PENGARUH MENYUSUI TERHADAP PENURUNAN TINGGI FUNDUS UTERI PADA IBU POST PARTUM PRIMIGRAVIDA DI RSUD Dr. R. SOSODORO DJATIKOESOEMO BOJONEGORO

dokumen-dokumen yang mirip
Dinamika Kebidanan vol. 1 no.2 Agustus 2011 EFEKTIFITAS MENYUSUI PADA PROSES INVOLUSIO UTERI IBU POST PARTUM 0-10 HARI DI BPS KOTA SEMARANG

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENURUNAN TINGGI FUNDUS UTERI PADA POST PARTUM DI RUMAH SAKIT UMUM dr. ZAINOEL ABIDIN BANDA ACEH

HUBUNGAN INISIASI MENYUSU DINI DENGAN KECEPATAN KELUARNYA ASI PADA IBU POST PARTUM DI BPS FIRDA TUBAN

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI PADA IBU NIFAS UNTUK MENYUSUI BAYINYA DENGAN KEJADIAN BENDUNGAN ASI (Studi Di BPS Yuliana, Amd. Keb. Kabupaten Lamongan 2016)

HUBUNGAN MOBILISASI DINI DENGAN PENURUNAN TINGGI FUNDUS UTERI PADA IBU POSTPARTUM DI BLUD RS H. MOCH ANSARI SALEH BANJARMASIN

PENGARUH MOBILISASI DINI TERHADAP PENURUNAN TINGGI FUNDUS UTERI PADA IBU POST PARTUM SPONTAN DI RSUD TUGUREJO SEMARANG

ST NURRAHMAH, S.ST AKADEMI KEBIDANAN KONAWE. Jl. Letj.DII Panjaitan No.217, Unaaha, Konawe Sulawesi Tenggara. Telp/Fax (0408)

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY. N P2002 HARI KE-3 DENGAN BENDUNGAN ASI DI PUSKESMAS LAMONGAN TAHUN Husnul Muthoharoh* RINGKASAN

PENGARUH PENATALAKSANAAN INISIASI MENYUSUI DINI (IMD) TERHADAP WAKTU PENGELUARAN ASI DI RSUD PROF. DR. H. ALOEI SABOE KOTA GORONTALO, Wirdawty S.

HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG MOBILISASI DINI DENGAN TINDAKAN MOBILISASI DINI PADA IBU NIFAS 1 HARI POST SECTIO CAESAREA

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional salah satu tujuannya yaitu membangun sumber

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan bayi, ibu, dan keluarga. Namun sering ibu-ibu tidak berhasil

BAB I PENDAHULUAN. dan kembalinya organ reproduksi wanita pada kondisi tidak hamil. Wanita

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERCEPATAN INVOLUSI UTERI PADA IBU POSTPARTUM PERVAGINAM DI RUANG KEBIDANAN RSUD TOTO KABILA KAB.

HUBUNGAN ANTARA PENDAMPINGAN PERSALINAN OLEH KELUARGA DENGAN LAMANYA PERSALINAN KALA II DI BPS HJ. YUSFA F. ZUHDI GEMPOL PADING PUCUK

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG ANC DENGAN KETERATURAN ANC

HUBUNGAN SENAM NIFAS DENGAN PROSES INVOLUSIO UTERI DI DESA CANDIREJO

BAB 1 PENDAHULUAN. akibat kontraksi otot-otot polos uterus. Intensitas kontraksi uterus meningkat secara

HUBUNGAN INISIASI MENYUSU DINI DENGAN INVOLUSI UTERUS IBU POST PARTUM NORMAL HARI KE 7

Umur : tahun Pendidikan: 1. SD Pekerjaan: 1. IRT tahun 2.SMP 2.PNS tahun

BAB I PENDAHULUAN. melihat derajat kesehatan perempuan. Salah satu target yang ditentukan

HUBUNGAN UMUR DAN PARITAS DENGAN LAMANYA PELEPASAN PLASENTA PADA IBU BERSALIN DI RUMAH BERSALIN AL-AMIN DONOYUDAN KALIJAMBE SRAGEN

Jurnal Riset Kesehatan Vol. 4 No. 1 Januari 2015

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU BERSALIN DENGAN INISIASI MENYUSU DINI DI BIDAN PRAKTEK SWASTA BENIS JAYANTO NGENTAK KUJON CEPER KLATEN. Wahyuningsih ABSTRAK

EFEKTIVITAS ANTARA SENAM NIFAS VERSI A DAN SENAM NIFAS VERSI N TERHADAP KELANCARAN INVOLUSIO UTERI DI PUSKESMAS BINUANG TAHUN

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU POST PARTUM DENGAN PEMBERIAN KOLOSTRUM PADA BAYI BARU LAHIR DI BIDAN PRAKTEK SWASTA (BPS) KECAMATAN TURI LAMONGAN

Kata kunci: mobilisasi dini, penyembuhan luka operasi, sectio caesarea(sc)

HUBUNGAN PELAKSANAAN RAWAT GABUNG DENGAN KEBERHASILAN MENYUSUI DI RB GRIYA HUSADA NGARAN, POLANHARJO, KLATEN

PELAKSANAAN INISIASI MENYUSU DINI TERHADAP KECEPATAN PENGELUARAN COLOSTRUM DI WILAYAH PUSKESMAS POLANHARJO KLATEN

HUBUNGAN USIA DAN PARITAS DENGAN INVOLUSIO UTERUS PADA IBU NIFAS DI RSUD DR. H. MOCH ANSARI SALEH BANJARMASIN

1

DAFTAR PUSTAKA. APN, Asuhan Persalinan Normal dan Inisiasi Menyusu Dini.Jakarta: JNPK-KR.

KORELASI LAMA INISIASI MENYUSUI DINI (IMD) TERHADAP PENGELUARAN ASI DI PUSKESMAS KALIBAGOR KABUPATEN BANYUMAS

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN PENGELUARAN ASI PADA IBU POST PARTUM HARI KE-3 DI RSUD DR. SOEGIRI LAMONGAN

HUBUNGAN KEHAMILAN POSTTERM DENGAN KEJADIAN ASFIKSIA PADA BAYI BARU LAHIR DI RSUD ABDUL MOELOEK

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. World Health Organitation (WHO) dalam program Millenium Development

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU NIFAS DENGAN KEPATUHAN KUNJUNGAN MASA NIFAS DI BPM NY. SUBIYANAH, SST DESA PARENGAN KECAMATAN MADURANKABUPATEN LAMONGAN

BAB I PENDAHULUAN UKDW kelahiran hidup (World Health Organization, 2012). perubahan pada tahun 2012 (Dinkes Jawa Tengah, 2013).

HUBUNGAN ANTARA USIA IBU DENGAN INVOLUSI UTERI PADA IBU POSTPARTUM CORRELATION BETWEEN MATERNAL AGE WITH THE UTERINE INVOLUTION ON POSTPARTUM

GAMBARAN PENGETAHUAN PRIMIPARA TENTANG PERDARAHAN POST PARTUM Sri Sat Titi Hamranani* ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. tua dan keluarga. Calon orang tua terutama calon ibu perlu memiliki

HUBUNGAN ANTARA BERAT BADAN LAHIR DENGAN LAMA WAKTU INVOLUSI UTERUS DI BPS SUHARTINI KECAMATAN KARANGANYAR KABUPATEN KEBUMEN INTISARI

PENGARUH INISIASI MENYUSU DINI PADA KONTRAKSI UTERUS IBU BERSALIN DI BPS KECAMATAN BLUTO

HUBUNGAN PERAWATAN PAYUDARA PADA IBU POSTPARTUM DENGAN KELANCARAN PENGELUARAN ASI DI DESA KARANG DUREN KECAMATAN TENGARAN KABUPATEN SEMARANG

BAB 1 PENDAHULUAN. puerperium dimulai sejak dua jam setelah lahirnya plasenta sampai dengan enam

Jurnal Darul Azhar Vol 1, No.1 Februari-Juli 2016: 30-36

PERBEDAAN PENURUNAN TINGGI FUNDUS UTERI BERDASARKAN JENIS PERSALINAN PADA IBU NIFAS FISIOLOGIS DAN POST SECTIO CAESAREA

Siti Mursidah & Nurul Eko Widiyastuti Akademi Kebidanan Estu Utomo Boyolali ABSTRAK

HUBUNGAN INISIASI MENYUSU DINI DENGAN PENINGKATAN SUHU TUBUH BAYI BARU LAHIR DI BIDAN PRAKTEK MANDIRI PUJI LESTARI MAWUNG TRUCUK

Volume 08, Nomor 01, Juni 2017 Hal

BAB I PENDAHULUAN. dibandingkan pada 2007 sebesar 228 per kelahiran hidup. Kenyataan

PENGARUH KONTRASEPSI SUNTIK TERHADAP PENGELUARAN ASI EKSKLUSIF DI BPS TRIPARYATI KEMALANG KEMALANG KABUPATEN KLATEN

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU BERSALIN DENGAN PELAKSANAAN INISIASI MENYUSUI DINI DIKAMAR BERSALIN PUSKESMAS PUTRI AYU KOTA JAMBI TAHUN 2013

Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 1, April 2016 ISSN HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU HAMIL DENGAN PELAKSANAAN PERAWATAN PAYUDARA

STUDI PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG TANDA BAHAYA SELAMA MASA NIFAS (Di Desa Pomahan Janggan Kecamatan Turi Kabupaten Lamongan 2015) Husnul Mutoharoh*

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Air Susu Ibu (ASI) adalah makanan satu-satunya yang paling sempurna

KARAKTERISTIK MEMPENGARUHI KEGAGALAN IBU NIFAS DALAM PEMBERIAN COLOSTRUM PADA BAYI BARU LAHIR 0-3 HARI DI RB MULIA KASIH BOYOLALI

BAB I PENDAHULUAN. Pada bab ini akan dibahas tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan

Jurnal Keperawatan, Volume XI, No. 2, Oktober 2015 ISSN HUBUNGAN INISIASI MENYUSU DINI (IMD) DENGAN WAKTU PENGELUARAN KOLOSTRUM

HUBUNGAN ANTARA PARITAS DENGAN KETERAMPILAN MENYUSUI YANG BENAR PADA IBU NIFAS. Ansik Khoiriyah* Ravita Prihatini**

PROFIL UMUR DAN PEKERJAAN IBU BERSALIN SECTIO CAESAREA YANG MEMPUNYAI RIWAYAT SECTIO CAESAREA

Nuraini Rahmawati, Resti Agustina Setyaningrum Program Studi DIII Kebidanan STIKES Muhammadiyah Klaten

BAB 1 PENDAHULUAN. pada ibu primipara. Masalah-masalah menyusui yang sering terjadi adalah puting

BAB I PENDAHULUAN. obstetrik dan ginekologi di suatu wilayah adalah dengan melihat Angka

STUDI PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG TANDA BAHAYA SELAMA MASA NIFAS (Di Desa Pomahan Janggan Kecamatan Turi Kabupaten Lamongan 2015)

HUBUNGAN KELANCARAN PRODUKSI ASI DENGAN PENURUNAN TFU PADA IBU NIFAS HARI KE-1 SAMPAI DENGAN HARI KE-10. (Studi Di BPM M Kabupaten Bangkalan)

KONTRIBUSI PERSEPSI DAN MOTIVASI IBU DALAM MENINGKATKAN KEBERHASILAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH PEDESAAN. Lilik Hidayanti 1, Nur Lina

Hubungan Rawat Gabung Dengan Kelancaran Produksi Asi Pada Ibu Post Partum Normal Di Irina D Bawah BLU RSUP Prof. Dr. R. D.

PENGARUH INISIASI MENYUSU DINI TERHADAP KECEPATAN PENURUNAN TINGGI FUNDUS UTERI

Jujuren Br. Sitepu Politeknik Kesehatan Kemenkes Medan Jurusan Keperwatan Gigi. Abstrak

HUBUNGAN ANTARA KETERATURAN KUNJUNGAN ANC DENGAN KETERAMPILAN MENYUSUI PADA IBU NIFAS DI RUANG BERSALIN. Siti Aisyah* dan Elis Fitriani** ABSTRAK

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMERIKSAAN KEHAMILAN TRIMESTER I DENGAN KUNJUNGAN K1 MURNI DI BPS HANIK SURABAYA

HUBUNGAN ANTARA PERAWATAN PAYUDARA DENGAN KEJADIAN BENDUNGAN ASI (ENGORGEMENT) PADA IBU NIFAS

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU POST PARTUM TENTANG BREAST CARE DENGAN KEJADIAN BENDUNGAN ASI PADA IBU POST PARTUM

BAB I PENDAHULUAN. pada saat janin masih dalam kandungan dan awal masa pertumbuhannya. menghadapi tantangan globalisasi (Depkes, 2010).

STUDI TENTANG PRODUKTIF ASI DIKAITKAN DENGAN ANATOMI PAYUDARA DI POSYANDU DESA WADUNG PAKISAJI KABUPATEN MALANG

PERBEDAAN EFEKTIVITAS PIJAT OKSITOSIN DAN RELAKSASI HYPNOBIRTHING TERHADAP INVOLUSI UTERUS PADA IBU POST PARTUM DI PUSKESMAS RAWALO PADA TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kehamilan merupakan suatu proses yang dialami oleh seluruh wanita

HUBUNGAN SENAM HAMIL TERHADAP LAMANYA PROSES PERSALINAN PADA IBU BERSALIN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BAYAT KLATEN

BAB I PENDAHULUAN. pada tujuan ke 5 adalah mengurangi Angka Kematian Ibu (AKI) dengan target

Uterine Involution Process in The Mothers Who Take and Do Not Take Postpartum Exercise in Independent Practice Midwife

PENGERTIAN MASA NIFAS

Asuhan Keperawatan Ibu Post Partum. Niken Andalasari

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEBIASAAN BERPANTANG MAKANAN PADA IBU NIFAS SELAMA MASA PURPUERIUM DINI. Nuris Kushayati

HUBUNGAN PERSALINAN LAMA DENGAN KEJADIAN ATONIA UTERI DI RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA 2009

PENGARUH EDUKASI SUPORTIF TERSTRUKTUR TERHADAP PEMILIHAN KONTRASEPSI PADA IBU MENYUSUI 0-6 BULAN

HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN DENGAN KEMAMPUAN MOBILISASI DINI IBU POST SCDI DETASEMEN KESEHATAN RUMAH SAKIT TK IV KEDIRI

KUALITAS PELAKSANAAN INISIASI MENYUSU DINI DENGAN KECEPATAN INVOLUSI UTERUS PADA IBU POST PARTUM

HUBUNGAN UMUR IBU DAN INISIASI MENYUSU DINI (IMD) DENGAN INVOLUSI UTERI DI RSU PKU MUHAMMADIYAH BANTUL NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. Kematian maternal merupakan prioritas utama dalam Millennium. Development Goals (MDG s). Kematian maternal menjadi indikator

HUBUNGAN ANTARA PARITAS DENGAN PEMBERIAN KOLOSTRUM PADA IBU POST PARTUM. Mimatun Nasihah* Dina Mahaijiran** ABSTRAK

INISIASI MENYUSU DINI MEMPENGARUHI PERDARAHAN KALA IV PADA PRIMIPARA DI PUSKESMAS TANAH KALI KEDINDING SURABAYA

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Robekan Jalan Lahir Pada Ibu Bersalin

Hubungan Pemberian ASI Eksklusif dengan Kembalinya Menstruasi pada Ibu Menyusui di Desa Ngumpul, Jogoroto, Jombang

ANALISA HUBUNGAN PENGARUH CARA MENYUSUI DENGAN KEJADIAN PAYUDARA BENGKAK PADA IBU POST PARTUM

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

PENDAHULUAN. Dwi Rukma Santi STIKES NU TUBAN ABSTRAK

HUBUNGAN ANTARA PERAWATAN LUKA PERINEUM DENGAN PENYEMBUHAN LUKA PERINEUM IBU POST PARTUM. Nur Hasana* dan Irma Damayanti** ABSTRAK

Transkripsi:

PENGARUH MENYUSUI TERHADAP PENURUNAN TINGGI FUNDUS UTERI PADA IBU POST PARTUM PRIMIGRAVIDA DI RSUD Dr. R. SOSODORO DJATIKOESOEMO BOJONEGORO Friske Wulan, Siti Patonah Lembaga Penelitian Dan Pengabdian Masyarakat Akes Rajekwesi Bojonegoro ABSTRAK : Menyusui adalah proses pemberian susu kepada bayi atau anak kecil dengan Air Susu Ibu (ASI) dari payudara ibu. Menyusui membantu dalam proses involusi uteri menurut survey masih sering dijumpai ibu yang menyusui bayinya dalam kategori kurang. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisa pengaruh menyusui terhadap penurunan tinggi fundus uteri pada ibu post partum primigravida. Penelitian ini menggunakan desain analitik dengan menggunakan pendekatan cross sectional dan jumlah populasi 16 responden. Hasil penelitian ini menunjukkan adanya pengaruh menyusui terhadap penurunan tinggi fundus uteri Kata kunci : Menyusui, Penurunan Tinggi Fundus Uteri Prevalansi kejadian perdarahan post partum terus meningkat seiring perkembangan zaman. Kejadian tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya yaitu subinvolusi. Involusi merupakan keadaan dimana uterus yang mengecil oleh kontraksi rahim dimana berat rahim dari 1.000 gram saat setelah bersalin menjadi 40-60 gram, 6 minggu kemudian (Rustam Mochtar, 1998 : 420). Menyusui sebagai salah satu pendukung pencegahan sangat berperan penting karena selain mempunyai manfaat yang besar bagi bayi dan ibu juga mempunyai efek samping yaitu memperbaiki involusi uteri (Sarwono, 2007 : 240). Dalam kehidupan sehari-hari kita sering menemukan ibu-ibu yang tidak mau menyusui bayinya dengan berbagai alasan. Bahkan kecenderungan yang terjadi akhir-akhir ini jumlah ibu yang tidak mau menyusui bayinya semakin meningkat. Kejadian ini banyak sekali ditemukan pada sekelompok ibu-ibu terutama pada lingkungan ibu dan keluarga yang berpenghasilan cukup, yang kemudian menjalar ke daerah pinggiran kota dan menyebar sampai di desa-desa (Anton Baskoro, 2008 : 1). Bukti-bukti penurunan penggunaan Air Susu Ibu di negara-negara yang telah maju telah dikemukakan antara lain Amerika, pada abad ke-20, praktek ibu menyusui mencapai 71% dan sekarang angka ini menurun menjadi 25% (Ningsih, 2008 : 16). Dan pada tahun 2007 praktek menyusui di Indonesia sebanyak 95% (http://bkkbn.go.id). Menurut profil kesehatan Bojonegoro tahun 2008 praktek ibu menyusui ditargetkan 80%. Dan di RSUD Kelas B Dr. R. Sosodoro Djatikoesoemo Bojonegoro kita masih menjumpai ibu-ibu yang tidak menyusuibayinya. Hal tersebut diperoleh berdasarkan pengalaman peneliti dan berdasarkan survey awal pada bulan April sebanyak 9 ibu post primigravida, yang menyusui sebanyak 3 orang dan 6 lainnya tidak menyusui bayinya. Dari 3 ibu post partum yang menyusui penurunan TFU-nya lebih cepat dari pada 6 ibu post partum yang tidak menyusui. Menyusui merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi proses involusi (Cuningham, 1995 : 287). Karena kita mengetahui bahwa dalam masa nifas alat-alat genetalia internal maupun eksternal akan berangsur-angsur pulih kembali seperti keadaan sebelum hamil (Hanifa, 199 2 : 237). Setelah partus pengaruh tekanan dari estrogen dan progesteron terhadap hipofise hilang ASUHAN KESEHATAN 27

sehingga timbul pengaruh hormon. Hormon hipofise antara lain LH ( Lactogenic Hormon), pengaruh oksitoksin mengakibatkan mioepitelium kelenjar-kelenjar susu berkontraksi, sehingga pengeluaran ASI dilaksanakan. Selain pengaruh hormonal di atas, salah satu rangsangan terbaik untuk mengeluarkan air susu adalah dengan menyusui bayi itu sendiri dan rangsangan isapan (Sarwono, 2007 : 240). Bersamaan dengan pembentukan prolaktin oleh adenohipofise rangsangan yang berasal dari isapan bayi ada yang dilanjutkan ke neurohipofise (hipofise posterior) yang kemudian akan mengeluarkan oksitoksin. Melalui aliran darah, hormon ini diangkut menuju uterus yang dapat menimbulkan kontraksi pada uterus sehingga terjadi involusi dari organ tersebut (Ningsih, 2005 : 8). Namun dalam kehidupan sehari-hari kita sering menemukan ibu-ibu yang tidak menyusui bayinya hal tersebut dipengaruhi oleh berbagai faktor, misalnya faktor internal ibu seperti terjadinya bendungan ASI yang mengakibatkan ibu merasa sakit sewaktu bayinya menyusu, kelainan pada putting susu, adanya penyakit tertentu ataupun bayi dalam keadaan sakit, selain faktor di atas sebagian ibu tidak mau menyusui terutama pada ibu primigravida karena beranggapan bahwa dengan menyusui akan merubah buah dada dan akan susah menurunkan BB (Anton Baskoro, 2008 : 78). Semua faktor-faktor di atas mempengaruhi proses involusi tidak berjalan dengan baik maka akan timbul suatu keadaan yang disebut subinvolusi uteri yang akan menyebabkan terjadinya perdarahan yang mungkin terjadi pada masa 40 hari (Hanifa, 1999 : 237). Tujuan umum penelitian ini untuk menganalisa pengaruh menyusui terhadap penurunan tinggi fundus uteri pada ibu post partum primigravida di RSUD Dr. R. Sosodoro Djatikoesoemo Bojonegoro, secara khusus untuk mempelajari hal sbb: 1) Mengidentifikasi ibu menyusui pada ibu post partum primigravida; 2) Mengidentifikasi penurunan tinggi fundus uteri pada ibu post primigravida partum; 3) Menganalisa pengaruh menyusui terhadap penurunan tinggi fundus uteri pada ibu post partum primigravida. Adapun manfaat dari penelitian ini yaitu : 1) Dapat menambah wawasan dalam penelitian dan dapat menerapkan ilmu pengetahuan dari pendidikan ke masyarakat secara langsung; 2) Diharapkan penelitian ini dapat meningkatkan ilmu pengetahuan dalam memaksimalkan pelaksanaan menyusui; 3) Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan masukan untuk mengurangi resiko perdarahan post partum dan penelitian lebih lanjut yang berkaitan dengan menyusui.; 4) Dapat memberikan manfaat dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan dan masukan bagi upaya-upaya preventif dan promotif tentang pentingnya menyusui, agar ibu mau menyusui sehingga dapat menurunkan resiko perdarahan post partum; 4) Memberikan gambaran pada ibu untuk menyusui guna mengurangi resiko perdarahan post partum. METODE Penelitian ini merupakan penelitian studi korelasional yaitu penelitian yang bertujuan mengungkapkan pengaruh menyusui terhadap penurunan tinggi fundus uteri pada ibu post partum primigravida. Di mana peneliti menganalisa adanya pengaruh antar variabel tersebut yang sebelumnya peneliti mengumpulkan data kemudian menentukan populasi dan sampel setelah itu dilakukan pengolahan data. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh ibu post partum primigravida di Ruang Matahari RSUD Dr. R. Sosodoro Djatikoesoemo Bojonegoro tahun 2010, sebanyak 16 orang. Sampel dalam penelitian ini adalah sebagian ibu post partum primigravida di Ruang Matahari RSUD Dr. R. Sosodoro Djatikoesoemo Bojonegoro tahun 2010, yang memenuhi kriteria inklusi sebanyak 16 responden. ASUHAN KESEHATAN 28

Setelah data terkumpul pada lembar kuesioner kemudian dilakukan analisis deskriptif untuk digunakan meringkas dan mengorganisasikan data secara ilmiah dalam bentuk label atau grafik. Tabel frekuensi terdiri dari kolom-kolom yang menurut frekuensi dan prosentase untuk setiap kategori. Dalam menganalisa data, peneliti menggunakan statistik deskriptif karena sampel tidak digeneralisasi untuk mengtahui asosiasi atau hubungan antara dua variabel dengan menggunakan tabulasi silang (Cross table) antara variabel independent (variabel x) dan variabel dependent (variabel y). HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Indikator pengaruh menyusui terhadap penurunan tinggi fundus uteri pada ibu post partum primigravida diajukan sebanyak 18 pertanyaan kepada 16 responden. Hasil tabulasi data dari 16 responden dapat dilihat sebagai berikut : Karakteristik Responden Gambar 1. Distribusi Responden Berdasarkan Pendidikan 62.5% 18,75% SD SMP SMA 12.5% 6,25% Gambar 2. Distribusi Responden Berdasarkan Pekerjaan 6,29% 12,49% 81,22% 0% 0% Pekerjaan Swasta PNS IRT Buruh ABRI Pada gambar 1 menunjukkan bahwa dari 16 responden, lebih dari sebagian responden berpendidikan SMP sebanyak 10 orang (62,5%). Pada gambar 2 bahwa sebagian besar responden bekerja sebagai ibu rumah tangga (IRT) sebanyak 13 responden (81,3%). ASUHAN KESEHATAN 29

Indeks Pengaruh Menyusui Terhadap Penurunan Tinggi Fundus Uteri Tabel 1. Distribusi ibu post partum primigravida yang menyusui No Menyusui Jumlah Prosentase 1 2 3 Baik Cukup Kurang 8 5 3 50% 31,25% 18,75% Jumlah 16 100% Berdasarkan tabel 1. dapat diketahui bahwa sebagian responden yaitu sebanyak 8 responden (50%) menyusui dengan baik. Tabel 2. Distribusi penurunan Tinggi Fundus Uteri ibu post partum primigravida No Tinggi Fundus Uteri Jumlah Prosentase 1 2 Normal Tidak normal 10 6 62,5% 37,5% Jumlah 16 100% Berdasarkan tabel 2. dapat diketahui bahwa lebih dari sebagian responden yaitu sebanyak 10 responden (62,5%) mengalami penurunan Tinggi Fundus Uteri secara normal. Tabel 3. Tabulasi silang Pengaruh menyusui terhadap penurunan Tinggi Fundus Uteri pada ibu post partum primigravida Menyusui Penurunan TFU Tidak normal Normal Total n % n % n % Baik 1 6,3 7 43,8 8 50 Cukup 2 12,5 3 18,8 5 31,3 Kurang 3 18,8 0 0 3 18,8 Jumlah 6 37,5 10 62,5 16 100 Pada tabel 3. menunjukkan bahwa dari 16 responden didapatkan 7 responden (43,75%) menyusui dengan kategori baik dan penurunan Tinggi Fundus Uterinya normal. Sedangkan 3 responden (18,75%) menyusui kategori kategori kurang mengalami penurunan Tinggi Fundus Uteri tidak normal. Pembahasan Berdasarkan hasil tabulasi silang didapatkan bahwa ada pengaruh menyusui terhadap penurunan tinggi fundus uteri pada ibu post partum primigravida yaitu dari 8 responden (50%) ibu post partum yang menyusui dengan baik terdapat 7 responden (43,75%) yang penurunan tinggi ASUHAN KESEHATAN 30

fundus uterinya normal. Berdasarkan grafik di atas dapat diketahui bahwa nilai X berubah (berbeda) diikuti dengan perubahan (perbedaan) yang terpola dari nilai Y, sehingga disimpulkan ada pengaruh menyusui terhadap penurunan Tinggi Fundus Uteri pada ibu post partum primigravida. Menyusui merupakan salah satu faktor pendukung yang berperan penting untuk memperbaiki involusi uterus, karena dengan menyusui merangsang hormon oksitoksin yang menyebabkan kontrasksi sehingga terjadi involusi uterus. Selain itu menyusui juga mempunyai manfaat yang besar baik bagi bayi maupun ibu, namun kita masih menemukan ibu-ibu yang tidak mau menyusui bayinya hal tersebut dipengaruhi oleh berbagai faktor misalnya faktor internal ibu seperti terjadi bendungan ASI, kelainan pada puting susu maupun adanya penyakit tertentu. Selain faktor di atas sebagian ibu tidak mau menyusui terutama pada ibu primigravida karena beranggapan bahwa dengan menyusui akan merubah buah dada dan akan susah menurunkan berat badan. Salah satu keuntungan dari menyusui bagi ibu menyebabkan uterus berkontraksi sehingga pengembalian uterus ke keadaan fisiologis lebih cepat, namun menyusui itu sendiri juga dipengaruhi oleh beberapa faktor. Salah satu faktor yang mempengaruhi adalah pekerjaan,ibu yang bekerja tidak bisa memberikan ASI secara eksklusif sehingga akan mempengaruhi sekresi hormon dan produksi ASI, sehingga pelaksanaan menyusui di lakukan kurang maksimal. Dari penelitian ini sebanyak 13 orang ( 81,30%) bekerja sebagai ibu rumah tangga sehingga pelaksanaan menyusui bisa dilakukan dengan maksimal. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Dari penelitian dapat ditarik kesimpulan : 1) Sebagian responden menyusui dengan baik; 2) Lebih dari sebagian responden mengalami penurunan tinggi fundus uteri yang normal; 3) Ada pengaruh menyusui terhadap penurunan tinggi fundus uteri pada responden. Saran Disarankan : 1) Diharapkan bagi responden yang menyusui dengan kategori baik dapat memaksimalkan dalam pelaksanaan menyusui dan bagi responden yang menyusui dengan kategori kurang segera menyusui setelah bayi lahir (IMD) dan segera memberikan ASI secara eksklusif karena menyusui dapat membantu dalam proses involusi uteri; 2) Diharapkan peneliti lebih bisa mengembangkan penelitian tersebut tentang menyusui dan penurunan tinggi fundus uteri yaitu pada instrumen penelitian, desain penelitian dan sampling yang berbeda; 3) Hasil penelitian dapat digunakan sebagai masukan bagi tenaga kesehatan dan memberikan pengetahun khususnya pada ibu-ibu post partum dengan harapan di rumah sakit juga bisa mengaplikasikan dalam memaksimalkan pelaksanaan menyusui dengan melaksanakan IMD; 4) Mengembangkan perencanaan keperawatan yang akan dilakukan tentang pelaksanaan menyusui dan penurunan tinggi fundus uteri. DAFTAR PUSTAKA Anonim. 2010. http://www.kasihbunda.com/doc/6148544/hal-hal yang diperhatikan dalam menyusui. Jakarta Baskoro, Anton. 2008. ASI Panduan Praktis Ibu Menyusui. Yogyakarta : Banyu Media. ASUHAN KESEHATAN 31

Cuningham. 1995. Obstetri Williams. Jakarta : EGC Farrer, H. 1999. Perawatan Maternitas. Jakarta : EGC. Manuaba, IBG. 1998. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan Dan Keluarga Berencana Untuk Pendidikan Bidan. Jakarta : EGC. Mochtar, R. 1998. Sinopsis Obstetri Jilid 1. Jakarta : EGC Roesli, Utami. 2008. Inisiasi Menyusui Dini Plus ASI Ekslusif. Jakarta : Pustaka Bunda. Prawirohardjo. 2002. Ilmu kebidanan. Jakarta : Bina Pustaka. Saifuddin. 2007. Pelayanan Kesehatan Maternal Dan Neonatal. Jakarta : Bina Pustaka. Safitri, Ramaiah. 2006. ASI Dan Menyusui. Jakarta : PT. Buana Ilmu Populer. Sri Purwanti H. 2004. Konsep Penerapan ASI Eksklusi. Jakarta : EGC Soetjiningsih. 1997. ASI Petunjuk Untuk Tenaga Kesehatan. Jakarta : EGC Sweet. 1993. Perawatan Maternitas. Jakarta : EGC ASUHAN KESEHATAN 32