DAFTAR ISI. 2.2 Sifat Kitosan Dalam Menyerap Logam Dalam Limbah. 2.3 Pertambangan Emas. 2.4 Pengolahan Biji Emas Dengan Proses Amalgamasi

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. menurunkan kualitas lingkungan dan derajat kesehatan masyarakat disebabkan

PENGGUNAAN KITOSAN DARI TULANG RAWAN CUMI-CUMI (LOLIGO PEALLI) UNTUK MENURUNKAN KADAR ION LOGAM Cd DENGAN MENGGUNAKAN SPEKTROFOTOMETRI SERAPAN ATOM

BAB I PENDAHULUAN. yang maju identik dengan tingkat kehidupan yang lebih baik. Jadi, kemajuan

BAB I PENDAHULUAN. yang lain. Pemanfaatan air untuk berbagai kepentingan harus dilakukan secara

BAB III BAHAN, ALAT DAN CARA KERJA

BAB I PENDAHULUAN. dalam bidang perindustrian. Penggunaan logam krombiasanya terdapat pada industri

KEGUNAAN KITOSAN SEBAGAI PENYERAP TERHADAP UNSUR KOBALT (Co 2+ ) MENGGUNAKAN METODE SPEKTROFOTOMETRI SERAPAN ATOM

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset Kimia Jurusan Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. serta lapisan kerak bumi (Darmono, 1995). Timbal banyak digunakan dalam

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. menjadi sumber pencemar bagi lingkungan (air, udara dan tanah). Bahan

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Desa Tulabolo adalah bagian dari wilayah Kecamatan Suwawa Timur,

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN. adalah Timbal (Pb). Timbal merupakan logam berat yang banyak digunakan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Sebelum melakukan uji kapasitas adsorben kitosan-bentonit terhadap

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset Kimia dan Laboratorium

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN. Ide Penelitian. Studi Literatur. Persiapan Alat dan Bahan Penelitian. Pelaksanaan Penelitian.

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. dengan tahapan kegiatan, yaitu: pengambilan sampel cangkang udang di PT.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. telah terjadi perubahan-perubahan dalam tatanan lingkungan sehingga tidak sama lagi

et al., 2005). Menurut Wan Ngah et al (2005), sambung silang menggunakan glutaraldehida, epiklorohidrin, etilen glikol diglisidil eter, atau agen

I. PENDAHULUAN. ekosistem di dalamnya. Perkembangan industri yang sangat pesat seperti

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. dan perubahan lingkungan tidak menghambat perkembangan industri. Hal ini

mendirikan pabrik bertujuan untuk membantu kemudahan manusia. Namun, hal

BAB III METODE PENELITIAN. Kegiatan penelitian ini dilaksanakan selama 6 bulan, dimulai dari bulan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Permasalahan

BAB 3 METODE PENELITIAN. 3.1 Alat Alat Adapun alat-alat yang digunakan pada penelitian ini adalah: Alat-alat Gelas.

3 Metodologi Penelitian

PEMBUATAN KHITOSAN DARI KULIT UDANG UNTUK MENGADSORBSI LOGAM KROM (Cr 6+ ) DAN TEMBAGA (Cu)

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia Anorganik Fakultas Matematika dan

3 Percobaan. 3.1 Bahan Penelitian. 3.2 Peralatan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Modifikasi Ca-Bentonit menjadi kitosan-bentonit bertujuan untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PENYEHATAN MAKANAN MINUMAN A

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada Juni-Juli 2013 di Unit Pelaksanaan

BAB I PENDAHULUAN. berbahaya dalam arti (toksisitas) yang tinggi, biasanya senyawa kimia yang sangat

BAB III. METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE DAN BAHAN PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pertumbuhan penduduk dan populasi penduduk yang tinggi

BAB III METODE PENELITIAN. Pengujian dilakukan di Laboratorium Kimia Analitik Instrumen Jurusan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Februari - Mei 2015 di Laboratorium Kimia

I.1.1 Latar Belakang Pencemaran lingkungan merupakan salah satu faktor rusaknya lingkungan yang akan berdampak pada makhluk hidup di sekitarnya.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Pusat Teknologi Farmasi dan

Gambar 3.1 Diagram Alir Penelitian Secara Keseluruhan

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan dari bulan maret sampai juli 2013, dengan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset Kimia dan Laboratorium

BAB I PENDAHULUAN. Pencemaran lingkungan perairan yang disebabkan oleh logam-logam berat

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset Kimia Jurusan Pendidikan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset Kimia dan Laboratorium

BAB I PENDAHULUAN. Logam berat merupakan salah satu komponen pencemar lingkungan, baik

BAB I PENDAHULUAN. sebagai air minum. Hal ini terutama untuk mencukupi kebutuhan air di dalam

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

HASIL DAN PEMBAHASAN. didalamnya dilakukan karakterisasi XRD. 20%, 30%, 40%, dan 50%. Kemudian larutan yang dihasilkan diendapkan

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini telah dilakukan pada bulan Mei sampai Juli 2013 di Laboratorium

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

III. METODOLOGI PENELITIAN di Laboratorium Kimia Analitik dan Kimia Anorganik Jurusan Kimia

BAB I PENDAHULUAN. ternyata telah menimbulkan bermacam-macam efek yang buruk bagi kehidupan

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini telah dilakukan di Laboratorium Kimia Anorganik/Fisik Fakultas

I. PENDAHULUAN. Keberadaan logam berat di sistem perairan dan distribusinya, diatur oleh

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Recovery Logam Ag Menggunakan Resin Penukar Ion

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengaruh Pemberian Kitosan terhadap Ginjal Puyuh yang Terpapar Timbal (Pb)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

ANALISIS KADAR MERKURI (Hg) Gracilaria sp. DI TAMBAK DESA KUPANG SIDOARJO

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei Agustus 2014 di Laboratorium

I. PENDAHULUAN. berbagai sektor seperti bidang ekonomi, sosial dan budaya. Momentum pembangunan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

4 Hasil dan Pembahasan

3 Percobaan. Untuk menentukan berat jenis zeolit digunakan larutan benzena (C 6 H 6 ).

BAB I PENDAHULUAN. penampilannya atau lebih tahan tehadap korosi dan keausan. Dampak negatif dari

Bab III Metodologi III.1 Waktu dan Tempat Penelitian III.2. Alat dan Bahan III.2.1. Alat III.2.2 Bahan

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei sampai Juli 2015 di Laboratorium

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset Kimia Lingkungan Jurusan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

MAKALAH PENDAMPING : PARALEL A. PEMANFAATAN SERBUK GERGAJI KAYU SENGON SEBAGAI ADSORBEN ION LOGAM Pb 2+

III. BAHAN DAN METODA 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini akan dilakukan di laboratorium Kimia Analitik Fakultas matematika dan Ilmu

3. Metodologi Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

METODOLOGI PENELITIAN

PENGARUH ph DAN PENAMBAHAN ASAM TERHADAP PENENTUAN KADAR UNSUR KROM DENGAN MENGGUNAKAN METODE SPEKTROFOTOMETRI SERAPAN ATOM

Untuk mengetahui pengaruh ph medium terhadap profil disolusi. atenolol dari matriks KPI, uji disolusi juga dilakukan dalam medium asam

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Agustus 2011 di laboratorium Riset Jurusan Pendidikan Kimia Fakultas Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

Transkripsi:

DAFTAR ISI Persetujuan Pernyataan Penghargaan Abstrak Abstract Daftar Isi Daftar Lampiran ii iii iv v vi vii ix Bab 1. Pendahuluan 1.1 Latar Belakang 1.2 Perumusan Masalah 1.3 Pembatasan Masalah 1.4 Tujuan Penelitian 1.5 Manfaat Penelitian 1.6 Lokasi Penelitian 1.7 Metode Penelitian 1 3 3 3 3 4 4 Bab 2. Tinjauan Pustaka 2.1 Kitosan 2.2 Sifat Kitosan Dalam Menyerap Logam Dalam Limbah 2.3 Pertambangan Emas 2.4 Pengolahan Biji Emas Dengan Proses Amalgamasi 2.5 Hidrogel Kitosan 5 6 7 8 9

2.6 Merkuri (Hg) 9 2.6.1 Sifat Fisik Dan Kimia Merkuri 2.6.2 Sumber dan Produksi Merkuri 2.6.3 Efek Merkuri (Hg) Terhadap Lingkungan dan Manusia 2.7 Merkuri di Lingkungan Tanah 2.8 Merkuri di Lingkungan Perairan 2.9 Spektroskopi Serapan Atom 2.10 SEM (Scanning Electron Microscope) 2.11 Spektrofotometer Fourier Transform Infrared (FT-IR) 2.10.1 Gangguan-gangguan pada Spektrofotometer Serapan Atom 10 12 13 16 16 18 19 20 21 Bab 3. Metode Penelitian 3.1 Alat dan Bahan 23 3.1.1 Alat-alat 3.1.2 Bahan-bahan 23 23 3.2 Prosedur Penelitian 24 3.2.1 Pembuatan Larutan Pereaksi 24 3.2.1.1 Larutan Asam Asetat 1% 3.2.1.2 Larutan natrium tripolifospat 1% (Na 5 P 3 O 10 ) 3.2.1.3 Larutan kitosan 0,3% 24 24 24

3.2.2 Pembuatan Hidrogel Kitosan 3.2.3 Penyediaan Hidrogel Kitosan Sebagai Adsorbsi Logam 24 24 Merkuri (Hg) 3.2.4 Penggunaan Hidrogel Kitosan Sebagai Adsorbsi Logam Merkuri (Hg) 3.3 Bagan Penelitian 3.3.1 Pembuatan Larutan Asam Asetat 1% 3.3.2 Pembuatan Larutan Natrium Tripolifospat 1% (Na 5 P 3 O 10 ) 25 26 26 26 3.3.3 Pembuatan Larutan kitosan 0,3% 3.3.4 Pembuatan Hidrogel Kitosan 3.3.5 Penyediaan Hidrogel Kitosan Sebagai Adsorbsi Logam Merkuri (Hg) 26 27 27 3.3.6 Penggunaan Hidrogel Kitosan Sebagai Adsorbsi logam Merkuri (Hg) 28 Bab 4. Hasil dan Pembahasan 4.1 Hasil Penelitian 29 4.1.1. Data absorbansi larutan standar merkuri (Hg) 4.1.2. Pengolahan Data Logam Merkuri (Hg) 4.1.2.1. Penurunan Persamaan Garis Regresi Dengan 29 30 30 Metode Least Square 4.1.2.2. Koefisien Korelasi 4.1.2.3. Penentuan Konsentrasi 31 32 4.2 Pembahasan 35

Bab 5. Kesimpulan dan Saran 5.1 Kesimpulan 5.2 Saran 38 38 Daftar Pustaka Lampiran DAFTAR TABEL Nomor Judul Halaman Tabel 4.1. Data absorbansi larutan standar merkuri (Hg) 29 4.2. Penurunan persamaan garis regresi untuk penentuan konsentrasi logam merkuri (Hg) berdasarkan pengukuran absorbansi larutan standar merkuri (Hg). 4. 3. Data Absorbansi Logam Merkuri (Hg) Dalam Air Limbah Tambang Emas Sebelum Penambahan Hidrogel Kitosan. 4.4. Data Absorbansi Logam Merkuri (Hg) Dalam Air Limbah Tambang Emas Sesudah Penambahan Hidrogel Kitosan. 4.5. Data Absorbansi Dan Konsentrasi Rata-Rata Logam Merkuri Dalam Air Sebelum Penambahan Hidrogel Kitosan 30 32 32 34 4.6. Data Absorbansi Dan Konsentrasi Rata-Rata Logam Merkuri 34

Dalam Air Setelah Penambahan Hidrogel Kitosan. 4.7. Data Persentase (%) Penurunan Konsentrasi Logam Merkuri Dalam Limbah Tambang Emas Setelah Penambahan Hidrogel Kitosan. 35 DAFTAR GAMBAR Nomor Judul Halaman Gambar 2.1 Deasetilasi kitin menjadi kitosan 6 4.1 Kurva kalibrasi larutan standar merkuri (Hg) 29 4.2.1 Hasil karakterisasi uji SEM dengan pembesar 1000 kali 37 4.2.2 Hasil karakterisasi uji SEM dengan pembesar 2000 kali 37

4.2.3 Hasil Karakterisasi uji FT- IR 38 DAFTAR LAMPIRAN Nomor Lampiran Judul Halaman 1 Surat Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup RI 42 Nomor 202 Tahun 2004

2 Peraturan Menteri Kesehatan RI Tahun 2010 Tentang 42 Persyaratan Kualitas Air Minum, No.492/Menkes/Per/IV/2010 3 Lokasi Pengolahan Tambang Emas Rakyat Kecamatan Huta Bargot, Mandailing Natal Yang Digunakan Dalam Penelitian 43 4 Cangkang Belangkas (Tachypleus Gigas) 45 5 Kitosan Dari Cangkang Belangkas (Tachypleus Gigas) Yang Digunakan Dalam Penelitian 6 Hidrogel Dari Kitosan Cangkang Belangkas (Tachypleus Gigas) Yang Digunakan Dalam Penelitian 45 46 7 Spektrum FT-IR PerkinElmer 46 8 9 SEM TM-3000 Hitach Spektrofotometer Serapan Atom Shimadzu AA 7000 47 47

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perubahan lingkungan akibat pencemaran dapat menimbulkan bahaya keracunan bagi kehidupan manusia dan organisme lainnya dalam artian jika memiliki daya racun (toksisitas) yang tinggi. Sumber-sumber pencemar dapat ditimbulkan dari proses alami berupa pengikisan dari batu mineral di sekitar perairan, partikel partikel logam dari udara yang ikut bersama air hujan dan dari hasil kegiatan manusia berupa buangan sisa industri atau dari hasil sisa buangan rumah tangga. (Soemarwoto,1991). Pencemaran ini selanjutnya mencemari manusia melalui ikan, air minum, atau air sumber irigasi lahan pertanian sehingga tanaman sebagai sumber pangan manusia tercemar. Suatu tatanan lingkungan hidup dapat tercemar atau menjadi rusak disebabkan oleh banyak hal dan yang paling utama yang menjadi penyebabnya adalah limbah, antara lain limbah kimia yang mengandung bahan toksik seperti logam berat ( Palar, 2008 ). Logam merkuri digunakan untuk membentuk amalgam. Contohnya dalam pertambangan emas, logam merkuri digunakan untuk mengikat dan memurnikan emas. Merkuri yang dicampur dengan batuan bijih emas dalam galundung mengalami proses penubukan dan penggilingan sebagian menyatu dengan lumpur hasil pengolahan bijih emas dan sebagian terpercik dan jatuh ke sungai selanjutnya terakumulasi pada sedimen sungai. Merkuri (Hg), merupakan logam yang berwujud cair pada suhu ruang. Merkuri, baik logam maupun metil merkuri (CH 3 Hg + ), biasanya masuk tubuh

manusia lewat pencernaan. Bisa dari ikan, kerang, udang, maupun perairan yang terkontaminasi. Merkuri dalam bentuk logam tidak begitu berbahaya, tetapi bila terpapar di lingkungan bisa bereaksi dengan metana yang berasal dari dekomposisi senyawa organik membentuk metil merkuri yang bersifat toksis. Dalam bentuk metal merkuri, sebagian besar akan berakumulasi di otak. Karena penyerapannya besar, dalam waktu singkat bisa menyebabkan berbagai gangguan. Mulai dari rusaknya keseimbangan tubuh, tidak bisa berkonsentrasi dan tuli (Widowati, 2008). Kitosan adalah suatu biopolimer dari D-glukosamin yang dihasilkan dari proses deasetilasi kitin dengan menggunakan alkali kuat. Kitosan bersifat sebagai polimer kationik yang tidak larut dalam air, dan larutan alkali dengan ph di atas 6,5. Kitosan mudah larut dalam asam organik seperti asam formiat, asam asetat, dan asam sitrat (Rahayu, 2007). Penggunaan kitosan sejak awal telah berperan dalam mengurangi pencemaran dalam lingkungan. Manfaat kitosan dalam bidang lingkungan adalah untuk menyerap logam berat maupun zat warna yang banyak dihasilkan oleh industri. Logam berat ini meliputi Hg, Zn, Cd, Cu, Co, Pb, dan Cr. ( Sugita, 2009) Pada prinsipnya, pembentukan gel karena terbentuknya jaringan tiga dimensi dari molekul primer, yang terentang pada seluruh volume gel dan merangkap sejumlah pelarut didalamnya. Jika ikatan silang pada rantai panjang polimer dalam jumlah yang cukup panjang, akan terbentuk bangunan tiga dimensi yang bersinambung. Molekul pelarut akan terjebak diantaranya dan termobilisasi, sehingga terbentuk struktur kaku dan tegar yang tahan terhadap gaya atau tekanan tertentu.(sugita, 2009) Menurut data dinas pertambangan Kab. Mandailing Natal (2012) didapati ada sepuluh tambang emas liar di kabupaten tersebut yang menggunakan logam merkuri untuk mengumpulkan bijih emas dan semua limbahnya ditampung dan dibuang begitu saja di sungai tanpa adanya perawatan.

Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti tertarik untuk meneliti tentang absorbsi merkuri (Hg) oleh hidrogel kitosan pada limbah tambang emas rakyat, di Kecamatan Huta Bargot, Kabupaten Mandailing Natal. 1.2 Perumusan Masalah Apakah Hidrogel dari kitosan cangkang Belangkas (Tachypleus Gigas) dapat mengadsorbsi logam merkuri (Hg) pada limbah emas di Kecamatan Huta Bargot, Kabupaten Mandailing Natal. 1.3 Pembatasan Masalah Penelitian ini dibatasi pada pembuatan hidrogel dari kitosan dari cangkang Belangkas (Tachypleus Gigas) dan sampel diambil pada tambang emas rakyat dengan parameter limbah yang diukur adalah logam Merkuri (Hg) di Kecamatan Huta Bargot, Kabupaten Mandailing Natal serta waktu perendaman 10 menit. 1.4 Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis Hidrogel dari kitosan cangkang Belangkas (Tachypleus Gigas) mengabsorbsi dalam logam merkuri (Hg) pada limbah tambang emas rakyat di Kecamatan Huta Bargot, Kabupaten Mandailing Natal. 1.5 Manfaat Penelitian Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan mamfaat bahwa hidrogel dari kitosan cangkang Belangkas (Tachypleus Gigas) dapat mengabsorbsi logam merkuri (Hg) pada limbah emas di Kecamatan Huta Bargot, Kabupaten Mandailing Natal.

1.6 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia Dasar LIDA Universitas Sumatera Utara, Laboratorium Kimia Fisika FMIPA, Laboratorium Organik Universitas Gajah Mada, Laboratorium Balai Riset Dan Standardisasi Industri Medan. 1.7 Metode Penelitian Penelitian ini adalah eksperimental laboratorium, dimana kitosan diubah menjadi hidrogel kitosan dengan cara melarutkan kitosan dari cangkang Belangkas (Tachypleus Gigas) sebanyak 3 g didalam 1000 ml asam asetat 1% diaduk hingga homogen. Sebanyak 1000 ml larutan kitosan ditambahkan 40 ml larutan tripolifospat kemudian diaduk hingga homogen dengan pengaduk selama 20 menit diletakkan pada Ultrasonik Bath selama 30 menit. Disentrifugasi dengan kecepatan 10.000 rpm selama 15 menit kemudian didekantasi. Endapan di keringkan di plat kaca untuk di uji karakterisasinya dengan SEM dan FT-IR. Hidrogel kitosan (padatan) di tambahkan dengan akuades 1000 ml diaduk dengan magnetic stirer selama 10 menit. Sampel di tambahkan dengan asam nitrat pekat sampai ph = 2 dan dianalisa kadar merkuri (Hg) dengan Spekrofotometri Serapan Atom. 1 gram hidrogel kitosan dicampur dengan 1000 ml aquadest dan diaduk dengan magnetic stirer 20 menit. Sebanyak 200 ml sampel dicampurkan dengan 50 ml hidrogel kitosan. Diamati perubahan selama 10 menit. Di analisa kadar merkuri (Hg) dengan Spekrofotometer Serapan Atom.