NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Ekonomi Akuntansi

dokumen-dokumen yang mirip
JURNAL PUBLIKASI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi

BAB I PENDAHULUAN. yang sedang terjadi dengan apa yang diharapkan terjadi.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Salah satu tujuan Negara Indonesia termuat dalam pembukaan UUD

PENERAPAN PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan satu sektor yang paling penting dalam

NASKAH PUBLIKASI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Akuntansi

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan. membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna. Memperoleh Gelar Sarjana Strata-1. Program Studi Pendidikan Akuntansi

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Gelar Sarjana S-1 Program Pendidikan Akuntansi

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana yang tertuang dalam Undang Undang Nomor 20 tahun negara yang demokratis dan bertanggung jawab.

BAB I PENDAHULUAN. karakter kuat, berpandangan luas ke depan untuk meraih cita-cita yang

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN METODE NUMBERED HEADS TOGETHER

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER DAN THINK PAIR SHARE TERHADAP HASIL BELAJAR

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN KREATIVITAS DALAM BELAJAR EKONOMI MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL PADA SISWA KELAS VII SMP N 2 GATAK SUKOHARJO

NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Biologi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Matematika. Oleh:

(PTK Pada Siswa Kelas VIII B SMP Muhammadiyah 10 Surakarta)

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan bangsa. Hal ini tertuang dalam Undang- undang Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran di sekolah dasar era globalisasi. menjadi agen pembaharuan. Pembelajaran di Sekolah Dasar diharapkan dapat

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR IPS MELALUI METODE TALKING STICK PADA SISWA KELAS 4 SD NEGERI 3 JATIPOHON GROBOGAN TAHUN PELAJARAN 2013/2014

I. PENDAHULUAN. Pendidikan menentukan kualitas sumber daya manusia di suatu negara,

Naskah Publikasi. Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Pendidikan Guru Sekolah Dasar

UGRO SUSENO A Dibawah Bimbingan: Drs. Sumanto

PUBLIKASI KARYA ILMIAH Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Akuntansi

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya pembelajaran adalah suatu proses yang tidak mudah. menggunakan pembelajaran dalam kegiatan belajar mengajar.

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan. Ditegaskan dalam UUD 1945 pasal 31 ayat 1 bahwa Tiap-tiap. perubahan yaitu memajukan dan mencerdaskan kehidupan bangsa.

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

PENGGUNAAN PENDEKATAN NUMBERED HEADS TOGETHER UNTUK MENUMBUHKAN PEMBELAJARAN PKN YANG JOYFULL LEARNING DI KELAS VII A SMP NEGERI 1 WONOAYU SIDOARJO

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan. Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1. Program Studi Pendidikan Akuntansi.

BAB I. Pendahuluan Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan usaha manusia untuk membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam

BAB I PENDAHULUAN. bahwa pendidikan mempunyai tujuan untuk membentuk manusia yang maju.

BAB 1 PENDAHULUAN. belajar dan kegiatan belajar agar siswa aktif mengembangkan potensi dirinya.

VARIASI PENGATURAN TEMPAT DUDUK SISWA DALAM UPAYA MENINGKATKAN MINAT DAN MOTIVASI BELAJAR PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS IV DI SD NEGERI 1 SAWAHAN

Penerapan Metode Problem Based Learning untuk Meningkatkan Hasil Belajar Materi Barisan dan Deret Bilangan Pada Siswa Kelas IX E SMPN 1 Kalidawir

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

PEMAHAMAN SISTEM PEMERINTAHAN PUSAT MELALUI METODE DISKUSI DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL. Sumarni

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA MATERI PECAHAN DENGAN STRATEGI PEMBELAJARAN TUTOR SEBAYA

BAB I PENDAHULUAN. akan berusaha untuk mengaktualisasi pengetahuannya tersebut di dalam. latihan, bagi pemerannya dimasa yang akan datang.

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi. Disusun Oleh :

PENGEMBANGAN AKTIVITAS BELAJAR EKONOMI MELALUI METODE PEMBELAJARAN JIGSAW PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1 TERAS TAHUN AJARAN 2009/2010

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. 1. Latar Belakang Masalah. Undang-Undang No.20 Tahun 2003 tentang Sistem

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu faktor yang menentukan kemajuan bangsa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Upaya peningkatan mutu pendidikan dimasa yang akan datang akan

BAB I PENDAHULUAN. tingkah laku pada diri pribadinya. Perubahan tingkah laku inilah yang

BAB I PENDAHULUAN. teknologi. Dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Bab II Pasal 3

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan, kepribadian, maupun tanggung jawab sebagai warga. mendasar bagi peningkatan mutu pendidikan secara nasional.

BAB I PENDAHULUAN. bangsa yang bermartabat dan mencerdaskan kehidupan bangsa. Secara spesifik

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Masalah

Fariyani Eka Kusuma Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Muhammadiyah Ponorogo.

MEMAHAMI PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN TINGKAT PUSAT DAN DAERAH BAGI SISWA KELAS V SD NEGERI 03 BANGSRI KECAMATAN KARANGPANDAN TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. perundang-undangan di Indonesia juga sudah tercantum dalam pembukaan. kehidupan berbangsa dan bernegara adalah dengan pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan usaha yang mempunyai tujuan, yang dengan. didik (Sardiman, 2008: 12). Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang

Naskah Publikasi. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Pendidikan Akuntansi.

BAB I PENDAHULUAN. Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 pasal 3 berfungsi untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan investasi yang paling utama bagi setiap bangsa,

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Permendikbud No. 67 tahun 2013, kurikulum 2013 dirancang

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Akuntansi. Disusun Oleh:

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas guru melalui penataran-penataran atau melanjutkan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dalam kehidupan suatu negara memegang peranan yang. sangat penting untuk menjamin kelangsungan hidup negara dan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. yang menyenangkan dan mudah dipahami oleh siswa. Pendidikan berfungsi

UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR EKONOMI DENGAN MENGGUNAKAN METODE PEER LESSONS PADA SISWA KELAS VIII B SEMESTER I SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN NHT DAN TPS TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA

I. PENDAHULUAN. Pendidikan di negara Indonesia dilakukan dalam upaya meningkatkan mutu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS TOGETHER

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan peranan penting dalam kehidupan bermasyarakat,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

NASKAH PUBLIKASI. Oleh : SRI MUJAYANTI A54A100126

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kurang memperhatikan sektor pendidikannya. Pendidikan memiliki peran dalam

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. IPS adalah bidang studi yang mempelajari, menelaah, menganalisis gejala

NASKAH PUBLIKASI. Disusun dan Diajukan Untuk Melengkapi Syarat-syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Universitas Muhammadiyah Surakarta

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Peningkatan sumber daya manusia diupayakan melalui pendidikan baik

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan nasional yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang. Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945 berfungsi untuk

BAB I PENDAHULUAN. manusia, supaya anak didik menjadi manusia yang berkualitas, profesional,

BAB I PENDAHULUAN. berkala agar tetap relevan dengan perkembangan jaman. pedoman penyelenggaraan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan

VOL. 8 NO. 1 MARET 2018 ISSN: ISSN: RIYANTON

Disusun Oleh : LINA FIRIKAWATI A

BAB I PENDAHULUAN. hal tersebut, pembangunan nasional dalam bidang pendidikan merupakan

Penggunaan Model Pembelajaran Examples Non-Examples untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa SMK Negeri 1 Bireun

BAB I PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif mengembangkan potensi

BAB I PENDAHULUAN. memiliki penetahuan dan keterampilan, serta manusia-manusia yang memiliki

NASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S- 1. Pendidikan Guru Sekolah Dasar UMI CHASANAH A 54A100106

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Pendidikan Nasional Bab II Pasal 3 yang menyatakan bahwa : Proses pembelajaran pada umumnya memiliki komponen-komponen

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sampai kapanpun, sepanjang ada kehidupan manusia di dunia ini.

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA DENGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN MAKE A MATCH DENGAN MACROMEDIA FLASH

NASKAH PUBLIKASI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Akuntansi

BAB I PENDAHULUAN. karena belajar merupakan kunci untuk memperoleh ilmu pengetahuan. Tanpa

Transkripsi:

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS TOGETHER DALAM MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR EKONOMI PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 3 SAWIT BOYOLALI TAHUN AJARAN 2013/2014 NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Ekonomi Akuntansi Disusun Oleh: SITI SULAEMAH A210 100 088 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2014

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS TOGETHER DALAM MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR EKONOMI PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 3 SAWIT BOYOLALI TAHUN AJARAN 2013/2014 Siti Sulaemah, A210100088, Program Studi Pendidikan Akuntansi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2014,89 halaman ABSTRAK : Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar siswa dengan menggunakan strategi pembelajaran Numbered Heads Together dalam pembelajaran ekonomi pada siswa kelas VIII A SMP Negeri 3 Sawit Tahun Ajaran 2013/2014. Jenis penelitian ini adalah PTK (Penelitian Tindakan Kelas). Penelitian ini dilaksanakan dua kali siklus dan dua kali pertemuan setiap siklusnya. Subyek penelitian tindakan kelas ini adalah siswa kelas VIII A SMP Negeri 3 Sawit dengan jumlah 32 siswa yaitu 11 siswa laki-laki dan 21 siswa perempuan. Pelaksana penelitian ini adalah peneliti.metode pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara, dan dokumentasi. Prosedur dalam Penelitian ini ada empat tahap yaitu perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan,pemantauan ( observasi ), dan refleksi. Hasil penelitian ini menunjukkan adanya peningkatan keaktifan dan prestasi belajar ekonomi siswa dengan menggunakan strategi pembelajaran Numbered Heads Together. Hal ini dapat terlihat dari: 1) Aktif dalam bertanya, 2) Aktif dalam mengemukakan pendapat, 3) Aktif dalam menjawab pertanyaan, 4) Aktif dalam berdiskusi kelompok, 5) Aktif dalam mempresentasikan hasil diskusi. Sebelum pelaksanaan siklus rata-rata keaktifan siswa sebesar 17,57% dan prestasi belajar siswa sebesar 62,5%. Pada siklus I rata-rata keaktifan siswa sebesar 53,45% dan prestasi belajar siswa meningkat sebesar 66,13%. Pada siklus II rata-rata keaktifan siswa sebesar 85,33 % dan prestasi belajar siswa meningkat sebesar 86,21%. Hal ini berarti peningkatan keaktifan dan prestasi belajar siswa melebihi indikator pencapaian yakni 85%. Berdasarkan data hasil penelitian tindakan kelas tersebut maka dapat disimpulkan bahwa dengan penerapan strategi pembelajaran Numbered Heads Together dapat meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar ekonomi pada siswa kelas VIII SMP Negeri 3 Sawit Boyolali Tahun Ajaran 2013/2014 Kata kunci: Strategi pembelajaran Numbered Heads Together, Keaktifan Siswa, Prestasi Belajar 1

2 PENDAHULUAN Pada zaman sekarang ini perkembangan dunia pendidikan dan teknologi menuntut terciptanya sumber daya manusia yang berkualitas semakin merajalela. Untuk menciptakan sumber daya yang berkualitas maka diperlukan pembangunan pendidikan sebagai sarana dan wacana dalam membina sumber daya manusia. Pendidikan bisa terarahkan melalui pembelajaran di sekolah yang merupakan pendidikan formal yang berfungsi membantu khususnya orang tua dalam memberikan pendidikan kepada anakanak mereka. Adapun tujuan pendidikan nasional menurut Undang Undang RI No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab II Pasal 3 menyatakan bahwa : Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggungjawab. Pada kenyataannya kualitas pendidikan di Indonesia belum bisa dikatakan baik. Pemerintah masih harus berusaha melakukan perbaikanperbaikan untuk meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia. Berbagai cara telah dilakukan oleh pengelola pendidikan untuk meningkatkan prestasi belajar yang dicapai oleh siswa. Keaktifan siswa dalam proses belajar juga merupakan salah satu untuk meningkatkan prestasi belajar siswa. Namun dalam proses belajar mengajar di sekolah untuk membuat siswa aktif memanglah sangat tidak mudah karena sebagian besar guru hanya memikirkan untuk mencapai standar kompetensi yang sudah ditentukan dan tidak memperhatikan hak siswa untuk memperoleh apa yang seharusnya ia miliki. Siswa yang aktif hanya didominasi oleh siswa tertentu dan siswa yang pasif hanya diam dan mendengarkan saat proses belajar mengajar berlangsung sehingga tidak dapat mengemukakan pendapat atau pertanyaan dari materi yang belum dipahaminya. Maka dalam proses

3 belajar mengajar perlu adanya suasana yang terbuka menyenangkan, akrab dan saling menghargai pendapat. Pada umumnya guru sangat menyadari bahwa pelajaran ekonomi sering dipandang sebagai mata pelajaran yang membosankan dan tidak menarik karena terlalu banyak menghafal materi. Bahkan dalam proses pembelajaran siswa sering tidak memperhatikan dan menganggap mudah pelajaran tersebut. Pembelajaran ekonomi membutuhkan keaktifan sebagai dasar untuk mengembangkan materi lebih lanjut, hal ini sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor strategi pembelajaran yang digunakan Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan oleh peneliti di SMP Negeri 3 Sawit terhadap mata pelajaran Ekonomi menunjukkan bahwa proses pembelajaran ekonomi masih belum optimal, dan banyaknya kendala yang dihadapi oleh guru, antara lain : (1) masih banyak siswa yang tidak memperhatikan guru saat mengajar, (2) pembelajaran masih terpusat pada guru, (3) prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Ekonomi masih rendah, (4) metode yang digunakan guru kurang menarik. Hasil pengamatan keaktifan siswa sebelum guru menggunakan strategi pembelajaran Numbered Heads Together yaitu dengan metode ceramah rata-rata keaktifan 17,57%. Aktif bertanya hanya 10 orang (32,25%), aktif mengemukakan pendapat 12 orang (40%), aktif menjawab pertanyaan 5 orang(15,62%), keaktifan dalam diskusi kelompok dan keaktifan mempresentasikan materi tidak dicantumkan karena sewaktu observasi guru hanya menggunakan strategi ceramah saja. Prestasi belajar pelajaran ekonomi kelas VIII A masih banyak yang dibawah KKM yaitu 65 sebanyak 62,5% dari total siswa kelas VIII A yang berjumlah 32 orang. Peneliti berusaha mencari solusi penggunaan strategi pembelajaran yang lain yang mampu menarik perhatian siswa dan mampu mengaktifkan siswa dalam proses belajar mengajar. Maka harus diadakan penelitian tindakan kelas untuk mengetahui solusi dari masalah tersebut agar tidak berkelanjutan, dan mencari inovasi strategi pembelajaran yang tepat sehingga dapat meningkatkan keaktifan siswa sehingga efek lainnya dapat

4 meningkatkan prestasi belajar siswa tersebut, maka salah satu cara adalah dengan menggunakan strategi pembelajaran Numbered Heads Together. Siswa akan termotivasi dan menjadikan siswa aktif dalam proses pembelajaran sehingga akan terjalin hubungan yang baik antara siswa dengan siswa maupun siswa dengan guru. Dengan keadaan yang demikian maka siswa mampu memahami materi yang diberikan guru sehingga tujuan pembelajaran akan tercapai dan mampu meningkatkan prestasi belajar siswa meliputi kognitif, afektif dan psikomotorik. Adapun tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini untuk mengetahui penerapan strategi Numbered Heads Together dalam upaya meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar pada siswa kelas VIII SMP Negeri 3 Sawit Boyolali Tahun Ajaran 2013/2014. METODE PENELITIAN Penelitian yang dilakukan dalam kasus ini termasuk penelitian tindakan kelas (PTK). Menurut Russeffendi (1999) PTK adalah suatu tindakan terarah, terencana, cermat, dan penuh perhatian yang dilakukan oleh praktisi pendidikan (guru) terhadap permasalahan yang ada dalam kelas yang bertujuan untuk perbaikan pendidikan seperti metode mengajar, kurikulum, dan sebagainya. (http://sapasayaa.blogspot.com/2012/03/pengertian-ptkpenelitian-tindakan.html). Tempat pelaksanaan penelitian ini adalah di SMP N 3 Sawit yang beralamat di Bendosari, Sawit, Boyolali yang dilaksanakan pada bulan Desember 2013 sampai dengan Maret 2014.subyek penelitian ini adalah siswa kelas VIII A SMP Negeri 3 Sawit Boyolali tahun ajaran 2013/2014 pada mata pelajaran ekonomi. Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang mana dalam penelitian ini peneliti selalu berkolaborasi dengan guru bidang studi ekonomi. Pada penelitian ini terdapat langkah-langkah yaitu 1) Dialog Awal. 2) Perencanan tindakan. 3) Pelaksanaan tindakan. 4) Pemantauan (Observasi). 5) Refleksi.

5 Data yang diperoleh adalah data kualitatif yang terdiri dari : 1) Data keaktifan siswa dalam pembelajaran. 2)Tanggapan siswa mengenai strategi yang digunakan. 3)Perilaku guru dalam pembelajaran. 4)Kondisi dan situasi kelas selama proses pembelajaran. Metode pengumpulan data melalui metode observasi (Pengamatan), Komunikasi (wawancara), dan dokumentasi. Pada penelitian ini peneliti menetapkan tarjet keberhasilan sebesar 85% yaitu bahwa dalam penelitian ini dikatakan berhasil apabila siswa memenuhi standar kriteria ketuntasan sebanyak 85% dari jumlah siswa dalam satu kelas dengan batas ketuntasan prestasi belajar yang telah ditetapkan sekolah dengan nilai ketuntasan minimal 77. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Penelitian tindakan kelas yang dilakukan oleh siswa kelas VIII A SMP Negeri 3 Sawit dalam dua siklus dan setiap siklus memiliki empat tahap, yaitu : 1. Perencanaan tindakan, 2. Pelaksanaan tindakan, 3. Observasi tindakan, 4. Refleksi tindakan. Pembelajaran melalui penerapan strategi Numbered Heads Together secara keseluruhan sampai berakhirnya tindakan siklus II, keaktifan dan prestasi belajar siswa mengalami peningkatan. Adanya peningkatan keaktifan dan prestasi belajar siswa dapat dilihat dari indikator-indikator kemandirian belajar yaitu keaktifan dalam bertanya, keaktifan dalam mengemukakan pendapat, keaktifan dalam menjawab pertanyaan, keaktifan dalam diskusi kelompok dan keaktifan dalam mempresentasikan hasil diskusi. Berdasarkan hasil observasi kondisi awal di kelas VIIIA pada saat pembelajaran Ekonomi yang dilakukan pada hari Selasa, 21 Januari 2014 pada pukul 11.10 12.30 WIB, diketahui bahwa pembelajaran ekonomi yang diterapkan oleh guru sudah bagus karena melibatkan siswa selama kegiatan belajar mengajar. Namun pada saat proses pembelajaran siswa masih sering gaduh, bicara dengan teman, tidur dan ada yang tidak mendengarkan penjelasan dari guru. Pembelajaran masih berpusat pada guru dan penggunaan strategi ceramah yang membuat siswa kurang aktif dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar.

6 Berikut ini disajikan secara rinci tabel prosentase keaktifan siswa pada kondisi awal atau sebelum tindakan dilakukan. Tabel 1 Data keaktifan siswa kelas VIII A SMP N 3 Sawit Boyolali sebelum pelaksanaan strategi pembelajaran Numbered Head Together No Indikator Keaktifan Siswa Jumlah Prosentase siswa 1 Keaktifan dalam Bertanya 10 32,25% 2 3 Keaktifan pendapat Keaktifan pertanyaan dalam dalam mengemukakan menjawab 12 5 40% 15,62% 4 Keaktifan dalam diskusi kelompok - 5 Keaktifan dalam mempresentasikan - hasil diskusii Rata-rata prosentase keaktifan siswa 17,57% Dari tabel keaktifan siswa diatas dapat digambarkan padaa histogram dibawah ini: Grafik Keaktifan Siswa 40,00% 30,00% 20,00% 10,00% 0,00% 1 2 3 4 5 Grafik Keaktifan Siswa 1 2 3 4 32,25% 40% 15,62% 0% 5 0% Gambar 1. Grafik keaktifan siswa sebelum tindakan Keterangan Indikator keaktifan siswa: 1. Keaktifan dalam bertanya 2. Keaktifan dalam mengemukakan pendapat 3. Keaktifan dalam menjawab pertanyaan

7 4. Keaktifan dalam diskusi kelompok 5. Keaktifan dalam mempresentasikan materi/hasil diskusi Dari data yang diperoleh dapat dijelaskan bahwa keaktifan siswa dalam pembelajaran ekonomi masih rendah yaitu 17,57%. Dari kondisi yang demikian perlu adanya suatu tindakan untuk mengatasi kondisi tersebut. Setelah peneliti memaparkan hasil observasi dan catatan lapangan awal serta mendengarkan tanggapan dari guru, peneliti menawarkan solusi untuk menggunakan pembelajaran yang mampu menarik perhatian dan keaktifan siswa yaitu pembelajaran dengan menggunakan strategi Numbered Head Together. Strategi ini disepakati karena strategi tersebut dirasa mampu meningkatkan keaktifan siswa dan prestasi belajar siswa dalam proses pembelajaran ekonomi. Tindakan kelas siklus I dilaksanakan pada hari Jumat, 7 Februari 2014 pada jam pelajaran ke 2-3 (07.40 09.00) dan pada hari Selasa, 11 Februari 2014 pada jam pelajaran ke 6-7 (11.10-12.30). Keaktifan siswa kelas VIII A masih kurang. Hal ini terlihat dari hasil observasi pembelajaran berlangsung. Pada siklus ini diperoleh data mengenai keaktifan pembelajaran ekonomi sebagai berikut: Tabel 2 Keaktifan Siswa pada Siklus I siswa pada saat No Indikator keaktifan siswa Pertemuan I Pertemuan II Jumlah % Jumlah % 1 Aktif Bertanya 14 siswa 45,16% 17 siswa 54,84% 2 Aktif Mengemukakan Pendapat 13 siswa 41,94% 15 siswa 48,39% 3 Aktif Menjawab pertanyaan 16 siswa 51,61% 20 siswa 64,52% 4 Aktif Diskusi Kelompok - 22 siswa 70,97% 5 Aktif Mempresentasikan Hasil Diskusi - 20 siswa 64,52% Rata rata Prosentase 46,24% 60,65% Prosentase pada Siklus I 53,45%

8 Dari data keaktifan siswa siklus I diatas dapat digambarkan pada histogram dibawah ini: Grafik Keaktifan Siswa Siklus I 80,00% 60,00% 40,00% 20,00% 0,00% Pertemuan I Pertemuan II 1 2 3 4 5 45,16% 41,94% 51,61% 0% 0% 54,84% 48,39% 62,52% 70,97% 64,52% Gambar 2. Grafik keaktifan siswa siklus I Keterangan Indikator keaktifan siswa: 1. Keaktifan dalam bertanya 2. Keaktifan dalam mengemukakan pendapat 3. Keaktifan dalam menjawab pertanyaan 4. Keaktifan dalam diskusi kelompok 5. Keaktifan dalam mempresentasikan materi/hasil diskusi Hasil Observasi keaktifan siswa setelah menggunakan strategi pembelajaran Numbered Heads Together mampu meningkatkann keaktifan sebesar 53,45%. Dan rata-rata prestasi belajar siswa yang diperoleh setelah diadakan post tes mampu meningkat sebesar 66,13% (Terlampir). Kesimpulan yang dapat diambil adalah pada saat tindakan siklus I masih perlu diadakan berbaikan untuk siklus selanjutnya, karena hasilnya belum mencapai target pencapaian sebesar 85 %. Rencana pada siklus I perlu diperbaiki dan hasilnya dijadikan acuan dalam pelaksanaan siklus II. Tindakan kelas siklus II dilaksanakan pada hari Selasa, 18 Februari 2014 pada jam pelajaran ke 6-7 (12.30-13.30) dan pada hari Selasa, 25 Februari 2014 pada jam pelajaran ke 6-7 (11.10-12.30). Pada siklus II ini

9 diperoleh data mengenai keaktifan siswa pada saat pembelajaran ekonomi sebagai berikut: Tabel 3 Keaktifan Siswa pada Siklus II No Indikator keaktifan siswa Pertemuan I Pertemuan II Jumlah % Jumlah % 1 Aktif Bertanya 22 siswa 75,86% 28 siswa 93,33% 2 Aktif Mengemukakan Pendapat 19 siswa 65,52% 24 siswa 80 % 3 Aktif Menjawab pertanyaan 26 siswa 89,66% 28 siswa 93,33% 4 Aktif Diskusi Kelompok 27 siswa 93,10% 29 siswa 96,67% 5 Aktif Mempresentasikan Hasil Diskusi 22 siswa 75,86% 27 siswa 90% Rata rata Prosentase 80% 90,67% Prosentase pada Siklus I 85,33% Dari data keaktifan siswa siklus II diatas dapat digambarkan pada histogram dibawah ini: Grafik Keaktifan Siswa Siklus II 100,00% 80,00% 60,00% 40,00% 20,00% 0,00% 1 2 3 4 5 Pertemuan I 75,86% 65,52% 89,66% 93,10% 75,86% Pertemuan II 93,33% 80% 93,33% 96,67% 90% Gambar 3 grafik keaktifan siswa siklus II Keterangan Indikator keaktifan siswa: 1. Keaktifan dalam bertanya 2. Keaktifan dalam mengemukakan pendapat 3. Keaktifan dalam menjawab pertanyaan 4. Keaktifan dalam diskusi kelompok 5. Keaktifan dalam mempresentasikan materi/hasil diskusi

10 Dari pelaksanaan tindakan siklus II ini mendapat hasil yang lebih baik daripada siklus I dan hasil refleksi silus II adalah sebagai berikut: 1. Pembelajaran pada tindakan kelas siklus II jauh lebih baik dibandingkan dengan tindakan kelas silkus I. 2. Keaktifan siswa meningkat menjadi 85,33 % 3. Prestasi belajar siswa meningkat menjadi 86,21 % Berdasarkan hasil yang didapatkan dari siklus II, indikator pencapaian pada peningakatan kemandirian belajar siswa sebesar 85 % telah tercapai. Oleh karena itu tidak perlu melakukan tindakan siklus berikutnya.peningkatan keaktifan siswa dalam pembelajaran pada siklus I dan siklus II dapat diliahat pada tabel berikut : Tabel 4 Data keaktifan siswa kelas VIII A sebelum tindakan dan setelah tindakan siklus I dan siklus II dengan strategi Numbered Heads Together No Siklus Prosentase Peningkatann 1 Sebelum Pelaksanaan Tindakan 17,57% 2 Siklus I 53,45% 35,88% 3 Siklus II 85,33% 31,88% berikut: Peningkatann keaktifan siswa juga dapat dilihat dalam grafik sebagai Peningkatan Keaktifan Siswa 120,00% 100,00% 80,00% 60,00% 40,00% 20,00% 0,00% Peningkatan Prosentase Sebelum Pelaksanaan Tindakan Siklus I Siklus II 35,88% 31,88% 17,57% 53,45% 85,33% Gambar 4. grafik peningkatan keaktifan siswa

11 Bentuk diagram ketuntasan prestasi belajar siswa kelas VIIII A dengan menggunakan strategi pembelajaran Numbered Heads Together adalah sebagai berikut : Tabel 5 Dataa Prestasi Belajar siswa kelas VIII A sebelum tindakan dan setelah tindakan siklus I dan siklus II dengan strategi Numbered Heads Together No 1 Siklus Sebelum Pelaksanaan Tindakan Prosentase Peningkatan 62,5% 2 Siklus I 66,13% 3,63% 3 Siklus II 86,21% 20,08% Peningkatann rata-rata prestasi belajar siswa dapat dilihat dalam grafik sebagai berikut : Peningkatan Prestasi Belajar Siswa 120,00% 100,00% 80,00% 60,00% 40,00% 20,00% 0,00% Peningkatan Prosentase Sebelum Pelaksanaan Tindakan Siklus I Siklus II 3,63% 20,08% 62,50% 66,13% 86,21% Gambar 5. grafik peningkatan prestasi belajar siswa Berdasarkan hasil pelaksanaan tindakan pada siklusi dan siklus II mengenai penerepann strategi pembelajaran Numbered HeadsTogether pada siswa kelas VIII A SMP Negeri 3 Sawit dapat dikatakan efektif dalam meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar siswa. Hipotesis tindakan dengan indikator pencapaian yang telah ditetapkan sebesar 85% dapat dibuktikan benar adanya, dengan penerapan strategi pembelajaran Numbered Heads Together pada siswa kelas VIII A SMP Negeri 3 Sawit Boyolali Tahun Ajaran 2013/2014 dapat meningkatkan keaktifan siswa

12 sebesebar 85,33% dan prestasi belajar siswa pada siklus II meningkat menjadi 86,21%. SIMPULAN Hasil penelitian tindakan kelas yang dilakukan secara kolaboratif antara peneliti dan guru Ekonomi dapat disimpulkan bahwa melalui penerapan strategi pembelajaran Numbered Heads Together keaktifan siswa meningkat. Sebelum pelaksanaan siklus rata-rata keaktifan siswa sebesar 17,57% dan prestasi belajar siswa sebesar 62,5%. Pada siklus I rata-rata keaktifan siswa sebesar 53,45% dan prestasi belajar siswa meningkat sebesar 66,13%. Pada siklus II rata-rata keaktifan siswa sebesar 85,33 % dan prestasi belajar siswa meningkat sebesar 86,21%. Hal ini berarti peningkatan keaktifan dan prestasi belajar siswa melebihi indikator pencapaian yakni 85%. DAFTAR PUSTAKA Lubis,Putra.2012. Pengertian, Tujuan, dan Sejarah Dari PTK (Penelitian Tindakan Kelas).(http://sapasayaa.blogspot.com/2012/03/pengertian-ptk-penelitiantindakan.html) Diakses pada hari Selasa, 21 Januari 2014 pukul 11.09 WIB. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003.2003.Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Bandung: Penerbit Fokusmedia