BAB 1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sepsis adalah respon inflamasi terhadap infeksi yang disertai bakteriemia dan terjadi pada bulan pertama kehidupan. 1 Sepsis pada neonatus merupakan masalah yang belum dapat terpecahkan dalam pelayanan dan perawatan bayi baru lahir. 2 Di negara yang sedang berkembang, hampir sebagian besar bayi baru lahir yang dirawat mempunyai kaitan dengan masalah sepsis. Sampai saat ini sepsis pada neonatus masih merupakan penyebab utama mortalitas dan morbiditas pada bayi baru lahir. Insidensi sepsis di negara berkembang cukup tinggi yaitu 1,8 sampai 18 per 1000 kelahiran hidup dengan angka kematian sebesar 12% sampai 68%, sedangkan di negara maju angka kejadian sepsis berkisar antara 3 per 1000 kelahiran hidup dengan angka kematian 10,3%. Data yang diperoleh dari Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo Jakarta periode Januari-September 2005, angka kejadian sepsis neonatorum sebesar 13,68% dengan angka 1,3 kematian sebesar 14,18%. 1,2 Berdasarkan perkiraan World Health Organization (WHO) terdapat 10 juta kematian neonatus setiap tahun dari 130 juta bayi yang lahir setiap tahunnya. Di negara berkembang angka terjadinya sepsis pada neonatus adalah 10 sampai 50 kasus per 1000 kelahiran hidup. 1,3
Berbagai macam kuman seperti bakteri, virus, parasit, atau jamur dapat menyebabkan infeksi berat yang mengarah pada terjadinya sepsis. Pola kuman penyebab sepsis berbeda-beda antar negara dan selalu berubah dari waktu ke waktu. Bahkan di negara berkembang sendiri ditemukan perbedaan pola kuman, walaupun bakteri gram negatif rata-rata menjadi penyebab utama dari sepsis neonatorum. 4,5,6 Diagnosis sepsis neonatorum sering sulit ditegakkan karena gejala klinis yang tidak spesifik pada neonatus. 7 Pemeriksaan kultur darah merupakan baku emas dalam menegakkan diagnosis sepsis neonatorum namun pemeriksaan tersebut hasilnya baru dapat diketahui setelah 48 sampai 72 jam, sehingga penatalaksanaan sepsis sering terjadi keterlambatan pengobatan yang dapat memperburuk keadaan bayi bahkan dapat menyebabkan kematian. 7,8 Pengobatan hanya berdasarkan gambaran klinis dapat menimbulkan penanganan yang berlebihan dan terjadi peningkatan pola resistensi terhadap antibiotik dan efek toksisitasnya dikemudian hari. 9 Neutrofil merupakan salah satu sel untuk mekanisme pertahanan tubuh, jumlahnya bervariasi pada minggu pertama kehidupan. 10 Infeksi dapat menyebabkan pelepasan neutrofil kedalam aliran darah, Pada keadaan infeksi juga terjadi pelepasan sel neutrofil muda (bentuk batang dll) ke sirkulasi sehingga terjadi peningkatan jumlah neutrofil muda dalam sirkulasi yang menyebabkan rasio sel muda dan total neutrofil meningkat, bahkan dapat terjadi peningkatan sel muda secara absolut. 11 Peningkatan rasio
neutrofil imatur dengan neutrofil total (IT rasio) merupakan suatu petanda sepsis, sehingga pemeriksaan IT rasio pada darah tepi merupakan cara yang cepat dan murah dalam menegakkan diagnosis dini sepsis neonatorum. 9,10,11 Manifestasi klinis sepsis pada neonatus berupa hipertermi (lebih dari 38 0 C), atau hipotermi (kurang dari 36 0 C), takikardi (frekuensi jantung lebih dari 160x/menit), dan takipnu (frekuensi pernapasan lebih dari 60x/menit). Sepsis dapat juga menyebabkan disfungsi organ, hipoperfusi, hipotensi, hipoksemia, atau asidosis metabolik, leukositosis Sepsis pada penderita dapat menyebabkan beberapa perubahan pada sel darah baik eritrosit, leukosit khususnya neutrofil maupun trombosit, dapat berupa perubahan morfologi maupun jumlahnya. Perubahan-perubahan ini dapat dideteksi lewat pembacaan sediaan hapusan darah tepi. 10 Beberapa peneliti telah melakukan penelitian penggunaan sediaan apus darah tepi ini untuk mendeteksi sepsis secara dini pada neonatus yaitu dengan melihat perubahan jumlah leukosit dan perbandingan sel imatur dan total neutrofil. 10,12 IT rasio merupakan perbandingan antara neutrofil imatur dengan neutrofil total pada sediaan hapus darah tepi. Neutrofil imatur berupa metamyelocytes, myelocytes, promyelocytes dan myeloblast yang biasa dijumpai pada keadaan sepsis, sehingga IT rasio akan meningkat. Sebagai petanda sepsis pada neonatus IT rasio harus lebih besar dari 0.2 dan disertai dengan leukopenia. 11,13 2,7
Philip dan Hewitz mendapatkan bahwa perbandingan batang dan total neutrofil lebih besar 0.2 mempunyai sensitivitas sebesar 90% dan spesifisitas 78%. 14 Monroe dkk yang menggunakan kriteria IT rasio lebih besar dari 0.15 mendapatkan sensitivitas sebesar 89% dan spesifisitas sebesar 94%. 15 Bila pemeriksaan sediaan apus darah tepi ini jumlah leukosit lebih dari 15 000/mm 3 atau kurang dari 5000/mm 3 dan IT rasio lebih dari 0.2 dikombinasikan dengan pemeriksaan lain seperti CRP positif, LED lebih dari 15 mm dalam satu jam,dan latex hepatoglobin positif dapat dipakai sebagai skrining sepsis. 10 Perhitungan perbandingan imatur dan total neutrofil ini dapat dipakai sebagai diagnosis dini sepsis neonatorum dengan biaya murah dan cepat dibandingkan bila harus menunggu hasil kultur darah yang memerlukan waktu yang lama dan biaya yang tidak murah, sehingga dapat menekan angka mortalitas dan morbiditas neonatus akibat sepsis. 10,11 1.2. Perumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang di atas, menegakkan diagnosis sepsis neonatorum berdasarkan gejala klinis sulit ditegakkan karena gejalanya tidak khas terutama pada neonatus. Pemeriksaan kultur darah dan kultur urin atau spesimen lain untuk membuktikan adanya infeksi memerlukan waktu yang cukup lama serta biaya yang mahal yang tidak selalu terjangkau. Diagnosis dan deteksi dini sepsis neonatorum perlu ditegakkan dengan cepat agar dapat dikelola dengan tepat untuk menurunkan morbiditas dan mortalitas.
Cara yang cepat dan murah dengan sensitifitas yang tinggi dan spesifisitas yang cukup tinggi perlu untuk dapat dipakai sebagai diagnosis sepsis secara dini yaitu dengan menghitung perbandingan neutrofil imatur dengan neutrofil total pada sediaan hapusan darah tepi. 10 1.3. Hipotesis Perbandingan neutrofil imatur dengan neutrofil total dapat digunakan untuk menegakkan diagnosis dini sepsis neonatorum. 1.4. Tujuan Penelitian 1.4.1. Tujuan Umum Tujuan umum penelitian adalah untuk mengetahui sensitifitas dan spesifisitas rasio neutrofil imatur dengan neutrofil total (IT rasio) dalam menegakkan diagnosis dini sepsis neonatorum. 1.4.2 Tujuan Khusus Tujuan khusus dari penelitian ini adalah untuk menegakkan diagnosis sepsis pada neonatus secara cepat.
1.5 Manfaat Penelitian 1. Di bidang akademik / ilmiah: meningkatkan pengetahuan peneliti di bidang perinatologi, khususnya dalam menegakkan diagnosis sepsis pada neonatus melalui pemeriksaan IT rasio dan pemeriksaan kultur darah. 2. Di bidang pelayanan masyarakat: diagnosis sepsis yang akurat secara tepat, cepat dan ekonomis sehingga penderita sepsis dapat segera ditangani dengan cepat dan tepat. 3. Di bidang pengembangan penelitian: sebagai titik tolak untuk penelitian lebih lanjut dalam menegakan diagnosis sepsis neonatorum secara cepat dan tepat.