BAB I PENDAHULUAN. ini disebabkan gejalanya tidak nyata dan pada stadium awal belum. gagal ginjal (32%). (Sudoyo, 2007). Komplikasi pada organ tubuh

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. oleh penduduk Indonesia. Penyakit ini muncul tanpa keluhan sehingga. banyak penderita yang tidak mengetahui bahwa dirinya menderita

BAB 1 PENDAHULUAN. dikenal juga sebagai heterogeneous group of disease karena dapat menyerang

BAB I PENDAHULUAN. yang terdiri dari orang laki-laki dan orang perempuan.

BAB I PENDAHULUAN. tersebut dipompa dari jantung ke jaringan. Tekanan darah berubah-ubah sepanjang hari,

BAB I PENDAHULUAN. kardiovaskular (World Health Organization, 2010). Menurut AHA (American

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. secara Nation Wide mengingat prevalensinya cukup tinggi umumnya sebagian

BAB I PENDAHULUAN. Triple Burden Disease, yaitu suatu keadaan dimana : 2. Peningkatan kasus Penyakit Tidak Menular (PTM), yang merupakan penyakit

BAB I PENDAHULUAN. nutrisi yang diangkut oleh darah. Penyakit ini bukan merupakan. penyakit syaraf namun merupakan salah satu penyakit yang

2014 GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN LANSIA TENTANG HIPERTENSI DI RW 05 DESA DAYEUHKOLOT KABUPATEN BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Insiden hipertensi mulai terjadi seiring bertambahnya usia. Pada

BAB 1 PENDAHULUAN. masalah kesehatan untuk sehat bagi penduduk agar dapat mewujudkan derajat

BAB I PENDAHULUAN. penyakit tidak menular dan penyakit kronis. Salah satu penyakit tidak menular

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pada abad ini. Dijelaskan oleh WHO, di dunia penyakit tidak menular telah

I. PENDAHULUAN. WHO (2006) menyatakan terdapat lebih dari 200 juta orang dengan Diabetes

BAB 1 PENDAHULUAN. Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah kondisi dimana jika tekanan

BAB I PENDAHULUAN. Jumlah penderita stroke di Indonesia kini kian meningkat dari tahun ke

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. disikapi dengan baik. Perubahan gaya hidup, terutama di perkotaan telah

BAB I PENDAHULUAN. sedang berkembang menuju masyarakat industri. Perubahan kearah. pada gilirannya dapat memacu terjadinya perubahan pola penyakit.

BAB I PENDAHULUAN. penyakit infeksi ke penyakit tidak menular ( PTM ) meliputi penyakit

BAB 1 PENDAHULUAN. koroner. Kelebihan tersebut bereaksi dengan zat-zat lain dan mengendap di

WIJI LESTARI J

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit tekanan darah tinggi menduduki peringkat pertama diikuti oleh

BAB I PENDAHULUAN. diseluruh dunia baik di negara berkembang maupun negara yang sedang

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan adalah hipertensi. Hipertensi adalah keadaan peningkatan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. tekhnologi dan industri telah banyak membuat perubahan pada perilaku dan

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA Tn. A DENGAN MASALAH UTAMA KARDIOVASKULER : HIPERTENSI KHUSUSNYA NY. S DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GROGOL SUKOHARJO

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit Jantung Koroner (PJK) merupakan penyakit yang menyerang

BAB 1 PENDAHULUAN. otak atau penyakit jantung koroner untuk pembuluh darah jantung dan otot

BAB I PENDAHULUAN. terus menerus mengalami peningkatan. Hal ini terlihat dari data WHO

BAB 1 PENDAHULUAN. yang cukup banyak mengganggu masyarakat. Pada umumnya, terjadi pada

BAB I PENDAHULUAN. bertambah dan pertambahan ini relatif lebih tinggi di negara berkembang,

BAB I PENDAHULUAN. mmhg. Penyakit ini dikategorikan sebagai the silent disease karena penderita. penyebab utama gagal ginjal kronik (Purnomo, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. terjadi peningkatan secara cepat pada abad ke-21 ini, yang merupakan

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkannya. Bila kondisi tersebut berlangsung lama dan menetap, maka dapat menimbulkan penyakit hipertensi.

BAB I PENDAHULUAN. pesat. Penyakit degeneratif biasanya disebut dengan penyakit yang

BAB I PENDAHULUAN. penyempitan pembuluh darah, penyumbatan atau kelainan pembuluh

BAB I PENDAHULUAN. jantung koroner (untuk pembuluh darah jantung) dan hipertrofi/left ventricle

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Hipertensi merupakan suatu keadaan terjadinya peningkatan tekanan

BAB 1 PENDAHULUAN. prevalensi penyakit infeksi (penyakit menular), sedangkan penyakit non infeksi

BAB I PENDAHULUAN. Pola penyakit yang diderita masyarakat telah bergeser ke arah. penyakit tidak menular seperti penyakit jantung dan pembuluh darah,

BAB I PENDAHULUAN. beban yang luar biasa secara global pula.menurut Lawes et al., disability-adjusted life years (DALY) terkait dengan tekanan darah

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi kualitas hidup serta produktivitas seseorang. Penyakitpenyakit

BAB I PENDAHULUAN. kanan/left ventricle hypertrophy (untuk otot jantung). Dengan target organ di otak

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. kematian berasal dari PTM dengan perbandingan satu dari dua orang. dewasa mempunyai satu jenis PTM, sedangkan di Indonesia PTM

Stikes Muhammadiyah Gombong

BAB I PENDAHULUAN. Kekayaan utama yang paling berharga bagi setiap bangsa adalah sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan, baik dari segi case-finding maupun penatalaksanaan. hipertensi tidak mempunya keluhan.

FAKTOR-FAKTOR RISIKO HIPERTENSI PADA LAKI-LAKI PENGUNJUNG PUSKESMAS MANAHAN DI KOTA SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. yang tinggi. Menurut Basha (2009) hipertensi adalah satu keadaan dimana seseorang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Tyas Kusuma Dewi, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Hipertensi dapat didefinisikan sebagai tekanan darah persisten dimana

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. atau tekanan darah tinggi (Dalimartha, 2008). makanan siap saji dan mempunyai kebiasaan makan berlebihan kurang olahraga

BAB I PENDAHULUAN. terkadang tidak disadari penderitanya sebelum memeriksakan tekanan

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan merupakan hak asasi manusia yang harus dilindungi dan

BAB 1 PENDAHULUAN. tidak terdeteksi meskipun sudah bertahun-tahun. Hipertensi dapat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kemasan merupakan hal yang penting dan diperlukan oleh konsumen, terutama bagi konsumen dengan kondisi medis tertentu yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang


BAB I PENDAHULUAN. Hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan masalah yang. ditemukan pada masyarakat baik di negara maju maupun berkembang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pada beban ganda, disatu pihak penyakit menular masih merupakan

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. gizi terjadi pula peningkatan kasus penyakit tidak menular (Non-Communicable

BAB I PENDAHULUAN. penyakit dari penyakit infeksi ke penyakit non infeksi, yaitu penyakit tidak

BAB I PENDAHULUAN. di negara maju maupun negara-negara berkembang, termasuk Indonesia. Data

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit degeneratif atau penyakit tidak menular akan terus meningkat

I. PENDAHULUAN. akan mencapai lebih dari 1,5 milyar orang (Ariani,2013). Hipertensi telah

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi kualitas hidup serta produktivitas seseorang. Penyakit penyakit

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penyakit jantung koroner (PJK) atau di kenal dengan Coronary Artery

BAB I PENDAHULUAN. Jantung adalah salah satu organ vital manusia yang terletak di dalam

BAB I Pendahuluan A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dan kematian yang cukup tinggi terutama di negara-negara maju dan di daerah

AYU CANDRA RAHMAWATI J

BAB I PENDAHULUAN. Hipertensi adalah tekanan darah tinggi dimana tekanan darah sistolik lebih

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. masalah ganda (Double Burden). Disamping masalah penyakit menular dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Secara individu, pada usia diatas 55 tahun terjadi proses penuaan

BAB 1 PENDAHULUAN. Lansia (lanjut usia) adalah seseorang yang usia 65 tahun keatas (Potter

BAB I PENDAHULUAN.

BAB 1 PENDAHULUAN. didominasi oleh penyakit infeksi bergeser ke penyakit non-infeksi/penyakit tidak

BAB I PENDAHULUAN. kearah perilaku hidup bersih dan sehat dalam tatanan keluarga dan

BAB 1 PENDAHULUAN. yang sangat serius saat ini adalah hipertensi yang disebut sebagai the silent killer.

BAB 1 PENDAHULUAN. koroner, stroke), kanker, penyakit pernafasan kronis (asma dan. penyakit paru obstruksi kronis), dan diabetes.

BAB I PENDAHULUAN. Depkes (2008), jumlah penderita stroke pada usia tahun berada di

BAB I PENDAHULUAN I.I LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. menular (PTM) yang meliputi penyakit degeneratif dan man made diseases.

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Pasal 1 UU RI No. 13 tahun 1998 tentang Kesejahteraan. Lanjut Usia dikatakan bahwa lanjut usia adalah seseorang yang

BAB I PENDAHULUAN. Masalah kesehatan saat ini sudah bergeser dari penyakit infeksi ke

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hipertensi atau penyakit tekanan darah tinggi adalah suatu gangguan pada pembuluh darah yang mengakibatkan suplai oksigen dan nutrisi yang dibawa oleh darah terhambat sampai ke jaringan tubuh yang membutuhkan. Pada umumnya, terjadi pada manusia yang sudah berusia lebih dari 40 tahun. Kebanyakan orang tidak menyadari bahwa dirinya menderita hipertensi. Hal ini disebabkan gejalanya tidak nyata dan pada stadium awal belum menimbulkan gangguan yang serius pada kesehatannya (Gunawan, 2001). Hipertensi merupakan salah satu penyebab kematian nomor satu, secara global. Komplikasi pembuluh darah yang disebabkan hipertensi dapat menyebabkan penyakit jantung koroner, infark (penyumbatan pembuluh darah yang menyebabkan kerusakan jaringan) jantung (54%), stroke (36%), dan gagal ginjal (32%). (Sudoyo, 2007). Komplikasi pada organ tubuh menyebabkan angka kematian yang tinggi. Gangguan kerja orang lain selain menyebabkan penderita, keluarga dan negara harus mengeluarkan lebih banyak biaya, pengobatan dan perawatan, tentu pula menurunkan kualitas hidup penderita. Hipertensi bukan penyakit biasa. (Sustrani, 2006). Di Amerika, data statistik pada tahun 2005 menunjukkan bahwa sekitar 21.7 % penduduk menderita hipertensi. Di Indonesia belum ada data

2 nasional lengkap untuk prevalensi hipertensi dari Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) 2008, prevalensi hipertensi di Indonesia adalah 16 % 18 %. (Dian, 2008). Survei faktor risiko penyakit kardiovaskular (PKV) oleh proyek WHO di Jakarta, menunjukan angka prevalensi hipertensi dengan tekanan darah 160/90 masing masing pada pria adalah 13,6 % (1988), 16,5 (1993), dan 12,1 % (2000). Pada wanita angka prevalensi mencapai 16 % (1988), 17 % (1993), dan 12,2 % (2000). Secara umum, prevalensi hipertensi pada usia lebih dari 50 tahun berkisar antara 15 % - 20 %. (Wiryowidagdo, 2002). Penyebab terjadinya hipertensi di bagi menjadi 2 golongan, yaitu (1) hipertensi esensial / primer, yaitu hipertensi yang tidak diketahui penyebabnya, dan ada kemungkinan karena faktor keturunan atau genetik (90 %); dan (2) hipertensi sekunder, yaitu hipertensi merupakan akibat dari adanya penyakit lain seperti kelainan pembuluh ginjal dan gangguan kelenjar tiroid (10 %). Faktor ini biasanya juga erat hubungannya dengan gaya hidup dan pola makan yang kurang baik. Faktor makanan yang sangat berpengaruh adalah kelebihan lemak (obesitas), komsumsi garam dapur yang tinggi, merokok, dan minum alkohol. (Adip, 2009). Cara yang paling baik dalam menghindari tekanan darah tinggi adalah dengan mengubah ke arah gaya hidup sehat seperti aktif berolahraga, mengatur diet / pola makan seperti rendah garam, rendah kolesterol dan lemak jenuh, meningkatkan komsumsi buah dan sayuran, tidak mengkomsusi alkohol dan rokok. (Gunawan, 2001).

3 Usaha lain untuk mengurangi tekanan darah adalah dengan pendidikan kesehatan. Pendidikan kesehatan adalah segala upaya yang direncanakan untuk mempengaruhi orang lain baik individu, kelompok, atau masyarakat sehingga mereka melakukan apa yang diharapkan oleh pelaku pendidikan dengan tujuan untuk meningkatkan status kesehatan, mencegah timbulnya penyakit, mempertahankan derajat kesehatan, memaksimalkan fungsi dan peran penderita selama sakit, dan membantu penderita dan keluarga mengatasi masalah kesehatan. (Stuart, 1968 dikutip Mubarak et al, 2007). Dengan pendidikan kesehatan diharapkan ada perubahan terhadap sikap dan perilaku penderita hipertensi terutama terkait dengan aktifitas, istirahat, dan pola makan. Aktifitas harus selalu diperhatikan karena akrifitas yang berlebihan dan kurangnya istirahat tubuh menjadi lemah sehingga mudah terserang penyakit begitu juga pola makan harus selalu diperhatikan karena pola makan yang tidak teratur akan menimbulkan berbagai macam penyakit. Pemberian pendidikan kesehatan merupakan tugas perawat. Peran perawat meliputi memberi pelayanan, pelaksana, pendidik (memberikan pendidikan kesehatan kepada individu, keluarga, kelompok atau masyarakat. Selain usaha - usaha diatas diharapkan seorang perawat membantu dan mengawasi penderita hipertensi untuk mengikuti aturan pengobatan. Perhatian terus menerus oleh perawat perlu dilakukan untuk memberi kenyamanan dan rasa aman pada penderita. Di Kelurahan Kalipancur Semarang Barat perlu diberikan pendidikan kesehatan tentang hipertensi. Di Kelurahan Kalipancur Semarang Barat ada 50

4 warga yang menderita hipertensi. Dan mereka berusia antara 40 60 tahun. Mereka pada umumya belum mengetahui tentang sikap dalam aktifitas, istirahat dan pola makan yang benar bagi penderita hipertensi. Hambatan-hambatan dalam penanggulangan dan pencegahan hipertensi antara lain adalah kelalaian, sikap acuh tak acuh, kurangnya pengetahuan, kekurangan fasilitas pengobatan, perhubungan dan transportasi yang sukar serta hambatan-hambatan keuangan. Sehingga diperlukan kerja sama yang erat antara lembaga-lembaga kesehatan, tenaga kesehatan dan pasien. Karena pengertian yang salah tentang hipertensi sering terjadi karena kurangnya pengetahuan. (Sidharta, 1996). Berdasarkan hal tersebut di atas, maka penulis tertarik melakukan penelitian mengenai pengaruh pendidikan kesehatan terhadap sikap dalam aktifitas, istirahat dan pola makan pada penderita hipertensi di Kelurahan Kalipancur Semarang Barat. B. Perumusan Masalah Berdasarkan data dan masalah yang telah diuraikan dalam latar belakang, maka perlu diteliti lebih lanjut apakah ada pengaruh pendidikan kesehatan terhadap sikap dalam aktifitas, istirahat dan pola makan pada penderita hipertensi di Wilayah Kelurahan Kalipancur Semarang Barat.

5 C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan umum Untuk mengetahui pengaruh pendidikan kesehatan terhadap sikap dalam aktifitas, istirahat dan pola makan pada penderita hipertensi di Wilayah Kelurahan Kalipancur Semarang Barat. 2. Tujuan khusus a. Mengetahui sikap penderita hipertensi sebelum dilakukan pendidikan kesehatan tentang aktifitas, istirahat dan pola makan. b. Mengetahui sikap penderita hipertensi sesudah dilakukan pendidikan kesehatan tentang akifitas, istirahat dan pola makan. c. Mengetahui perbedaan sikap penderita hipertensi antara sebelum dan sesudah diberikan pendidikan kesehatan tentang aktifitas, istirahat, dan pola makan. D. Manfaat Penelitian 1. Bagi Perawat Dapat menambah wawasan perawat tentang pentingnya pendidikan kesehatan sebagai upaya promosi kesehatan yang tepat pada masyarakat mengenai penyakit hipertensi guna mempertahankan kesehatannya.

6 2. Bagi Institusi Pendidikan Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbagan bagi institusi pendidikan sebagai bahan masukan dalam mengembangkan program keperawatan terhadap cara mencegah dan mengobati hipertensi E. Bidang ilmu Penelitian ini mencakup bidang ilmu keperawatan yaitu keperawatan medikal bedah dan keperawatan komunitas.