. Saat ini sudah banyak pusat- pusat gangguan tidur yang tersedia di seluruh negara untuk mengevaluasi gangguan tidur. Tempat-tempat tersebut, biasanya berkaitan dengan
lembaga penelitian dan kedokteran klinis atau universitas, dilengkapi dengan peralatan medis yang canggih untuk mendeteksi rekaman listrik diotak atau obstruksi pernafasan. Data-data tersebut membantu menentukan pengobatan yang terbaik untuk mengatasi kesulitan dan merehabilitas lansia sehingga dapat menikmati tidur yang berkualitas baik sampai akhir hidupnya. Faktor- faktor medis yang memberi pengaruh untuk mempertahankan kenormalan pada tidur : 1) pergi tidur hanya jika mengantuk 2) gunakan tempat tidur hanya untuk tidur ; jangan membaca, menonton televisi, atau makan ditempat tidur 3) jika tidak dapat tidur, bangun dan pindah keruangan lain. Bangun sampai benarbenar mengantuk, kemudian baru kembali ketempat tidur. Jika masih tidak bisa dilakukan dengan mudah, bangun lagi dari tempat tidur.tujuannya adalah menghubungkan antara tempat tidur dengan tidur cepat. Ulangi langkah ini sesering yang diperlukan sepanjang malam. 4) Siapkan alarm dan bangun diwaktu yang sama setiap pagi tanpa mempedulikan berapa banyak tidur di malam hari. hal ini membantu tubuh menetapkan irama tidur bangun yang konstan. 5) Jangan tidur disiang hari.
2.3.6 Intervensi Keperawatan Setelah mengetahui beberapa data tentang lansia mengalami insomnia maka tindakan tindakan yangdapat dilakukan keluarga ataupun perawat antara lain sebagai berikut ( Bahr, 2004 ) : a. Tidur hanya disaat sudah mengantuk hal ini bisa mengurangi saat-saat terjaga ditempat tidur. b. Mandilah dengan air hangat c. Istirahatlah dan rileks merupakan cara yang sangat baik. Tetapi jangan berlebihan. d. Lakukan pemijatan, guna memijat sebelum tidur supaya menghilangkan ketengangan pada otot - otot dan memudahkan tidur. e. Minum susu hangat sebelum tidur dapat menenangkan sistem saraf, dan membuat rileks. f. Makanlah makanan ringan. dengan sedikit makan ringan yang rendah protein dan tinggi karborhidrat, dan kue yang disantap kira- kira sejam sebelum waktu tidur, akan membantu anda tertidur lebih segera. g. Hindari kafein, alkohol, dan tembakau ini sudah sangat jelas. Mengomsumsi kafein, alkohol, dan tembakau, dapat menganggu usaha tidur. h. Tidur diruangan yang berventilasi baik, udara segar dan ruangan yang bersuhu normal memberi kontribusi pada perolehan tidur yang baik. i Tidur dengan posisi yang benar tidur posisi terlentang mungkin posisi terbaik untuk rileks dan memungkinkan organ-organ istirahat dengan benar. Jaga jadwal tidur teratur. j. Tubuh menyukai rutinitas yang tetap, baik anda suka ataupun tidak.
k. Jangan tidur terlalu lama, bangunlah pada jam yang sama setiap hari. l. Membuat rileks jari- jemari kaki. keadaan tubuh yang rileks adalah hal penting untuk perolehan tidur nyenyak. Jika tindakan tindakan ini gagal memperbaiki kualitas tidur, obat- obatan dapat bermanfaat untuk sementara waktu, tetapi hanya boleh menjadi upaya terakhir. Menurut Rafknowledge (2004), obat- obatan dapat membantu tidur, perawat yang terampil harus memiliki kewaspadaan yang tinggi berkaitan dengan penggunaan obatobatan untuk lansia. Jika terdapat bukti bukti adanya kondisi pada lansia, obatobatan harus dihentikan secara bertahap dan dilakukan non farmakologi.