BAB I PENDAHULUAN. hingga akar mempunyai khasiat masing-masing (Yudha, 2016:1).

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHU LUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. cruciferae yang mempunyai nilai ekonomis tinggi. Sawi memiliki nilai gizi yang

I. PENDAHULUAN. Tanaman jagung merupakan salah satu komoditas strategis yang bernilai

I. PENDAHULUAN. Cabai (Capsicum annum L.) merupakan salah satu jenis sayuran penting yang

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kubis adalah kalori (25,0 kal), protein (2,4 g), karbohidrat (4,9 g), kalsium (22,0

TINJAUAN PUSTAKA. Sawi hijau sebagai bahan makanan sayuran mengandung zat-zat gizi yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pupuk merupakan suatu bahan yang mengandung satu atau lebih unsur hara bagi tanaman. Bahan tersebut dapat berasal

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu proses dalam rangka memengaruhi peserta. memungkinkannya untuk berfungsi secara kuat dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. dapat dijadikan bahan utama dalam pembuatan tempe. Tempe. karbohidrat dan mineral (Cahyadi, 2006).

I. PENDAHULUAN. dan jagung. Menurut Irwan (2005), kedelai mengandung protein 30-50%, lemak

II. TINJAUAN PUSTAKA. Mentimun dapat diklasifikasikan kedalam Kingdom: Plantae; Divisio:

PENGARUH JARAK TANAM PADA BUDIDAYA TERUNG UNGU (Solanum melongena L.) SECARA ORGANIK (MAKALAH) Oleh : Fuji Astuti NPM

BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN

PENDAHULUAN. pangan nasional. Komoditas ini memiliki keragaman yang luas dan berperan

TINJAUAN PUSTAKA. Di Indonesia umumnya jahe ditanam pada ketinggian meter di

BAB I PENDAHULUAN. adanya kandungan karotin, Vitamin A, Vitamin B dan Vitamin C. Oleh karena itu,

I. PENDAHULUAN. tanpa mengurangi tingkat kesuburan tanah atau kelestariannya. Dalam usaha

I. PENDAHULUAN. Mentimun (Cucumis sativus L.) merupakan salah satu tanaman sayuran yang

I. PENDAHULUAN. Pisang merupakan komoditas buah-buahan yang populer di masyarakat karena

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Jagung manis atau lebih dikenal dengan nama sweet corn (Zea mays

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. di daerah yang minim nutrisi. Rumput gajah membutuhkan sedikit atau tanpa

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dunia. Kebutuhan jagung dunia mencapai 770 juta ton/tahun, 42%

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PELUANG BISNIS BUDIDAYA JAMBU BIJI

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan proses mempengaruhi peserta didik agar dapat. menyesuaikan diri sebaik mungkin terhadap lingkungannya serta

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Cabai rawit kathur (Capsicum frutescens) merupakan komoditas rempah-rempah

I. PENDAHULUAN. Bawang merah (Allium ascalonicum L.) adalah tanaman semusim yang tumbuh

TINJAUAN PUSTAKA. A. Limbah Cair Industri Tempe. pada suatu saat dan tempat tertentu tidak dikehendaki lingkungan karna tidak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I. PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Kandungan gizi kacang hijau per 100 gr. Tabel 1.2 Perbandingan kandungan protein kacang hijau per 100 gr

I. PENDAHULUAN. Kacang tanah (Arachis hypogaea L.) merupakan salah satu komoditi tanaman

I. PENDAHULUAN. ini. Beras mampu mencukupi 63% total kecukupan energi dan 37% protein.

I. PENDAHULAN. A. Latar Belakang. Dalam usaha mempertahankan kelangsungan hidupnya, manusia berusaha

I. PENDAHULUAN. Indonesia, namun sampai saat ini perhatian masyarakat petani kepada kacang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Kacang hijau merupakan salah satu tanaman pangan yang banyak dibudidayakan

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Tanaman jagung manis (Zea mays saccarata L.) atau yang lebih dikenal dengan

I. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max [L.] Merr.) merupakan tanaman pangan terpenting ketiga

PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max (L.) Merrill) merupakan komoditas pangan penghasil

PEMANFAATAN DAUN LAMTORO TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN ANGGREK TANAH (Vanda sp.) PADA CAMPURAN MEDIA PASIR DAN TANAH LIAT

BAB I PENDAHULUAN. membengkak membentuk umbi lapis. Bagian yang membengkak berisi cadangan

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. penting di Indonesia termasuk salah satu jenis tanaman palawija/ kacang-kacangan yang sangat

KARYA ILMIAH TENTANG. Oleh SUSI SUKMAWATI NPM

I. PENDAHULUAN. Kacang hijau (Phaseolus radiatus L.) merupakan salah satu tanaman pangan

PENGARUH KOMPOS PAITAN (Tithonia diversifolia) TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL KAILAN (Brassica oleraceae)

TINJAUAN PUSTAKA. keberhasilan usaha pengembangan peternakan disamping faktor bibit dan

BAB I PENDAHULUAN. Ternak ruminansia seperti kerbau, sapi, kambing dan domba sebagian besar bahan

(Shanti, 2009). Tanaman pangan penghasil karbohidrat yang tinggi dibandingkan. Kacang tanah (Arachis hypogaea) merupakan salah satu tanaman pangan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

TINJAUAN PUSTAKA. A. Kacang Hijau

I. PENDAHULUAN. terdiri dari beberapa jenis, diantaranya kangkung air (Ipomoea aquatica

TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman bawang merah berakar serabut dengan sistem perakaran dangkal

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Kombinasi Pupuk Kimia dan Pupuk Organik terhadap Tanaman Jagung Manis

BAB I PENDAHULUAN. Kandungan zat gizi yang lengkap dalam menu makanan yang sehat dan seimbang

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam dan luar negeri terhadap tanaman selada, komoditas ini mempunyai

I. PENDAHULUAN. commit to user

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman Sorgum (Sorghum bicolor (L.) Moench) berasal dari negara Afrika.

II. TINJAUAN PUSTAKA. Hidroponik adalah istilah yang digunakan untuk menjelaskan tentang cara

TINJAUAN PUSTAKA. Kedelai adalah tanaman tahunan yang termasuk dalam famili leguminosae.

BAB I PENDAHULUAN. tanaman kedelai, namun hasilnya masih kurang optimal. Perlu diketahui bahwa kebutuhan

I. PENDAHULUAN. Jagung (Zea mays L.) merupakan bahan pangan dan pakan ternak yang sangat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman kedelai termasuk family leguminosae yang banyak varietasnya.

BAB I PENDAHULUAN. diolah menjadi makanan seperti kue, camilan, dan minyak goreng. kacang tanah dari Negara lain (BPS, 2012).

I. PENDAHULUAN. yang termasuk ke dalam kelompok legum merambat (cover crop). Legum pakan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jamur merang merupakan salah satu jenis jamur pangan yang memiliki nilai gizi yang tinggi dan permintaan pasar

TINJAUAN PUSTAKA. saat ini adalah pembibitan dua tahap. Yang dimaksud pembibitan dua tahap

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. faktor penting dalam pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Dilihat dari

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

TINJAUAN PUSTAKA Deskripsi Kacang Tanah

PENGARUH PEMBERIAN BIO URIN SAPI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL KEDELAI (Glycine max (L.) Merrill).

1.5. Hipotesis 3. Pemberian pupuk hayati berperan terhadap peningkatan pertumbuhan tanaman nilam. 4. Pemberian zeolit dengan dosis tertentu dapat

HASIL PERCOBAAN. C N C/N P K Ca Mg ph Cu Zn Mn (%) (%) ppm Kompos 9,5 0,5 18,3 0,5 0,8 0,6 0,2 7,2 41,9 92,4 921,8 Kompos diperkaya

I. PENDAHULUAN. Dalam 5 tahun terakhir produksi nasional kedelai tergolong rendah berkisar 600-

I. PENDAHULUAN. Tanaman lidah buaya sudah dimanfaatkan sebagai tanaman hias, bahan

I. PENDAHULUAN. Cabai merah (Capsicum annuum L.) merupakan salah satu komoditas sayuran yang banyak

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman jagung manis (Zea mays sacharata Sturt.) dapat diklasifikasikan

I. PENDAHULUAN. Tanaman jagung (Zea mays L.) merupakan salah satu jenis tanaman pangan bijibijian

BUDIDAYA TANAMAN DURIAN

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

II. TINJAUAN PUSTAKA. luas di seluruh dunia sebagai bahan pangan yang potensial. Kacang-kacangan

I. PENDAHULUAN. Tanaman kedelai ( Glycine max L. Merril) merupakan komoditi pertanian. kacang-kacangan lainnya. Biji kedelai mengandung 30-50% protein

I. PENDAHULUAN. Tingkat konsumsi sayuran rakyat Indonesia saat ini masih rendah, hanya 35

TANAMAN PENGHASIL PATI

BAB I PENDAHULUAN. Pupuk organik adalah pupuk yang berasal dari bahan-bahan makhluk hidup

I. PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Sayuran merupakan tanaman hortikultura yang memiliki peran sebagai sumber vitamin dan mineral.

I. PENDAHULUAN. Cabai (Capsicum annuum L.) merupakan komoditas sayuran yang mempunyai

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Caisin merupakan tanaman dengan iklim sub-tropis, namun mampu

TINJAUAN PUSTAKA. A. Kompos Kulit Buah Jarak Pagar

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Tomat (Lycopersicom esculentum Mill) merupakan salah satu jenis tanaman

I. PENDAHULUAN. Tomat (Lycopersicon esculentum mill) merupakan tanaman yang berasal dari

I. PENDAHULUAN. Tanaman pisang adalah salah satu komoditas yang dapat digunakan sebagai

TINJAUAN PUSTAKA. Ubi kayu merupakan bahan pangan yang mudah rusak (perishable) dan

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sirsak (Annona muricata L.) merupakan tanaman yang berasal dari Karibia, Amerika Selatan dan Amerika Tengah. Sirsak termasuk salah satu tanaman herbal yang setiap bagiannya bisa dimanfaatkan sebagai obat, mulai dari buah, batang, daun, hingga akar mempunyai khasiat masing-masing (Yudha, 2016:1). Sirsak memiliki banyak manfaat, setiap 100 g buah sirsak memiliki kandungan gizi sebanyak 65 kalori, 1 g protein, 0,3 g hidrat arang, 14 mg kalsium, 27 mg fosfor, 0,6 mg besi, 10 SI vitamin A, 0,07 mg vitamin B, 20 mg vitamin C dan 81,7 % kandungan air. Bagian daun dan batang sirsak mengandung senyawa tanin, fitosterol, Ca-oksalat dan alkaloid murisne. Khasiat dari sirsak digunakan pula dalam pengobatan ambeien, sakit kandung air seni (kemih), bayi mencret, anyang-anyangan, sakit pinggang dan bisul (Septiatin, 2009:125). Zuhud (Adri dan Hersoelistyorini, 2013:1) mengemukakan, daun sirsak banyak digunakan sebagai obat herbal untuk mengobati berbagai penyakit, antara lain penyakit asma di Andes (Peru), diabetes dan kejang di Amazonia (Peru). Menurut Ardra (2013:5) kandungan senyawa acetogenins yang terdapat pada daun sirsak mempunyai kegunaan untuk membunuh berbagai macam sel kanker. Cisannonacin memiliki potensi 10.000 kali lebih besar dari adriamicin untuk mengatasi kanker. Senyawa acetogenins dapat membunuh sel-sel kanker tanpa mengganggu selsel sehat dalam tubuh manusia. 1

2 Sirsak memiliki prospek yang cukup baik untuk dikembangkan sebagai obat anti-kanker, mengingat jumlah penderita penyakit ini semakin meningkat terutama di negara-negara berkembang. Data Kementerian Kesehatan RI (2015) menyatakan, pada tahun 2012 sekitar 8,2 juta kematian disebabkan oleh penyakit kanker. Kanker paru, hati, perut, klorektal dan kanker payudara adalah penyebab terbesar kematian akibat kanker setiap tahunnya. Kebutuhan masyarakat akan sirsak semakin meningkat, sebagai sumber makanan bergizi maupun bahan pengobatan berbagai penyakit. Akan tetapi, usaha pembudidayaan sirsak oleh petani masih kurang berkembang. Menurut Rukmana (2015:2) secara nasional, pemanfaatan sumber daya lahan untuk pengembangan budidaya sirsak masih relatif sempit. Produksi rata-rata sirsak di Indonesia dalam lima tahun terakhir (2008-2012) ialah 58.536,6 hektar/tahun. Sedangkan proporsi luas panen sirsak hanya mencapai 0,54% dari luas panen buah-buahan di Indonesia. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik Indonesia (2013), produksi sirsak di Indonesia mencapai 52.086 ton. Jumlah ini jauh mengalami penurunan jika dibandingkan dengan produksi sirsak pada tahun 2006 yang mencapai 84.373 ton. Sedangkan di Provinsi Jambi, produksi sirsak pada tahun 2012 sebesar 840 ton dan mengalami penurunan pada tahun 2013 menjadi 337 ton. Usaha budidaya sirsak dalam skala agribisnis telah berkembang di berbagai negara, diantaranya Malaysia, Thailand dan Australia. Produk utama komoditas sirsak yang diminta pasar dunia berupa konsentrat buah sirsak. Indonesia memiliki prospek yang sama dengan negara lain dalam produksi sirsak, apabila dilakukan pengelolaan secara intensif berpola agribisnis dan agroindustri sebagai sumber devisa negara (Rukmana, 2015:3).

3 Potensi alam Provinsi Jambi terbilang cocok untuk pengembangan budidaya sirsak. Hal ini didukung oleh lahan yang masih cukup luas dan iklim yang sesuai bagi pertumbuhan sirsak. Menurut Sudjijo (2008:2-3) tanaman sirsak dapat tumbuh dengan baik sampai pada ketinggian 1000 m dari permukaan laut. Menurut Zuhud (2011:18) tanaman sirsak akan tumbuh dengan baik di daerah beriklim basah sampai daerah kering bersuhu 22-28 O C, kelembaban udara (RH) 60-80%, dan curah hujan berkisar antara 1.500-2.500 mm per tahun. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (2015:1), curah hujan rata-rata di Provinsi Jambi pada tahun 2013 mencapai 2093,6 mm. Walau demikian, pertumbuhan sirsak juga dipengaruhi berbagai faktor untuk mendukung pertumbuhan optimalnya. Sebagian besar tanah di Provinsi Jambi merupakan jenis PMK (Podsolik Merah Kuning). Tanah ini bersifat asam dan memiliki kandungan bahan organik yang rendah. Berdasarkan data Badan Perencanaan Daerah Provinsi Jambi (2010:4), jenis tanah yang memiliki persebaran terluas di Provinsi Jambi ialah tanah PMK dengan luas 2.036.386 hektar atau 39,93% dari luas wilayah Provinsi Jambi. Menurut Taufik (2014:6) podsolik merah kuning merupakan bagian dari tanah ultisol. Tanah PMK bewarna merah sampai kuning dengan kesuburan yang relatif rendah karena mengalami proses pencucian. Untuk mendukung pertumbuhan tanaman budidaya di daerah yang memiliki tingkat kesuburan rendah dibutuhkan penambahan nutrisi melalui pemupukan. Pupuk yang aman dan tidak menimbulkan residu kimia pada hasil panen ialah pupuk organik. Salah satu jenis pupuk organik yang murah dan ramah lingkungan ialah pupuk hijau.

4 Menurut Musnamar (2003:46) pupuk hijau adalah pupuk yang memanfaatkan jaringan tumbuhan hijau. Jaringan tumbuhan kemudian dibenamkan ke dalam media tanah untuk menambah nutrisi. Jenis tumbuhan yang biasanya digunakan sebagai pupuk hijau antara lain rerumputan, leguminosae dan non leguminosae. Salah satu tanaman yang mudah dijumpai dan belum banyak dimanfaatkan potensinya ialah lamtoro gung. Lamtoro gung (Leucaena leucocephala L.) dapat dimanfaatkan sebagai bahan pangan, makanan ternak dan reboisasi lahan. Menurut Soerodjotanoso (Palimbungan dkk., 2006:2) ekstrak tumbuhan tersebut selain sebagai pupuk organik, juga berfungsi sebagai pestisida nabati. Sebagai pupuk, komposisi kimia daun lamtoro gung mengandung 3,84% N, 0,20% P, 2,06% K, 1,31% Ca, 0,33% Mg. Hasil penelitian Wahyudi (2009:271) mengemukakan bahwa tanah ultisol yang diberi pupuk guano dan pupuk hijau daun lamtoro sampai dengan dosis 20 ton/ha dapat meningkatkan ph tanah, C-organik tanah, bobot kering tanaman dan serapan nitrogen pada tanaman jagung. Selain itu, penelitian yang dilakukan oleh Multasih, dkk. (2001), mendapati bahwa pupuk hijau yang berasal dari daun lamtoro, gamal dan orok-orok dapat meningkatkan kualitas hijauan dan hasil jagung segar jika dibandingkan dengan pupuk urea. Lebih lanjut penelitian yang dilakukan oleh Syofianto (2011:32) mendapati pemberian pupuk hijau lamtoro, kirinyu, gamal dan titonia sebanyak 10 ton/ha dapat meningkatkan hasil produksi tanaman kacang tanah. Akan tetapi, penelitian tentang pemberian pupuk hijau lamtoro untuk memacu pertumbuhan tanaman sirsak belum pernah dilakukan.

5 Penelitian tentang pemberian pupuk hijau lamtoro untuk memacu pertumbuhan tanaman berkaitan erat dengan nutrisi dan proses-proses fisiologi tumbuhan. Oleh karena itu, diperlukan penelitian-penelitian terbaru sebagai bahan pengayaan, khususnya pada mata kuliah nutrisi tumbuhan. Mata kuliah nutrisi tumbuhan adalah mata kuliah pilihan yang wajib dikontrak pada semester VI di Program Studi Pendidikan Biologi FKIP Universitas Jambi. Selain itu, mata kuliah ini juga wajib dikontrak pada Jurusan Agronomi, Fakultas Pertanian di berbagai universitas di Indonesia. Berpedoman dari latar belakang tersebut, maka perlu dilakukan penelitian tentang Pengaruh Pupuk Hijau Lamtoro Gung (Leucaena leucocephala L.) terhadap Pertumbuhan Bibit Sirsak (Annona muricata L.) Sebagai Pengayaan Mata Kuliah Nutrisi Tumbuhan. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang diuraikan di atas, maka rumusan masalah penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Apakah pupuk hijau lamtoro gung (L. leucocephala L.) berpengaruh terhadap pertumbuhan bibit sirsak (A. muricata L.)? 2. Pada dosis berapakah pupuk hijau lamtoro gung (L. leucocephala L.) memberikan hasil optimum terhadap pertumbuhan bibit sirsak (A. muricata L.)?

6 1.3 Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini adalah : 1. Mengetahui pengaruh pupuk hijau lamtoro gung (L. leucocephala L.) terhadap pertumbuhan bibit sirsak (A. muricata L.). 2. Memperoleh dosis pupuk hijau lamtoro gung (L. leucocephala L.) yang optimum terhadap pertumbuhan bibit sirsak (A. muricata L.). 1.4 Hipotesis Adapun hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah : 2 Terdapat pengaruh pupuk hijau lamtoro (L. leucocephala L.) gung terhadap pertumbuhan bibit sirsak (A. muricata L). 3 Tidak terdapat pengaruh pupuk hijau lamtoro (L. leucocephala L.) gung terhadap pertumbuhan bibit sirsak (A. muricata L). 4 Terdapat dosis pupuk hijau lamtoro gung (L. leucocephala L.) yang optimum terhadap pertumbuhan bibit sirsak (A. muricata L). 5 Tidak terdapat dosis pupuk hijau lamtoro gung (L. leucocephala L.) yang optimum terhadap pertumbuhan bibit sirsak (A. muricata L). 5.1 Kegunaan Hasil Penelitian Manfaat yang diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Menambah wawasan bagi peneliti dan masyarakat untuk memanfaatkan potensi tumbuhan lamtoro sebagai pupuk hijau untuk meningkatkan pertumbuhan tanaman budidaya.

7 2. Hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan untuk memperkaya pengetahuan bagi petani sirsak khususnya dan masyarakat pada umumnya dalam pengembangan budidaya sirsak dan pemanfaatan potensi lamtoro sebagai pupuk yang ramah lingkungan. 3. Sebagai pengayaan untuk mata kuliah Nutrisi Tumbuhan. 5.2 Ruang Lingkup dan Keterbatasan Penelitian Ruang lingkup dan keterbatasan masalah dalam penelitian ini adalah : 1. Media tanam yang digunakan ialah PMK, pasir, dan pupuk hijau lamtoro. 2. Tanaman yang digunakan dalam penelitian adalah bibit tanaman sirsak yang telah berumur 2,5 bulan. 3. Bibit tanaman sirsak yang digunakan adalah bibit sirsak yang diperoleh dari Balai Benih Induk (BBI) Provinsi Jambi. 4. Pertumbuhan yang diamati ialah pertumbuhan vegetatif tanaman meliputi luas daun, warna daun, jumlah daun, diameter batang, tinggi batang, dan biomassa daun sirsak. 5.3 Definisi Operasional 1. Pupuk organik adalah pupuk yang berasal dari makhluk hidup, baik dari hewan maupun tumbuhan. Menurut Prihmantoro (1996:10) pupuk organik berasal dari pelapukan sisa-sisa makhluk hidup, seperti tanaman, hewan, manusia dan kotoran hewan.

8 2. Pupuk hijau adalah jenis pupuk yang berasal dari bagian tumbuhan yang masih bewarna hijau dan diaplikasikan langsung ke media tanam. Menurut Sutejo (2011:111), pemberian nama pupuk hijau didasarkan pada bahan pembentuk pupuk, yaitu bagian-bagian tanaman yang masih muda yang dibenamkan ke dalam tanah, terutama yang termasuk ke dalam famili leguminosae. Hal tersebut dimaksudkan untuk meningkatkan tersedianya bahan-bahan organik dan unsur hara bagi pertumbuhan dan perkembangan tanaman yang diusahakan.