BAB I PENDAHULUAN. yang akan datang di dalam kehidupan masyarakatnya. (Tantawi,2014:51).

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. berarti di dalamnya bernuansakan suasana kejiwaan sang pengarang, baik

BAB I PENDAHULUAN. karya seni yang memiliki kekhasan dan sekaligus sistematis. Sastra adalah

BAB I PENDAHULUAN. Secara etimologis kata kesusastraan berasal dari kata su dan sastra. Su berarti

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Karya sastra merupakan kreativitas seseorang terhadap ide, pikiran, dan

BAB I PENDAHULUAN. puisi. Latar belakang kehidupan yang dialami pengarang, sangat berpengaruh

BAB I PENDAHULUAN. gagasan, ide, dan perasaan seorang pengarang. Daya imajinasi inilah yang mampu

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Secara institusional objek sosiologi dan sastra adalah manusia dalam masyarakat,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. memberikan atau menyampaikan suatu hal yang di ungkapkan dengan cara

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Sastra merupakan tulisan yang bernilai estetik dengan kehidupan manusia sebagai

intrinsiknya seperti peristiwa, plot, tokoh, latar, sudut pandang, dan lain-lain yang semuanya bersifat imajinatif. Novel adalah karya fiksi yang

BAB I PENDAHULUAN. Sastra sebagai cabang dari seni, yang keduanya unsur integral dari

BAB I PENDAHULUAN. maupun kehidupan sehari-hari. Seseorang dapat menggali, mengolah, dan

BAB 1 PENDAHULUAN. pada jiwa pembaca. Karya sastra merupakan hasil dialog manusia dengan

BAB I PENDAHULUAN. referensial (Jabrohim 2001:10-11), dalam kaitannya dengan sastra pada

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Konsep Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005:588), konsep

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra adalah sebuah karya yang indah yang mempunyai banyak

BAB II LANDASAN TEORI. Secara etimologis psikologi berasal dari bahasa Yunani Psyche dan logos.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. bahasa Sansekerta yang berarti alat untuk mengajar, buku petunjuk, buku instruksi

BAB I PENDAHULUAN. imajinatif yang kemudian ditunjukkan dalam sebuah karya. Hasil imajinasi ini

BAB II KONSEP, TINJAUAN PUSTAKA, DAN LANDASAN TEORI. Dalam penelitian ini melibatkan beberapa konsep seperti berikut ini.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dan ketertarikan terhadap masalah manusia serta kehidupan sosialnya atau keinginannya

BAB I PENDAHULUAN. kontemplasi dan refleksi setelah menyaksikan berbagai fenomena. kehidupan dalam lingkungan sosialnya (Al- Ma ruf 2009: 1).

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan pengalaman dan pengamatannya terhadap kehidupan. Kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. melalui cipta, rasa, dan karsa manusia. Al-Ma ruf (2009: 1) menjelaskan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kajian pustaka adalah paparan atau konsep-konsep yang mendukung pemecahan

BAB 1 PENDAHULUAN. Karya sastra muncul karena karya tersebut berasal dari gambaran kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. manusia tidak cukup dengan tumbuh dan berkembang akan tetapi. dilakukan dengan proses pendidikan. Manusia sebagai makhluk sosial

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I. Imajinasi yang diciptakan berasal dari diri sendiri dan lingkungan sekitar

BAB I PENDAHULUAN. dari banyak karya sastra yang muncul, baik berupa novel, puisi, cerpen, dan

BAB I PENDAHULUAN. Pada bab ini, peneliti akan menyajikan latar belakang masalah, rumusan masalah,

BAB I PENDAHULUAN. berbeda, manusia dapat menghasilkan karya berupa produk intelektual (seperti puisi atau

BAB I PENDAHULUAN. sastra sangat dipengaruhi oleh bahasa dan aspek-aspek lain. Oleh karena

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Penulisan skripsi ini tidak terlepas dari buku-buku pendukung yang relevan

commit to user BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. indah dan berusaha menyalurkan kebutuhan keindahan manusia, di samping itu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Karya sastra tidak lahir dalam kekosongan budaya (Teew, 1991:

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan hasil kreasi manusia yang indah, di dalamnya

BAB I PENDAHULUAN. yang berupa tulisan yaitu novel yang menceritakan tentang kehidupan tokohtokoh

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan masyarakat dalam suatu karya sastra, karena hakekatnya sastra merupakan cermin

BAB I PENDAHULUAN. tersebut, Jabrohim, dkk. (2003:4) menjelaskan yaitu, Bahasa memang media

BAB 1 PENDAHULUAN. memiliki arti atau keindahan tertentu (Mihardja, 2012: 2). Dalam Kamus Istilah Sastra (dalam Purba, 2012: 2) Panuti Sudjiman

BAB I PENDAHULUAN. diajarkan. Pengajaran Bahasa dan Sastra Indonesia di sekolah bagi siswa. intelektual, emosional maupun budi pekerti.

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sastra mempunyai dua manfaat atau fungsi sebagaimana yang

BAB I PENDAHULUAN. ekspresi dan kegiatan penciptaan. Karena hubungannya dengan ekspresi, maka

BAB I PENDAHULUAN. Peristiwa atau kejadian yang ada dalam kehidupan sehari-hari dapat menimbulkan tekanan

BAB I PENDAHULUAN. pengarang serta refleksinya terhadap gejala-gejala sosial yang terdapat di

BAB I PENDAHULUAN. hanya dilakukan oleh manusia (Chaer, 2007:239). pihak pendengar atau pembaca (Chaer, 2009:189).

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Suatu penelitian dapat mengacu pada penelitian-penelitian yang telah dilakukan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam karya sastra terdapat nilai-nilai kehidupan masyarakat yang dituangkan

BAB II LANDASAN TEORI. yang representatif dalam suatu alur atau suatu keadaan yang agak kacau atau kusut.

BAB I PENDAHULUAN. tersebut merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan karena

BAB I PENDAHULUAN. Sastra adalah seni yang tercipta dari tangan-tangan kreatif, yang merupakan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sastra adalah karya fiksi yang merupakan hasil kreasi berdasarkan luapan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Situmorang (1995: 3) menjelaskan bahwa kebudayaan adalah sebuah jaringan makna

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat di mana penulisnya hadir, tetapi ia juga ikut terlibat dalam pergolakanpergolakan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

Bab I Pendahuluan. pengarang yang berada dalam situasi setengah sadar (subconcius). Setelah memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Pada bab pendahuluan ini, akan diuraikan beberapa hal sebagai berikut: (1)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI. 2.1 Tinjauan Pustaka Dewi Lestari adalah salah seorang sastrawan Indonesia yang cukup

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. tentang kisah maupun kehidupan sehari-hari. Seseorang dapat menggali,

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Sampai saat ini tidak banyak penelitian yang memperhatikan tentang

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan beberapa konsep, yaitu:

BAB I PENDAHULUAN. adalah manusia dan kehidupan, yang menggunakan bahasa sebagai medium. Sebagai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

KEMAMPUAN MENULIS CERPEN BERDASARKAN PENGALAMAN SISWA DI SMP NEGERI 17 KOTA JAMBI

KAJIAN PSIKOLOGIS TENTANG PERJUANGAN DAN KEPRIBADIAN TOKOH UTAMA PEREMPUAN NOVEL PADANG BULAN KARYA ANDREA HIRATA DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI SMA

BAB I PENDAHULUAN. pada satu atau beberapa karakter utama yang sukses menikmati perannya atau

BAB I PENDAHULUAN. sangat dipengaruhi oleh bahasa dan aspek-aspek lain. Oleh karena itu, bagi

BAB I PENDAHULUAN. juga memberikan pengalaman dan gambaran dalam bermasyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra diciptakan berdasarkan gagasan dan pandangan seorang

BAB I PENDAHULUAN. Perilaku seseorang timbul disebabkan adanya motivasi. Motivasi merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Sastra merupakan ungkapan pribadi manusia yang berupa pengalaman,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. hidup yang dialaminya. Hal ini sesuai dengan pendapat E. Kosasih ( 2012: 2)

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan kehidupan yang diwarnai oleh sikap, latar belakang dan

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra memberikan pelajaran penting bagi kehidupan manusia. Dalam karya terdapat pesan-pesan sosial, moral, dan spiritual

PENDAHULUAN. sosialnya. Imajinasi pengarang dituangkan dalam bentuk bahasa yang kemudian

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan sebuah karya sastra yang bermanfaat bagi masyarakat.

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan produk pengarang yang bermediakan bahasa dan

BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Pustaka

BAB 1 PENDAHULUAN. Sastrawan yang dicetak pun semakin banyak pula dengan ide-ide dan karakter. dengan aneka ragam karya sastra yang diciptakan.

Bab 2. Landasan Teori. Tokoh-tokoh tersebut tidak saja berfungsi untuk memainkan cerita, tetapi juga berperan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Karya sastra merupakan ekspresi jiwa pengarang (Faruk, 2010: 44). Karya

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dan kebudayaan sangat erat. Oleh sebab itu, sebagian besar objek karya

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan gambaran totalitas dari kehidupan masyarakat yang menciptakannya. Apa saja yang ditemui di dalam karya sastra tidak pernah terlepas dari masyarakatnya. Setelah itu para pencipta karya sastra (sastrawan) dapat menggunakan pengalaman, pikiran, dan proses imajinasinya sehingga karya itu menarik untuk dibaca, dipahami, dinikmati, dan dianalisis untuk menangkap dan memahami pesan yang diperoleh di dalamnya. Oleh karena itu, karya sastra tidak pernah dan tidak dapat dipisahkan dari masyarakat yang menciptakannya atau melahirkannya. Karya sastra merupakan gambaran tentang apa yang pernah berlaku atau yang sedang dijalankan atau apa yang akan dijalankan pada waktu yang akan datang di dalam kehidupan masyarakatnya. (Tantawi,2014:51). Waluyo, (2002:68) menyatakan bahwa karya sastra hadir sebagai wujud nyata imajinasi kreatif dari seorang sastrawan dengan proses yang berbeda antara pengarang yang satu dengan pengarang yang lain, terutama dalam penciptaan cerita fiksi. Proses tersebut bersifat indiidualis artinya cara yang digunakan oleh tiap-tiap pengarang dapat berbeda. Perbedaan itu dapat meliputi beberapa hal, di antaranya metode, munculnya proses kreatif dan cara mengekspresikan apa yang ada dalam diri pengarang hingga bahasa penyampaian yang digunakan. Noel sebagai karya fiksi menawarkan sebuah dunia, dunia imajinatif, yang dibangun melalui kehidupan yang diidealkan dunia imajinatif, yang dibangun melalui unsur instrinsiknya seperti peristiwa, plot, tokoh, latar, dan Uniersitas Sumatera Utara

sudut pandang (Nurgiyantoro, 2007:4). Sehingga noel merupakan ungkapan dari kesadaran pengarang yang berhubungan dengan kepekaan pikiran, perasaan dan hasratnya dengan realitas yang ditemui dalam pengalaman hidupnya. Tokoh dalam karya sastra rekaan selalu mempunyai sifat, sikap, ungkap laku watak-watak tertentu. Pemberian watak pada tokoh suatu karya oleh sastrawan disebut perwatakan. (Siswanto, 2008:143). Perwatakan di dalam karya sastra merupakan perpaduan motiasi daya ekspresi pembentuk kepribadian. Di samping itu unsur imajinatif tentu mewarnai tokoh-tokoh dalam karya sastra. Oleh karena itu, tidak jarang seorang pengarang memperlakukan tokoh cerita mewakili dirinya untuk menyampaikan gagasan. Dengan demikian tokoh-tokoh lainnya tidak dapat berkembang dan sebagian lagi hanya merupakan terompet si pengarang. M. H. Abrams (dalam Siregar, 1997:53) menegaskan, karakter-karakter merupakan gambaran pribadi dalam peristiwa-peristiwa dalam citra sastra, siapa yang ditafsirkan oleh pembaca juga diberikan penghargaan dengan moral dan penempatan kualitas atas daya ekspresi dalam hal yang mereka ucapkanpercakapan dan oleh apa yang mereka perbuat aksi-aksi. Berdasarkan tempramen perwatakan dan sifat alamiah dari cara berbicara dan bertingkahlaku sendiri oleh motiasinya. Endraswara (dalam Minderop, 2011:2) penelitian psikologi sastra memiliki peranan penting dalam pemahaman sastra karena adanya beberapa kelebihan seperti: Pertama, pentingnya psikologi sastra untuk mengkaji lebih mendalam aspek perwatakan. Kedua, dengan pendekatan ini dapat memberi umpan-balik kepada peneliti tentang masalah perwatakan yang dikembangkan dan yang terakhir, penelitian semacam ini sangat membantu untuk menganalisis karya sastra yang kental dengan masalah-masalah psikologis. Uniersitas Sumatera Utara

Wellek dan Werren (dalam Ratna, 2011:61) menyatakan empat model pendekatan psikologis yang dikaitkan dengan pengarang, proses kreatif, karya sastra, dan pembaca. Pendekatan psikologis pada dasarnya berhubungan dengan tiga gejala utama; pengarang; karya sastra dan pembaca dengan memerhatikan bahwa pendekatan psikologis lebih banyak berhubungan dengan pengarang dan karya sastra. Tujuan psikologi sastra adalah memahami aspek-aspek kejiwaan yang terkandung dalam suatu karya (Endraswara, 2008:11). Pada dasarnya psikologi sastra memberikan perhatian dalam kaitannya dengan unsur-unsur kejiwaan tokoh fiksional yang terkandung dalam karya. Psikologi sastra memiliki peran penting dalam pemahaman sastra. Semi (dalam Endraswara, 2008:12) menyatakan ada beberapa kelebihan penggunaan psikologi sastra yaitu (1) sangat sesuai untuk mengkaji secara mendalam aspek perwatakan, (2) dengan pendekatan ini dapat memberikan umpan balik kepada penulis tentang permasalahan perwatakan yang dikembangkannya, dan (3) sangat membantu dalam menganalisis karya sastra dan dapat membantu pembaca dalam memahami karya sastra. Dari fungsi-fungsi tersebut, dapat diketengahkan bahwa daya tarik psikologi sastra adalah pada masalah manusia yang melukiskan potret jiwa. Tidak hanya jiwa sendiri yang muncul dalam sastra, tetapi juga bisa mewakili jiwa orang lain. Setiap pengarang sering menambahkan pengalaman diri dalam karyanya. Namun, pengalaman kejiwaan pribadi itu sering kali dialami orang lain pula. Kondisi ini merupakan daya tarik penelitian psikologi sastra. Tingkahlaku menurut Freud, merupakan hasil konflik dan rekonsialiasi ketiga sistem kepribadian tersebut. faktor-faktor yang memengaruhi kepribadian Uniersitas Sumatera Utara

adalah faktor historis masa lampau dan faktor kontemporer, analoginya faktor bawaan dan faktor lingkungan dalam pembentukan kepribadian indiidu. Psikologi lahir sebagai ilmu yang berusaha memahami manusia seutuhnya, yang hanya dapat dilakukan melalui pemahaman tentang kepribadian. Teori psikologi kepribadian melahirkan konsep-konsep seperti dinamika pengaturan tingkahlaku, pola tingkahlaku, model tingkahlaku, dan perkembangan tingkahlaku, dalam rangka mengurai kompleksitas tingkahlaku manusia. Teori psikologi kepribadian bersifat deskriptif dalam wujud penggambaran tingkahlaku secara sistematis dan mudah dipahami. Tidak ada tingkahlaku yang terjadi begitu saja tanpa alasan; pasti ada faktor-faktor anteseden, sebab-musabab, pendorong, motiator, sasaran tujuan atau latar belakangnya. Faktor-faktor itu harus diletakkan dalam suatu kerangka saling hubungan yang bermakna, agar kesemuanya terjamin mendapat tilikan yang cermat dan teliti ketika dilakukan pendeskripsian tingkahlaku. Teori psikologi kepribadian mempelajari indiidu secara spesifik; siapa dia, apa yang dilimilikinya dan apa yang dikerjakannya. Noel Ranah 3 Warna ini adalah noel best seller karya A. Fuadi, noel ini banyak memberikan pengajaran dalam kepribadian tokoh utamanya. Kepribadian tokoh utama ini muncul karena tingkahlaku yang baik. Kepribadian Alif Fikri ini muncul karena dorongan, motiasi, dan latar belakang keluarganya yang memberi semangat kepada Alif Fikri. Alif termotiasi dari tokoh yang sangat ia sukai yaitu B.J Habibie. Ia ingin seperti B. J Habibie kuliah di penerbangan dan menciptakan sesuatu membanggakan. Juga kepribadian Alif Fikri berasal dari dorongan keluarga yang memberi semangat kepadanya dalam belajar dan tanpa mengenal putus asa, dan Alif mengandalkan kalimat dari Uniersitas Sumatera Utara

ustadnya waktu di pesantren yaitu kalimat man shabara zafira, siapa yang sabar pasti akan beruntung. Kepribadian Alif Fikri baik untuk diteliti karena mengajarkan kebaikan, kerja keras, pantang menyerah dan giat dalam mengejar pendidikan. 1.2 Batasan Masalah Sastra dibangun atas dua unsur, yaitu unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik. Unsur intrinsik ialah unsur yang membangun karya satra yang berasal dari dalam karya satra itu sendiri, yaitu tema, alur, tokoh, sudut pandang, latar dan gaya bahasa. Unsur ekstrinsik adalah unsur yang membangun karya satra yang berasal dari luar karya sastra itu sendiri, seperti sosiologi, antropologi, psikologi, pemikiran, fitrah, hukum dan kesehatan. Pada kesempatan ini penelitian ini dibatasai hanya pada unsur intrinsik saja yaitu tentang kepribadian tokoh utama Alif Fikri dalam noel Ranah 3 Warna karya A. Fuadi. 1.3 Rumusan Masalah Rumusan masalah pada penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagaimanakah unsur intrinsik pendorong kepribadian tokoh utama dalam noel Ranah 3 Warna karya A. Fuadi? 2. Bagaimanakah kepribadian tokoh utama Alif Fikri dalam noel Ranah 3 Warna? 1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.4.1 Tujuan Penelitian Uniersitas Sumatera Utara

Tujuan penelitian pada penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Mendeskripsikan unsur intrinsik pendorong kepribadian tokoh utama Alif Fikri dalam noel Ranah 3 Warna karya A. Fuadi. b. Mendeskripsikan kepribadian tokoh utama Alif Fikri dalam noel Ranah 3 Warna. 1.4.2 Manfaat Penelitian Manfaat Teoretis: Penelitian ini bermanfaat untuk menyumbangkan pandangan ilmu sastra khususnya teori psikologi sastra tentang kepribadian tokoh utama dalam noel Ranah 3 Warna. Adapun manfaat teoritis dalam penelitian ini antara lain adalah sebagai berikut: 1. Mengembangkan kajian tentang psikologi sastra dan menambah pemahaman tentang kepribadian tokoh utama. 2. Memperkaya penelitian yang menggunakan pendekatan psikologi sastra. Manfaat Praktis: Adapun manfaat praktis dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Hasil penelitian ini dapat membantu pembaca untuk menikmati dan memahami noelranah 3 Warna karya A. Fuadi. 2. Hasil penelitian ini dapat mengungkapkan nilai-nilai sastra yang ditawarkan dalam karya sastra sebagai jawaban untuk masyarakat. Uniersitas Sumatera Utara