BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. perilaku konsumen menggambarkan suatu studi tentang berbagai proses yang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II KAJIAN PUSTAKA. mengenai posisi studi ini dibandingkan penelitian-penelitian terdahulu

BAB I PENDAHULUAN. merupakan media promosi yang efektif. Iklan efektif dalam menarik. perhatian konsumen serta dapat menstimulus perilaku konsumen.

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. dibenak setiap orang (M. Hanafi, 2006:1 ). Risiko mencakup

BAB I PENDAHULUAN. wanita, dimana kosmetik yang digunakan dapat berupa skin care maupun make

BAB II URAIAN TEORITIS

BAB I PENDAHULUAN. Akhir-akhir ini persaingan dalam dunia bisnis dirasakan semakin ketat

I. PENDAHULUAN. perusahaan yang menghasilkan barang maupun jasa, yang menyebabkan persaingan

BAB I PENDAHULUAN. dan jasa, menyebabkan persaingan bisnis yang dihadapi perusahaan-perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. membandingkan produk yang satu dengan produk sejenis yang lain.

BAB I PENDAHULUAN. yang ada dan calon konsumen, dan mereka menonjolkan image bahwa merek mereka

II. LANDASAN TEORI. 2.1 Arti dan Pentingnya Pemasaran. Pemasaran merupakan salah satu kegiatan pokok yang dilakukan oleh perusahaan

repository.unisba.ac.id BAB I 1.1 Latar Belakang Clothing Company adalah istilah yang digunakan untuk perusahaan yang

BAB I PENDAHULUAN. Menyadari fenomena, pemasaran merupakan suatu kegiatan pokok dalam

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Perkembangan perdagangan global, telah membuat semakin banyaknya

PERAN PERSEPSI NILAI DALAM MEMEDIASI PENGARUH KREDIBILITAS CELEBRITY ENDORSER PADA NIAT BELI PRODUK KOSMETIK WARDAH

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Apabila kita melihat sebuah iklan, kita sering melihat orang-orang yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Apabila kita melihat sebuah iklan, kita sering melihat orang-orang yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Persaingan di dunia bisnis saat ini semakin kompleks, dinamis dan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. diketahui dan dikenal (Sabdosih dan Djumillah, 2013). Celebrity endorser sering

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan bisnis yang semakin ketat menuntut perusahaan semakin gencar dalam

II. LANDASAN TEORI. Menurut Asosiasi Pemasaran Amerika, dalam Kotler, dan Keller ( 2009: 6):

PENGARUH DEAD ENDORSER PADA KEPRIBADIAN MEREK PADA IKLAN KUKU BIMA ENER G DI TELEVISI (Survei pada Konsumen Kuku Bima Ener G di Purworejo)

mempengaruhi pembelian impulsif berupa faktor kognitif? 3. Bagaimana faktor celebrity endorser yang terdiri dari kredibilitas, daya tarik,

PENGARUH CELEBRITY ENDORSER TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN SEPEDA MOTOR MEREK HONDA VARIO

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Penelitian saudara Ashari (2011) yang berjudul Pengaruh Desain Kemasan Produk

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1 BAB I PENDAHULUAN

BAB II TINJAUAN KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS

BAB 1 PENDAHULUAN. jasa yang disertai dengan inovasi-inovasi baru yang dilakukan. Banyak tantangan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. meningkatan brand awareness, sang selebriti juga sekaligus mewakili

BAB 1 PENDAHULUAN. Memahami konsumen di seluruh dunia tentang pendapat mereka terhadap aktivitas

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era gobalisasi dewasa ini, komunikasi merupakan hal yang sangat esensial

BAB I PENDAHULUAN. produk B dan produk-produk yang lain, dan penentuan keputusan sangat. stimulus-stimulus yang diberikan dalam bentuk iklan.

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan memiliki daya tarik tersendiri untuk memasarkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Berkembangnya perdagangan bebas menimbulkan persaingan

BAB I PENDAHULUAN. produk atau jasa tertentu (Balawera, 2013). Pengambilan keputusan. banyaknya produk yang beredar mengakibatkan perlunya berbagai

LANDASAN TEORI. teknologi, dan perubahan gaya hidup manusia modern, maka jenis dan tingkat

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan dewasa ini dalam kegiatan promosinya dituntut untuk lebih dari sekedar

BAB I PENDAHULUAN. maka akan semakin kuat persaingan yang terjadi. Untuk mampu bersaing dalam pasar

BAB I PENDAHULUAN. mengalami ketertinggalan dalam perkembangan produk-produk fashionnya. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. Di saat keadaaan perekonomian dunia yang sedang mengalami resesi sejak September

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. usaha organisasi atau perusahaan dalam mendesain, promosi, harga dan distribusi

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan industri kosmetik di Indonesia saat ini tergolong baik.

BAB 1 PENDAHULUAN. Seiring dengan berkembangnya jaman, dunia periklanan dan pertelevisian di

BAB I PENDAHULUAN. industri kosmetika di Indonesia. Saat ini industri kosmetika mengalami

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Bauran promosi merupakan kombinasi strategi yang paling baik dari

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 LatarBelakang. Berkembangnya perdagangan bebas menimbulkan persaingan bisnis yang

BAB I PENDAHULUAN UKDW. memberikan perhatian lebih kepada usaha untuk menciptakan kepuasan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. promosi dalam marketing mix. Pesan iklan adalah segala bentuk presentasi nonpribadi

BAB I PENDAHULUAN. lebih kreatif dan inovatif dalam menentukan strategi pemasaran yang tepat. Menurut

BAB I PENDAHULUAN. penting daripada daya tariknya. Endorser yang kredibel adalah orang yang. bisa dipercaya dan mempunyai keahlian tertentu.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berkembang dan mendapatkan laba, serta dapat memberikan kepuasan pada. konsumen jika menginginkan usahanya tetap berjalan.

BAB I PENDAHULUAN. pilihan dalam memilih produk yang akan mereka konsumsi. Hal ini menyebabkan. munculnya banyak pesaing di dalam dunia usaha.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada era globalisasi saat ini, tingkat persaingan bisnis sangat ketat sehingga

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Brazil ( ton pertahun) dan Vietnam ( ton pertahun) dengan

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Pemasaran

LANDASAN TEORI. banyak ahli mengemukakan definisi tentang pemasaran yang terlihat memiliki sedikit

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. yang dikaitkan dengan suatu negara tertentu. Gambaran tersebut dapat berasal dari

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. 1. Celebrity Endorsement. (McCracken,1989). Kata celebrity mengacu pada seseorang yang

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu tolak ukur yang penting dalam perekonomian suatu negara adalah

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya manusia sebagai makhuk hidup memiliki kebutuhan pokok

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI. Bab ini berisikan landasan teori yang berhubungan dengan masalah penelitian dan

BAB I Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN. menjalankan kegiatan usahanya. Era ini ditandai dengan semakin berkembangnya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Pemasaran dalam era globalisasi saat ini banyak mengalami tantangan terutama dalam

BAB 2 KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

II. LANDASAN TEORI. falsafah baru ini disebut konsep pemasaran (marketing concept). Konsep

BAB II KERANGKA TEORETIS

BAB II LANDASAN TEORI. maka diperlukan adanya teori-teori atau konsep-konsep yang memerlukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Minat Beli

BAB 1 PENDAHULUAN. maka sistem operasi yang digunakan semakin berkembang pula. Android

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. dunia bisnis semakin pesat. Perusahaan dalam menghadapi persaingan bisnis

BAB I PENDAHULUAN. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang. Globalisasi dalam berbagai aspek kehidupan saat ini telah menyebabkan

BAB 1 PENDAHULUAN. ini, perusahaan dituntut agar semakin gencar mengembangkan strategi pemasarannya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Perkembangan pada dunia industri memaksa banyak produsen bisnis

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dari bahasa Yunani hedone yang diartikan sebagai pleasure atau kenikmatan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam melakukan penelitian mengenai Pengaruh Kredibilitas merek, Kualitas

BAB I PENDAHULUAN. membentuk brand image yang baik untuk dapat berkompetisi di pasar.

TINJAUAN PUSTAKA. Pemasaran adalah sebuah kegiatan pokok yang harus dilakukan. perusahaan dalam siklus produk baik barang maupun jasa demi

BAB I PENDAHULUAN. Brand Attitude atau sikap terhadap merek adalah sikap yang akan

III. KERANGKA PEMIKIRAN

BAB I PENDAHULUAN. kreatif dan inovatif dalam menjalankan kegiatan usahanya. Berbagai upaya

BAB II LANDASAN TEORITIS. 1. Pengertian dan Tujuan Penetapan Harga. pemasaran/ marketing mix (4p= product=produk, price=harga, place

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS. Sebagaimana diketahui bahwa merek merupakan pembeda antar satu produk dengan produk

I. PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi serta perkembangan teknologi di Indonesia. serta menjadi sarana berbelanja. Berbelanja secara online dinilai lebih

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan, salah satunya adalah strategi pemasaran.

BAB I PENDAHULUAN. ketat, mengharuskan setiap perusahaan untuk merumuskan strategi yang lebih efektif

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan arus informasi yang sangat cepat membuat konsumen

BAB II KAJIAN PUSTAKA. yang terdiri dari Attractivness (daya pikat), Trusthworthiness (tingkat kepercayaan), dan

BAB I PENDAHULUAN. pelanggannya. Di dalam kondisi persaingan usaha yang semakin ketat ini, konsumen untuk mengkonsumsi produk mereka (Lasty, 2014).

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan keadaan perekonomian secara global memberikan dampak

BAB II LANDASAN TEORI. Sebelum membeli suatu produk atau jasa, umumnya konsumen melakukan evaluasi untuk

III KERANGKA PEMIKIRAN

Transkripsi:

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Perilaku Konsumen Menurut Solomon (2007) dalam Suprapti (2010:2) menjelaskan bahwa perilaku konsumen menggambarkan suatu studi tentang berbagai proses yang terlibat ketika individu atau kelompok memilih, membeli, menggunakan atau membuang produk, jasa, gagasan, atau pengalaman yang memenuhi kebutuhan dan keinginannya. Segala aktivitas manusia pada umumnya pun tidak akan lepas dari transaksi jual-beli entah dari hanya berniat, memilih maupun keinginan untuk membeli suatu poduk ataupun jasa yang didorong oleh suatu keadaan tertentu baik dari lingkungan maupun dari pribadi sendiri. Seperti yang diutarakan Suprapti (2010:3) menjelaskan dimana perilaku konsumen terjadi karena didasari oleh motif tertentu. Setiap tindakan konsumen dilakukan untuk mencapai tujuan yaiu memuaskan suatu kebutuhan dan atau keinginan. Motivasi sering kali tersembunyi dan tak dapat diobservasi. Dalam hal ini, keberadaan teori sangat berguna untuk membantu memahami motif apa yang mendorong seseorang untuk berperilaku tertentu. Riset perilaku konsumen sangat membantu untuk mengukur hal itu. Perilaku konsumen dipengaruhi oleh faktor-faktor internal dan eksternal. Artinya, adalah bahwa perilaku konsumen baik konsumen individu maupun konsumen organisasi, dipengaruhi oleh faktor di dalam dirinya (Seperti persepsi, pembelajaran, kepribadian, sikap, dan sebagainya) dan oleh faktor di luar dirinya 12

atau faktor lingkungan (seperti faktor situasi, kelompok referensi, keluarga, dan lingkungan pemasaran). 2.1.2 Persepsi Nilai Menurut Suprapti (2010:68), persepsi didefinisikan sebagai proses yang dilalui seseorang untuk memilih, mengorganisasi, dan menginterpretasi stimuli ke dalam sebuah gambaran tentang dunia, yang memiliki arti atau makna dan bersifat koheren. Suatu stimulus adalah setiap unit masukan yang diterima oleh indra manusia, dimana masukan tersebut adalah produk, kemasan, nama merek, iklan dan sejenisnya. Setiap organ indra memiliki fungsinya tersendiri untuk memainkan peran seperti menilai, mengevaluasi dan menggunakan produk produk dari konsumen sehingga terbentuklah sesuatu yang dikatakan sebagai persepsi. Menurut Kwon et al. (2007) nilai yang dirasa merupakan faktor yang dianggap penting dan memiliki arti bahwa konsumen akan tertarik dengan produk tersebut jika mampu memenuhi nilai nilai yang dirasa penting oleh konsumen. Chi et al. (2009) mengatakan bahwa persepsi nilai merupakan faktor penting dalam proses tercapainya keputusan pembelian konsumen, dan konsumen akan membeli produk dengan nilai yang tinggi jika dirasa memiliki nilai yang lebih. Persepsi nilai di definisikan sebagai sejauh mana suatu individu percaya bahwa menggunakan sistem tertentu akan meningkatkan nya atau kinerja pekerjaannya (Al-Gahtani, 2001; Davis, 1993; Mathwick et al., 2001 dalam Fariman 2014). Nilai yang dirasakan adalah konsumen mengevaluasi semua manfaat dari produk atau layanan atau memahami sebanyak yang ia peroleh dari apa yang diberikan kepadanya (Akdeniz, 2015). 13

Nilai yang dipersepsikan (perceived value) menurut Maxwell (2001) dalam Khunniza (2014) adalah selisih antara total customer value dan total customer cost. Total customer value adalah kumpulan manfaat yang diharapkan diperoleh pelanggan dari produk atau jasa tertentu. Sedangkan total customer cost adalah kumpulan pengorbanan yang diperkirakan pelanggan akan terjadi dalam mengevaluasi, memperoleh dan menggunakan produk/jasa. Penilaian konsumen terhadap produk akan tergantung pada pengorbanan dan manfaat dari produk. Jika konsumen mendapat manfaat lebih besar dari yang dikorbankan maka konsumen pasti akan melakukan pembelian, akan tetapi jika konsumen menerima manfaat yang lebih rendah dari yang telah dikorbankannya maka akan berujung pada ketidakpuasan konsumen dan kelangsungan produk yang rendah. Jayanti dan Ghosh (1996) dalam Seng et al. (2015) menyatakan hubungan ini dengan perilaku konsumen, "nilai yang dirasakan untuk harga yang dibayar telah diakui dalam sastra sebagai salah satu penentu yang paling menonjol dari niat pembelian kembali dan perilaku pembelian berulang. 2.1.3 Celebrity Endorser Selebriti adalah tokoh (aktor, penghibur atau atlet) yang dikenal masyarakat karena prestasinya di dalam bidang-bidang yang berbeda dari golongan produk yang didukung. Selebriti merupakan sosok pembicara untuk sebuah brand. Selebriti ditandai dan didefinisikan sebagai orang yang menghargai keterbukaan terhadap perbedaan dan menggunakan perbedaan ini untuk kepentingan semua pembeli bahwa produk tertentu atau perusahaan memiliki keunggulan dan kelemahan yang berbeda (Khan et al.,2016) selebriti secara 14

definisi adalah orang-orang yang dikenal secara luas oleh masyarakat, baik itu seorang bintang film, penyanyi, atlit, maupun model. Seperti diketahui, iklan sebenarnya merupakan bentuk penyampaian pesan suatu merek kepada konsumen. Pemilihan selebriti dalam penyampaian pesan tersebut nantinya diharapkan dapat menimbulkan dampak yang cepat dalam brand awareness dan brand recognition (Hansudoh. 2012). Menurut Friedman and Friedman (1979) dalam Stephanie dkk. (2013) mengatakan bahwa endorser adalah orang yang membuat 'testimonial', atau menulis atau pernyataan lisan, memuji kebaikan dari beberapa produk. Selebriti yaitu pribadi (bintang film, penghibur, atau atlet) yang dikenal oleh masyarakat karena kemampuannya dalam bidang tertentu yang dapat mendukung produk yang diiklankan. Selebriti adalah kepribadian terkemuka yang mendapat pengakuan publik dan menggunakan pengakuan tersebut untuk membujuk pelanggan dan para selebriti ini bisa lebih baik mempengaruhi keinginan dan perasaan target penonton daripada non-selebriti (Naveed et al., 2014) Menurut McCracken (1989) dalam Stephanie dkk. (2013) menyatakan bahwa dukungan selebriti telah lama digunakan oleh pemasar untuk meningkatkan daya tarik suatu merek, dimana selebriti endorser biasanya didefinisikan sebagai orang yang dikenali dan dikrontrak untuk mengiklankan suatu produk atau merek. Itulah sebabnya pemasang iklan sering menggunakan selebriti sebagai juru bicara, dan selebriti endorser kemungkinan akan efektif apabila selebriti tersebut melambangkan ciri utama produk (Kotler & Keller, 2009:233). 15

2.1.4 Niat Beli Niat beli merupakan pernyataan mental konsumen yang merefleksikan rencana pembelian sejumlah produk dengan merek tertentu. Pengetahuan akan niat beli sangat diperlukan para pemasar untuk mengetahui niat konsumen terhadap suatu produk maupun untuk memprediksikan perilaku konsumen pada masa yang akan datang. Niat beli dapat diklasifikasikan sebagai salah satu komponen dari perilaku kognitif konsumen tentang bagaimana sebuah individu bermaksud untuk membeli merek tertentu (Ling et al., 2010). Berdasarkan argument (Pavlou, 2003 dalam Ling et al., 2010), niat pembelian adalah situasi ketika seorang pelanggan bersedia dan berniat untuk terlibat dalam sebuah transaksi. Transaksi dapat dianggap sebagai kegiatan di mana proses pencarian informasi, transfer informasi, dan pembelian produk yang terjadi (Ling et al., 2011). Oleh karena itu, penting untuk mengevaluasi konsep niat beli dalam penelitian ini. Lingkungan yang mempengaruhi pembelian terdiri dari budaya, kelas sosial, pengaruh pribadi, keluarga dan situasi. Perbedaan individu yang mempengaruhi pembelian terdiri dari sumber daya konsumen, motivasi dan keterlibatan, pengetahuan, sikap, kepribadian, gaya hidup, dan demografi. Faktor yang mempengaruhi niat beli seperti yang sudah dijabarkan diatas terdiri dari banyak faktor yang tidak hanya muncul dari pribadi sendiri melainkan juga banyak dipengaruhi oleh faktor sekitar. Minat atau niat adalah kecenderungan seseorang untuk merasa tertarik pada objek tertentu yang dianggap paling penting. Minat membeli dapat diartikan sebagai keinginan untuk membeli yang merupakan bagian dari proses menuju kearah tindakan pembelian yang 16

dilakukan oleh seorang konsumen (Hansudoh, 2012). Menurut Kotler & Keller (2009:137) minat beli adalah perilaku konsumen yang muncul sebagai respon terhadap objek yang menunjukkan keinginan pelanggan untuk melakukan pembelian. Faktor psikologis yang mempengaruhi seseorang untuk membeli terdiri dari empat faktor, yaitu motivasi (dorongan seseorang untuk bertindak guna memuaskan kebutuhannya sehingga dapat mengurangi ketegangan yang dimilikinya), persepsi (proses seseorang individu memilih, mengorganisasi dan menginterpretasi masukan-masukan untuk menciptakan gambaran yang bermakna), pengetahuan (pembelajaran yang meliputi perubahan dalam perilaku seseorang yang timbul dari pengalaman), serta keyakinan dan pendirian yang dapat diperoleh seseorang melalui bertindak dan belajar. Kotler, (2005:502) dalam Rachman dkk. (2014), minat beli konsumen adalah sesuatu yang timbul setelah menerima rangsangan dari produk yang dilihatnya, dari sana timbul ketertarikan untuk mencoba produk tersebut sampai akhirnya timbul keinginan untuk membeli agar dapat memilikinya. Terdapat beberapa faktor yang memperngaruhi minat beli (Kotler, 2005 dalam Swisstani, 2015) yaitu sebagai berikut: a) Sikap orang lain, sejauh mana sikap orang lain mengurangi alternatif yang disukai seseorang akan bergantung pada dua hal yaitu, intensitas sifat negatif orang lain terhadap alternatif yang disukai konsumen dan motivasi konsumen untuk menuruti keinginan orang lain. b) Faktor situasi yang tidak terantisipasi, faktor ini nantinya akan dapat mengubah pendirian konsumen dalam melakukan pembelian. Hal 17

tersebut tergantung dari pemikiran konsumen sendiri, apakah dia percaya diri dalam memutuskan akan membeli suatu barang atau tidak. Dalam melaksanakan niat pembelian, konsumen tersebut dapat membuat lima sub keputusan pembelian sebagai berikut: 1) Keputusan merk. 2) Keputusan pemasok. 3) Keputusan kuantitas. 4) Keputusan waktu. 5) Keputusan metode pembayaran. 2.2 Hipotesis Penelitian 2.2.1 Pengaruh Celebrity Endorse Terhadap Niat beli Setiap produk pasti harus memiliki selebriti yang dapat menjadi pengenal dari produk tersebut. Pemilihan selebriti pun merupakan hal terpenting karena dapat menentukan niat beli dari seorang konsumen. Selebriti adalah tokoh (aktor, penghibur atau atlet) yang dikenal masyarakat karena prestasinya di dalam bidang-bidang yang berbeda dari golongan produk yang didukung. Penggunaan komunikator celebrity endorser yang memiliki karakteristik akan dapat mempengaruhi sikap (attitudes) atau tanggapan konsumen yang positif terhadap produk tersebut, sehingga konsumen akan mempertimbangkannya dalam proses pembelian dan diharapkan secara langsung mempengaruhi perilaku melalui alam bawah sadar. Dengan demikian konsumen dipengaruhi untuk membeli tanpa ada paksaan (Hansudoh. 2012). 18

Penggunaan selebriti telah lama digunakan oleh pemasar untuk meningkatkan daya tarik suatu merek, dimana celebrity endorser biasanya didefinisikan sebagai orang yang dikenali dan dikrontrak untuk mengiklankan suatu produk atau merek. Itulah sebabnya pemasang iklan sering menggunakan selebriti sebagai juru bicara, dan celebrity endorser kemungkinan akan efektif apabila selebriti tersebut melambangkan ciri utama produk untuk menarik niat beli dari para konsumen (Kotler & Keller, 2009:233). Menurut Alfarazy (2014) dimana dalam penelitiannya menjelaskan bahwa terdapat pengaruh yang kuat antara Celebrity Endorser Sherina Munaf terhadap minat beli konsumen terhadap produk Advan Vandroid S5-F Menurut penelitian Putra dan Giantari (2014) mengatakan semakin baik dan gencar perusahaan dalam melakukan penjualan dengan menggunakan celebrity endorser, maka niat membeli pada suatu produk akan mengalami peningkatan. Senada dengan hasil tersebut, Pramudana (2014) menemukan bahwa kredibilitas celebrity endorser berpengaruh positif terhadap niatm konsumen untuk membeli suatu produk. Menurut Shafiq et al. (2011) mengutarakan hasil serupa bahwa selebriti sebagai endorser mampu meningkatkan niat beli konsumen. Berdasarkan dari hasil penelitian sebelumnya, maka pada penelitian ini dapat di tarik hipotesis : H1: Celebrity Endorser berpengaruh positif dan signifikan terhadap niat beli. 19

2.2.2 Pengaruh Celebrity Endorse Terhadap Persepsi Nilai Chi et al. (2011) mengindikasikan bahwa kredibilitas celebrity endorser mempengaruhi persepsi nilai secara positif. Konsumen dapat mempersepsikan nilai yang dapat dipercaya melalui rekomendasi dari celebrity endorser, sehingga perusahaan dapat meningkatkan daya saing dengan memanfaatkan hal tersebut. Hasil penelitian Hansudoh (2012) mengatakan bahwa celebrity endorser memiliki pengaruh yang positif terhadap persepsi nilai, dimana hasil tersebut menunjukan hasil yang positif signifikan. Pemilihan bintang iklan untuk menjadi Celebrity Endorsement dapat berdampak naik ataupun turunnya value dari suatu produk. Selebriti digunakan untuk mengembangkan citra positif produk baru atau mengubah citra produk yang sudah ada. Selebriti dinilai memiliki kekuatan untuk memberikan pengaruh karena selebriti dikenal dan menjadi idola banyak orang Arsinta (2015) memaparkan bahwa hasil pengujian yang di dapat menunjukan bahwa kredibilitas celebrity endorser secara positif signifikan berpengaruh pada persepsi nilai. Hasil tersebut mengindikasikan bahwa semakin tinggi kredibilitas celebrity endorser maka konsumen akan memiliki pemahaman yang semakin positif mengenai persepsi nilai produk kosmetik. Zafar and Mahira (2012) menyebutkan hasil bahwa daya tarik fisik, kredibilitas dan kesesuaian selebriti terhadap produk yang diiklankan memiliki dampak positif pada persepsi pelanggan. 20

Berdasarkan dari hasil penelitian sebelumnya, maka pada penelitian ini peneliti menarik hipotesis: H2: Celebrity endorser berpengaruh positif dan signifikan terhadap persepsi nilai 2.2.3 Pengaruh Persepsi Nilai Terhadap Niat Beli Persepsi nilai merupakan hal yang sering dipikirkan ketika seorang konsumen memiliki keinginan untuk membeli suatu produk, dimana semakin tinggi nilai dari produk tersebut dimata konsumen maka semakin meningkat pula niat membeli untuk produk tersebut. Menurut Fariman (2014) menyebutkan bahwa konsumen secara keseluruhan memberi penilaian dari utilitas suatu produk berdasarkan persepsi tentang apa yang di terima dan apa yang diberikandari produk tersebut kepada konsumen, Nilai dapat dikonseptualisasikan sebagai evaluasi keseluruhan layanan pengalaman konsumsi dan dapat menemukan spesifik atau evaluasi global yang lebih abadi. Persepsi nilai juga mungkin berbeda sesuai dengan situasi penggunaan suatu produk tersebut (Yee et al., 2011). Chi et al. (2011) menyebutkan bahwa nilai yang dirasakan merupakan faktor penting dalam proses keputusan pembelian konsumen, dan konsumen akan membeli produk dengan nilai yang tinggi. Dengan kata lain semakin tinggi persepsi nilai yang dimiliki konsumen maka semakin tinggi pula niat beli konsumen, yang berarti persepsi nilai memiliki pengaruh positif terhadap niat beli (Hansudoh, 2012). Persepsi nilai terhadap produk telah secara signifikan mempengaruhi niat beli atau niat belanja konsumen (Chen, 2012) 21

Berdasarkan dari hasil penelitian sebelumnya, maka pada penelitian ini peneliti menarik hipotesis: H3: Persepsi nilai berpengaruh positif dan signifikan terhadap niat beli 2.2.4 Peran Persepsi Nilai Dalam Memediasi Celebrity Endorse Pada Niat Beli Celebrity endorser merupakan bagian terpenting dari pengenalan suatu produk dimana kegunaan selebriti itu sendiri sebagai media yang mudah agar produk lebih dekat dengan pasar yang mereka tujukan. Namun, selain selebriti sebagai tolak ukur suatu barang, persepsi nilai sendiri mempengaruhi agar meningkatnya niat beli yang dimiliki oleh seluruh konsumen. Hansudoh (2012) mengatakan bahwa celebrity endorser memiliki pengaruh positif terhadap niat beli yang di mediasi oleh persepsi nilai, sehingga dapat diartikan jika persepsi nilai dimasukan sebagai media perantara antara celebrity endorser dengan niat beli maka niat beli akan lebih meningkat dibandingkan hubungan secara langsung antara celebrity endorser dengan niat beli. Arsinta (2015) dalam penelitiannya juga menunjukkan hasil analisis tentang pengaruh tidak langsung kredibilitas celebrity endorser pada niat beli, melalui persepsi nilai menunjukkan tanda positif. Chi et al. (2011) mengatakan bahwa peran selebriti dalam iklan dapat menarik konsumen untuk membeli produk yang diiklankan dan seorang selebriti dipercaya mampu meningkatkan nilai suatu produk yang nantinya berdampak pada niat seseorang untuk membeli produk yang bersangkutan. 22

Berdasarkan dari hasil penelitian sebelumnya, maka pada penelitian ini peneliti menarik hipotesis: H4 : Persepsi nilai berperan secara positif signifikan dalam memediasi celebrity endorser terhadap niat beli. 2.3 Model Penelitian Berdasarkan Penelusuran pada kajian pustaka dan hasil hasil penelitian sebelumnya maka model penelitian ini dapat digambarkan seperti pada Gambar 2.1 berikut : Gambar 2.1 Kerangka Penelitian Persepsi Nilai (M) H2 H4 H3 Celebrity Endorser (X1) H1 Niat Beli (Y) Sumber: Hansudoh (2012), Arsinta dan Purnami (2015),Shafiq et al.(2011) 23