,Jurnal Karya Tulis Ilmiah GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMANFAATAN PELAYANAN ANC BIDAN DESA OLEH IBU HAMIL DI PUSKESMAS SIMPANG TIGA KABUPATEN PIDIE TAHUN 2013 Nur Asna Mahasiswi Pada STIKes U Budiyah Banda Aceh D-III Kebidanan ABSTRAK Latar Belakang: Antenatal Care adalah merupakan cara penting untuk memonitoring dan mendukung kesehatan ibu hamil normal dan mendeteksi ibu dengan kehamilan normal, ibu hamil sebaiknya dianjurkan mengunjungi bidan atau dokter sedini mungki semenjak ibu merasa dirinya hamil untuk mendapatkan pelayanan dan asuhan antenatal care. Berdasarkan data Dinkes Kabupaten Pidie tahun 2012 jumlah persalinan sebanyak 8.958 orang dan cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan atau bidan adalah 7.418 orang (82,81%) sedangkan target yang ingin di capai adalah 90%. Di Puskesmas Simpang Tiga, jumlah K1 mencapai 435(83,47%) dan K4 mencapai 332(65,2%) orang. Tujuan Penelitian : untuk mengetahui gambaran faktor-faktor yang berhubungan dengan pemanfaatan pelayanan ANC bidan desa oleh ibu hamil di Puskesmas Simpang Tiga Kabupaten. Meode Penelitian : bersifat deskriptif. Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu hamil sebanyak 509 orang ibu hamil dengan Sampel sebesar 81orang, Penelitian di lakukan di Puskesmas Simpang Tiga, Pada tanggal 12 s/d 19 Agustus 2013. Hasil Penelitian : Menunjukkan bahwa dari 81 responden, yang ada memanfaatkan ANC bidan sebanyak 57 (70,37%) orang, diantaranya manyoritas berpengetahuan tinggi (86,49%), paritas grand multipara (52,38%), budaya keluarga ada mencari pelayanan (91.94%) dan keberadaan bides ada (91,89%). Kesimpulan : Bahwa sebagian besar ibu hamil memanfaatkan pelayanan ANC dan sebagian kecilnya tidak memanfaatkan. Hasil penelitian ini diharapakan dapat dijakdikan bahan masukan bagi ibu hamil supaya dapat meningkatkan pemanfaatkan pelayanan ANC bidan di Wilayah Kerja Puskesmas Simpang Tiga Kabupaten. Kata kunci : ANC, Bidan Desa, Ibu Hamil I. Pendahuluan Pembangunan kesehatan adalah bagian integral dari pembangunan kesejahteraan bangsa yang berkesinambungan dan kesehatan adalah hak asasi setiap warga negara. Oleh karena itu, setiap individu, keluarga, dan masyarakat berhak memperoleh perlindungan kesehatan, termasuk masyarakat miskin dan anak-anak (Depkes RI, 2013). Pembangunan Nasional yang telah berjalan selama beberapa dasawarsa, menghasilkan banyak kemajuan bagi masyarakat Indonesia, termasuk membaiknya tingkat sosial ekonomi penduduk. Perkembangan ini, diiringi derasnya arus globalisasi, mengakibatkan munculnya berbagai tantangan seperti: persaingan antar negara dan permintaan mutu pelayanan kesehatan yang meningkat (Depkes RI, 2013). Kematian Ibu (AKI) sebesar 102 per 100.000 kelahiran hidup (KH) dan Angka Kematian Bayi (AKB) menjadi 23 per 1.000 KH pada tahun 2015, perlu upaya percepatan yang lebih besar dan kerja keras karena kondisi saat ini, AKI 307 per
100.000 KH dan AKB 34 per 1.000 KH. Menurut Menkes, Kementerian Kesehatan telah melakukan berbagai upaya percepatan penurunan AKI dan AKB antara lain mulai tahun 2010 meluncurkan Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) ke Puskesmas di Kabupaten/ Kota yang difokuskan pada kegiatan preventif dan promotif dalam program Kesehatan Ibu dan Anak (Depkes RI, 2013). Di Aceh meskipun telah terjadi penurunan dibandingkan dengan sebelumnya, namun jumlah Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) di Provinsi Aceh hingga saat ini masih tergolong tinggi. Berdasarkan data terakhir Desember 2011, jumlah AKI melahirkan di Aceh berkisar 190/100.000 kelahiran hidup (KH) dan AKB berkisar 30/1.000 KH. Karenanya, upaya pengurangan terus dilakukan oleh Pemerintah Aceh sebagai salah satu indikator Indeks Pembangunan Manusia (IPM) bidang kesehatan (Dinkes Provinsi Aceh, 2012). Kematian ibu disebabkan oleh perdarahan, tekanan darah yang tinggi saat hamil (eklampsia), infeksi, persalinan macet dan komplikasi keguguran. Sedangkan penyebab langsung kematian bayi adalah Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) dan kekurangan oksigen (asfiksia). Penyebab tidak langsung kematian ibu dan bayi baru lahir adalah karena kondisi masyarakat seperti pendidikan, sosial ekonomi dan budaya. Kondisi geografi serta keadaan sarana pelayanan yang kurang siap ikut memperberat permasalahan ini. Beberapa hal tersebut mengakibatkan kondisi 3 terlambat (terlambat mengambil keputusan, terlambat sampai di tempat pelayanan dan terlambat mendapatkan pertolongan yang adekuat) dan 4 terlalu (terlalu tua, terlalu muda, terlalu banyak, terlalu rapat jarak kelahiran) (Depkes RI, 2013). Berdasarkan data Dinkes Kabupaten Pidie tahun 2012 jumlah persalinan sebanyak 8.958 orang dan cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan atau bidan adalah 7.418 orang (82,81%) sedangkan target yang ingin di capai adalah 90%. Cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan mencapai 82,81% dengan jumlah persalinan 8.958 orang. Dengan jumlah bayi lahir 8.821 bayi dan AKI 4 orang serta pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan 36,5% ( Dinkes pidie, 2012) Di Puskesmas Simpang Tiga, jumlah KI mencapai 475 (85.23%) K4 mencapai 367 (66.13%) orang. Masalah di atas dapat di cegah apabila ibu-ibu hamil melakukan kontak atau memeriksakan kehamilannya (ANC) selama hamil minimal 4x selama masa hamil. Berdasarkan survey awal yang dilakukan oleh peneliti di Puskesmas Simpang Tiga dengan mewawancarai 10 orang ibu hamil dimana ibu hamil tersebut mengatakan tentang pengetahuan pemanfaatan pelayanan ANC itu sangat penting bagi ibu hamil, karena ibu hamil masih ada yang tidak mengerti tentang pemanfaatan pelayanan ANC. Budaya keluarga ibu sering melakukan kunjungan pelayanan ANC pada bidan dan keberadaan bidan di desa sangat penting bagi ibu hamil karena bisa mudah untuk mendapatkan pelayanan ANC, dank arena adanya keberadaan bidan desa maka ibu akan memanfaatkan bidan desa. 4 orang ibu mengatakan sudah pernah melahirkan dua kali, 6 orang
ibu mengatakan sudah pernah melahirkan 1 kali Tujuan Penelitian Tujuan Umum Untuk mengetahui gambaran faktorfaktor yang berhubungan dengan pemanfaatan pelayanan ANC Bidan Desa Oleh Ibu Hami Di Puskesmas Simpang Tiga Kabupaten Pidie Tahun 2013. Tujuan Khusus a. Untuk mengetahui gambaran Pengetahuan ibu hamil terhadap pemanfaatan pelayanan ANC bidan di Puskasmas Simpang Tiga Kabupaten. b. Untuk mengetahui gambaran paritas ibu terhadap pemanfaatan pelayanan ANC bidan di Puskasmas Simpang Tiga Kabupaten Pidie Tahun 2013. c. Untuk mengetahui gambaran budaya keluarga ibu hamil terhadap pemanfaatan pelayanan ANC bidan di Puskasmas Simpang Tiga Kabupaten. d. Untuk mengetahui gambaran keberadaan bides ibu terhadap pemanfaatan pelayanan ANC bidan di Puskasmas Simpang Tiga Kabupaten Pidie Tahun 2013. II. METODOLOGI 1. Kerangka Konsep ANC Adalah pelaksanaan pemanfaatan bidan oleh ibu hamil perlu diperhatikan factor utama : menyampaikan informasi yang jelas, tepat dan benar, menunjukkan bahwa bidan memperhatikan dan memberi respeks, ekonomi, jarak, pengetahuan, paritas, budaya keluarga, keberadaan bides (Notoadmodjo dkk, 2005). Berdasarkan teori tersebut maka kerangka konsep dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut: Pengetahuan Paritas Budaya Keberadaan Bides Pemanfaatan Pelayanan ANC Bidan Desa oleh Ibu Hamil Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat deskriptif untuk mendapatkan bagaimana gambaran suatu keadaan atau fenomena (Arikunto, 2006). Dalam hal ini peneliti ingin mengetahui gambaran faktorfaktor yang berhubungan dengan pemanfaatan bidan desa oleh ibu hamil di Puskesmas Simpang Tiga Kabupaten.
Populasi dan sampel Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu hamil sebanyak 509 orang ibu hamil yang ada di Puskesmas Simpang Tiga Kabupaten Pidie Tahun 2012. Sampel dalam penelitian ini adalah ibu hamil yang berkunjung di Poli KIA Puskesmas Simpang Tiga Kabupaten Pidie. Pengambilan sampel dilakukan dengan cara Accidental Sampling jumlah sampel 81 responden. Penelitian ini dilakukan dengan metode Accidental Sampling yaitu, cara pengambilan sampel dengan kebutulan bertemu pada saat penelitian (Alimul, 2007) Tempat dan waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Puskesmas simpang Tiga Kabupaten Pidie, pada tanggal 12-19 Agustus 2013. Cara Pengumpulan Data Data primer Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara dengan menggunakan kuesioner yang telah disiapkan sebelumnya yang bersifat pertanyaan-pertanyaan yang harus dijawab oleh responden. Data sekunder Data sekunder adalah data yang ada di Puskesmas Simpang Tiga Kabupaten. Pengolahan Data Menurut Budiarto (2002) data yang telah didapatkan akan diolah dengan tahap-tahap berikut: Editing, Coding, Transfering, Tabulating, III. HASIL DAN PEMBAHASAN Analisa Univariat Manfaat Pelayanan ANC Bidan Tabel 5. 1 Distribusi Pemanfaatan Pelayanan ANC Bidan Di Puskesmas Simpang Tiga Kabupaten Pidie Tahun 2013 No Pelayanan Frekuensi % ANC Bidan 1 Ada 57 70,37 2 Tidak ada 24 29,63 Jumlah 81 100 Berdasarkan tabel 5.1 diatas, dapat dilihat bahwa dari 81 responden, yang ada memanfaatkan pelayanan ANC bidan sebanyak 57 (70,37%) orang. Pengetahuan Tabel 5. 2 Distribusi Pengetahuan Tentang Pemanfaatan Pelayanan ANC Bidan Di Puskesmas Simpang Tiga Kabupaten No Pengetahuan Frekuensi % 1 Tinggi 37 45,68 2 Menengah 29 35,80 3 Rendah 15 18,52 Jumlah 81 100 Berdasarkan tabel 5.2 diatas, dapat dilihat bahwa dari 81 responden yang mempunyai pengetahuan tinggi sebanyak 37 (45,68%) orang. Paritas Tabel 5. 3 Distribusi Paritas Tetang PelayananANC Bidan Di Puskesmas Simpang Tiga Kabupaten No Paritas Frekuensi % 1 Primipara 20 24,69 2 Multipara 40 49,38 3 Grande multipara 21 25,92 Jumlah 81 100
Berdasarkan tabel 5.3 diatas, dapat dilihat bahwa dari 81 responden yang mempunyai paritas grande multipara adalah 21 (25,92%) orang. Budaya Keluarga Tabel 5. 4 Distribusi Budaya Keluarga Tentang Pelayanan ANC Bidan Di Puskesmas Simpang Tiga Kabupaten pidie Tahun 2013 No Budaya Frekuensi % Keluarga 1 Ada mencari 62 76,54 2 Tidak mencari 19 23,45 Jumlah 81 100 Berdasarkan tabel 5.4 diatas, dapat dilihat bahwa dari 81 responden yang budaya keluarga ada mencari pelayanan ANC bidan sebanyak 62 (76,54%) orang. Keberadaan Bidan Desa Tabel 5. 5 Distribusi Keberadaan Bidan Desa Di Puskesmas Simpang Tiga Kabupaten No Keberadaan Frekuensi % Bidan Desa 1 Ada 37 45,68 2 Tidak ada 44 54,32 Jumlah 81 100 Berdasarkan tabel 5.5 diatas, dapat dilihat bahwa dari 81 responden yang tidak ada keberadaan bidan desa sebanyak 44 (54,32%) orang. Tabulasi Silang Tabulasi Silang Pengetahuan dengan Pemanfaatan Pelayanan ANC Bidan. Tabel 5. 6 Tabulasi Silang Pengetahuan Dengan Pemanfaatan Pelayanan ANC Bidan Di Puskesmas Simpang Tiga Kabupaten Pengetahuan Tinggi Menengah Rendah Pelayanan ANC Bidan Ada Tidak Ada Total f % f % f % 32 86,49 5 13,51 37 100 22 75,86 7 24,14 29 100 3 20,00 12 80,00 15 100 Jumlah 57 70,37 24 29,63 81 100 Berdasarkan tabel 5.6 diatas dapat dilihat bahwa responden yang berpengetahuan tinggi mayoritas (86,49%). Begitu juga dengan responden yang berpengetahuan rendah mayoritas tidak memanfaatkan pelayanan bidan (80,00%). Tabulasi Silang Paritas dengan Pemanfaatan Pelayanan ANC Bidan. Paritas Tabel 5. 7 Tabulasi Silang Paritas Dengan Pemanfaatan Pelayanan ANC Bidan Di Puskesmas Simpang Tiga Kabupaten Primipara Multipara Grande multipara Pelayanan ANC Bidan Ada Tidak Ada Total f % f % f % 14 70,00 6 30,00 20 100 32 80,00 8 20,00 40 100 11 52,38 10 47,62 21 100 Jumlah 57 70,37 24 29,63 81 100 Berdasarkan tabel 5.7 diatas dapat dilihat bahwa responden yang Grande multipara mayoritas (52,38%). Begitu juga dengan responden yang primipara mayoritas tidak memanfaatkan pelayanan ANC bidan (30,00%).
Tabulasi Silang Budaya Keluarga dengan Pemanfaatan Pelayanan ANC Bidan. Tabel 5. 8 Tabulasi Silang Budaya Keluarga Dengan Pemanfaatan Pelayanan ANC Bidan Di Puskesmas Simpang Tiga Kabupaten Pelayanan ANC Bidan Budaya Ada Tidak Ada Total Keluarga f % f % f % Ada mencari 57 91,94 5 8,06 62 100 Tidak ada 0 0 19 100 19 100 Mencari Jumlah 57 70,37 24 29,6 3 81 100 Berdasarkan tabel 5.8 diatas dapat dilihat bahwa responden yang budaya keluarganya ada mencari mayoritas (91,94%). Begitu juga dengan responden yang budaya keluarganya tidak mencari mayoritas semuanya tidak memanfaatkan pelayanan bidan. Tabulasi Silang Keberadaan Bides dengan Pemanfaatan Pelayanan ANC Bidan. Tabel 5. 9 Tabulasi Silang Keberadaan Bides Dengan Pemanfaatan Pelayanan ANC Bidan Di Puskesmas Simpang Tiga Kabupaten Pelayanan ANC Bidan Keberadaan Ada Tidak Ada Total Bides f % f % f % Ada Tidak ada 34 23 91,89 52,27 3 21 8,11 47,73 37 44 100 100 Jumlah 57 70,37 24 29,63 81 100 Berdasarkan tabel 5.9 diatas dapat dilihat bahwa responden yang keberadaan bidesnya ada mayoritas (91,89%). dan responden yang keberadaan bidesnya tidak ada mayoritas juga memanfaatkan pelayanan ANC bidan (47,73%). Pembahasan Gambaran Pengetahuan Ibu Hamil Terhadap Pemanfaatan Pelayanan ANC Bidan. Berdasarkan hasil penelitian di atas yang dilakukan di Puskesmas Simpang Tiga Kabupaten Pidie, didapatkan bahwa responden yang berpengetahuan tinggi mayoritas (86,49%). Begitu juga dengan responden yang berpengetahuan rendah mayoritas tidak memanfaatkan pelayanan bidan (80,00%). Hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Nur Inayah Rauf (2013), tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan pemanfaatan pelayanan antenatal care di Puskesmas Manisa UPA Kota Makasar, diperoleh hasil bahwa variabel yang berhubungan dengan pemanfaatan pelayanan ANC adalah pengetahuan, keterjangkauan dan dukungan keluarga. hasil uji statistik untuk variabel pengetahuan P value = 0,004, keterjangkauan P value = 0,014, dan dukungan keluarga p value = 0,006. Pengetahuan merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi perilaku. Lw.Green menyatakan bahwa faktor penyebab masalah kesehatan adalah faktor perilaku yaitu faktor predisposisi. Faktor predisposisi adalah faktor yang terwujud dalam kepercayaan, keyakinan, nilai-nilai dan juga variasi demografi seperti pengetahuan. Peneliti berasumsi bahwa adanya kecenderungan antara pengetahuan dengan pemanfaatan pelayanan ANC bidan, dimana berdasarkan hasil penelitian diatas didapatkan semakin tinggi pengetahuan ibu hali tentang pelayanan ANC,
semakin tinggi pula pemanfaatan pelayanan ANC bidan. Hal ini karena pengetahuan merupakan faktor yang mempengaruhi perilaku seseorang, dimana dengan bertambahnya pengetahuan seorang ibu hamil tentang pelayanan ANC bidan dia dapat mengetahui apa manfaat yang dia dapatkan dari pelayanan ANC bidan dan juga dia akan mengetahui apa dampak atau resiko yang dia dapatkan seandainya ibu hamil tersebut tidak memanfaatkan pelayanan ANC untuk memeriksa kehamilannya. Gambaran Paritas Ibu Hamil Terhadap Pemanfaatan Pelayanan ANC Bidan. Berdasarkan hasil penelitian di atas yang dilakukan di Puskesmas Simpang Tiga Kabupaten Pidie, didapatkan bahwa responden yang Gran multipara mayoritas memanfaatkan pelayanan ANC bidan (52,38%). Begitu juga responden primipara yang tidak memanfaatkan pelayanan bidan (30,00%). Hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Yusran Amir (2013) tentan faktor-faktor yang berhubungan dengan pemanfaatan pelayanan antenatal care di Puskesmas Indramayu Jawa barat, di dapatkan bahwa variabel yang berhubungan dengan pemanfaatan pelayanan antenatal care adalah pengetahuan, paritas, dan sikap petugas kesehatan. Hasil uji statistik diperoleh pengetahuan P value = 0,001, paritas P value = 0,023 dan sikap petugas P value = 0,041. Pengertian Paritas Pada Ibu Hamil - Paritas/para adalah jumlah yang diakhiri dengan kelahiran janin yang memenuhi syarat untuk melangsungkan kehidupan (28 minggu atau 1000 gram. Para adalah seorang wanita yang pernah melahirkan bayi yang dapat hidup (viable). Sedangkan menurut Dorland Paritas adalah keadaan seorang wanita sehubungan dengan kelahiran anak yang dapat hidup (Paulatte, 2007). Menurut Rustam Mochtar (1998) : Definisi Paritas Pada Ibu Hamil Menurut para Ahli. Nullipara adalah seorang wanita yang belum pernah melahirkan bayi viable. Primipara adalah seorang wanita yang pernah melahirkan bayi hidup untuk pertama kalinya. Multipara adalah seorang wanita yang pernah melahirkan bayi viable beberapa kali (sampai 5 kali). Peneliti berasumsi bahwa tidak adanya kecenderungan antara paritas dengan pemanfaatan pelayanan ANC bidan. Hasil penelitian ini bertolak belakang teori dan hasil penelitian sebalumnya, dimana mereka mengatakan ibu hamil yang telah banyak mengalami proses kehamilan memperoleh pangalaman yang lebih tentang tatacara menjaga janinnya agar lebih sehat di bandingkan dengan ibu hamil yang baru pertama kali mengalami prosese kehamilan. Akan tetapi hasil penelitian diatas didapatkan ibu hamil grand multipara cenderung tidak memanfaatan pelayanan ANC bidan. Hal ini diperkirakan bahwa kemungkinan adanya faktor lain yang mempengaruhi terhadap variabel pemanfaatan pelayanan ANC yang tidak peneliti teliti. Gambaran Budaya Keluarga Terhadap Pemanfaatan Pelayanan ANC Bidan. Berdasarkan hasil penelitian di atas yang dilakukan di Puskesmas Simpang Tiga Kabupaten Pidie, didapatkan bahwa responden yang budaya keluarganya ada mencari mayoritas memanfaatkan pelayanan ANC bidan (91,94%). Begitu juga dengan responden yang budaya keluarganya tidak mencari mayoritas
semuanya tidak memanfaatkan pelayanan bidan. Keluarga manusia mempunyai bebrapa ciri yang mempermudah proses sosialisasi. Keluarga dapat bertahan lama karena secara biologis manusia mempunyai hidup yang panjang (dibandingkan dengan makhluk lain) dan karena adanya ikatan antar anggotaanggotanya. Hal ini memberikan kesempatan luas untuk meneruskan tradisi kebudayaan masyarakat itu kepada anak. Hubungan ibu dan anakpun emosional sangat erat, yang juga mempermudah proses pendidikan disamping itu pola kekuasaan juga memberikan kekuatan pada apa yang dipelajari yaitu kekuasaan dan kekuatan yang lebih besar yang dimiliki orang tua membuat pelajaran mereka lebih berkesan bagi sang anak (Sarwono, 2000). Peneliti berasumsi bahwa adanya kecenderungan antara sosial budaya dengan pemanfaatan bidan. Dimana responden yang sosial budayanya ada mencari mayoritas pemanfaatan pelayanan ANC bidan ada. Hal ini dikarenakan kebiasan masyarakat dalam mencari tenaga kesehatan untuk pelayanan ANC dan juga kemungkinan faktor jarak antara rumah dengan tempat pelayanan kesehatan yang mudah di jangkau termasuk untuk mendapatkan pelayanan oleh dokter spesialis, sehingga ibu hamil mudah mendapatkan pelayanan ANC bidan. Gambaran Keberadaan Bides Terhadap Pemanfaatan Pelayanan ANC Bidan. Berdasarkan hasil penelitian di atas yang dilakukan di Puskesmas Simpang Tiga Kabupaten Pidie, didapatkan bahwa responden yang keberadaan bidesnya ada mayoritas (91,89%). dan responden yang keberadaan bidesnya tidak ada mayoritas juga memanfaatkan pelayanan ANC bidan (47,73%). Bidan merupakan mata rantai yang sangat penting karena kedudukannya sebagai ujung tombak dalam upaya meningkatkan sumber daya manusia melalui kemampuannya untuk melakukan pengawasan, pertolongan dan pengawasan neonates dan persalinan ibu postpartum. Peran penting bidan untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian maternal dan perinatal melalui pendekatan kepada masyarakat, kerjasama dengan masyarakat melaui posyandu (Ida Bagus, 1998) Peneliti berasumsi bahwa tidak adanya kecenderungan antara keberadaan bidan dengan pemanfaatan pelayanan ANC bidan, dimana hasil penelitian diatas bertolak belakang dengan teori-teori yang ada yaitu semakin adanya bidan di Desa semakin banyak orang yang memanfaatkan bidan desa. Hail ini berkemungkinan bahwa kebanyakan masyarakat melakukan pemeriksaan ke Rumah Sakit Umum Sigli untuk dapat diperiksa oleh dokter spesialis, mempunyai fasilitas yang lengkap. Untuk mendapatkan pelayanan ANC dari dokter spesialis mudah mereka jangkau dan tidak memerlukan biaya, karena pelayanan kesehatan di Rumah Sakit Umum semua biaya ditanggung pemerintah melalui Jamkesmas dan Jampersal. IV.PENUTUP Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan di Puskesmas Simpang Tiga kabupaten Pidie adalah sebagai berikut.
1. Ibu hamil berpengetahuan tinggi tentang pelayanan ANC cenderung memanfaatan pelayanan ANC bidan 2. Ibu hamil paritasnya grand multipara cenderung tidak memanfaatan pelayanan ANC bidan 3. Ibu hamil budaya keluarganya ada mencari pelayanan ANC cenderung memanfaatan pelayanan ANC bidan 4. Ibu hamil yang ada keberadaan bidan desa cenderung memanfaatan pelayanan ANC bidan Saran-saran 1. Diharapakan kepada masyarakat Kabupaten Pidie khususnya di Puskesmas Simpang Tiga supaya dapat menjaga kesehatan disaat hamil dan melakukan pemeriksaan kahamilan kepada tenaga kesehatan. 2. Diharapakan kepada masyarakat di Puskesmas Simpang Tiga supaya dapat memanfaatkan pelayanan ANC bidan di desa masing-masing yang mempunyai bidan desa. 3. Diharapakan kepada Bindan Desa supaya dapat lebih sering mengunjungi ke Desa di mana tempat di tugaskan dan memberikan informasi kepada masyarakat tentang pentingnya pemanfaatan pelayanan ANC bagi ibu hamil. REFERENSI Arikunto, (2006), Buku Ajar Konsep Kebidanan, Jakarta. Care Di Tingkat Pelayanan Dasar, Jakarta. Budiarto, (2002), Biostatistika Untuk Kedoktoran dan Kesehatan Masyarakat, Jakarta. Ikatan Bidan Indonesia, (2006), Pedoman Peran dan Tugas Bidan, Jakarta BPS, (2013), Millennium Development Goals (MDGS), http://mdgsdev.bps.go.id/ Hamil-Tentang-Antenatal-Care- Ditinjau_Segi -Umur- Pendidikan- Pekerjaan-Dan- Paritas Manuaba IGD, (2002), Kapita Pelaksanaan Rutin Obstrektric Ginecologi dan KB, EGC, Jakarta Mochtar Rustam, (1998) Sinopsis Obstretri, Obstretri Operatif, Obstretri Sosial, Jilid 1, Edisi 2, EGC, Jakarta Notoadmodjo, (2003), Pengantar Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Prilaku Kesehatan Andi Offset, Yogyakarta. Prawirohardjo, (2006), Sinopsis Obstretri, Obstretri, Obstretri Sosial, jilid 2, Edisi, EGC, Jakarta. Soepardan, S, (2008), Konsep Kebidanan, EGC, Jakarta Slavin dkk, Riset Keperawatan dan Teknik Penulisan Ilmiah, Edisi kedua, Jakarta Uripni, dkk (2003), komunikasi kebidan, jakarta Depkes RI, (1997), Pedoman Pelayanan Antenanatal