LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ARTIKEL FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KINERJA KADER POSYANDU DI KECAMATAN KOTA UTARA KOTA GORONTALO TAHUN 2014

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Peran serta masyarakat di bidang kesehatan sangat besar. Wujud nyata

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Keberhasilan suatu bangsa tergantung pada keberhasilan

PERSETUJUAN PEMBIMBING JURNAL HUBUNGAN PENGETAHUAN KELUARGA DENGAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT KELURAHAN MOODU KECAMATAN KOTA TIMUR KOTA GORONTALO

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ARTIKEL

PERSETUJUAN PEMBIMBING HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU HAMIL DENGAN KEPATUHAN ANTENATAL CARE DI PUSKESMAS BUHU KECAMATAN TIBAWA KABUPATEN GORONTALO JURNAL

Oleh : Merlly Amalia ABSTRAK

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERAN KADER DALAM REVITALISASI POSYANDU DI DESA SUKAMURNI KABUPATEN BEKASI TAHUN Andri Salman ABSTRAK

Faktor Faktor yang Mempengaruhi Kunjungan Balita ke Posyandu di Kelurahan Jayaraksa Wilayah Kerja Puskesmas Baros Kecamatan Baros Kota Sukabumi

Persetujuan Pembimbing. Jurnal FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN STATUS GIZI BALITA DI DESA HUIDU KECAMATAN LIMBOTO BARAT KABUPATEN GORONTALO

Oleh : Desi Evitasari, S.ST ABSTRAK

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KELENGKAPAN IMUNISASI TETANUS TOKSOID PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS TABONGO KECAMATAN TABONGO KABUPATEN GORONTALO TAHUN

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEAKTIFAN KADER DALAM PELAKSANAAN KELURAHAN SIAGA DI KOTA BANJARMASIN TAHUN 2013

Oleh : Teti Herawati* *Pegawai Dinas Kesehatan Kabupaten Majalengka ABSTRAK

Dinamika Kebidanan vol. 2 no 2. Agustus 2012

Jurnal Keperawatan, Volume X, No. 1, April 2014 ISSN FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMANFAATAN POSYANDU LANSIA KENCANA

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan pendidikan dan pelatihan. Kader posyandu mempunyai peranan

DENGAN PARTISIPASI IBU BALITA DI DESA BULOTA KECAMATAN TALAGA JAYA KABUPATEN GORONTALO. Mukmin I.Busa, Zuhriana K. Yusuf, Hj.

ABSTRAK. meninggal sebanyak 49 bayi dan 9 bayi diantaranya meninggal disebabkan karena diare. 2 Masa pertumbuhan buah hati

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA KADER DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PANTEE BIDARI LHOK NIBONG KABUPATEN ACEH TIMUR

Oleh : VINELLA ISAURA No. BP

HUBUNGAN PENDIDIKAN IBU, UMUR DAN STATUS GIZI BAYI/ BALITA DENGAN KEPATUHAN IBU BERKUNJUNG KE POSYANDU

PERSETUJUAN PEMBIMBING JURNAL

REPI SEPTIANI RUHENDI MA INTISARI

Jurnal Keperawatan, Volume XI, No. 2, Oktober 2015 ISSN HUBUNGAN PEMBERIAN STIMULASI IBU DENGAN PERKEMBANGAN BALITA DI POSYANDU

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan merupakan hal yang sangat penting dan bisa dijadikan

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KINERJA KADER POSYANDU DI WILAYAH KERJA UPT PUSKESMAS TANJUNG BINTANG KABUPATEN LAMPUNG SELATAN

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU BALITA TENTANG POSYANDU DENGAN MOTIVASI KUNJUNGAN KE POSYANDU. Titiek Idayanti

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU HAMIL TERHADAP KEJADIAN KEKURANGAN ENERGI KRONIS (KEK) Abstrak

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR ANAK USIA 3-4 TAHUN DI POSYANDU BUDI LESTARI DESA TLOGOREJO GUNTUR DEMAK.

HUBUNGAN PELATIHAN PEMBERIAN MAKANAN PADA BAYI DAN ANAK (PMBA) DENGAN KETERAMPILAN KONSELING PADA BIDAN DI WILAYAH KAWEDANAN PEDAN TAHUN 2014

PERSETUJUAN PEMBIMBING JURNAL

HUBUNGAN ANTARA PERAN IBU BALITA DALAM PEMBERIAN MAKANAN BERGIZI DENGAN STATUS GIZI PADA BALITA. Kata Kunci: Peran, ibu balita, gizi, status gizi.

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PELAKSANAAN ANTENATAL CARE TERINTEGRASI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KRUENG BARONA JAYA KABUPATEN ACEH BESAR

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG HYGIENE MAKANAN DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI PUSKESMAS JATIBOGOR TAHUN 2013

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU TENTANG POSYANDU TERHADAP STATUS GIZI ANAK BALITA

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING JURNAL

PENELITIAN PEMBERIAN STIMULASI OLEH IBU UNTUK PERKEMBANGAN BALITA. Nurlaila*, Nurchairina* LATAR BELAKANG

HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN PENDIDIKAN BIDAN DENGAN PENGGUNAAN PARTOGRAF DI PUSKESMAS PAGADEN PERIODE MARET SAMPAI JULI 2008

PERSETUJUAN PEMBIMBING ARTIKEL FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN MINAT KUNJUNGAN LANSIA KE POSYANDU DI WILAYAH PUSEKSMAS MONGOLATO TAHUN 2014

Hikmatul Khoiriyah Akademi Kebidanan Wira Buana ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. melibatkan partisipasi masyarakat di dalamnya adalah posyandu. Posyandu

PENGETAHUAN IBU TENTANG TUMBUH KEMBANG BALITA USIA 1-2 TAHUN

PERSETUJUAN PEMBIMBING JURNAL FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMANDIRIAN LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA PROVINSI GORONTALO

FIFI AZISYAH NIM : S

HUBUNGAN BEBAN KERJA DENGAN JUMLAH PERAWAT DI PUSKESMAS WAEPANA KECAMATAN SOA KABUPATEN NGADA PROPINSI NTT TAHUN 2013

Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Kader Kesehatan Dengan Pelayanan Posyandu

BAB III METODE PENELITIAN. mengungkapkan hubungan antar variabel yaitu pemberian MP ASI dengan

BAB I PENDAHULUAN. meningkatnya akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan masyarakat

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Asti Nurilah Khadar 1, Dewi Hanifah 2

HUBUNGAN PENGETAHUAN, PERSEPSI REMAJA PUTRI, DAN PERAN KELUARGA DENGAN PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) DI SMA NEGERI 8 KOTA JAMBI TAHUN 2014

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Balita di Kelurahan Baros Wilayah Kerja Puskesmas Baros Kota Sukabumi

HUBUNGAN STATUS GIZI IBU DENGAN BAYI BERAT BADAN LAHIR RENDAH DI RUMAH SAKIT SOEDARSO PONTIANAK ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. Kuantitas perkembangan jumlah posyandu sangat menggembirakan, karena

HUBUNGAN KARAKTERISTIK DAN PENGETAHUAN IBU TERHADAP PEMBERIAN ASI PADA IBU MENYUSUI DI DESA LOLONG KECAMATAN KARANGANYAR KABUPATEN PEKALONGAN

E-Jurnal Obstretika. Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Makanan Bergizi Dengan Pemberian Makanan Pendamping Asi

PERILAKU IBU DALAM MENGASUH BALITA DENGAN KEJADIAN DIARE

FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN BBLR DI RSUD. PROF. DR. HI. ALOEI SABOE KOTA GORONTALO TAHUN Tri Rahyani Turede NIM

Hubungan Pengetahuan dengan Sikap Ibu Hamil tentang Pemanfaatan Kelas Ibu Hamil di Desa Nagrak Kecamatan Cianjur Kabupaten Cianjur

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Rendahnya Pemanfaatan Posyandu Lanjut Usia (Lansia) Di Desa Kedondong Kecamatan Sokaraja Kabupaten Banyumas

Eka Fauzia Laila ABSTRAK

Jurnal Kesehatan Kartika 50

BAB IV HASIL PENELITIAN

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG GIZI KURANG PADA BALITA TERHADAP KEJADIAN GIZI KURANG DI DESA PENUSUPAN TAHUN 2013

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU BALITA TENTANG ASI EKSKLUSIF TERHADAP PEMBERIAN PASI PADA BAYI USIA 0-6 BULAN DI BPS NY. DIYAH SIDOHARJO SRAGEN

Oleh : Suyanti ABSTRAK

Nelly Malahayati 1. STIKes Bina Nusantara ABSTRAK. : Posyandu, Peran Kader,Dukungan Keluarga

BAB I PENDAHULUAN. Program Indonesia Sehat dilaksanakan dengan 3 pilar utama yaitu paradigma

Sudarti 1, Afroh Fauziah 2 INTISARI PENDAHULUAN

HUBUNGAN KARAKTERISTIK DENGAN PERAN KADER DALAM DETEKSI DINI RISIKO KEHAMILAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS NANGGALO PADANG

HUBUNGAN PARTISIPASI IBU MENGIKUTI KEGIATAN POSYANDU DENGAN STATUS GIZI DI DESA TABUMELA KECAMATAN TILANGO KABUPATEN GORONTALO

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. (SDKI) tahun 2012 adalah 40 kematian per 1000 kelahiran hidup. Di Provinsi

HUBUNGAN KARAKTERISTIK DENGAN KEAKTIFAN KADER POSYANDU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS NAGARA KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN

ARTIKEL ILMIAH HUBUNGAN PELAKSANAAN TUGAS KADER DENGAN KINERJA POSYANDU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PANDANARAN SEMARANG TAHUN 2016.

Hubungan Perilaku Caring Perawat Dengan Kepuasan Pasien di Ruangan Interna RSUD Toto Kabila Kabupaten Bone Bolango

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kurangnya Kunjungan Anak Balita Di Posyandu

Oleh : R Noucie Septriliyana dan Wiwi Endah Sari Stikes A. Yani Cimahi

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IBU DALAM PEMBERIAN IMUNISASI HB 0 PADA BAYI BARU LAHIR DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MEUREUDU KABUPATEN PIDIE JAYA

Yulisetyaningrum ABSTRAK

Anis Fitriyani 1, Nuke Devi Indrawati 1

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU DENGAN PRAKTIK IMUNISASI CAMPAK PADA BAYI USIA 9-12 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BOJONG II KABUPATEN PEKALONGAN

HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN PRESTASI BELAJAR PADA MURID KELAS III SDN 32 BEURAWE BANDA ACEH TAHUN 2012

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP KADER DENGAN DETEKSI DININ FAKTOR RISIKO KEHAMILAN DIN WILAYAH KERJA PUSKESMAS KOTABARU KABUPATEN KOTABARU TAHUN 2013

Jurnal Ilmiah Multi Science Kesehatan Volume 14, Juli 2017

SIKAP LANSIA DAN PELAYANAN PETUGAS KESEHATAN TERHADAP KUNJUNGAN DI POSYANDU WILAYAH PKM PATIHAN

PENGARUH PELATIHAN PEMBERIAN MAKAN PADA BAYI DAN ANAK TERHADAP PENGETAHUAN KADER DI WILAYAH PUSKESMAS KLATEN TENGAH KABUPATEN KLATEN

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KINERJA BIDAN DALAM PELAKSANAAN KEGIATAN DESA SIAGA DI KABUPATEN TAPIN TAHUN 2014

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI PADA WANITA USIA SUBUR (WUS)DI KELURAHAN CAMPANG RAYA BANDAR LAMPUNG TAHUN 2014

PERSETUJUAN PEMBIMBING JURNAL

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU BALITA DENGAN MOTIVASI MEMBERI MAKANAN BERGIZI DI DESA PANAONGAN KECAMATAN PASONGSONGAN KABUPATEN SUMENEP TAHUN 2015 ABSTRAK

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU BAYI TENTANG POSYANDU DENGAN FREKUENSI KUNJUNGAN IBU DAN BAYI DI POSYANDU

HUBUNGAN MOTIVASI MENJADI PERAWAT DENGAN PRESTASI AKADEMIK MAHASISWA AKPER YPIB MAJALENGKA TAHUN 2015

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEAKTIFAN IBU BALITA DALAM KEGIATAN POSYANDU DUSUN MLANGI KABUPATEN SLEMAN

HUBUNGAN SIKAP IBU DENGAN STATUS GIZI BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SAWAH LEBAR KOTA BENGKULU

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMERIKSAAN KEHAMILAN TRIMESTER I DENGAN KUNJUNGAN K1 MURNI DI BPS HANIK SURABAYA

Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 1, April 2016 ISSN HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU HAMIL DENGAN PELAKSANAAN PERAWATAN PAYUDARA

Tri Puspa Kusumaningsih, Novia Ayunita. Akademi Kebidanan Bhakti Putra Bangsa Purworejo Jl.Soekarno Hatta, Borokulon, Banyuurip, Purworejo

Keaktifan Kader Kesehatan dan Partisipasi Ibu dalam Pelaksanaan Kegiatan Posyandu

Lies Indarwati Akademi Kebidanan Estu Utomo Boyolali ABSTRAK

Transkripsi:

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ARTIKEL FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KINERJA KADER POSYANDU DI KECAMATAN KOTA UTARA KOTA GORONTALO TAHUN 2014 Oleh RYAN DODA (NIM : 841410041, Program Studi Ilmu Keperawatan, Jurusan Keperawatan, Fakultas Ilmu-ilmu Kesehatan dan Keolahragaan) Telah diperiksa dan disetujui untuk dipublikasi Pembimbing I Pembimbing II dr. Zuhriana K. Yusuf, M. Kes Dr. Ns. Hj. Rosmin Ilham, S. Kep. Mm NIP : 197401062006040 2 001 NIP : 19631126198703 2 004

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KINERJA KADER POSYANDU DI KECAMATAN KOTA UTARA KOTA GORONTALO TAHUN 2014 Ryan Doda, Zuhriana K. Yusuf, Rosmin Ilham 1 Jurusan Ilmu Keperawatan FIKK UNG Email: ryandoda49@yahoo.co.id ABSTRAK Ryan Doda, (2014). Faktor-faktor yang berhubungan dengan Kinerja Kader Posyandu di Kecamatan Kota Utara Kota Gorontalo Tahun 2014. Skripsi, Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu-ilmu Kesehatan dan Keolahragaan, Universitas Negeri Gorontalo. Pembimbing 1 Zuhriana K. Yusuf dan Pembimbing 2 Rosmin Ilham. Daftar Pustaka : 33 (2003 2013) Peranan kader sangat penting karena kader bertanggung jawab dalam pelaksanaan program posyandu. Pengetahuan, Motivasi, Pelatihan dan Insentif dapat mempengaruhi atau memperhambat kinerja kader dalam melaksanakan tugas posyandu. Kinerja Kader Posyandu di Kecamatan Kota Utara Kota Gorontalo masih kurang. Hal ini disebabkan karena rendahnya pengetahuan, tidak adanya motivasi, kurangnya pelatihan dan tidak adanya insentif. Penelitian ini menggunakan metode Deskriptif Analitik bertujuan untuk mengetahuai faktor-faktor yang berhubungan degan kinerja kader posyandu. Penelitian ini menggunakan metode Kuesioner dengan pendekatan Cross Sectional Study. Populasi penelitian ini sebanyak 60 orang. Sampel sebanyak 60 orang. Pengambilan sampel secara Total Sampling, dengan menggunakan analisis univariat dan bivariat (Chi-square). Hasil penelitian didapatkan bahwa faktor-faktor yang berhubungan dengan kinerja kader posyandu di Kecamatan Kota Utara Kota Gorontalo yakni pengetahuan sebagian besar kurang yaitu (66,7%), motivasi sebagian besar baik yaitu (88,3%), pelatihan sebagian kurang yaitu (63,3%) dan insentif sebagian tidak ada yaitu (56,7%). Dari hasil penelitian bahwa ada hubungan pengetahuan, pelatihan dan insentif dengan kinerja kader posyandu. Sedangkan motivasi tidak berhubungan dengan kinerja kader posyandu. Kesimpulan hasil tersebut bahwa ada hubungan pengetahuan, pelatihan, insentif dan tidak ada hubungan motivasi dengan kinerja kader posyandu di Kecamatan Kota Utara Kota Gorontalo. Dapat meningkatkan kinerja kader sehingga dapat mengantisipasi terjadinya pengunduran diri kader posyandu. Kata Kunci : Kinerja, Kader Posyandu 1 Ryan Doda, 841410041, Program Studi Ilmu Keperawatan, Jurusan Ilmu Keperawatan, FIKK, UNG, Zuhriana K. Yusuf, Rosmin Ilham

Perkembangan dan peningkatan mutu pelayanan posyandu sangat dipengaruhi oleh peran serta masyarakat diantaranya adalah kader. Fungsi kader terhadap posyandu sangat besar yaitu mulai dari tahap peritisan posyandu, penghubung dengan lembaga yang menunjung penyelenggaraan posyandu,sebagai perencana pelaksana dan sebagai Pembina serta sebagai penyuluhan untuk memotivasi masyarakat yang berperan serta dalam kegiatan posyandu di wilayah, khususnya pada kinerja kader itu sendiri (Isaura,2011 : 22). Peranan kader sangat penting karena kader bertanggung jawab dalam pelaksanaan program posyandu. Bila kader tidak aktif maka pelaksanaan posyandu juga akan menjadi tidak lancar dan akibatnya status gizi bayi atau balita (bawah lima tahun) tidak dapat dideteksi secara dini dengan jelas. Hal ini secara langsung akan mempengaruhi tingkat keberhasilan program posyandu khususnya dalam pemantauan tumbuh kembang balita (Depkes RI, 2008). Menurut Dodo (2008 : 7), terdapatnya hubungan yang bermakna antara pengetahuan dengan tingkat keaktifan kader posyandu di wilayah kerja Puskesmas Sikumana. Tingginya tingkat pengetahuan kader menjadikan kinerja kader baik dan berdampak terhadap pelaksanaan program posyandu tersebut. Sedangkan menurut Muntasir, Sinaga, Nesi dan Nabuasa (2009 : 6), tingkat motivasi kader sangat mempengaruhi prestasi kerjanya, sebagian besar (72,24%) mempunyai tingkat motivasi sedang. Sedangkan berdasarkan peran sertanya dalam pelaksanaan kegiatan posyandu pada umumnya kader aktif dengan tingkat motivasi tinggi. Berarti semakin tinggi tingkat motivasi seorang kader semakin aktif pula dalam pelaksanaan kegiatan posyandu. Kurangnya pelatihan dan pembinaan untuk meningkatkan keterampilan yang memadai bagi kader menyebabkan kurangnya pemahaman terhadap tugas kader, lemahnya informasi serta kurangnya koordinasi antara petugas dengan kader dalam pelaksanaan kegiatan posyandu, (Depkes RI, 2006). Berdasarkan faktor yang mempengaruhi kinerja kader yaitu Umur, Sikap, Pendidikan, Motivasi, Pengetahuan, Masa Kerja, Intensif/Penghargaan dan Pelatihan. Makin lama masa kerja seorang kader pengalaman yang dimiliki semakin banyak, sehingga dapat digunakan sebagai dasar untuk bertindak/ mengambil keputusan. Sebaliknya kader pemula belum memiliki banyak pengalaman serta asing dan ragu-ragu. Kondisi ini akan menghambat peran sertanya dalam suatu kegiatan. Hasil penelitian data awal di Kecamatan kota Utara Provinsi Gorontalo adalah 19 tempat posyandu dan jumlah kader ialah 95 orang yang tersebar. Yakni Dulomo Utara adalah ada 4 tempat posyandu dan jumlah kader 20 orang, Dulomo Selatan 4 tempat posyandu dan jumlah kader 20 orang, Wongkaditi Barat 2 tempat posyandu dan jumlah kader 10 orang, Wongkaditi Timur 3 tempat posyandu dan jumlah kader 15 orang, Dembe Dua 4 tempat dan jumlah kader 20 orang, dan Dembe Jaya 2 tempat posyandu dan jumlah kader 10 orang. Sedangkan presentase kader aktif dan tidak aktif di Kecamatan Kota Utara ialah aktif 71 orang (74,7%) dan tidak aktif 24 orang (25,3 %). Dari hasil penjelasan tabel diatas terdapat jumlah kader posyandu yang masih sedikit, di akibatkan kurangnya pengetahuan, motivasi dan pelatihan akan pola kegiatan posyandu, sehingga dapat mempengaruhi atau memperhambat kinerja kader dalam melaksanakan tugas yang ada di posyandu. Hasil wawancara 15 orang kader di Wilayah Kecamatan Kota Utara pada bulan desember 2013 dari 5 orang kader mengatakan kurang mengikuti kegiatan posyandu karena rendahnya pengetahuan tentang kegiatan posyandu dan 5 orang kader lainnya menjelaskan tidak adanya motivasi dalam kegiatan serta 5 orang kader sisanya mengeluh kurangnya pelaksanaan pelatihan kegiatan posyandu adalah faktor yang

mempengaruhi kinerja posyandu di Kecamatan Kota Utara. Berdasarkan fonomena diatas peneliti berasumsi bahwa kegiatan posyandu terhambat karena dipengaruhi oleh kinerja kader posyandu. Sehingga peneliti tertarik untuk meneliti apa saja Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Kinerja Kader Posyandu di Kecamatan Kota Utara Kota Gorontalo Tahun 2014. I. METODE PENELITIAN 1.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Wilayah Kecamatan Kota Utara dan waktu penelitian yaitu pada tanggal 13 mei tahun 2014. 1.2 Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan desain Cross Sectional Study, untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kinerja kader posyandu di Kecamatan Kota Utara Kota Gorontalo tahun 2014. 1.3 Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini yaitu seluruh kader posyandu yang tinggal di Wilayah Kecamatan Kota Utara Kota Gorontalo pada tahun 2014 berjumlah 60 kader, dan sampel dimana semua jumlah populasi dijadikan sebagai sampel. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 60 kader. 1.4 Tehnik Pengumpulan dan Analisa Data Tehnik pengumpulan data dilakukan dengan instrument penelitian berupa kuesioner kemudian diolah dengan system komputerisasi dengan program SPSS dalam bentuk distribusi frekwensi disertai narasi. Analisis data yang digunakan adalah Chi Square, dalam uji X 2 (Chi Square). II. HASIL DAN PEMBAHASAN 2.1 Hasil Analisis hubungan dimaksudkan untuk mengetahui apakah ada hubungan antara pengetahuan dengan kinerja kader posyandu di Kecamatan Kota Utara Kota Gorontalo tahun 2014. Hasil analisis adalh sebagai berikut: Tabel 4.7 Hubungan Pengetahuan dengan Kinerja Kader Posyandu di Kecamatan Kota Utara Kota Gorontalo Tahun 2014 Kinerja Kader Posyandu Total Pengetahuan Kurang Baik Responden Jumlah % Jumlah % Jumlah % Kurang 40 66,7 0 0 40 66,7 Baik 3 5,0 17 28,3 20 33,3 Total 43 71,7 17 28,3 60 100 Chi-square p=0,000 Sumber : Data Primer 2014 Analisis hubungan dimaksudkan untuk mengetahui apakah ada hubungan antara motivasi dengan kinerja kader posyandu di Kecamatan Kota Utara Kota Gorontalo tahun 2014. Hasil analisis adalh sebagai berikut:

Tabel 4.8 Hubungan Motivasi dengan Kinerja Kader Posyandu di Kecamatan Kota Utara Kota Gorontalo Tahun 2014 Kinerja Kader Posyandu Total Motivasi Kurang Baik Responden Jumlah % Jumlah % Jumlah % Kurang 7 11,7 0 0 7 11,7 Baik 36 60,0 17 28,3 17 88,3 Total 43 71,7 17 28,3 60 100 Chi-square p=0,077 Sumber : Data Primer 2014 Analisis hubungan dimaksudkan untuk mengetahui apakah ada hubungan antara pelatihan dengan kinerja kader posyandu di Kecamatan Kota Utara Kota Gorontalo tahun 2014. Hasil analisis adalh sebagai berikut: Tabel 4.9 Hubungan Pelatihan dengan Kinerja Kader Posyandu di Kecamatan Kota Utara Kota Gorontalo Tahun 2014 Kinerja Kader Posyandu Total Pelatihan Kurang Baik Responden Jumlah % Jumlah % Jumlah % Kurang 38 63,3 0 0 38 63,3 Baik 5 8,3 17 28,3 22 36,7 Total 43 71,7 17 28,3 60 100 Chi-square p=0,000 Sumber : Data Primer 2014 Analisis hubungan dimaksudkan untuk mengetahui apakah ada hubungan antara pelatihan dengan kinerja kader posyandu di Kecamatan Kota Utara Kota Gorontalo tahun 2014. Hasil analisis adalh sebagai berikut: Tabel 4.10 Hubungan Insentif dengan Kinrja Kader Posyandu di Kecamatan Kota Utara Kota Gorontalo Tahun 2014 Kinerja Kader Posyandu Total Insentif Kurang Baik Responden Jumlah % Jumlah % Jumlah % Tidak Ada 37 61,7 1 1,7 38 63,3 Ada 6 10,0 16 26,7 22 36,7 Total 43 71,7 17 28,3 60 100 Sumber : Data Primer 2014 Chi-square p=0,000

2.2 Pembahasan 1. Hubungan Pengetahuan dengan Kinerja Kader Posyandu Sebagaimana analisis menggunakan uji Chi Square di dapatkan hasil P Value 0,000 (α= 0,05), artinya ada hubungan antara pengetahuan dengan kinerja kader posyandu di Kecamatan Kota Utara Kota Gorontalo Tahun 2014. Dalam proses pengetahuan seseorang kader dikatakan kurang karena masih rendahnya analisa terhadap suatu tugas dan tanggung jawab yang diberikan dalam melaksanakan kegiatan posyandu, hal ini dipengaruhi oleh pendidikan yang rendah. Pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah seseorang melakukan pengindraan terjadi melalui panca indra manusia yaitu penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, rasa, dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan merupakan faktor yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang. Tanpa pengetahuan yang cukup, maka kemungkinan untuk melakukan tindakan yang benar tidak mungkin akan tercapai (Bloom dalam Notoatmodjo, 2005). Hasil ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Harisman (2012) tentang Faktor-faktor yang mempengaruhi keaktifan kader posyandu di Kecamatan Kotabumi Selatan Kabupaten Lampung Utara menunjukan hasil uji statistik diperoleh p-value = 0,017 (p-value < α= 0,05) yang berarti bahwa terdapat hubungan yang signifikan pengetahuan dengan keaktifan kader posyandu di Kecamatan Kotabumi Selatan Kabupaten Lampung Utara. Pengetahuan kader tersebut merupakan suatu proses belajar mengajar dalam pengalaman yang tercermin dalam kehidupan sehari-hari dengan berbagai aspek kehidupan terutama tingkah laku kader terhadap pemeliharaan kesehatan masyarakat, terutama bagi pelayanan kesehatan bayi dan balita. Oleh karena itu, pengetahuan kader sangat diperlukan dalam kegiatan posyandu. Dari hasil penelitian ini peneliti berasumsi bahwa semakin baik pengetahuan kader posyandu maka semakin baik pula kinerja kader posyandu, demikian pula sebaliknya semakin kurang pengetahuan kader posyandu maka semakin kurang pula kinerja kader posyandu. Namun demikian dalam penelitian masih dijumpai tidak adanya 0% kader posyandu yang mempunyai pengetahuan baik namun tidak aktif dalam kegiatan posyandu, hal ini disebabkan kader posyandu tidak mendapat dukungan keluarga dan tidak didapatkannya penghargaan sebagai kader posyandu di Kecamatan Kota Utara Kota Gorontalo Tahun 2014. 2. Hubungan Motivasi dengan Kinerja Kader Posyandu Sebagaimana analisis menggunakan uji Chi Square di dapatkan hasil P Value 0,077 ( α 0,05), artinya ada hubungan antara pengetahuan dengan kinerja kader posyandu di Kecamatan Kota Utara Kota Gorontalo Tahun 2014. Motivasi merupakan salah satu dari mekanisme terbentuknya prilaku dan mengalami proses perubahan atau bagaimana ia berubah, sehingga motivasi merupakan hal yang sangat penting karena dengan motivasi ini diharapkan setiap individu karyawan mau bekerja keras dan antusias untuk mencapai produktifitas yang tinggi, motivasi ini hanya dapat diberikan kepada yang mampu untuk dapat mengerjakan pekerjaan (Hasan 2010). Hasil dari penelitian Nora, dkk (2011) menunjukan 50 % kinerja kurang pada motivasi rendah P-Value adalah 0,001 selanjutnya dilakukan pengujian dan H0

ditolak yang artinya ada hubungan antara motivasi dengan kinerja kader posyandu di Kecamatan Bukit Kabupaten Bener Meriah. Hal ini menyatakan bahwa motivasi berhubungan dengan kinerja kader dalam kegiatan posyandu dimana seseorang yang memiliki motivasi yang cukup dalam melakukan pekerjaannya maka dia akan memiliki kinerja yang cukup pula. Dalam suatu motivasi apabila ada dorongan atau dukungan dari orang lain tapi tidak ada dorongan dan kemauan dari dalam diri seseorang kader maka suatu kegiatan dan tanggung jawab dalam bertugas akan tidak baik, sehingga kinerja yang timbul akan menurun. Hal ini diasumsikan peneliti bahwa dalam penelitian ini, meskipun kader memiliki motivasi yang kurang, namun kinerja yang ditujukkan belum tentu kurang dalam hal pelayanan kepada masyarakat, disebabkan sorang kader tidak mesti ada dorongan dari orang lain supaya selalu aktif dalam kegiatan posyandu melainkan kader hanya mencari pengalaman dalam pelayanan kesehatan posyandu. 3. Hubungan Pelatihan dengan Kinerja Kader Posyandu Sebagaimana analisis menggunakan uji Chi Square di dapatkan hasil P Value 0,000 (α= 0,05), artinya ada hubungan antara pelatihan dengan kinerja kader posyandu di Kecamatan Kota Utara Kota Gorontalo Tahun 2014. Berbeda dengan penelitian yang dilakukan Ratih Ayu, dkk (2012) yang mengungkapkan bahwa hasil uji chi-square diperoleh nilai P Value 0,242 (α= 0,05), dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan antara frekuensi pelatihan dengan kinerja kader dalam kegiatan posyandu di Kecamatan Buntobahari Kabupaten Bulukumba. Penelitian dimaksudkan untuk memperbaiki penguasaan berbagai keterampilan dan tehnik pelaksanaan kerja tertentu, terinci dan rutin. Tujuan penelitian adalah menutup gap atau kesenjangan antara kecakapan atau kemampuan seseorang dengan permintaan jabatan atau program yang ada diharapkan dapat meningkatkan efisiensi dan efektifitas kerja dalam mencapai sasaran kerja yang telah ditetapkan. Dengan pelatihan diharapkan pengetahuan tentang kesehatan yang lebih baik yang dapat berpengaruh terhadap perilakunya. Semakin banyak pelatihan yang diterima diharapkan kader akan menjadi lebih mengerti dan terampil untuk dapat diaplikasikan untuk dirinya dan disebarkan untuk lingkungan dan masyarakat sekitarnya. (DepkesRI,2008:14). Dalam pelatihan kader masih kurangnya pembinaan dalam kegiatan yang diikuti baik itu pelatihan di luar kota atau di dalam, sehingga dapat menurunkan pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki. Dari hasil penelitian ini maka peneliti berasumsi bahwa pelatihan adalah salah satu faktor yang berhubungan dengan kinerja kader posyandu sebab dengan adanya pelatihan maka dapat meningkatkan pengetahuan dan kecakapan serta kemampuan kader agar dapat melaksanakan suatu tugas atau pekerjaan yang dibebankan kepadanya. 4. Hubungan Insentif dengan Kinerja Kader Posyandu Sebagaimana analisis menggunakan uji Chi Square di dapatkan hasil P Value 0,000 (α= 0,05), artinya ada hubungan antara pengetahuan dengan kinerja kader posyandu di Kecamatan Kota Utara Kota Gorontalo Tahun 2014.

III. Penghargaan kader adalah upah atau insentif yang diberikan kepada kader. Insentif berupa uang memberikan motivasi tersendiri bagi kader. Imbalan yang baik adalah system yang mampu menjamin kepuasan para anggota, memelihara dan mempekerjakan orang dengan berbagai sikap perilaku positif dan produktif bagi kepentingan organisasi misalnya pergerakan, kemampuan, pengetahuan, keterampilan, dan waktu tenaga para pekerja (Sondang P. Siagian, 2001). Hal ini sejalan dengan penelitian Heri Sutadi, dkk (2006) mengemukakan bahwa kader Posyandu juga mengaharapkan ada honor untuk setiap pertemuan karena kegiatan kader pantas diimbali jasa. Dalam kegiatan posyandu perlu adanya insentif atau penghargaan berupa imbalan atau uang sehingga kinerja kader yang dilakukan dapat berjalan dengan baik. Dari hasil penelitian ini maka peneliti berasumsi bahwa jika ada insentif yang diterima oleh kader maka untuk mendorong kader untuk semakin aktif dalam melakukan kegiatan posyandu, hal ini dikarenakan. alasan utama penggunaan insentif upah adalah jelas, insentif hampir selamanya meningkatkan produktifitas. Agar berhasil, insentif hendaknya cukup sederhana, sehingga kader yakin prestasi kerja yang akan menghasilkan imbalan. Insentif dapat menimbulkan imbalan psikologis dan perasaan puas yang timbul dari penyelesaian pekerjaan yang dilakukan dengan baik. Demikian pula sebaliknya kalau tidak ada insentif maka akan mengurang kinerja kader dalam melakukan pelayanan posyandu. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian yang menggambarkan bahwa adanya hubungan yang bermakna antara insentif dengan kinerja kader posyandu dalam pelayanan kesehatan di Kecamayan Bukit Kabupaten Bener Meriah. SIMPULAN DAN SARAN 3.1 Simpulan Dari hasil penelitian dapat disimpulkan ada hubungan pengetahuan dengan kinerja kader posyandu, tidak ada hubungan motivasi dengan kinerja kader posyandu, ada hubungan pelatihan dengan kinerja kader posyandu, ada hubungan insentif dengan kinerja kader posyandu di Kecamatan Kota Utara Kota Gorontalo Tahun 2014. 3.2 Saran Dengan adanya penelitian ini diharapkan bagi pihak Kantor Kecamatan Kota Utara Kota Gorontalo dapat meningkatkan kinerja kader sehingga dapat mengantisipasi terjadinya pengunduran diri kader posyandu. Pada penelitian ini hanya diteliti tentang faktor pengetahuan, motivasi, pelatihan, dan insentif. Dengan adanya penelitian ini diharpkan dapat menambah informasi hasil penelitian selanjutnya tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan kinerja kader posyandu agar dapat digunakan sebagai acuan bagi peneliti lain. Dengan adanya penelitian ini diharapkan peneliti dapat dapat menambah pengalaman penulis dalam melakukan penelitian tentang faktor-faktor kinerja kader posyandu dan dan memperluas wawasan pada Fakultas Ilmu-ilmu Kesehatan dan Keolahragaan.

DAFTAR PUSTAKA Andira, 2012. Faktor-faktor yang berhubungan dengan kinerja kader dalam kegiatan posyandu di Kecamatan Bontahari Kabupaten Bulukumba. Jurnal, Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanudin Makasar. Harisman, 2012. Factor-faktor yang mempengaruhi keaktifan kader posyandu di Desa Mulang Maya Kecamatan Kotabumi Selatan Kabupaten Lampung Utara Tahun 2012. Jurnal keperawatan, Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Malahayati B. Lampung. Nugroho, H. A. 2008. Hubungan Pengetahuan, Motivasi dan Pelatihan Kader Posyandu di Desa Dukuh Tengah Kecamatan Ketanggungan Kabupaten Brebes. Fikes Jurnal Keperawatan. Nursalam, 2010. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperwatan. Jakarta : Salemba medika. Sugiyono, 2009. Metode Penelitian Administrasi. CV. AlfaBeta. Sujatmoko, koko. 2007. Pengaruh Insentif Terhadap Peningkatan Kerja Karyawan Pada Departemen Operasional Pemasaran Dunkin Donuts Cabang Arteri Jakarta Tahun 2007. Karya ilmiah Universitas Negeri Semarang. Syafrudin dan Hamidah, 2009. Kebidanan Komunitas. Jakarta : EGC. Widodowati, Retno Lestari. 2004. Warta Kesehatan Masyarakat. Pelatihan Kader Posyandu Desa Sukabumi. Zulkifli, 2003. Posyandu dan Kader Kesehatan. Skripsi, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Sumatera Utara. Jakarta : Salemba Medika.